Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN IV
BATAS-BATAS ATTERBERG
3. Bahan
1. Tanah
2. Air Suling
4. Prosedur Pelaksanaan :
1. Ambil contoh tanah ± 150 – 200 gr; untuk tanah yang mengandung
banyak humus, tanah tersebut perlu diayak dengan saringan no. 40.
2. Tempatkan tanah dalam cawan porselin dan campurkan dengan air
suling sebanyak 15 – 20 ml, campur merata dengan spatula.
3. Tinggi jatuh mangkuk casagrande sehingga tinggi jatuhnya dengan
landasan 1cm.
4. Ambil contoh tanah yang telah tercampur dengan homogen dan
tempatkan pada cawan batas cair (mangkuk casagrande).
5. Ratakan permukaan contoh dalam tanah hingga sejajar dengan alas
(ketebalan 0,5 inch).
6. Tanah dalam mangkuk dibuat alur dengan menggunakan Grooving
Tool tegak lurus permukaan contoh.
7. Dengan menggunakan alat pemutar, angkat dan turunkan cawan
tersebut dengan kecepatan 2 putaran/detik.
8. Hentikan aksi tersebut, jika alur sudah tertutup sepanjang ±1,25 cm
dan hitung berapa ketukan yang dibutuhkan.
9. Ambil contoh tanah tersebut sebagian untuk diperikasa kadar airnya
10. Ulangi percobaan di atas dengan kadar air yang berbeda.
3. Bahan
1. Tanah
2. Air Suling
4. Prosedur Percobaan :
1. Ambil contoh tanah yang sudah diayak dengan ayakan No. 40 dan
campur dengan air suling sampai merata dengan bantuan spatula.
2. Jika tanah sudah homogen ambil contoh ± 8gr dan buat gulungan tanah
di atas plat kaca sampai mencapai batangan-batangan dengan diameter
3mm. Contoh tanah yang tepat pada diameter 3mm mulai menunjukan
retak-retak, mengisyaratkan bahwa tanah dalam keadaan plastis.
3. Ambil contoh tanah tersebut dan periksa kadar airnya untuk
mendapatkan harga Wp.
4. Bila batangan tanah belum mencapai diameter 3mm sudah retak,
maka tanah tersebut terlalu kering maka percobaan tersebut harus
deulangi dengan menambahkan kadar air dan sebaliknya jila batangan
tanah sudah mencapai diameter 3mm dan belum menunjukan
keretakan, maka tanah terlalu basah dan perlu dikeringkan dengan
jalan didiamkan/diaduk dalam cawan pencampur.
3. Bahan
1. Tanah
2. Air suling
3. Mercuri metal
4. Prosedur pelaksanaan :
1. Ambil contoh tanah yang sudah diayak No. 40 ± 60gr, kemudian
secara perlahan-lahan dicampur dengan aquadest untuk dibuat jadi
adonan dan masukkan ke dalam shringkage dish tanpa ada pori-pori
udara.
2. Oleskan vaseline pada bagian dalam shringkage dish untuk mencegah
tanah melekat pada dish atau tanah menjadi retak setelah kering.
Berat dish ditimbang dan dicetak.
3. Isi dish dalam tiga lapis dari sejumlah tanah basah sampai 1/3 volume
dish dan pengerutan dilakukan dengan baik pada plat dasarnya,
sampai tanah mengalir pada dish dan tidak ada gelembung udara
yang kelihatan keluar. Selanjutnya diulangi lapisan kedua dan ketiga.
Pukul dish secara perlahan-lahan kemudian berat dish dan tanah
basah ditimbang dan dicatat.
4. Untuk menentukan volume dari tanah basah dalam cm3 dengan jalan
air raksa dimasukkan ke dalam mangkuk porselin. Tanah basah
dikeluarkan dari dish dan diletakkan di atas air raksa dan kemudian
ditekan dengan plat kaca hingga air raksa meluap keluar gelas dan
tertampung dalam mangkuk porselin, ditimbang untuk diketahui
beratnya, kemudian dibagi dengan berat jenis air raksa hingga
didapat volume tanah basah.
5. Tanah basah kemudian dioven selama satu hari.
6. Dish serta tanah kering ditimbang kemudian volume tanah kering (vf)
ditentukan dengan menimbang air raksa yang tumpah.
5. Catatan :
Batas-batas Shringkage Ratio
Sr < 5 Baik
5 < Sr < 10 Sedang
10 < Sr < 15 Jelek
15 < Sr Jelek sekali
6. Perhitungan
a. Batas Cair :
1. Dish 1 = 27 ketukan
Berat tanah basah = 8,38 gr
Berat tanah kering = 6,52 gr
Berat air = 1,86 gr
Berat Air
Kadar air W1 = x 100%
Berat Tanah Kering
1,86
= x 100%
6,52
= 28,528 %
2. Dish 2 = 23 ketukan
Berat tanah basah = 14,07 gr
Berat tanah kering = 10,74 gr
Berat air = 3,33 gr
Berat Air
Kadar air W2 = x 100%
Berat Tanah Kering
3,33
= x 100%
10,74
= 31,006 %
3. Dish 3 = 16 ketukan
Berat tanah basah = 9,02 gr
Berat tanah kering = 6,97 gr
Berat air = 2,05 gr
Berat Air
Kadar air W3 = x 100%
Berat Tanah Kering
2,05
= x 100%
6,97
= 29,412 %
4. Dish 4 = 15 ketukan
Berat tanah basah = 8,19 gr
Berat tanah kering = 6,24 gr
Berat air = 1,95 gr
Berat Air
Kadar air W4 = x 100%
Berat Tanah Kering
1,95
= x 100%
6,24
= 31,25 %
W1 W2 W3 W4
WRata-rata =
4
28,528 31,006 29,412 31,25
=
4
= 30,049 %
b. Batas Plastis :
1. Contoh Tanah : 1
Berat tanah basah = 1,16 gr
Berat tanah kering = 0,96 gr
Berat air = 0,2 gr
Berat Air
W1 = x 100%
Berat Tanah Kering
0,2
= x 100%
0,96
= 20,833 %
2. Contoh Tanah : 2
Berat tanah basah = 0,92 gr
Berat tanah kering = 0,79 gr
Berat air = 0,13 gr
Berat Air
W2 = x 100%
Berat Tanah Kering
0,13
= x 100%
0,79
= 16,456 %
3. Contoh Tanah : 3
Berat tanah basah = 0,53 gr
Berat tanah kering = 0,46 gr
Berat air = 0,07 gr
Berat Air
W3 = x 100%
Berat Tanah Kering
0,07
= x 100%
0,46
= 15,217 %
W1 W2 W3
WN =
3
20,833 16,456 15,217
=
3
= 17,502 %
IP = LL – PL
= 34,642 % - 20,177%
= 14,465 %
W PL
IL =
IP
17,502 20,177
=
14,465
= -0,184 %
W15 W16
IF =
logN 15 logN 16
W15 W16
=
N
log 15
N 16
31,25 - 29,412
=
15
log
16
1,838
=
0,028
= -65,643 %
c. Batas Susut :
Berat dish (W1) = 26,63 gr
Berat dish + tanah basah (W2) = 61,96 gr
Berat tanah basah (W3) = 35,33 gr
Berat mercuri metal yang dipindahkan (Wr.1) = 271,66 gr
Wr. 1
Volume (isi) tanah basah (V1) =
13,6
271,66
=
13,6
= 19,975 cm3
Berat tanah kering (W4) = 26,45 gr
Berat air yang di pindahkan (Wr.2) = 236,67 gr
Wr. 2
Volume (isi) tanah basah (V2) =
13,6
236,67
13,6
= 17,402 gr
W5
Kadar air (Wo) = x100%
W4
8,88
= x 100%
26,45
= 33,573 %
V1 V2
Batas Susut (SL) = Wo x100%
W4
19,975 17,402
= 33,573 x 100%
26,45
= 23,845 %
W0
Shrinkage Ratio (SR) =
V2
33,573
=
17,402
= 1,929
Grafik :
30,000
29,500 Kadar Air
29,000 Linear (Kadar Air)
28,500
28,000
0 5 10 15 20 25 30
JUMLAH KETUKAN
Keterangan Grafik : Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara Jumlah Ketukan dan
Kadar Air (W) berbanding terbalik, yaitu semakin kecil jumlah ketukan maka akan semakin
Kesimpulan :
Saran :
Plat kaca
Gambar/Foto Bahan
Volume dish Shrinkage Dish
Mercuri Metal
Foto Kegiatan