Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok X
Ridho Dimas Pratama PT/06630
Maya Elvira Castro PT/06637
Berylia Isamu Habibi PT/06800
Yulia Sintia Putri PT/06810
Taufik Ahmad Zulfian PT/06858
Bahan Pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada
ternak (baik berupa bahan organik maupun organik) yang sebagian atau
seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak. Secara
umum telah dikenal berdasarkan asalnya (nabati dan hewani). Berdasarkan
sifatnya (hijauan dan konsentrat) dan berdasarkan sumber gizinya (sumber
mineral, protein, energi). Secara internasional bahan pakan dibagi menjadi
hijauan segar, jerami, silase, sumber energi, sumber protein, sumber
mineral, sumber vitamin dan bahan additive (Astuti, 2012).
Jagung
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga merupakan sumber
protein yang penting dalam menu masyarakat Indonesia. Kandungan gizi
utama jagung adalah pati (72 sampai 73%), dengan nisbah amilosa dan
amilopektin 25 sampai 30% : 70 sampai 75%, namun pada jagung pulut
(waxy maize) 0 sampai 7% : 93 sampai 100%. Kadar gula sederhana jagung
(glukosa, fruktosa, dan sukrosa) berkisar antara 1 sampai 3%. Protein
jagung (8 sampai 11%) terdiri atas lima fraksi, yaitu: albumin, globulin,
prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein (Suarni dan Widowati, 2006).
Dedak halus
Dedak halus adalah sisa penggilingan atau penumbukan padi.
Bahan pakan ini sangat populer dan banyak sekali digunakan dalam
ransum ternak, karena ketersediaannya yang banyak dan dapat menekan
biaya pakan. Kandungan nutrisi dedak halus yaitu protein kasar sebesar
13,5%, lemak kasar 0,6%, serat kasar 13%, Ca 0,1%, P 1,7%, dan EM 1890
Kkal/kg (Kartadisastra, 1997).
Pollard
Pollard adalah hasil sisa penggilingan dari gandum yang dapat
digunakan sebagai pakan ternak, kaya akan protein, lemak, zat-zat mineral
dan vitamin-vitamin dibandingkan dengan biji keseluruhan, akan tetapi
banyak mengandung polikasarida struktural dalam jumlah yang banyak.
Polisakarida struktural tersebut terdiri dari selulosa, hemiselulosa,
selebiosa, lignin dan silica oleh karena itu bahan ini sangat sesuai untuk
dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Kandungan bahan kering
(BK) dan bahan organik (BO) pada pollard berturut-turut adalah 95,73 %BK
dan 90,10%BO. Sementara nilai kecernaan BK dan BO adalah sebesar
78.84% dan 78,65% pada pollard (Susanti dan Eko, 2007).
Bungkil kopra
Bungkil kopra adalah hasil ikutan yang diperoleh dari ekstraksi
daging buah kelapa kering. Bungkil kopra masih mengandung protein,
karbohidrat, mineral dan sisa minyak yang masih tertinggal. Kandungan
protein cukup tinggi yaitu 16 sampai 18% (Palinggi dan Samuel, 2010).
Bungkil kedelai
Bungkil kedelai adalah produksi ikutan penggilingan biji kedelai
setelah diekstraksi minyaknya. Kandungan protein bungkil kedelai
mencapai 43 sampai 48%. Bungkil kedelai yang baik mengandung air tidak
lebih dari 12%. Bungkil kedelai dibuat melalui beberapa tahapan seperti
pengambilan lemak, pemanasan dan penggilingan (Sitompol, 2004).
Premix mineral
Pada umumnya pakan yang diberikan pada ternak harus sesuai
kebutuhan ternak baik dari segi kualitas maupun kuantitas agar dapat
dimanfaatkan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu hidup pokok,
produksi dan reproduksi. Penambahan premix ke dalam campuran
konsentrat dapat meningkatkan kualitas nutrisi di dalam konsentrat yang
bermanfaat dalam mengoptimalkan produktivitas dan membantu
meningkatkan pertumbuhan ternak. Premix merupakan imbuhan pakan
(feed additive) atau pelengkap pakan berupa vitamin, mineral dan asam
amino (feed supplement) yang pemberiannya dicampurkan dalam pakan/
air minum. Premix sendiri mengandung arti campuran dari berbagai bahan
sumber vitamin (premix vitamin) atau sumber mineral mikro (premix
mineral) atau campuran kedua-duanya (premix vitamin-mineral) (Mariyono
dan Romjali, 2007).
Grinding
Penggilingan (grinding) merupakan proses pengurangan ukuran
partikel pakan. Proses ini bertujuan meningkatkan kecernaan khususnya
butiran yang bijinya keras. Partikel yang lebih kecil akan memperluas
permukaan sehingga kecernaan akan meningkat. Penggilingan juga
penting jika bahan itu akan dicampurkan dengan bahan lainnya sehingga
akan bercampur secara merata (Sunarso dan Christiyanto, 2008).
Mixing
Sunarso dan Christiyanto (2008) menyatakan bahwa mixing adalah
proses pencampuran semua bahan pakan yang diperlukan. Bahan
dicampur secara merata dan homogen setelah ditimbang agar seluruh
bagian pakan yang dihasilkan mempunyai komposisi zat gizi yang merata
dan sesuai dengan formulasi. Pencampuran bahan-bahan dilakukan secara
bertahap mulai dari bahan yang volumenya paling besar hingga bahan yang
volumenya paling kecil. Pencampuran bahan baku dalam jumlah kecil dapat
dilakukan pada wadah dan pengadukannya dapat dilakukan dengan tangan
atau alat seperti centong nasi. Pencampuran bahan baku dalam jumlah
besar biasanya menggunakan alat bantu, misalnya serok sebagai
pengganti mesin pencampur (mixer). Untuk memperoleh hasil yang
sempurna dan homogen dan apabila biaya tersedia maka dianjurkan
menggunakan mesin pencampur (mixer).
Pelleting
Pelleting atau pembuatan pelet adalah proses mengkompresikan
pakan berbentuk tepung dengan bantuan uap panas (steam) untuk
menghasilkan bentuk pakan yang silindris. Pelleting memberikan
keuntungan pakan tidak berdebu, kandungan zat gizi pada setiap pakan
tersebut seragam. Manfaat yang utama dari proses ini adalah
meningkatkan kualitas ambilan pakan oleh ternak (Sunarso dan
Christiyanto, 2008).
BAB III
MATERI DAN METODE
Materi
Grinding
Alat. Alat yang digunakan untuk praktikum teknologi pengolahan
konsentrat pada proses grinding adalah timbangan, hammer mill, dan
karung.
Bahan. Bahan yang digunakan untuk praktikum teknologi
pengolahan konsentrat pada proses grinding adalah biji jagung.
Mixing
Alat. Alat yang digunakan untuk praktikum teknologi pengolahan
konsentrat pada proses mixing adalah timbangan, vertical mixer,dan
karung.
Bahan. Bahan yang digunakan untuk praktikum teknologi
pengolahan konsentrat pada proses mixing adalah jagung giling hasil
grinding, dedak halus, pollard, bungkil kopra, bungkil kedelai, premix
ruminansia.
Pelleting
Alat. Alat yang digunakan untuk praktikum teknologi pengolahan
konsentrat pada proses pelleting adalah timbangan, mesin pellet, water
heater dan nampan.
Bahan. Bahan yang digunakan untuk praktikum teknologi
pengolahan konsentrat pada proses grinding adalah air hangat, tepung
tapioka, dan bahan pakan hasil mixing.
Metode
Grinding
Metode yang digunakan pada praktikum teknologi pengolahan
konsentrat pada proses grinding adalah bahan berupa biji jagung ditimbang
sebanyak 5 kg lalu digiling menggunakan hammer mill dan dipersiapkan
untuk mixing.
Mixing
Metode yang digunakan pada praktikum teknologi pengolahan
konsentrat pada proses mixing adalah bahan pakan ditimbang sesuai
proporsi dalam formulasi ransum (jagung giling 8,88kg, dedak halus
22,19kg, pollard 15,55kg, bungkil kedelai 0,86kg, bungkil kopra 2,02kg,dan
premix 0,5kg). Dedak halus, pollard, bungkil kedelai, bungkil kopra,dan
premix dicampur terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke mixer. Jagung
giling dimasukkan pertama kali ke mesin mixer setelah itu bahan pakan
yang telah dicampur juga dimasukkan. Mixing kemudian dilakukan selama
10 menit dan hasilnya dipersiapkan untuk pelleting.
Pelleting
Metode yang digunakan pada praktikum teknologi pengolahan
konsentrat pada proses pelleting adalah bahan pakan dari hasil mixing
ditimbang seberat 0,8kg, selanjutnya ditambahkan tepung tapioka
sebanyak 0,1kg dan air hangat secukupnya. Hasil pencampuran
dimasukkan ke dalam mesin pembuat pellet.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
Grinding
Grinding adalah proses yang bertujuan untuk memperkecil ukuran
partikel pakan. Zulkarnain et al., (2014) menyatakan bahwa grinding dapat
meningkatkan luas permukaan. Jenis - jenis grinder yang ada saat
praktikum adalah hammer mill, wiley mill dan disc mill, namun yang
digunakan saat praktikum hanya hammer mill. Perbedaan dari ketiga jenis
grinder tersebut adalah terletak pada bentuk rotornya. Hammer mill memiliki
rotor berbentuk seperti palu, wiley mill memiliki rotor berbentuk persegi dan
disc mill memiliki rotor berbentuk disk atau lingkaran. Hasil grinding pada
disk mill tidak sehalus hasil dari willey mill.
Sistematika mesin saat praktikum adalah mesin dihidupkan
kemudian bahan pakan dimasukkan ke mesin melalui hooper atau inlet.
Bahan pakan tersebut kemudian dihaluskan oeh bagian yang disebut
hammer. Bahan pakan yang telah halus kemudian keluar melalui bagian
yang disebut outlet.