Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
1. Mengetahui gejala penyakit pada tumbuhan.
2. Mengetahui tanda penyakit pada tumbuhan.
@Gejala penyakit
a. Tipe nekrotik
1. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Biji-biji yang terinfeksi membengkak, membentuk kelenjar (Gall, cecidia). Semula
kelenjar berwarna putih, tetapi setelah jamur terdapat di dalam membentuk spora atau
feliospora. Kelenjar berwarna hitam dengan kulit yang jernih. Dengan makin membesarnya
kelenjar-kelenjar, kelobot atau pembungkus tongkol jagung terdesak ke samping, sehingga
sebagian besar dari kelenjar itu terdesak ke luar atau tampak dari luar. Akhirnya kelenjar pecah
dan spora jamur yang berwarna hitam terhambat keluar (Semangun, 1993).
2. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Busuk pada buah dapat timbul pada berbagai buah, sejak buah masih kecil sampai
menjelang masak. Warna buah berubah, umumnya molai dari ujung buah atau dekat tangkai,
yang dengan cepat meluas ke seluruh buah. Akhirnya buah menjadi hitam. Pada permukaan
buah yang sakit dan menjadi hitam tadi timbul lapisan yang putih bertepung ,terdiri dari jamur-
jamur sekunder yang banyak membentuk spora (Semangun, 1991).
Deskripsi penyakit ini disebabkan oleh cendawan Bobyodiploida thelomae,gejala awal
dari serangannya adalah timbulnya bercak hitam yang akhirnya meluas keseluruh buah. Buah
yang terserang biasanya ysng luka bekas tusukan serangga Helopelthis cendawan dapat juga
menyebabkan busuk pucuk (Tjahjadi, 1989).
3. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Penyebab penyakit ini salah satunya adalah Gloeosporium piperatum. Penyakit ini
menyerang buah yang masih hijau dan dapat juga menyebabkan mati ujung (die back).
Gejalanya mula-mula berbentuk bintik-bintik kecil berwarna kehitaman dan berlekuk, pada
buah yang masih hijau atau yang sudah masak. Bintik-bintik ini tepinya berwarna kuning,
membesar dan memanjang. Bagian tengahnya menjadi semakin gelap. Dalam cuaca yang
lembab jamur membentuk badan buah (aservulus) dalam lingkaran-lingkaran sepusat, yang
membentuk massa spora (konidium) berwarna merah jambu. Gloeosporium piperatum juga
dapat menyerang daun dan batang tanpa menimbulkan kerugian yang berarti. Jamur
Colletotrichum capsici mula-mula membentuk bercak coklat kehitaman, yang lalu meluas
menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari
kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah
mengering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna
seperti jerami (Semangun, 2000).
4. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Tanaman yang umbi-umbinya berkudis tidak menunjukkan gejala yang tampak dari
luar. Umbi yang sakit mempunyai sisik-sisik dan bisul-bisul bergabus pada permukaannya.
Jaringan daging yang terletak di bawahnya agak kecoklatan, namun perubahan warna ini tidak
mendalam, sehingga umbi ini masih dapat dipakai untuk konsumsi. Umbi yang berkudis lebih
cepat menjadi busuk, lebih-lebih jika dibiarkan lam dalam tanah setelah tanaman mati
(Semangun, 1989).
5. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Gejala awalnya, mula-mula pada daun buah terjadi berak-bercak kebasah-basahan,
yang lalu menguning, dan ditengahnya terjadi pembentukan gabus berwarna coklat. Ditengah-
tengah kutil ini terdapat celah-celah yang menyebabkan terjadinya lubang-lubang seperti
kepundan. Bercak-bercak sering bersatu, membentuk bercak-bercak besar yang ukurannya
dapat bervariasi dari 0,5 sampai 5 cm. Daun-daun yang sakit tidak atau sedikit sekali
mengalami malformasi. Buah-buah yang sakit tetap kecil dan sering agak mengalami
malformasi yang sangat menurunkan nilainya. Ranting-ranting (tunas-tunas) yang masih hijau
dapat pula terjangkit, dan ini mengganggu pertumbuhannya. Penyakit ini dapat bertahan pada
bercak-bercak di daun, ranting, atau batang. Bakteri dapat bertahan sangat lama dalam kanker-
kanker pada jaringan berkayu. Untuk jangka waktu yang tidak lama bakteri dapat bertahan
pada sisa-sisa tanaman dan dalam tanah. Infeksi pada tanaman jeruk terjadi melalui kulit,
lentisel dan luka-luka. Biasanya hanya terjadi pada bagian-bagian yang muda. Khususnya yang
sedang tumbuh dengan cepat (Semangun, 2000).
6. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Penyakit dapat timbul pada semai, daun dan buah. Semai yang sakit dapat mati.
Kerusakan pada daun mempunyai arti yang paling penting jika dibandingkan dengan kerusakan
pada semai dan buah. Parasit yang terbawa oleh biji dapat menyerang biji-biji yang akan dan
yang sedang berkecambah. Semai yang terserang patogen busuk pada koleoptil, batang dan
akarnya, dan dapat menyebabkan matinya semai ini. Pada daun tanaman yang sudah besar
terjadi bercak-bercak coklat memanjang. Bercak-bercak kecil berwarna coklat tua atau coklat
ungu. Bercak yang besar tepinya berwarna coklat tua, tetapi bagian tengahnya dapat berwarna
kuning pucat, putih kotor, coklat atau kelabu (Semangun, 2001).
7. Keterangan gambar :
8. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Gejala yang menyolok adalah layunya tanaman. Daun menjadi kuning dan lemas.
Sering daun menjadi hitam mulai dari ujungnya, setelah itu daun gugur. Gugurnya daun mulai
dari cabang-cabang yang paling bawah dan menjalar ke atas. Terkadang daun kering tetap
melekat pada pohon berwarna hitam, sehingga tanaman yang mati tampaknya terjadi pada
pangkal batang. Kulit pangkal batang dan jaringan di bawahnya berubah warna, jika pangkal di
potong tampak warna coklat sampai hitam. Pada tanaman yang baru saja terjangkit, pada daun
bawah sering terdapat bercak-bercak bulat, letaknya didekat ujung atau tepi daun, diameternya
dapat sampai 5 cm. Pusat bercak berwarna coklat kelabu, dengan tepi lebar yang berwarna
coklat nekrotis ini terdapat zone kebasah-basahan yang lebarnya 3-5 mm, yang pada sisi
bawahnya mempunyai tetes-tetes kecil yang berwarna kekuning-kuningan. Beberapa hari
kemudian daun yang terserang ini gugur (Semangun, 1991).
9. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Tumbuhan yang mengalami infeksi mempunyai daun-daun muda yang tulang-tulang
daunnya lebih jernih daripada biasa (veinclearing). Sering bentuknya melengkung, kalau umur
daun bertambah. Pada daun yang masih muda itu terdapat bercak-bercak kuning. Kelak pada
daun ini terjadi bercak-bercak klorotik yang tidak teratur, sehingga daun mempunyai gambaran
mosaik (belang). Bagian yang berwarna hijau mempunyai warna yang lebih tua daripada biasa.
Pertumbuhan daun terhambat. Gejala lain dari penyakit ini adalah dengan terjadinya klorosis
diantara tulang-tulang daun, sehingga sepanjang tulang daun terdapat jalur-jalur hiaju tua
(veinbanding). Pada mosaik “bentol” bagian-bagian yang berwarna hijau tua menjadi
melengkung, sehingga daun sangat tidak rata. Sedang pada mosaik “keras” daun menjadi
sangat kering (Semangun, 2001).
2. Keterangan gambar :
c. Tipe Hiperplastis
1. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Seperti halnya pada zoosesidium, pada Fito sesidium juga terdapat bintil-bintil atau
bisul-bisul. Fito sesidium merupakan ”nyali” yang disebabkan oleh penyebab-penyebab nabati.
Fito sesidium lebih banyak terdapat di pegunungan (Semangun, 2001).
1. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Tanaman yang sakit mempunyai daun yang sempit. Ruas-ruas menjadi pendek dan
tunas-tunas ketiak berkembang sehingga tanman berbentuk ”sapu” (Witches broom). Daun
penumpu (bracteola) berwarna kemerahan. Banyak tangkai buah (ginofor) yang mengadakan
geotropi negatif, membelok tumbuh ke atas, sehingga pembentukan buah terganggu. Pola
pemeriksaan anatomi diketahui bahwa sel-sel floem tanaman yang sakit mengalami degenerasi
dan susunannya tidak teratur. Di dalam sel-sel floem ini terdapat kristal-kristal. Dengan
rusaknya jaringan daun terjadi penimbunan pati (Semangun, 2001).
2. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Ranting yang seharusnya silindris dan lurus menjadi pipih ,lebar, dan membelok.
Penyebabnya masih dipelajari atau belum diketahui, tetapi rupa-rupanya tidak bersifat menular
(Semangun, 1991).
@Tanda penyakit
1. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Jamur upas timbul pada batang atau cabang yang kulitnya sudah berwarna coklat, tetapi
belum membentuk lapisan gabus yang tebal. Umumnya jamur upas mulai berkembang dari
pangkal cabang atau sisi bawah cabang, karena di sini keberadaannya lebih lembab dibagian
lain. Pada bagian yang terserang mula-mula jamur membentuk miselium tipis seperti perak
atau sutra. Stadium ini disebut stadium sarang laba-laba; pada waktu ini jamur belum masuk ke
dalam jaringan kulit. Sebelum masuk ke dalam jaringan, jamur membentuk gumpalan hifa di
depan lentisel; stadium ini disebut stadium bongkol semu (II). Setelah itu membentuk kerak
berwarna merah jambu atau warna seperti ikan salem; stadium ini disebut stadium corticium
(III). Kulit di bawah kerak merah jambu itu sudah membusuk. Pada stadium ini jamur
membentuk banyak basidium yang menghasilkan basidiospora. Jika jamur dapat berkembang
terus, jamur akan membentuk stadium bongkol (IV) yang akan berkembang menjadi piknidium
berwarna merah, yang biasanya pada sisi yang agak kering, misalnya pada sisi atau cabang, di
dalam piknidium tadi jamur membentuk spora yang lain yaitu konidium. Stadium ini disebut
stadium stadium necator (V), yang umumnya terdapat pada batang atau cabang yang sudah
mati. Kulit yang terinfeksi jamur upas akan mengeluarkan lateks yang meleleh, yang setelah
mongering tampak seperti garis-garis hitam. Ini merupakan salah satu tanda yang mudah
terlihat. Pada tingkat lanjut daun-daun pada batang atau cabang yang sakit menjadi layu dan
mongering. Kuncup-kuncup tidur di bawah bagian yang terserang berkembang menjadi tunas
(Semangun,1991).
2. Keterangan gambar :
Deskripsi gejala :
Tanda dari penyakit ini yaitu daun-daun yang menguning, layu, rontok, dan tanaman
mati. Pada permukaan akar terdapat benang-benang jamur berwarna merah pada keadaan basah
dan berwarna putih pada keadaan kering, yang disana-sini meluas membentuk selaput-selaput.
Benang-benang jamur dan selaput tadi mempunyai permukaan yang halus dan tidak mengikat
butir-butir tanah. Benang dan selaput yang masih muda berwarna merah muda. Pada umur
yang lebih tua warna menjadi merah anggur tua, dan warna ini tetap dipertahankan dalam
keadaan kering. Jika akar menjadi busuk sama sekali warna berubah menjadi lembayung hitam,
sedang benang-benang yang berwarna merah hanya terdapat disana-sini (Semangun, 1991).
3. Keterangan gambar :
4. Keterangan gambar :
Nama tanaman :
Nama penyakit : Akar merah
Penyebab penyakit : Ganoderma pseudoterreum
Deskripsi gejala :
Gejala yang tamapk pada atas tanah adalah berupa daun-daun yang menguning, lyu,
rontok, dan tanaman mati. Jika tidak terhambat jamur akar merah akan meluas kesemua
jurusan dengan keepatan yang hampir sama. Dengan demikian penyakit akar merah akan
membentuk rimpang yang luas dan bundar, bersih Karen semua perdu di rimpang itu mati. Jika
tanaman akar sakit digali tampak bahwa pada permukaan akar terdapat benang-benang merah
yang disana-sini meluas membentuk selaput-selaput. Benag-benang dan selaput jamur tadi
mempunyai permukaan yang halus dan tidak mengikat butir-butir tanah. Jika kering akan
berwarna putih kotor namun merah lagi jika dibasahi. Jika akar busuk warna akan menjadi
lembayung hitam, benang-benang merah terdapat disana-sini. Akar yang sakit busuk basah
kayunya akan menjadi linak dan mengeluarkan air jika sedikit ditekan. Badan buah dibentuk
pada batang perdu yang mengalami serangan lanjutan. Mula-mula badan buah berbentuk bantal
putih dengan garis tengah beberapa sentimeter, berbulu halus jika tersinggung akan menjadi
bercak kuning atau coklat, pangkal batang berwarna kelabu atau coklat dan akhirnya menjadi
kecoklatan dengan kulit yang halus. Bantal warna putih itu meluas tetapi pangkalnya tidak
sehingga pangkal tadi menjadi tangkai pendek (Semangun, 1989).
5. Keterangan gambar :
Nama tanaman :
Nama penyakit : jamur
Penyebab penyakit : Fomes fomentarius
Deskripsi gejala :
Badan buah berbentuk kipas tebal, agak berkayu, mempunyai zone-zone pertumbuhan.
Sering mempunyai struktur serta yang radier, mempunyai tepi yang tipis. Warna permukaan
atas bakal buah dapat berubah tergantung dari umur dan kandungan air. Ketika masih muda
berwarna jingga jernih sampai merah kecoklatan, dengan zone berwarna gelap yang agak
menonjol. Permukaan bawah berwarna jingga, tepinya warna kuning jernih/putih kekuning-
kuningan. Badan buah yang tua umumnya ditumbuhi ganggang sehingga warnanya hijau. Jika
menjadi tua atau kering badan buah menjadi suram. Permukaan atasnya coklat kekuningan
pucat, permukaan bawahnya coklat kemerahan. Tepinya menggulung ke bawah dan warnanya
tidak kuning lagi (Semangun, 1991).
Macam pathogen :
1. Bakteri
Deskripsi :
Bakteri mempunyai bermacam-macam bentuk.
Bakteri tidak dapat dideterminasi berdasarkan morfologinya saja, karena banyak diantaranya
yang mempunyai bentuk yang sama. Bakteri membiak dengan pembelahan sel. Kelompok
bakteri disebut koloni. Koloni dapat mempunyai bentuk dan warna yang berbeda-beda. Di luar
dinding selnya bakteri dapat membentuk lapisan lender yang tipis, atau tebal. Jika tebal, lapisan
itu disebut dengan kapsula. Ternyata lendir ini merupakan satu kesatuan denngan dinding sel.
Bakteri mempunyai flagel yang sangat panjang dibandingkan dengan panjang badan bakteri.
Bakteri dengan satu flagel poler (di ujung) disebut monotrik; yang dengan banyak flagel pada
satu ujung ujung disebut lofotrik; sedang yang mempunyai banyak flagel di sekeliling
badannya disebut peritrik (Semangun, 1996).
2. Virus
Deskripsi :
Kata virus dipakai untuk cairan berlendir, racun,
bisa, atau bahan yang menyebabkan infeksi.
Pathogen yang “sangat baracun” disebut virulen
(virulent). Jika suatu penyakit penyebabnya tidak
dikenal, dikatakan bahwa penyakit disebabkan oleh virus. Penyebab penyakit ini adalah amat
halus, tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa (submikroskopis). Virus dapat melalui
saringan atau filter yang menahan bakteri (Semangun, 1996).
3. Jamur (fungi)
Deskripsi :
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti
sejati (eukaryotic), biasanya berbentuk benang,
bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding
selnya mengandung kitin, selulosa, atau keduanya.
Jamur adalah organisme heterotrof, absortif, dan membentuk beberapa macam spora. Dalam
klasifikasi yang baru semua jamur di kelompokkan dalam dunia Jamur (Fungi) atau Mycetae
(Semangun, 1996).
4. Helminthosporium
Deskripsi :
Helminthosporium kebanyakan menyerang
Graminae. Mempunyai konidiofor tegak dan
kuat, berwarna coklat. Konidium seperti
kumparan atau seperti gada panjang, sering agak
bengkok, bersekat banyak berwarna coklat. Konidium berdinding tebal (Semangun, 1996).
5. Mikoplasma
Deskripsi :
Jasad ini mempunyai bentuk yang tidak tetap
(pleomorf), pada umumnya bulat atau jorong. Mikoplasma bersifat pathogen pada hewan dan
manusia, dan yang bersifat saprofitik. Organisme ini di ketahui terdapat dalam kedelai, kacang
hijau, kecipir, kacang tanah, dan ubi jalar yang sakit spu, padi yang sakit katai kuning dan
jingga, dan aster-asteran yang sakit kuning (aster yellows) (Semangun, 1996).
V. KESIMPULAN
1. Penyakit tumbuhan didefinisikan sebagai penyimpangan dari sifat normal yang
menyebabkan tumbuhan tidak dapat melakukan fisiologinya yang biasa.
2. Penyebab penyakit atau pathogen terutama terdiri dari jamur, bakteri, virus dan
nematoda.
3. Gejala penyakit tumbuhan merupakan hasil interaksi antara penyebab penyakit
tumbuhan dengan tumbuhan itu sendiri. Oleh sebab itu penyakit mempunyai tanda atau
gejala yang berbeda pada penyerangannya.
4. Gejala penyakit dapat dibedakan 3 macam berdasarkan perubahan
yang terjadi pada sel tumbuhannya : nekrotik, Hipoplastis, dan Hiperplastis
DAFTAR PUSTAKA
Semangun,.H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Semangun,.H. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.