You are on page 1of 12

BAB 1

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan
berat 15% berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan
preputium, ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan
dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher dan
badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas,
dingin, sakit, dan tekanan. Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima
rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya.
Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik
yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dan lain-lain.
BAB 2
Pembahasan
2.1 Indera Peraba
Indera peraba atau kulit (integument) adalah lapisan jaringan yang terdapat pada
bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh. (Buku ajar Anatomi Umum
Tim Bagian Anatomi Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin, 2011)
Dalam indera kulit, terdapat 4 sensasi kulit : raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang di
tahan agak lama), dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung berbagai jenis ujung
saraf sensorik yang meliputi ujung saraf sensorik, yang meliputi ujung saraf telanjang.
Saraf yang melebar serta ujung saraf terselubung.(Ganong,buku ajar fisiologi
kedokteran edisi 17).
Ujung-ujung saraf melebar mencakup diskus merkel dan ujung saraf ruffini,
sedangkan ujung saraf berselubung, mencakup badan paccini, badan meisser dan
bulatan ujung saraf sensorik berujung di sekitar folikel rambut, namun ujungnya tidak
penting untuk sensasi kulit.
Penyebabnya beragam diberbagai bagian tubuh, telah berulang kali di perlihatkan
bahwa ke 4 modalitas sensorik kulit dapat di temui di daerah-daerah telanjang. Ujung-
ujung saraf yang melebar maupun yang berselubung berfungsi sebagai mekanik
reseptor yang merespon terhadap rangsangan taktil ; badan meisser dan paccini
merupakan reseptor raba yang beradaptasi cepat, sedangkan diskus merkel dan ujung
saraf ruffini merupakan reseptor raba yang beradaptasi lambat
Ujung-ujung saraf di sekitar folikel rambut menghantarkan rasa raba, sedangkan
gerakan rambut membangkitkan sensasi taktil perlu ditekankan bahwa meskipun
reseptor sensorik kulit tidak mempunyai kekhususan histologik, mereka secara
fisiologik bersifat spesifik. Jadi setiap ujung saraf hanya memberi satu jenis sensasi
kulit. Menurut Buku ajar Anatomi Umum Tim Bagian Anatomi Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin tahun 2011 lapisan kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu epidermis,
dermis dan hypodermis.
A. Epidermis
Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan epitel
squamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi. Jaringan ini tidak memiliki
pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal
terdapat pada telapak tangan dan kaki. Epidermis terdiri dari beberapa lapisan sel
stratum. Stratum adalah istilah umum untuk massa berbentuk lembaran dengan
ketebalan yang hampir seragam, khususnya kalau lapisan itu adalah satu diantara
beberapa lapisan yang saling berhubungan.( Kamus Kedokteran Dorlan,edisi 26 )
Menurut Buku ajar Anatomi Umum Tim Bagian Anatomi Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin tahun 2011 sratum terbagai atas beberapa yaitu :
a) Stratum corneum
Adalah selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat keratin.
b) Stratum lucidum
Selnya pipih, perbedaannya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah
banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus
cahaya. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan
ini terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat.
c) Stratum granulosum
Stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan, sel-sel tersebut terdapat hanya
2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir
yang disebut keratohyalin yang merpakan prekursor dalam pembentukan keratin.
d) Stratum spinosum
Disebut juga stratum acanthosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal
dan dapat mencapai 0,2 mm. Lapisan ini terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya disebut
spinosum karena jika dilihat dengan miskroskop bahwa sel-selnya terdiri dari sel yang
bentuknya poligonal dan mempunyai tanduk (spina). Disebut acanthosum karena sel-
selnya berduri.
e) Stratum basalis
Disebut demikian karena sel-selnya terletak di bagian basal (dasar), stratum ini
merupakan sel-sel induk yang akan mengganti sel-sel yang berada diatasnya. Bentuk
silindris dengan inti lonjong. Terdapat butir-butir yang halus yaitu melanin yang
merupakan pigmen untuk kulit. Sel tersebut tersusun seperti pagar (palisade), pada
bagian bawahnya terdapat membran basalis yang merupakan batas terbawah
daripada epidermis dan dermis dimana batas ini tidak datar melainkan
bergelombang.
B. Dermis
Terdiri dari dua lapisan yaitu bagian luar yang disebut stratum papilaris dan lapisan
dalam disebut stratum reticularis. Kedua lapisan tersebut terdiri dari jaringan ikat
longgar yang tersusun dari serabut retikulus.
Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
Serabut kolagen berfungsi untuk memberikan kekuatan pada kulit, serabut elastis
memberikan kelenturan pada kulit dan retikulus, terdapat di sekitar kelenjar dan folikel
rambut berfungsi untuk memberikan kekuatan pada alat tersebut.
C. Subkutis/hypodermis
Subkutis terdiri dari kumpulan sel-sel lemak dan diantaranya terdapat jaringan ikat
dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dan inti terletak ditepi sehingga membentuk
seperti cincin.
Lapisan lemak ini disebut panniculus adiposum, yang tebalnya tidak sama pada
setiap tempat dan terkait dengan jenis kelamin. Lapisan ini berfungsi sebagai bantalan
ketika kulit mendapat tekanan trauma mekanis, selain itu juga berfungsi sebagai isolator
panas atau mempertahankan suhu tubuh dan penimbunan kalori.

2.2 Anatomi Sistem Peraba (Kulit)


Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan
berat 15% berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan
preputium, ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan
dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher dan
badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala.
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor
yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di
sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dan lain-lain. Lapisan kulit manusia terdapat
beberapa lapisan, yaitu:
A. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan
ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, yaitu :
a. Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
b. Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan
rambut.
c. Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut
melamin.
d. Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini
merupakan lapisan yang aktif membelah.
B. Dermis
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri
atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm.
Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas
kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh.
Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah
sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis
terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
a. Akar rambut.
b. Pembuluh darah.
c. Kelenjar minyak (glandula sebasea).
d. Kelenjar keringat (glandula sudorifera), dan
e. Serabut saraf.
Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf
sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan
sebagainya. Oleh karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada organ ini
terdapat reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau sakit
(ujung saraf bebas), serta reseptor sentuhan (meissner).
2.3 Fungsi Kulit sebagai Peraba
Merasakan sentuhan, rasa nyeri, perubahan suhu dan tekanan kulit dari jaringan
subkutansi, ditransmisikan melalui saraf sensorik ke medula spinalis dan otak, juga rasa
sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam kulit berbeda-beda
menurut ujung saraf yang dirangsang.
a) Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, dikulit berbeda menurut
ujung saraf yang dirangsang (panas, dingin dan lain-lain ).
b) Rasa sakit disebabkan karena tekanan yang di dalam dan rasa yang berat dari suatu
benda, misalnya mengenai otot dan tulang sendi.
c) Kulit mempunyai banyak ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari luar
diteruskan kepusat saraf otak
d) Kulit merupakan media espresi wajah dan reseptor vaskuler yang penting dalam
komunikasi
Selain itu juga terdapat beberapa fungsi dari kulit, diantaranya :
1) Kulit sebagai pelindung.
Ada beberapa kemampuan perlindungan dalam kulit yaitu :
a) Kulit adalah relatif tak tembus air, dalam arti bahwa ia menghindarkan hilangnya
cairan dari jaringan dan juga menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi
penarikan dan kehilangan cairan; (Setiadi,anatomi dan fisiologi manusia).
b) Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan terhadap invasi
oleh milik mikroorganisme mengalami kesulitan untuk berpenetrasi pada kulit yang
utuh teteapi dapat masuk melalui kulit yang berpotong atau mengalami abrasi
(lecet).
c) Selain itu pulasebagai alat pelindung diberikan oleh lapisan zat tanduk, tambahan
pulan perlindungan diberikan oleh keasaman dari keringat terdapatnya asam lemak
pada sebum, yang dapat menghambat pertumbuhan microorganisme dan oleh aksi
microorganisme yang kurang membahayakan secara normal terhadap pada
permukaan kulit. (Setiadi,anatomi dan fisiologi manusia).
d) Kulit mengandung pigmen melanin yang melindungi kulit terhadap sinar ultraviolet
sinar matahari.
2) Kulit sebagai alat pengatur panas
Suhu tubuh seseorang adalh tetap, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan,
suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan otak adalah 36ºc sampai 37ºc,
suhu kulit sedikit lebih rendah. Pengaturan ini dapat berlangsung melalui mekanisme
adanya persarafan vaso motorik yang mengendalikan arteriol kutan dengan dua cara
yaitu :
a) Vasodilatasi kulit melebar, kulit menjadi panas, kelebihan panas dipancarkan ke
kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan kulit.
b) Vasokonstruksi pembuluh darah mengkerut, kulit pucat dan dingin, keringat
dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan.
3) Kulit sebagai tempat penyimpan
Kulit beraksi sebagai alat penampung air dan lemak, yang dapat melepaskannya bila
mana diperlukan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan
air, jaringan adiposa di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama
dari tubuh.
4) Kulit sebagai alat arbsorpsi
Kulit dapat mengabsorpsi :
a) Sinar ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tulang.
b) Obat-obatan tertentu yang digunaka seperti salep.(Setiadi,anatomi dan fisiologi
manusia).
5) Kulit sebagai alat ekskresi
Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Natrium di eksresikan melalui kulit.

2.2 Fisiologi Peraba


Fungsi kulit secara umum :
1. Sebagai proteksi.
a. Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bakteri.
b. Melindungi dari trauma yang terus menerus.
c. Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
d. Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
e. Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
2. Pengontrol/pengatur suhu.
a. Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah
meningkat terjadi penguapan keringat.
3. Proses Hilangnya Panas Dari Tubuh:
a) Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
b) Konduksi : Pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang
bersentuhan dengan tubuh.
c) Evaporasi : Membentuk hilangnya panas lewat konduksi.
d) Kecepatan hilangnya panas di pengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang
ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)
4. Sensibilitas
a) Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.
5. Keseimbangan Air
a) Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subcutan.
b) Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.

2.4 Pelengkap Kulit (Deveritif kulit)


1) Rambut
Rambut pada seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa rambut vellus yang
kecil da tidak berwarna atau samar. Rambut tumbuh dari folikel rambut di dalam
epidermis, folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas alasannya terdapat pada
tempat rambut, akar berada di dalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian
sebelah luar disebut batang rambut, pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai
penegak rambut.
2) Kuku
Kuku adalah sel epidermis, kulit yang mengalami keratinisasi yang telah berubah
tertanam dalam palung kuku mendapatkan persarafan dan pembuluh darah yang banyak.
Bagian proksimal terletak dalam lipatan kulit merupakan awal kuku tumbuh, badan
kuku, bagian yang tidak ditutupi kulit dengan terikat dalam palung kulit dan bagian atas
merupakan bagian yang bebas.
3) Kelenjar kulit
Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung dengan saluran keluar lurus
untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan. Ada dua kelenjar pada kulit :
a) Kelenjar keringat menghasilkan kelenjar sudorivera.
b) Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea.

2.4 Sensasi Suhu


Tingkatan suhu dibedakan oleh tiga jenis organ akhir sensories, diantaranya
reseftor dingin, reseftor hangat dan dua subtife reseftor nyeri yaitu reseftor nyeri dingin
dan reseftor nyeri panas. Dua jenis reseftor nyeri hanya dirangsang oleh panas atau
dingin dalam derajat yang ekstrim sebingga bertanggung jawab bersama dengan reseftor
dingin dan hangat untuk sensasi dingin yang membekukan atau panas yang membakar.
a. Perangsang Reseftor Suhu
Sensasi Dingin, Sejuk, Indeferen Hangat danPanas. Respon empat jenis serabut
saraf, yaitu : serat nyeri dingin, serat dingin, serat hangat dan serat nyeri panas. Pada
daerah sangat dingn hanya serabut nyeri dingin yang terangsang. Pada suhu di atas 10
sampai 15oC impuls nyeri berhenti, tetapi reseptor dingin mulai terangsang. Kemudian
kira-kira 30oC, reseftor hangat menjadi terangsang progresif sedangkan reseftor dingin
mereda pada kira-kira 43oC. Akhirnya sekitar 45oC serabut nyeri panas juga mulai
terangsang.
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa orang menerima suhu dari sensasi suhu oleh
tingkat perangsang relatif dari berbagai jenis ujung saraf tersebut. Dapat dipahami
mengapa dingin atau panas yang luar biasa dapat menyakitkan dan mengapa kedua
sensasi ini bila cukup kuat dapat memberikan kualitas sensasi yang hampir tepat sama,
yaitu sensasi dingin membekukan dan panas yang membakar terasa hampir sama.
b. Efek Perangsang dengan Menaikan dan Menurunkan Suhu
Bila suatu reseftor suhu mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba, mula-mula ia
merangsang dengan kuat tetapi perangsangan ini menghilangkan dengan cepat selama
semenit pertama dan secara progresif lebih lambat selama setengah jam atau lebih
berikutnya. Dengan perkataan lain, reseftor tersebut sebagian besar bradaptasi tetapi
tidak seluruhnya.
Jadi jelaslah bahwa perubahan suhu bereaksi menyolot terhadap perubahan suhu
disamping dapat bereaksi dengan perubahan suhu yang stabil. Ini berarti abhwa jika
suhu kulit turun secara aktif, orang merasa jauh lebih dingin dari pada bila suhu tersebut
tetap pada tingkat yang sama. Sebaliknay jika suhu meningkat secara aktif orang
tersebut merasa jauh lebih hangat dari pada yang akan dirasakannya pada suhu yang
sama seandainya ia konstan.
c. Mekanisme Perangsang Reseftor Suhu
Diduga reseftor suhu terangsang oleh perubahan kecepatan metabolik mereka,
perubahan ini disebabkan oleh fakta bahwa suhu mengubah kecepatan reaksi kimia intra
sel kira-kira 2 kali untuk tiap perubahan 10oC, dengan perkataan lain deteksi suhu
mungkin tidak disebabkan oleh perangsangan fisik langsung tetapi oleh perangsangan
kimia dari ujung saraf tersebut karena di ubah oleh suhu.
d. Penjumlahan Ruangan dari Sensasi Suhu
Jumlah ujung dingin atau hangat dalam tiap sedikit daerah permukaan tubuh sangat
kecil, sehingga sulit untuk menilai gradsi suhu bila daerah kecil dirangsang. Tetapi bila
daerah tubuh yang luas dirangsang, isyarat suhu dari seluruh daerah tersebut
dijumlahkan. Sesungguhnya orang mencapai kemampuan maksimumnya untuk
membedakan varian suhu yang kecil bila seluruh tubuhnya mengalami perubahan suhu
tersebut secara serentak. Misalnya perubahan suhu yang cepat kecil 0,01oC dapat di
diteksi jika perubahan ini mempengaruhi seluruh permukaan tubuh dengan serentak.
Sebaliknya perubahan suhu yang yang besarnya 100 kali ini mungkin tidak mendeteksi
bila permukaan kulit yang dipengaruhi hanya berukuran kira-kira satu sentimeter
persegi.
a) Korpuskula Pacini : Tekanan
Korpuskula Pacini (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak
tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan
genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan
diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang,
karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah
kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak
mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat
(terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal
pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang
dalam.
b) Korpuskula Ruffini : Panas
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.
Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang
menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan
organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang
terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang
disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot
yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
c) Korpuskula Krause : Dingin
Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan
genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini
berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah
kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat
bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel
schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir
saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang
dengan bertambahnya usia.Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka
terhadap dingin.
d) Korpuskula Meissner : Sentuhan
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung
jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus
permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.
Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai
setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang
tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini
mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak
mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan
diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang
letaknya berdekatan).
e) Korpuskula Ujung Saraf Terbuka: Rasa nyeri
Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas padabanyak
jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit.Serat akhir saraf
bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau seratsaraf bermielin
berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir,
dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf
seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga
hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan
raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf
yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada
epidermisberhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir
sarafmembentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel).Badan
ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluransitoplasma. Seperti
mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antarakeratinosit dan kemungkinan
juga gerakan epidermis sehubungan denganjaringan ikat di bawahnya. Telah
dibuktikan bahwa beberapa diskus merkelmerespon rangsangan getaran dan juga
resepor terhadap dingin

You might also like