You are on page 1of 3

PERSEPSI DAN DAMPAK SOSIAL YANG DIRASAKAN

PETANI TERHADAP ADANYA PEMBERDAYAAN


PETANI PALA OLEH PEMERINTAH DI
KEBUPATEN FAKFAK

PROPOSAL PENELITIAN

diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Mata Praktikum Metodologi Penelitian
pada Laboratorium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian
Progam Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Asisten Pembimbing
Muslima Kurniawati

Oleh
Sakinah Rahmaniyah
NIM 161510601074

LABORATORIUM KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
Fenomena
Kabupaten Fakfak merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi
Papua Barat. Luas wilayah Kabupaten Fakfak adalah 14.320 km2 yang dibagi
menjadi 9 distrik, 5 kelurahan, dan 104 kampung. Wilayah Kabupaten Fakfak di
sebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Teluk Bintuni, sebelah
selatan berbatasan dengan Laut Arafura dan Kabupaten Kaimana, sebelah barat
berbatasan dengan Laut Seram dan Teluk Berau, sedangkan sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Kaimana. Penduduk Kabupaten Fakfak sebagian
besar bermatapencaharian sebagai petani, nelayan dan pedagang. Kehidupan
masyarakat di Kabupaten Fakfak tergolong rukun dengan pluralisme etnis dan
agama yang tinggi, seperti Islam dan Kristen yang sudah membaur menjadi satu.
Sumber daya alam dan manusia merupakan potensi terbesar yang dimiliki
Kabupaten Fakfak. Sektor pertanian adalah sektor kedua terbesar, setelah
konstruksi, yang mendorong perekonomian di Kabupaten Fakfak, khususnya pada
subsektor perkebunan. Petani di Kabupaten Fakfak banyak menanam tanaman
perkebunan karena kondisi georgrafis dan tanah yang cocok dengan tanaman
perkebunan. Luas area tanaman perkebunan rakyat di Kabupaten Fakfak sebesar
12.103,83 hektar. Tanaman jenis perkebunan yang banyak ditanamam oleh
masyarakat adalah pala, kakao, kelapa, kopi, dan jambu mete.
Tanaman pala merupakan salah satu komoditas pada subsektor perkebunan
yang menjadi salah satu andalan Kabupaten Fakfak. Jumlah luas area tanaman
pala sebesar 6.728,82 hektar, sehingga dari keseluruhan luas lahan tanaman
perkebunan rakyat, sebagaian besarnya dipenuhi tanaman pala. Masyarakat di
Kabupaten Fakfak sebagian besar berprofesi sebagai petani pala. Jumlah petani
pala yang ada di Kabupaten Fakfak juga cukup banyak, yakni pada tahun 2012
mencapai 10.264 kepala keluarga atau sekitar 62% dari total kepala keluarga yang
berjumlah 16.555 kepala keluarga.
Potensi sumber daya manusia yang cukup besar tersebut tidak dapat
menjamin kesejahteraan masyarakat petani pala di Kabupaten Fakfak, yang ada
menambah angka ketergantungan keluarga. Keahlian petani dalam mengelola
usaha perkebunan pala juga masih sangat rendah. Penghasilan rata-rata petani pala
di Kabupaten Fakfak perbulan adalah antara 1,7 sampai 2,1 juta rupiah, sedangkan
beban ketergantungan dalam keluarga cukup tinggi yakni antara 4-5 orang, belum
lagi adanya pemotongan hutang petani pada pedagang karena biaya kehidupan
sehari-hari.
Kesejahteraan petani pala di Kabupaten Fakfak terhambat oleh adanya
spekulan pedagang pala atau pelaku pasar yang mencari keuntungan besar dari
suatu komoditi yang telah turun-temurun menguasai dan juga belum adanya
regulasi yang jelas akan mekanisme pemasaran pala disana. Petani pala lokal
terjebak dengan pedagang perantara dari petani dengan konsumen di berbagai
wilayah di Indonesia maupun di luar Indonesia. Petani lokal yang menjual hasil
panen palanya kepada pedagang antar daerah seharusnya dapat menikmati
keutungan yang berimbang, tetapi realita yang terjadi sangat jauh berbeda, karena
sebelum masa panen petani pala telah terikat hutang dengan spekulan maupun
pedagang antar daerah. Hasil panen akhirnya hanya dipakai sebagai nilai tukar
hutang yang secara ekonomi tidak dapat disebut sebagai transaksi penjualan atau
pembelian lebih tepat disebut sebagai barter. Berdasarkan fenomena tersebut
peneliti ingin mengetahui persepsi petani dan pedagang, serta dampak sosial yang
timbul akibat adanya pemberdayaan petani pala oleh pemerintah.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi petani terhadap adanya kebijakan pemberdayaan petani
pala oleh pemerintah di Kabupaten Fakfak?
2. Bagaimana persepsi pedagang terhadap adanya kebijakan pemberdayaan petani
pala oleh pemerintah di Kabupaten Fakfak?
3. Bagaimana dampak sosial yang dirasakan petani dan pedagang akibat adanya
pemberdayaan petani pala oleh pemerintah di Kabupaten Fakfak?

Judul
Persepsi dan Dampak Sosial yang Dirasakan Petani terhadap Pemberdayaan
Petani Pala oleh Pemerintah di Kabupaten Fakfak.

You might also like