You are on page 1of 25

Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

PERCOBAAN IV
BATAS-BATAS ATTERBERG

I. BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)


1. Maksud percobaan :
Untuk mendapatkan harga batas cair suatu contoh tanah. Batas cair adalah
kadar air dimana tanah berada dalam batas keadaan plastis dan cair.

2. Alat-alat yang digunakan :


1. Cawan porselin untuk mencampur tanah
2. Spatula
3. Mangkuk Casagrande (alat batas cair)
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
5. Grooving tool
6. Gelas ukur
7. Kompor listrik
8. Ayakan standart No. 40

3. Bahan
1. Tanah
2. Air Suling

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

4. Prosedur Pelaksanaan :
1. Ambil contoh tanah ± 150 – 200 gr; untuk tanah yang mengandung
banyak humus, tanah tersebut perlu diayak dengan saringan no. 40.
2. Tempatkan tanah dalam cawan porselin dan campurkan dengan air
suling sebanyak 15 – 20 ml, campur merata dengan spatula.
3. Tinggi jatuh mangkuk casagrande sehingga tinggi jatuhnya dengan
landasan 1cm.
4. Ambil contoh tanah yang telah tercampur dengan homogen dan
tempatkan pada cawan batas cair (mangkuk casagrande).
5. Ratakan permukaan contoh dalam tanah hingga sejajar dengan alas
(ketebalan 0,5 inch).
6. Tanah dalam mangkuk dibuat alur dengan menggunakan Grooving
Tool tegak lurus permukaan contoh.
7. Dengan menggunakan alat pemutar, angkat dan turunkan cawan
tersebut dengan kecepatan 2 putaran/detik.
8. Hentikan aksi tersebut, jika alur sudah tertutup sepanjang ±1,25 cm
dan hitung berapa ketukan yang dibutuhkan.
9. Ambil contoh tanah tersebut sebagian untuk diperikasa kadar airnya
10. Ulangi percobaan di atas dengan kadar air yang berbeda.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

II. BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)


1. Maksud Percobaan :
Untuk mengetahui batas plastis suatu contoh tanah yaitu nilai kadar air
terendah dari suatu contoh tanah dimana tanah tersebut masih dalam
keadaan plastis.

2. Alat-alat yang digunakan :


1. Ayakan standar No. 40
2. Cawan
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
4. Plat kaca
5. Spatula
6. Kompor Listrik
7. Mistar Ukur

3. Bahan
1. Tanah
2. Air Suling

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

4. Prosedur Percobaan :
1. Ambil contoh tanah yang sudah diayak dengan ayakan No. 40 dan
campur dengan air suling sampai merata dengan bantuan spatula.
2. Jika tanah sudah homogen ambil contoh ± 8gr dan buat gulungan tanah
di atas plat kaca sampai mencapai batangan-batangan dengan diameter
3mm. Contoh tanah yang tepat pada diameter 3mm mulai menunjukan
retak-retak, mengisyaratkan bahwa tanah dalam keadaan plastis.
3. Ambil contoh tanah tersebut dan periksa kadar airnya untuk
mendapatkan harga Wp.
4. Bila batangan tanah belum mencapai diameter 3mm sudah retak,
maka tanah tersebut terlalu kering maka percobaan tersebut harus
deulangi dengan menambahkan kadar air dan sebaliknya jila batangan
tanah sudah mencapai diameter 3mm dan belum menunjukan
keretakan, maka tanah terlalu basah dan perlu dikeringkan dengan
jalan didiamkan/diaduk dalam cawan pencampur.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

III. BATAS PENGERUTAN/SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)


1. Maksud percobaan :
Untuk mengetahui batas susut suatu contoh tanah/kadar air yang
didefinisikan untuk derajat kejenuhan sebesar 100%, dimana untuk
nilai-nilai perubahan volume tanah tidak terjadi apabila dikeringkan
lagi.

2. Alat-alat yang digunakan :


1. Shrinkage Dish
2. Ayakan standart No. 40
3. Plat kaca
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
5. Mangkok porselin
6. Volume Dish
7. Aquadest
8. Plastik

3. Bahan
1. Tanah
2. Air suling
3. Mercuri metal

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

4. Prosedur pelaksanaan :
1. Ambil contoh tanah yang sudah diayak No. 40 ± 60gr, kemudian
secara perlahan-lahan dicampur dengan aquadest untuk dibuat jadi
adonan dan masukkan ke dalam shringkage dish tanpa ada pori-pori
udara.
2. Oleskan vaseline pada bagian dalam shringkage dish untuk mencegah
tanah melekat pada dish atau tanah menjadi retak setelah kering.
Berat dish ditimbang dan dicetak.
3. Isi dish dalam tiga lapis dari sejumlah tanah basah sampai 1/3 volume
dish dan pengerutan dilakukan dengan baik pada plat dasarnya,
sampai tanah mengalir pada dish dan tidak ada gelembung udara
yang kelihatan keluar. Selanjutnya diulangi lapisan kedua dan ketiga.
Pukul dish secara perlahan-lahan kemudian berat dish dan tanah
basah ditimbang dan dicatat.
4. Untuk menentukan volume dari tanah basah dalam cm3 dengan jalan
air raksa dimasukkan ke dalam mangkuk porselin. Tanah basah
dikeluarkan dari dish dan diletakkan di atas air raksa dan kemudian
ditekan dengan plat kaca hingga air raksa meluap keluar gelas dan
tertampung dalam mangkuk porselin, ditimbang untuk diketahui
beratnya, kemudian dibagi dengan berat jenis air raksa hingga
didapat volume tanah basah.
5. Tanah basah kemudian dioven selama satu hari.
6. Dish serta tanah kering ditimbang kemudian volume tanah kering (vf)
ditentukan dengan menimbang air raksa yang tumpah.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

5. Catatan :
Batas-batas Shringkage Ratio
Sr < 5 Baik
5 < Sr < 10 Sedang
10 < Sr < 15 Jelek
15 < Sr Jelek sekali

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

PEMERISAAN KONSISTENSI ATTERBERG

Lokasi : Sa’dan sangkaropi,Toraja Utara Dikerjakan : REYNALDI.P

No Contoh : Sampel 2 Dihitung : REYNALDI.P

Tanggal : 04 Juli 2018

BATAS CAIR (LIQUID LIMIT = LL)


Takaran air yang digunakan 55 56 57 58
Jumlah Pukulan Kali 27 23 16 15
No. Cawan 1 2 3 4
Tanah Basah gr 8,38 14,07 9,02 8,19
Tanah Kering gr 6,52 10,74 6,97 6,24
Berat Air gr 1,86 3,33 2,05 1,95
Kadar Air % 28,528 31,006 29,412 31,25
Kadar Air Rata-rata 23,049

BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT = PL)


No. Cawan 1 2 3
Tanah Basah gr 1,16 0,92 0,53
Tanah Kering gr 0,96 0,79 0,46
Berat Air gr 0,2 0,13 0,07
Kadar Air % 20,833 16,456 15,271
Rata-rata % 17,502

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

BATAS SUSUT (SHRINGKAGE LIMIT = SL)


No SAMPEL
DESKRIPSI Satuan
.
I. Tanah Dalam Kondisi Basah
Berat Dish (W1) gr 26,63
Berat Dish + Tanah Basah (W2) gr 61,96
Berat Tanah Basah (W3) gr 35,33
Berat mercuri metal yang dipindahkan
gr 271,66
(Wr.1)
Volume (isi) tanah basah (V1) = Wr.1/13,6) cm3 19,975
II. Tanah Dalam Kondisi Kering
Berat Tanah Kering (W4) gr 26,45
Berat Air yang Dipindahkan (Wr.2) gr 236,67
Volume (isi) tanah basah (V2) = Wr.1/13,6) cm3 17,402
Berat Air (W5) = (W3 – W4) gr 8,88
Kadar Air (W0) = (W5/W4) x 100% % 33,573
Batas Susut (SL) % 23,845
Nilai Susut (Shringkage Ratio = SR)
1,929
=W0/V2
Volume Penyusutan (Volumetric
18,765
Shringkage = SV)
Linear Shringkage (LS) % 360,929
Keterangan :
SL = W0 – [{(V1 – V2)/W4} x 100%]
SV = (W0 – SL) x SR
LS = 1 – [(1-SV)1/3] x 100%
Berat jenis Air Raksa = 13,6 gr/cm3

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

6. Perhitungan
a. Batas Cair :
1. Dish 1 = 27 ketukan
 Berat tanah basah = 8,38 gr
 Berat tanah kering = 6,52 gr
 Berat air = 1,86 gr
Berat Air
 Kadar air W1 = x 100%
Berat Tanah Kering
1,86
= x 100%
6,52
= 28,528 %

2. Dish 2 = 23 ketukan
 Berat tanah basah = 14,07 gr
 Berat tanah kering = 10,74 gr
 Berat air = 3,33 gr
Berat Air
 Kadar air W2 = x 100%
Berat Tanah Kering
3,33
= x 100%
10,74
= 31,006 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

3. Dish 3 = 16 ketukan
 Berat tanah basah = 9,02 gr
 Berat tanah kering = 6,97 gr
 Berat air = 2,05 gr
Berat Air
 Kadar air W3 = x 100%
Berat Tanah Kering
2,05
= x 100%
6,97
= 29,412 %
4. Dish 4 = 15 ketukan
 Berat tanah basah = 8,19 gr
 Berat tanah kering = 6,24 gr
 Berat air = 1,95 gr
Berat Air
 Kadar air W4 = x 100%
Berat Tanah Kering

1,95
= x 100%
6,24
= 31,25 %
W1  W2  W3  W4
WRata-rata =
4
28,528  31,006  29,412  31,25
=
4
= 30,049 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

 Batas Cair (Liquit Limit)


N tanβ
LL = WRata-rata ( ) tanβ= 0,121
25
ketukan 1  2  3  4 0,121
= 30,049 ( )
25
27  23  16  15 0,121
= 30,049 ( )
25
= 34,642 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

b. Batas Plastis :
1. Contoh Tanah : 1
 Berat tanah basah = 1,16 gr
 Berat tanah kering = 0,96 gr
 Berat air = 0,2 gr
Berat Air
 W1 = x 100%
Berat Tanah Kering
0,2
= x 100%
0,96
= 20,833 %
2. Contoh Tanah : 2
 Berat tanah basah = 0,92 gr
 Berat tanah kering = 0,79 gr
 Berat air = 0,13 gr
Berat Air
 W2 = x 100%
Berat Tanah Kering
0,13
= x 100%
0,79
= 16,456 %
3. Contoh Tanah : 3
 Berat tanah basah = 0,53 gr
 Berat tanah kering = 0,46 gr
 Berat air = 0,07 gr
Berat Air
 W3 = x 100%
Berat Tanah Kering
0,07
= x 100%
0,46
= 15,217 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

W1  W2  W3
WN =
3
20,833  16,456  15,217
=
3
= 17,502 %

 Batas Plastis (Plastic Limit)


N tanβ
PL = WN ( ) tanβ= 0,121
25
ketukan 1  2  3  4 0,121
=17,502 ( )
25
27  23  16  15 0,121
= 17,502 ( )
25
= 20,177 %

IP = LL – PL
= 34,642 % - 20,177%
= 14,465 %

W  PL
IL =
IP
17,502  20,177
=
14,465
= -0,184 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

W15  W16
IF =
logN 15  logN 16
W15  W16
=
N
log 15
N 16

31,25 - 29,412
=
15
log
16
1,838
=
 0,028
= -65,643 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

c. Batas Susut :
 Berat dish (W1) = 26,63 gr
 Berat dish + tanah basah (W2) = 61,96 gr
 Berat tanah basah (W3) = 35,33 gr
 Berat mercuri metal yang dipindahkan (Wr.1) = 271,66 gr
Wr. 1
 Volume (isi) tanah basah (V1) =
13,6
271,66
=
13,6
= 19,975 cm3
 Berat tanah kering (W4) = 26,45 gr
 Berat air yang di pindahkan (Wr.2) = 236,67 gr
Wr. 2
 Volume (isi) tanah basah (V2) =
13,6
236,67

13,6

= 17,402 gr

 Berat air (W5) = W3 – W4


= 35,33 – 26,45
= 8,88 gr

W5
 Kadar air (Wo) = x100%
W4
8,88
= x 100%
26,45
= 33,573 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

V1  V2
 Batas Susut (SL) = Wo  x100%
W4
19,975  17,402
= 33,573  x 100%
26,45
= 23,845 %

W0
 Shrinkage Ratio (SR) =
V2
33,573
=
17,402
= 1,929

 Volume Penyusutan (SV) = (W0 – SL) x SR


= (33,573 –23,845) x 1,929
= 18,765

 Linear Shringkage (LS) = [1 – (1 – SV)1/3]x100%


= [1 – (1 – 18,765)1/3]x100%
= 360,929 %

SR = 1,929 dapat disimpulkan bahwa keadaan tanah adalah “BAIK” sesuai


dengan ketentuan batas Shringkage Ratio < Sr < 5 baik.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

Grafik :

Jumlah Ketukan Vs Kadar Air (W)


31,500
31,000
30,500
KADAR AIR

30,000
29,500 Kadar Air
29,000 Linear (Kadar Air)
28,500
28,000
0 5 10 15 20 25 30
JUMLAH KETUKAN

Keterangan Grafik : Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara Jumlah Ketukan dan

Kadar Air (W) berbanding terbalik, yaitu semakin kecil jumlah ketukan maka akan semakin

besar nilai Kadar Air (W).

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

Kesimpulan :

 Dari percobaan Atterberg, diperoleh data sebagai berikut :


Batas cair (liquid limit) = 34,642 %
Batas plastis (plastic limit) = 17,543 %
Batas susut (shrinkage limit) = 23,845 %
 Shrinkage limit adalah sebagian besar kadar air tanah dimana tanah
tersebut mempunyai volume terkecil pada saat airnya mengering.
 Shrinkage Rasio (SR) = 1,929 dapat disimpulkan bahwa keadaan tanah
adalah “baik”
 Dari percobaan batas cair,diketahui kadar air rata-rata adalah 23,049
 Dari percobaan diketahui bahwa batas cair adalah kadar air dimana tanah
berada dalam batas keadaan plastis dan cair

Saran :

 Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami


maksud dan tujuan percobaan.
 Pada saat pelaksanaan praktikum diharapkan agar memperhatikannya
dengan teliti agar data yang diperoleh lebih akurat.
 Sebelum meninggalkan laboratorium pastikan alat-alat yang dipakai
sebelumnya telah dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya.
 Selama kegiatan praktikum berlangsung kebersihan dalam laboratorium
harus tetap di perhatikan demi kenyamanan selama proses praktikum.
 Diharapkan kepada praktikan supaya berhati-hati ketika menggunakan alat-
alat dilaboratorium agar tidak rusak.

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

Gambar Alat Batas Cair

Timbangan dengan ketelitian 0,01


spatula
gr

Mangkuk Casagrande Cawan

Gelas Ukur Grooving Tool

Kompor Listrik Ayakan Standar No.40

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

Gambar Alat Batas Plastis

Timbangan dengan ketelitian


spatula
0,01 gr

Kompor Listrik Cawan

Ayakan Standar No.40 Penggaris

Plat kaca

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

Gambar Alat Batas Susut

ngan dengan ketelitian


Kompor Listrik
0,01 gr

Ayakan Standar No.40 Plat kaca


ggggggggghh

Gambar/Foto Bahan
Volume dish Shrinkage Dish

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

Mercuri Metal

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar


Batas-batas Atterberg ( Reynaldi Paillin ) Kelompok XXXIV

Foto Kegiatan

Laboratorium Mekanika Tanah UKIP Makassar

You might also like