Professional Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
I. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri Kepala
Anamnese Terpimpin :
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak ± 4 hari sebelum
masuk rumah sakit dan dirasakan semakin memberat sejak ± 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri kepala dirasakan seperti “nyut-nyut”. Nyeri dirasakan terus menerus
dikedua sisi kepala dan nyeri yang paling berat dirasakan didaerah belakang kepala,
pasien juga merasakan sedikit pusing seperti berputar saat kepala mengalami perubahan
posisi, leher terasa tegang (+). Tidak ada fotophobia dan fonophobia. Pasien tidak
demam, mual (+) namun tidak sampai muntah. Batuk (-) pilek (-). Nyeri uluhati (-). BAB
dan BAK dalam batas normal. Pasien juga mengeluhkan kesulitan tidur sejak bebeapa
1
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-)
Status neurologis
Nervus cranialis
1. N.I (olfaktorius) : dalam batas normal
2. N.II (Optikus) : OD OS
a) Ketajaman penglihatan : 6/6 6/6
b) Lapangan penglihatan : normal normal
c) Funduskopi : tidak dilakukan tidak dilakukan
2
3. N.III (Okulomotorius), N.IV (Trochlearis), N.VI (Abdusens) :
a) Celah kelopak mata
- Ptosis D dbn S dbn
- Exoftalmus D dbn S dbn
b) Ptosis bola mata D dbn S dbn
c) Pupil
- Ukuran/bentuk D 2,5 mm/bulat S 2,5 mm/bulat
- Isokor/anisokor D (isokor) S (isokor)
- RCL/RCTL D (+) S (+)
- Refleks Akomodasi D (+) S (+)
d) Gerakan bola mata
- Parese ke arah D dbn S dbn
- Nistagmus D dbn S dbn
4. N.V (Trigeminus) :
a) Sensibilitas :
i. N.V.1 : dbn
ii. N.V.2 : dbn
iii. N.V.3 : dbn
b) Motorik :
c) Istirahat/menggigit : dbn
d) Refleks dagu/maseter : dbn
e) Refleks kornea : dbn
5. N.VII (Facialis)
Pengecap 2/3 lidah bagian depan : dbn
3
c. Fungsi vestibularis : tidak dilakukan pemeriksaan
7. N.IX (Glossopharyngeus), N.X (Vagus) :
a. Refleks telan/muntah : dbn
b. Pengecap 1/3 lidah bagian belakang : dbn
c. Suara : dbn
d. Takikardi/bradikardi : dbn
8. N.XI (Accesorius) :
a. Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : dbn
b. Angkat bahu : dbn
9. N.XII (Hypoglossus) :
a. Deviasi lidah : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Fasciculasi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Atrofi : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Tremor : tidak dilakukan pemeriksaan
e. Ataxia : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas :
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Pergerakan N N N N
Kekuatan N N N N
Tonus N N N N
Bentuk otot N N N N
4
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Darah rutin
Hasil Lab:
WBC 8,5
RBC 4,41
HGB 12,7
PLT 257
b. Kimia darah
Cholesterol total = 224mg/dl
Trigliserida = 220 mg/dl
IV. DIAGNOSA
Tension type headache (TTH)
V. DIAGNOSA BANDING
1. Cluster type headache
2. Migraine
VI. TERAPI
Medikamentosa:
IVFD RL 16 tpm
Ketorolac 1 amp/12j/iv
Ranitidine 1 amp/12j/iv
Unalium tab 5mg 2x1tab
Simvastatin 20mg 0-0-1
Aplrazolam 0,5mg 0-0-1
Paracetamol 450 mg
Amitriptilin 6,25 mg 3 dd 1 caps
Diazepam 1 mg
VII. PROGNOSA
Qua ad vitam : bonam
Qua ad sanationam : bonam
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Tension Type Headache (TTH) adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh
tegangnya otot pada wajah, leher atau kulit kepala. Disebut juga muscle-contraction
TTH ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari otot-otot kepala,
wajah, kuduk dan bahu. Kontraksi yang terus menerus ini akan menimbulkan nyeri otot
timbul oleh karena adanya ketegangan jiwa anxietas, tension, atau depresi).5
Nyeri kepala itu akan dirasakan oleh si penderita sebagai suatu ikat kepala yang
terlalu menekan. Kepalanya dirasakan berat oleh si penderita, terutama di waktu pagi
hari. Bila penderita dipijat oleh istri atau suaminya, maka nyeri kepala itu dirasakannya
berkurang.5
b. Penyebab
Depresi
6
Minum alkohol berlebihan
c. Epidemiologi6,7
laki-laki dan 88% perempuan pada populasi Danish. Pasien memiliki pengalaman
lebih dari satu sindrom nyeri kepala primer. Pada satu studi oleh Ulrich et al,
prevalensi 1 tahun TTH adalah sama diantara individu dengan dan tanpa
migraine.
3. Jenis Kelamin : Perempuan lebih sering daripada laki-laki. Ratio TTH perempuan
dan laki-laki sekitar 1,4:1. Pada Chronic type tension headache 1,9:1.
4. Usia : TTH dapat terjadi pada semua usia, tetapi onset remaja hingga
Pada penderita TTH didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang
bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot
perikranial yang menjalar ke kepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri
TTH adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, dan miofasial
lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya yang menstimuli
7
berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing-masing individu mempunyai sifat self
palporneter (yang diketemukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat mendapatkan skor
Langemark & Olesen tahun 1987 (yang dikutip oleh Bendtsen) telah
menemukan metode palpasi manual untuk penelitian nyeri kepala dengan cara palpasi
secara cepat bilateral dengan cara memutar jari ke 2 dan ke 3 ke otot yang diperiksa,
nyeri tekan yang terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness Scoring system. Yaitu
suatu sistem skor dengan 4 point penilaian kombinasi antara reaksibehaviour dengan
Pada penelitian Bendtsen tahun 1996 terhadap penderita chronic tension type
headache (yang dikutip oleh Bendtsen) ternyata otot yang mempunyai nilai Local
tenderness score tertinggi adalah otot Trapezeus, insersi otot leher dan otot
intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik. Belum diketahui
secara jelas apakah nyeri tekan otot tersebut mendahului atau sebab akibat daripada nyeri
kepala, atau nyeri kepala yang timbul dahulu baru timbul nyeri tekan otot. Pada migren
dapat juga terjadi nyeri tekan otot, akan tetapi tidak selalu berkorelasi dengan intensitas
Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur
fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut
kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang
8
bermyelin (Aα dan Aβ) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan / tidak
merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses
iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses
sensitisasi serabut Aα dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada
Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot kepala dan
leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam tension
type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction headache.
Akan tetapi pada akhir-akhir ini pada beberapa penelitian yang menggunakan EMG
sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun
terjadi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri.
Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.
Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial trigger
point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada semua otot)
Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin (dilepas dari platelet), bradikinin
(dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan Kalium (yang dilepas dari sel
otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan sebagai stimulant sensitisasi terhadap
nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat ini adalah peran
nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot
9
dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan terhadap
timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai ambang pressure pain
detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun
ekstrasefalik.
Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus (87%),
exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi
pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar
Pada suatu penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa kecepatan
biosintesa serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan dengan wanita. Dengan
bukti tersebut di asumsikan bahwa memang terbukti bahwa angka kejadian depresi pada
e. Gambaran Klinis6,7
1. Anamnesa
Onset nyeri dari TTH dapat memberikan gambaran seperti berdenyut dan
terkadang seperti gambaran klinis dari migren. Kombinasi dari migren dan TTH
dapat memberikan durasi nyeri yang lebih lama, menetap dan lebih berat.
10
b) Anamnesa pada TTH sering ditemukan:
iv. Minimal 10 kali muncul sakit kepala dalam sekali serangan; dan
serangan sakit kepala terjadi lebih dari 180 kali per tahun
"pressure," or "bandlike/viselike"
viii. Insomnia
x. Otot tegang dan seperti terikat pada region leher, occipital serta frontal
xi. Terdapat pada 75% pasien yang mengalami nyeri kepala kronis selama 5
tahun
c) Onset nyeri kepala yang baru pada pasien usia muda dapat dipikirkan
f. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab dari nyeri kepala dari TTH.
11
3) Otot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau leher (tidak selalu)
4) Nyeri pada penekanan arteri temporalis dan daerah trigger zone (tidak selalu)
5)
Nyeri bertambah dengan fleksi leher dan pergangan dari otot leher
g. Diagnosis6,9
Diagnosis Primer
o Nyeri bilateral
o Nausea
o Vomitus
12
Durasi nyeri 30 menit – 7 hari
Diagnosis Subdivisi
Episodic (<15 hari/bulan) atau kronis (>15 hari/bulan selama > 6 bulan),
dapatkan kelainan, yang penting adalah keriteria dari IHS. Kadang nyeri kepala
TTH ini tidak berdiri sendiri, tapi juga sering disertai dengan nyeri kepala tipe
h. Diagnosis Banding6,9
Primary diagnosis
Nonvascular: Tension-type
Vascular: Migraine or cluster
13
Substances that act as triggers
Medications (eg, nitrates, over-the-counter drugs)
Foods (eg, monosodium glutamate, alcohol)
Exposures (eg, carbon monoxide)
Rebound (eg, caffeine, analgesic, ergot)
Metabolic disorders
Hypoxia (eg, chronic obstructive pulmonary disease, sleep apnea)
Hypercapnia
Hypoglycemia
i. Pemeriksaan Penunjang6
Laboratorium
Diagnosis tension headache adalah dari klinis. Seperti nyeri kepala primer
Studi Imaging
MRI imaging menunjukkan struktur cerebral yang detail dan khususnya dalam
CT scan dengan kontras merupakan alternatif lain tetapi lebih rendah daripada
14
j. Penatalaksanaan
diperlukan penjelasan yang cukup mengenai latar belakang munculnya nyeri agar
penderita mengerti tentang permasalahan yang selama ini kurang atau tidak disadarinya.
Penjelasan tentang berbagai macam pemeriksaan tambahan yang perlu dan yang tidak
Analgesik seperti aspirin atau acetaminophen atau NSAID lain yang sangat
membantu, tetapi hanya untuk waktu yang singkat. Tension headache memberi respon
terbaik terhadap penggunaan hati-hati salah satu dari beberapa obat yang mengurangi
meditasi dan teknik biofeedback. Pengobatan analgesik yang lebih kuat sebaiknya
phenelzine atau cyproheptadine. Ergotamin dan propanolol tidak efektif kecuali jika
terdapat gejala migren dan tension headache. Teknik relaksasi sangat menolong pasien
Penanganan
Istirahat dengan tenang, ruangan gelap hingga gejala berkurang dan hilang.
Pijat leher, bahu dan punggung. Letakkan heat, an ice pack, or a cold washcloth
15
Segera ke dokter bila:
o Muntah berulang.
k. Terapi Farmakologik:
Acetaminophen, 650 mg, plus Phrenilin Forte 1 tablet; max 6 per day
butalbital, 50 mg
Acetaminophen, 325 mg, plus Fiocert; Esgic, generic 1-2 tablets; max 6 per day
butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40
mg
Acetaminophen, 500 mg, plus Esgic-plus 1-2 tablets; max 6 per day
butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40
mg
Acetaminophen, 325 mg, plus Fiorinal 1-2 tablets; max 6 per day
butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40
mg
16
Prophylactic Medications
Amitriptyline Elavil, generic 10-50 mg at bedtime
Doxepin Sinequan, generic 10-75 mg at bedtime
Nortriptyline Pamelor, generic 25-75 mg at bedtime
l. Terapi non-farmakologik9
Regulasi lifestyle
Hindari Stres
o Meditasi
o psikoterapi
Fisioterapi
Terapi alternatif
o Akupuntur
o Acupressure
17
o Therapeutic touch
Oruvail])
m. Prognosis
TTH merupakan nyeri kepala yang selalu kambuh, akan tetapi nyeri kepala
ini tidak berbahaya. Terapinya hanya bersifat simptomatis tetapi kadang juga dapat
hilang total. TTH dapat sembuh sempurna bila penyebabnya di hilangkan. Pengunaan
obat TTH yang lama dapat menyebabkan nyeri kepala bertambah berat atau rebound
headache.12
18
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien dengan nama Ny. S usia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala. Pasien
perbandingan antara teori dan fakta yang terjadi pada perjalanan penyakit pasien tersebut.
Anamnesa
Fakta Teori
Nyeri kepala dirasakan sejak 4 hari Anamnesa pada TTH sering ditemukan:
sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah o TTH dapat memberikan gambaran seperti
Nyeri dirasakan terus menerus pada o Bilateral dan occipital atau nyeri bifrontal
kedua sisi kepala dan lebih berat pada o Otot tegang dan seperti terikat pada region
o Insomnia
Tidak ada fotophobia ataupun
o Kadang disertai stress emosional dan rasa
fonophobia
cemas berlebihan
kesulitan tidur sejak bebeapa hari
20
Pemeriksaan fisik
Fakta Teori
Pemeriksaan Penunjang
Fakta Teori
21
Penatalaksanaan
Fakta Teori
Prognosa
Fakta Teori
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Harsono. Buku ajar Neurologi Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
Jakarta: Gajah Mada University Press; 2005: pp. 285-8
2. World Health Organization. Headache Disorder. (Online) 2004. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs277/en/ (Accessed: 07 Juli 2011)
3. Adult Health Advisor. Tension Headache. University of Michigan Health System.
McKesson Corporation. (Online) 2005. Available from: http://www.med umich edu
(Accessed: 07 Juli 2011)
4. Friedman H. Problem Oriented Medical Diagosis. Sixth edition. USA: Little, Brown
and Company; 1996: pp. 398-9.
5. Ngoerah G. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Syaraf. Denpasar: Airlangga University Press;
1990: pp. 203.
6. Singh MK. Muscle Contraction Tension Headache. Department of Neurology, Pain
Management, Medical College of Pennsylvania, Hahnemann University. (Online) 2007.
Available from: http://www.emedicine.com (Accessed: 07 Juli 2011)
7. Gilroy J. Basic Neurology. Third edition. USA: McGraw Hill companies; 2000: pp. 124-
138
8. Sjahrir H. Mekanisme Terjadinya Nyeri Kepala Primer dan Prospek
Pengobatannya. USU Digital Library. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara; 2004.
9. Mueller L. Tension-type, The Forgotten Headache How to Recognize This Common
but Undertreated Condition. Postgraduate Medicine, Vol. III No. 4. (Online) 2002.
Available from: http://www.postgradmed.com/issues/2002/04_02/mueller.htm
(Accessed: 07 Juli 2011)
10. Victor M, Ropper AH. Principles of Neurology seventh edition. USA: McGraw-Hill;
2001: pp. 175-181
11. Hauser SL. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. USA: McGraw Hill; 2006: pp.
57
12. National Headache Foundation. Tension Type Headache, The Complete Guide to
Headache. (Online) 2005. Available from:
23
http://www.headaches.org/consumer/educationalmodules/completeguide/tensiontype.htm
l). (Accessed: 07 Juli 2011)
24