Professional Documents
Culture Documents
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
ANALISIS PARAMETER KADAR AIR, FFA ( Asam Lemak Bebas),
KAROTEN, IV (Iodine Value) DAN DOBI ( Deterioration of Bleachability
Index) PADA SAMPEL CPO (Crude Palm Oil) DAN TURUNANNYA
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul : Analisis Parameter Kadar Air, ALB( Asam Lemak Bebas), Karoten dan
DOBI (Deterioration of Bleachability Index) pada Sampel CPO (Crude Palm Oil)
dan Turunannya.
Nama : Agus Pratama Damanik
NIM : G84150059
Disetujui oleh
Diketahui
Ketua Departemen Biokimia
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan Praktik
Lapang dengan judul “Analisis Parameter Kadar Air, FFA ( Asam Lemak Bebas),
Karoten Dan Dobi ( Deterioration Of Bleachability Index) Pada Sampel Cpo
(Minyak Sawit Mentah) Dan Turunannya”. Kegiatan Praktik Lapang dilaksanakan
dari tanggal 9 Juli sampai 31 Agustus 2018 di Laboratorium Pengujian P.T
Superintending Company of Indonesia Medan , Jl. Jend. Gatot Subroto Km. 5,5
No. 105, Medan Sumatera Utara
Laporan ini dapat dilaksanakan berkat doa, dukungan, bantuan, bimbingan,
saran dan semangat dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Puspa Julistia Puspita S.Si., M.Sc selaku pembimbing utama, Ibu Tiarma
Ulina selaku pembimbing lapangan, Bapak Roma Doyan Maret Sinurat, Bapak
Boy Tarnama Saragi, Bapak Patra Daimanta Sembiring dan Bapak Dedy Evander
Sunaryo Silitonga selaku analis atas arahan serta kritik dan sarannya dalam
kegiatan Praktik Lapang ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Suyono selaku Laboran laboratorium dan Bu Cindy selaku pegawai
bagian mutu di laboratorium yang telah membantu penulis selama kegiatan
Praktik Lapang. Tak lupa, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh
staf dan karyawan Laboratorium Pengujian P.T Sucofindo Medan, keluarga dan
sahabat yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam mengerjakan
Praktik Lapang . Penulis berharap tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan pihak-
pihak yang membutuhkan tulisan ini demi kemajuan ilmu pengetahuan.
DOBI 7
METODE 7
Tempat dan Waktu 7
Alat dan Bahan 7
Prosedur 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Hasil analisis CPO 10
Analisis IV RBDPo 13
SIMPULAN DAN SARAN 14
Simpulan 14
Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
DAFTAR GAMBAR
7
1 Reaksi Hidrolisa Lemak 6
2 Struktur Beta-karoten 7
3. Persentase Kadar Air Sampel 10
4. Persentase ALB sampel 11
5. Kadar Karoten Sampel 12
6. Nilai IV Sampel 13
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
8
PENDAHULUAN
Praktik lapang adalah mata kuliah yang diampu dalam program Sarjana
Biokimia Institut Pertanian Bogor . Kegiatan Praktik Lapang merupakan kegiatan
yang melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu terutama ilmu biokimia. Praktik
Lapang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan gelar
sarjana sains biokimia dan sarana pengembangan kemampuan mahasiswa dalam
memperluas wawasan mahasiswa mengenai keprofesiannya. Tujuan khusus
praktik lapang ini adalah mengukur beberapa kadar pada bahan CPO( Minyak
Sawit Mentah),yaitu DOBI,karoten,kadar air, FFA dan IV. Praktik Lapang
dilakukan di lembaga penelitian, pengawasan mutu atau perusahaan swasta yang
melibatkan disiplin biokimia dan laboratorium yang relevan. Kegiatan Praktik
Lapang dilakukan di Laboratorium Pengujian Sucofindo Medan. Kegiatan ini
diharapkan dapat menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam
penentuan mutu hasil pertanian, yaitu CPO dan turunannya.
Laboratorium pengujian PT. Sucofindo cabang Medan merupakan tempat
pengujian yang berkaitan dengan hasil pertanian, produk konsumen dan kimia
lingkungan. Perusahaan ini menangani jasa analisis di bidang hasil pertanian,
produk konsumen dan analisis kimia lingkungan. Penulis melakukan kegiatan
Praktik Lapang di PT. Sucofindo cabang Medan untuk pengembangan
keterampilan dan peningkatan wawasan penulis sebagai calon sarjana biokimia.
Salah satu pengujian yang dilakukan ialah menentukan parameter pada CPO dan
turunannya.
Kelapa sawit adalah salah satu komoditas utama yang berkontribusi dalam
perekembangan ekonomi Indonesia. Industri pengolahannya memberikan
kontribusi yang penting dalam menghasilkan devisa dan lapangan pekerjaan.
Minyak kelapa sawit merupakan industri hulu yang sangat penting bagi berbagai
industri lainnya, seperti: makanan, kosmetik, sabun dan cat. Selain itu, upaya
penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar
alternatif telah sedang digalakkan. (Larasati et al 2016). Pemikiran bahwa ekspor
Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil yang memiliki nilai keuntungan yang sangat
besar bagi produsen minyak sawit mentah di Indonesia telah didukung dengan
kapasitas produksi minyak sawit Indonesia yang berada di dalam tingkat produksi
yang besar. Selain itu, permintaan atas minyak sawit dan produk olahan yang
merupakan turunan dari produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil pun terus
meningkat di pasar dunia. Kenaikan harga pada minyak sawit mentah merupakan
sebuah kesempatan yang sangat mengutungkan bagi para pengusaha di Indonesia
sehingga usaha peningkatan produksi kelapa sawit terus digalakkan baik secara
intensifikasi maupun ekstensifikasi. Lapangan kerja yang lebih luas dan
perkembangan industri Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil akan semakin
terdorong menjadi industri yang lebih adaptif dan inovatif. (Larasati et al 2016)
Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil di Indonesia mengalami
kenaikan pada tahun 2013 sekitar 26 juta ton atau naik 1,9% dibanding tahun
2012 , yaitu 26,5 juta ton. Tahun 2014 pun mengalami peningkatan untuk
produksinya dalam kisaran 27,5-28 juta ton. Harga Crude Palm Oil dan produk
turunannya di mampu menembus harga US$ 1.100 per ton di pasar internasional
9
yang berpotensi besar mendongkrak ekspor CPO hingga mencapai US$ 24,2
miliar (BPS 2014).
10
Mutu hasil kelapa sawit yang melewati proses pengolahan sangat ditentukan
oleh bahan bakunya. Pengolahan minyak kelapa sawit sangat membutuhkan mutu
bahan baku yang baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya mutu minyak kelapa sawit. Faktor faktornya, taitu sifat
induk pohon, penangan pascapanen serta fase transportasi dan kesalahan dalam
pengolahan.(Depperin 2007). Produk-produk minyak sawit Indonesia telah
dieskpor dalam beberapa bentuk, yaitu CPO, RBDPOil, RBDPOlein,
RBDPStearin, dan dalam bentuk olein super yang hanya diekspor dalam jumlah
sedikit. Mutu minyak sawit Indonesia menyebabkan ekspor minyak sawit
Indonesia mengalami pasang surut. Minyak sawit Indonesia bahkan pernah
dikembalikan, karena minyak sawit kita telah mengalami kontaminasi sehingga
tidak melewati standar yang telah ditentukan. Hal ini menjadi ancaman terhadap
perdagangan minyak sawit Indonesia yang diperburuk dengan adanya persaingan
ekspor minyak sawit dengan Malaysia (Hasibuan 2012). Oleh karena itu, CPO
Indonesia harus melalui beberapa rangkaian penentuan sehingga memiliki mutu
dan karakteristik yang sesuai dengan persyaratan perdagangan internasional untuk
menghindari hal yang sama terjadi lagi.
Pada tahun 1987, kerjasama keagenan dengan Bapak TMA Mochtar resmi
berakhir melalui surat keputusan direksi (SKD) No 029/org/1987 pada tanggal 11
maret 1987. Sejak tanggal 15 Maret 1987, kegiatan P.T Sucofindo Medan
dikonsolidasi menjadi dua lokasi kantor, yaitu:
1. Jalan Mangkubumi no,1-k Medan yang meliputi kegiatan
JKU, JPS, laboratorium PSDM dan umum serta bagian
akuntansi dan keuangan.
2. Jalan Mangkubumi no 4 medan yang meliputi kegiatan
ATE dan jasa teknik.
Visi PT. Sucofindo adalah menjadi perusahaan kelas dunia yang kompetitif,
andal dan terpercaya di bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultasi dan
pelatihan. Misi PT. Sucofindo adalah menciptakan nilai eknomi kepada para
pemangku kepentingan terutama pelanggan, pemegang saham dan karyawan
melalui layanan jasa inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultasi serta jasa terkait
lainnya untuk menjamin kepastian berusaha
Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Perusahaan P.T Sucofindo Medan dipimpin oleh seorang kepala cabang
yang dibantu oleh lima kepala bidang, yaitu bidang Inspeksi Teknik, bidang
Inspeksi Umum, bidang Pengujian dan Konsultasi, bidang Penjualan dan
Dukungan Operasi, dan bidang dukungan bisnis serta QSHE dan Risk
management. Bidang Inspeksi Teknik membawahi AEBT,HMPM dan IND.
Kepala bidang inspeksi Umum membawahi sub bidang PIK, LSI KSP, MIN,
BTBR. Kepala bidang Pengujian dan Konsultasi membawahi subbidang Lab
SERCO. Dua kepala bidnag laiinya hanya bertanggungjawab pada bidangnya
sendiri tanpa ada subbidang dibawah mereka. Kepala Sucofindo cabang Medan
juga membawahi Kepala Unit Pelayanan di Belawan dan Lhokseumawe
(Lampiran 1).
Fasilitas
P.T. Sucofindo cabang Medan memiliki satu lab pusat analisis serta kantor
pusat yang menerima jasa inspeksi Teknik dan Inspeksi Umum yang berada di Jl.
Jend. Gatot Subroto Km. 5,5 No. 105, Medan, Sumatera Utara 20122 . Dua Unit
pelayanan yang berada di kecamatan Belawan dan Lhokseumawe. Unit pelayanan
di Belawan hanya menyediakan jasa analisisi terhadap produk CPO dan
turunannya serta solar saja untuk mempercepat proses analisis dan mengurangi
beban analisis untu lab pusat. Unit pelayanan Belawan juga menyediakan jasa
inspeksi umum. Unit pelayanan yang berada di lhokseumawe hanya menerima
jasa inspeksi Teknik sehingga setiap permintaan jasa-jasa lainnya akan dialihkan
ke Kantor pusat yang berada di Medan
TINJAUAN PUSTAKA
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati
diproduksi dari bagian mesocarp pada buah kelapa sawit. Minyak sawit memiliki
karakteristik warna merah yang disebabkan oleh kandungan beta-karotennya
yang tinggi. Minyak sawit memiliki perbedaaan dengan minyak inti kelapa
sawit (palm kernel oil) yang merupakan jenis minyak dihasilkan dari inti buah
yang sama. Minyak kelapa sawit berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan
dari inti buah kelapa (Cocos nucifera). Perbedaannya terletak pada warna minyak
inti sawit yang tidak berwarna merah karena tidak memiliki kandungan
karotenoid. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%,
dan minyak kelapa 86%.
Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) merupakan jenis produk minyak
kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan melakukan proses
pengempaan daging buah yang belum mengalami pemurnian. Minyak sawit
biasanya digunakan untuk kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri
kimia, dan industri pakan ternak. Kebutuhan minyak sawit 90% dimanfaatkan
sebagai bahan pangan seperti minyak goreng, margarin, pengganti lemak kakao
dan untuk kebutuhan industri roti. Sisa 10% dari minyak sawit lainnya digunakan
untuk industri oleokimia yang menghasilkan asam lemak, fatty alcohol, gliserol,
dan metil ester serta surfaktan (Pamani 2014).
Asam lemak bebas adalah asam yang terkonversi menjadi bentuk bebas
pada hidrolisis lemak. Konsentrasi Asam lemak bebas yang tinggi dalam minyak
sawit sangat merugikan karena akan menunjukkan rendemen minyak turun yang
mempengaruhi kualitas minyak sawit. Kenaikan kasar ALB ditentukan mulai dari
saat tandan dipanen sampai tandan diolah dipabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan
oleh reaksi hidrolisa pada minyak.Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat oleh beberapa factor , yitu panas,
air, keasaman dan katalis. Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin
banyak kadar ALB yang terbentuk (Mangoensoekarjo 2003).
Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung dalam suatu minyak
yang menentukan mutu minyak. Semakin rendah kadar air, maka kualitas minyak
tersebut semakin baik yang diakibatkan oleh keberadaan air dalam minyak yang
dapat memicu reaksi hidrolisis yang menyebabkan penurunan mutu minyak.
Kadar air tinggi pada proses produksi maupun peralatan dapat meingkatkan kadar
asam lemak bebas. Untuk menghindari hal tersebut, diusahakan agar selalu kering
atau kadar air yang seminimum mungkin (Sumarna 2014 ).
Karotenoid
Karotenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, jingga, atau
merah jingga , yang ditemukan pada tumbuhan, kulit, cangkang / kerangka luar
(eksoskeleton) hewan air serta hasil laut lainnya seperti moluska (calm, oyster, scallop),
crustacea (lobster, kepiting, udang) dan ikan (salmon, trout, sea beam, kakap merah dan
tuna). Karotenoid juga banyak ditemukan pada kelompok bakteri, jamur, ganggang dan
tanaman hijau. (Desiana 2000). Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik atau
alisiklik biasanya disusun oleh delapan unit isoprena yang mana kedua gugus metil pada
posisi dekat pada molekul pusat, terletak pada posisi C1 dan C6, sedangkan gugus metil
lainnya terletak pada posisi C1 dan C5 dan diantaranya terdapat ikatan ganda
terkonjugasi. Semua senyawa karotenoid mengandung minimal empat gugus metil dan
ada ikatan ganda terkonjugasi diantara gugus metil tersebut.Ikatan ganda terkonjugasi
dalam ikatan
karotenoid menandakan adanya gugus kromofora yang menimbulkan warna pada
karotenoid. Semakin banyak ikatan ganda terkonjugasi, maka makin pekat warna pada
karotenoid tersebut yang mengarah ke warna merah (Herianto 2009).
METODE
Praktik Lapang dimulai pada tanggal 9 Juli 2018 sampai 31 Agustus 2018
dengan jam kerja selama 9 jam dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB di Jl.
Jend. GatotSubroto Km. 5,5 No. 105, Medan Sumatera Utara 20122
Alat yang digunakan adalah cawan petri, neraca analitik, oven, desikator,
spatula, Water Bath, Erlenmyer mulut besar 250 mL, buret 25 mL, gelas ukur 100
mL, statif dan klem, Erlenmeyer asah 500 mL, pipet volume 25mL, Buret 50 mL,
gelas beker 100mL, pompa hisap, gelas beker 30 mL, labu ukur 50 dan 100 mL,
pipet volume 25 mL, spektrofotometer, labu ukur 25 mL, gelas kimia 30 mL.
Bahan yang digunakan adalah CPO, Larutan standar NaOH 0,25 N, Alkohol
netral panas,Indikator Fenolftalein, larutan asam asetat: sikloheksana 1:1, larutan Wijs,
akuades, sikloheksana
Prosedur
Preparasi Sampel
Preparasi sampel dimulai dengan memanaskan CPO pada waterbath untuk
mencairkan sampel CPO dengan suhu tidak melebihi 10oC titik leleh sampel.
Analisis ALB
Sampel ditimbang sesuai tabel 1 di dalam labu Erlenmeyer. Sampel
ditambahkan alkohol netral panas sesuai tabel 1. Kemudian, sampel ditambahkan
2 mL indikator PP sebelum dipanaskan di waterbath sampai sampel larut. Setelah
larut, sampel dititrasi dengan larutan standar NaOH dengan konsentrasi sesuai
Tabel 1 sampai menunjukkan warna merah jambu yang tetap demham intensitas
yang sama seperti pada saat menteralkan alcohol setelah penambahan contoh.
Warna harus bertahan selama 30 detik. Volume NaOH yang terpakai harus
dicatat. Kadar ALB dihitung dengan persamaan
Kadar ALB (%) = x 100%
Keterangan:
V = volume penitaran NaOH (mL)
N = Normalitas NaOH (ML)
W = berat sampel (g)
Faktor = Laurat (20,0)
Oleat (28,2)
Palmitat (25,6)
Tabel 1 ukuran analisis ALB
Range FFA (%) Berat Contoh mL alcohol Normalitas Naoh
0,00-0,2 56,4±0,2 50 0,1 N
0,2-1,0 28,2±0,2 50 0,1 N
1,0-30,00 7,05±0,05 75 0,25N
30,0-50,0 7,05±0,05 100 0,25-1,0 N
50,0-100,0 3,525±0,05 100 1,0 N
Analisis Karotenoid
Sampel CPO yang telah disiapkan ditimbang 0.5-1 gram ke dalam gelas
beker. Selanjutnya, dilarutkan dengan larutan sikloheksana dalam labu ukur 100
mL sampai tanda tera. Sampel pada labu ukur diambil 25 mL untuk dipindahkan
ke labu ukur 50 mL yang akan dilarutkan lagi dengan sikloheksana hingga tanda
tera. Sampel diambil lagi dan dimasukkan ke dalam kuvet yang sudah dibersihkan
dengan larutan sikloheksana. Kuvet yang berisi sampel dimasukkan ke dalam
spektrofotometri untuk dihitung absorbansinya setelah menghitung absorbansi
blanko berupa sikloheksana pada panjang gelombang 445 nm. Nilai
absorbansi dicatat. Kadar karoten dapat dihitung dengan persamaan:
Kadar Karoten =
Keterangan:
As = Absorbansi sampel (mL)
Ab = Absorbansi blangko
W = berat sampel (g)
Analisis DOBI
Sebanyak ±0,1g ditimbang di neraca analitik yang akan dilarutkan dengan
sikloheksana pada labu 25 mL sampai tanda tera. Sampel dimasukkan ke dalam
kuvet yang sudah dibersihkan dengan larutan sikloheksana. Kuvet yang berisi
sampel dimasukkan ke dalam spektrofotometri untuk dihitung absorbansinya
setelah menghitung absorbansi blanko berupa sikloheksana sebagai pelarut pada
panjang gelombang 269 dan 446 nm. Baca nilai DOBI pada spektrofotometri.
0.15
0.1139
0.1 0.0959
0.05
0
CPO 1 CPO 2 CPO 3
% ALB
5.65 5.6258 5.6114
5.6
5.55
5.5
CPO 1 CPO 2 CPO 3
Enzim yang berperan dalam kadar ALB adalah enzim Lipase. Enzim ini
secara alami terkandung di dalam kelapa sawit. Semakin matang buah sawit,
maka aktivitas enzim lipase semakin meningkat yang berakibat pada peningkatan
kadar ALB di minyak. Selain faktor kematangan buah, durasi waktu antara
pemanenan buah hingga pengolahan juga mempengaruhi kandungan ALB pada
minyak sehingga buah yang sudah dipanen harus segera diolah untuk menghindari
terjadinya peningkatan kandungan ALB pada CPO. Selain itu, pengeringan buah
sawit pada suhu 66.8 °C selama 12.8 jam sebelum ekstraksi dapat mengurangi
kandungan ALB pada CPO (Tan et al. 2009). Hasil analisis 3 sampel CPO
menunjukkan bahwa kandungan ALB CPO pada ketiga sampel berkisar dari
angka 5.6-5.7%. Kandungan ALB tertinggi terdapat pada sampel CPO 0.98
sedangkan kandungan asam lemak terendah terdapat pada sampel CPO 112.2.
Menurut BSN (2006), standar kandungan ALB-nya ditetapkan maksimal 5%.
Kandungan ALB ketiga sampel CPO tidak dalam kualitas baik karena semuanya
berada diatas 5%, Perbedaan kandungan ALB pada sampel CPO tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kondisi kematangan buah sawit saat
dipanen, efektivitas pengolahan, dan lama waktu penimbunan.
Proses lanjutan CPO menjadi produk pangan harus purifikasi secara
rafinasi yang menghasilkan refined bleached deodorized palm (RBDP) oil
(Tarmizi. 2008). RBDPOil mengandung fraksi cair (olein) dan fraksi padat
(stearin). Kedua fraksi dapat dipisahkan secara fraksinasi dan umumnya dilakukan
cara kering dengan tahapan proses kristalisasi dan filtrasi (Hasibuan et al 2009).
500 459.12
Berdasarkan tabel diatas, data nilai dobi pada kelima sampel berada dalam
kisaran 0,84-2,18. S104 memiliki nilai yang paling baik dari semua sampel dan
lolos kualifikasi untuk dikatakan baik menurut Hasibuan (2012). Namun, keempat
sampel diatas menunjukkan hasil yang kurang baik karena berada dibawah nilai 2.
62,000 61,642
61,000
Iodine Value
60,000
59,035
59,000 58,276
58,000
57,000
56,000
RBDPO 1 RBDPO 2 RBDPO 3
Simpulan
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Kelapa Sawit Indonesia. Badan Pusat
Satistik Indonesia..
Badan Standarisasi Nasional Indonesia, (2006). Minyak Kelapa Sawit
Mentah.(CPO) (SNI 01-2901-2006). Jakarta: Departemen Perdagangan.
CODEX STAN 210-1999.1999. Codex Standard for Named Vegetabel Oils.
Rome(IT): CODEX STAN 210.
Departemen Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Tentang Minyak Kelapa
Sawit Departemen Perindustrian Jakarta Selatan .[Internet]. (Diunduh
2017 Agu
2007)..Tersedia.pada.http:/www.depperin.go.id/paketInformasi/kelapasawi
t/Minyak%20Kelapa %20sawit.pdf.
Desiana. 2000. Ekstraksi Pigmen Karotenoid dari Limbah Udang Windu.[Skripsi]
Bogor(ID). Institut Pertanian Bogor.
Hasibuan HA.2012. Kajian mutu dan karakteristik minyak sawit indonesia serta
produk fraksinasinya. Jurnal Standardisasi. 14(1):13-21.
Hasibuan HA, Siahaan D, Rivani M, Panjaitan F. 2009. Minyak Sawit dan
Minyak Inti Sawit Sebagai Bahan Baku Formulasi Plastic Fat dan
Specialty Fat. Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit ;2009 Mei 28-30,
Jakarta Convention Center,Indonesia. Jakarta (ID); 295 – 305.
Hasibuan HA. 2016. Deterioration of bleachability index pada crude palm oil:
bahan review dan usulan untuk SNI 01-2901-2006. J Stand. 18(1): 25-34.
Hasibuan HA dan Ramadona. 2012. Monitoring kadar asam lemak bebas (ALB),
kadar karoten dan DOBI pada CPO bervariasi ALB selama penyimpanan.
Warta P
Herianto, Limantara L. 2008. Produksi karotenoid oleh khamir Rhodotorula sp.
Eksplanasi. 4(7):1-3.
Istianingrum, Suryasatriya, Trihandaru MM. 2012. Pengukuran kandungan
provitamin A dari CPO (crude palm oil) menggunakan spektrofotometer
UV-Vis dan spektroskopi Nir (near infrared). Prosiding Seminar Nasional
Sains Dan Pendidikan Sains VII UKSW; 2012 Sep 22-23 ; Salatiga ,
Indonesia. Salatiga(ID). Universitas Kristen Satya Wacana.
Jusoh JM, Rashid NA, dan Omar Z. 2013. Effect of sterilization process on
deterioration of bleachability index (DOBI) of crude palm oil (CPO)
extracted from different degree of oil palm ripeness. Int J Biosci, Biochem
Bioinfor. 3(4): 322-327
Ketaren S. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta(ID) :
Universitas Indonesia Press.
28
Larasati N, Chasanah S. Machmudah S , Winardi S. 2016 . Studi analisa ekonomi
pabrik CPO (crude palm oil) dan PKO (palm kernel oil) dari buah kelapa
sawit. Jurnal Teknik ITS. 5(2):212-215.
Mangoensoekarjo S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta(ID)
: Universitas Gadjah Mada Press.
Nugraheni DT. 2010. Analisis penurunan bilangan iod terhadap pengulangan
penggorengan minyak kelapa dengan metode titrasi iodometri. [Skripsi].
Pekanbaru (ID): Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pamani A. 2014. Pengaruh waktu sulfonasi dalam pembuatan surfaktan MES
(methyl ester sulfonate) berbasis minyak kelapa sawit kasar (CPO).
[Laporan Akhir]. Palembang(ID): Politeknik Sriwijaya.
Pahan I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Bogor(ID): Penebar Swadaya.
PTPN III. 2003. Vademicum Budidaya Kelapa Sawit. Medan(ID) : Perkebunan
Nusantara III.
Risza S. 2009. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta (ID):
Kanisius.
Sumarna D. 2014. Studi metode pengolahan minyak sawit merah (red palm oil)
dari crude palm oil (CPO). Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 HKI-
Kaltim ; 2014 Apr 26 ; Samarinda, Indonesia. Samarinda (ID). Universitas
Mulawarman.
Tan C.H., M. H. Ghazali, A. Kuntom., C. P. Tan, A. A. Arifin. 2009. Extraction
and Physicochemical Properties of Low Free Fatty Acid Crude Palm Oil. J
Food Chemistry 113: 645-650.
Tarmizi AHA.,Lin SW, Kuntom A. (2008). Development of Palm Based
Reference Materials for the Quantification of Fatty Acids Composition. J.
Oleo Science. 57 (5) :275-285.
29
30
Lampiran 2 Diagram alir penelitian
CPO
Preparasi Sampel
Perhitungan
RBDPo
Preparasi Sampel
Analisis IV
Perhitungan
31
Lampiran 3 Hasil pengukuran kadar asam lemak bebas CPO
Sampel Volume Berat N NaOH Kadar
NaOH(mL) Sampel (g) (mL) ALB(%)
CPO 1 0.2457
6.6 7.0824 5.8614
(1)
CPO 1 0.2457
6.4 7.0013 5.7497
(2)
CPO 1 0.2457
6.4 7.0020 5.7491
(3)
Rerata ± 5.7867±0
SD .0646
CPO 2
6.25 7.0016
0.2476 5.6581
(1)
CPO 2
6.25 7.0044
0.2476 5.6558
(2)
CPO 2
6.15 7.0065
0.2476 5.5637
(3)
Rerata ± 0.2476 5.6258
SD ± 0.0538
CPO 3
6.25 7.0010
0.2476 5.6586
(1)
CPO 3
6.15 7.0070
0.2476 5.5633
(2)
CPO
6.25 7.0599
0.2476 5.6114
(3)
Rerata ± 5.611
SD ±0.0476
32
Lampiran 4 Hasil pengukuran kadar air CPO
33
Lampiran 5 Hasil pengukuran kadar karoten CPO
Kadar Karoten = =
= = 459,12
Keterangan:
As = Absorbansi sampel (mL)
Ab = Absorbansi blangko
W = berat sampel (g)
34