Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Nike Nindiyati 030.11.215
Amelinda Utary 030.12.014
Lifftizia Effif 030.12.148
Pembimbing :
dr. Gita Tarigan, MPH
dr. Robiatul Adawiyah
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 04 JUNI – 25 AGUSTUS 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan evaluasi program “Upaya
Peningkatan Pencapaian Cakupan Kelurahan SiagaAktif di Puskesmas Kelurahan Tebet
Barat”. Evaluasi program ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat dalam periode 04 Juni 2018 –
25 Agustus 2018.
Dalam usaha penyelesaian evaluasi program ini, kami banyak memperoleh
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak.
Untuk itu, kami ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. dr. Gita Tarigan, MPH selaku pembimbing Kepaniteraan IKM.
2. dr. Lindawati M.K.M selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Tebet Barat serta dr.
Robiatul Adawiyah selaku pembimbing, yang telah memberikan masukan dan
semangat selama kami berkegiatan di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat.
3. dr. Kartika Putri Pertiwi dan dr. Muhamad Fahrizal yang telah banyak memberikan
bimbingan dan masukan selama berkegiatan di Puskesmas Kecamatan Tebet.
4. Kepada semua pihak di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat dan Puskesmas Kecamatan
Tebet yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Trisakti di
Puskesmas Kecamatan Tebet.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan kritikan yang
membangun guna penyempurnaan tugas evaluasi program ini.
( Penulis )
2
LEMBAR PENGESAHAN
EVALUASI PROGRAM
UPAYA PENINGKATAN PENCAPAIAN CAKUPAN
KELURAHAN SIAGA AKTIF DI PUSKESMAS KELURAHAN TEBET BARAT
Disusun oleh:
Nike Nindiyati 030.11.215
Amelinda Utary 030.12.014
Lifftizia Effif 030.12.148
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
3
DAFTAR ISI
4
5.6 Analisis Komunitas dan Table Paln of Action 92
BAB VIPENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN
6.1 Evaluasi Intervensi Kegiatan ........................................................ 97
6.2 Evaluasi Data Kualitatif / Wawancara ........................................... 105
6.3 Pembahasan Hasil Kuesioner dan Wawancara ............................. 106
BAB VIIREKAPITULASI HASIL ............................................................. 108
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan ................................................................................... 110
8.2 Saran .............................................................................................. 111
DAFTAR PUSTAKA 113
LAMPIRAN
Lampiran 1 ........................................................................................... 114
Lampiran 2 ........................................................................................... 119
Lampiran 3 ........................................................................................... 124
Lampiran 4 ........................................................................................... 126
Lampiran 5 ........................................................................................... 136
5
DAFTAR TABEL
6
Tabel 37. Frekuensi status pernikahan Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 99
Tabel 38. Frekuensi Pekerjaan Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 99
Tabel 39. Frekuensi Tingkat Pendidikan Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 99
Tabel 40. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 100
Tabel 41. Frekuensi Tingkat Sikap Kader RW 07 Kel.Tebet Barat 100
Tabel 42. Frekuensi Jenis Kelamin Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 102
Tabel 43. Frekuensi Status Pernikahan masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 102
Tabel 44. Frekuensi Pekerjaan Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 102
Tabel 45. Frekuensi Tingkat Pendidikan Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 103
Tabel 46. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 103
Tabel 47. Frekuensi Tingkat Sikap Masyarakat RW 07 Kel.Tebet Barat 104
Tabel 48. Rekapitulasi Hasil 108
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB I
PENDAHULUAN
9
kesehatannya, baik sebagai individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari
anggota masyarakat.(4)
10
1.4 Manfaat evaluasi program
1.4.1 Bagi Puskesmas
1. Membantu Puskesmas Kelurahan Tebet Barat dalam melakukan
identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang
serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
3. Membantu Puskesmas dalam menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan
untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan
prioritasnya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4337) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor4737);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyerahan Urusan Pemerintah Kabupaten/ Kota kepada Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat;
13
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2007 tentang
Pelimpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/ Kota kepada Lurah;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564 tahun 2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529 tahun
2010
15. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan
Gubernur Selaku Wakil Pemerintaha di Daerah.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyerahan Urusan Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564 Tahun 2006 tentang
Pengembangan Desa Siaga
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 317 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar
Pelayanan Minimal Bidang kesehatan di Kabupaten/ Kota
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal.
14
Ketiga: Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
digunakan sebagai acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam
rangka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Kriteria: Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut
telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes)
Target: Pada akhir tahun 2008, seluruh Desa telah menjadi Desa Siaga.
Indikator keberhasilan: Dilihat dari 4 kelompok indikator yaitu: Indikator
masukan Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa
besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
Indikator masukan terdiri atas hal-hal berikut:
15
1. Ada/tidaknya Forum Masyarakat Desa
2. Ada/tidaknya Poskesdes dan sarana bengunan serta
pelengkapan/peralatannya
3. Ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat
4. Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).
5. Indikator proses; adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif
upaya yang dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka pengambangan
Desa Siaga.
16
Indikator dampak terdiri atas hal-hal berikut:
1. Jumlah penduduk yang menderita sakit
2. Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa
3. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia
4. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia
5. Jumlah balita dengan gizi buruk
17
2.3.2 Sasaran dalam Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga
a. Pihak-pihak yang dapat memengaruhi individu dan keluarga, yaitu
tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), kader, dan
media massa.
b. Pihak-pihak yang dapat member dukungan atau bantuan, yaitu
pejabat atau dunia usaha.
c. Semua individu dan keluarga di desa.
18
(fisik bangunan, peralatan dan perlengkapan, serta alat komunikasi ke
masyarakat dan puskesmas). Untuk membentuk poskesdes tidak harus
memulai dari awal, tetapi bisa dengan menggunakan sumber daya
kesehatan yang sudah ada seperti berikut:
a. Polindes yang sudah ada dikembangkan menjadi poskesdes.
b. Memanfaatkan bangunan lain yang sudah ada misalnya balai
desa.
c. Dibangun baru dengan alternative (bantuan pemda atau pempus,
donator, dunia usaha, dan swadaya masyarakat).
19
2.4 Sistem Desa Siaga(9)
2.4.1 Tahapan Desa Siaga
1. Tahap Bina
Pada tahap ini forummasyarakat desa mungkin belum aktif, namun telah
ada forum/lembaga masyarakat desa yang sudah berfungsi, misalnya
kelompok rembuk desa, kelompok yasinan, dsb. Demikian juga
Posyandu dan Polindesnya mungkin masih pada tahap pratama.
Pembinaan intensif dari petugas kesehatan dan petugas sektor lainnya
sangat diperlukan, misalnya dalam bentuk pendampingan saat ada
pertemuan forum desa untuk meningkatkan kinerja forum
2. Tahap Tumbuh
Pada tahap ini forum masyarakat desa telah aktif dari anggota forum
sesuai kebutuhan masyarakat selain posyandu. Demikian juga Polindes
dan Posyandu sedikitnya sudah pada tahap madya.Pendampingan dari
tim Kecamatan atau petugas dari sektor/LSM masih sangat diperlukan
untuk pengembangan kualitas Posyandu atau pengembanganlainnya.
Disamping itu sistem surveilans berbasis masyarakat juga sudah sudah
dapat berjalan, artinya masyarakat mampu mengamati penyakit ( menular
dan tidak menular ) serta faktor risiko di lingkungannya secara terus
menerus dan melaporkan serta memberikan informasi pada petugas
kesehatan / yang terkait.
3. Tahap Kembang
Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif
dan mampu mengembangkan kegiatansesuai kebutuhan masyarakat
dengan biaya berbasis masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini masyarakat
menghadapi bencana dan kejadian luar biasa telah dilaksanakan dengan
baik, demikian juga dengan sistem pembiyaan kesehatan berbasis
masyarakat.
20
4. Tahap Paripurna
Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria Desa Siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan sehat serta
berperilaku hidup bersih dan sehat. Masyarakatnya sudah mandiri dan
siaga tidak hanya terhadap masalah kesehatan yang mengancam, namun
juga terhadap kemungkinan musibah / bencana non kesehatan. .
Pendampingan dari Tim Kecamatan sudah tidak diperlukan lagi.
21
pelayanan kesehatan secara mudah. Jika tidak ada petugas kesehatan
yang bertempat tinggal di desa tersebut , maka tugas pendampingan dan
penghubung dilakukan oleh Petugas Pembina Desa dari Puskesmas yang
secara berkala melakukan tugasnya di desa tersebut.
3. UKBM
Wujud pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang berkembang
sesuai kebutuhan setempat, misal Posyandu, Poskesja,TOGA,
KPKIA,dsb.
22
petugas kesehatan setempat untuk ditindaklanjuti.Contoh penyakit
menular TBC, HIV/AIDS, kusta. Penyakit menular potensial KLB antara
lain diare, difteri, polio, campak, flu burung, typhus, hepatitis, malaria,
DBD, dll.
Faktor risiko antara lain :
a. Adanya penolakan masyarakat terhadap imunisasi
b. Adanya Kematian unggas
c. Adanya tempat-tempat perindukan nyamuk
d. Adanya migrasi penduduk (in/out)
e. Perilaku yang tidak sehat.
Kondisi lain :
a. Faktor risiko tinggi ibu hamil,bersalin , menyusui dan bayi baru lahir
b. Kejadian lain di masyarakat
c. Keracunan makanan
d. Bencana
e. Kerusuhan
Bentuk laporan adalah lisan atau menggunakan alat komunikasi yang ada
di desa (telepon, telepon seluler ataupun Handy Talkie) dan segera
23
disampaikan kepada petugas kesehatan setempatatau Petugas Pembina
Desa.
24
makanan tambahan penyuluhan (di Posyandu) atau pemulihan bagi
sasaran yang bergizi buruk , dan sebagainya.
Pembelanjaan dana diserahkan besar dan jenisnya sesuai kesepakatan
sedangkan dana dikelola oleh orang yang terpercaya dan dapat
mempertanggung jawabkan semua pembelanjaan kepada masyarakat.
4. Masyarakat ber-PHBS
Adalah masyarakat yang dapat menolong diri sendiri untuk mencegah
dan menanggulagi masalah kesehatan, mengupayakan lingkungan sehat,
memanfaatkan pelayanan kesehatan serta mengembangkan UKBM.
Yang dimaksud mencegah: adalah mengupayakan agar yang sehat tetap
sehat dengan mempraktikkan gaya hidup sehat dan perilaku hidup bersih
dan sehat termasuk pola makan dengan gizi seimbang, menjaga
kebersihan pribadi, berolah raga, menghindari kebiasaan yang buruk,
serta berperan aktif dalam pembangunan kesehatan masyarakat
(promotif – preventif).
Yang dimaksud menanggulangi: adalah mengupayakan agar yang
terlanjur sakit atau mengalami gangguan gizi tidak menjadi semakin
parah, tidak menulari orang lain dan bahkan dapat disembuhkan, serta
dipulihkan kesehatannya dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada (kuratif – rehabilitatif). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini
terdiri dari ratusan praktik kehidupan sehari-hari, tidak hanya terbatas
pada indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja program
kesehatan.
5. Lingkungan Sehat
Lingkungan yang bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan
memadai, perumahan pemukiman sehat, yaitu :
a. Terpeliharanya kebersihan tempat-tempat umum dan institusi yang
ada di desa, antara lain: pasar, tempat ibadah, perkantoran dan
sekolah.
25
b. Terpeliharanya kebersihan lingkungan rumah: lantai rumah bersih,
sampah tak berserakan, saluran pembuangan air limbah terawat baik
c. Membuka jendela setiap hari.
d. Memilikikecukupanakses air bersih (untukminum, masak, mandi dan
cuci) dan sanitasidasar.
e. Mempunyaipolapendekatanpemberdayaanmasyarakatuntukpemenuh
ansanitasidasar(ada jamban, mandicuci ditempatkhusus)
26
fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu untuk melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat.
27
4. Musyawarah Masyarakat Desa
Tujuan penyelenggaraan Musyawarah MasyarakatDesa (MMD) ini
adalah mencari alternative penyelesaian,masalah kesehatan dan upaya
membangun poskesdes dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa.
Disamping itu,untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan
desa siaga.
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disampaikan,
biasanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi serta harapan
masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
menentukan prioritas, serta langkah-langkah solusi untuk
pengembangan poskesdes dan pengembangan desa siaga.
2.5.2 Pelaksanaan(10)
Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
1. Pusat:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
28
2. Provinsi:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
3. Kabupaten / Kota:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Penyiapan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam rangka penanggualangan
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
4. Kecamatan:
Pengembangan dan Pembinaan Desa Siaga.
29
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan
masalah.
3. Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak, merencanakan
dan melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang
telah dilakukan.
Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaanya, namun secara garis
besar langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai
berikut:
a. Pengembangan Tim Petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-
kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah
mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada di wilayah
Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi.
Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan
atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan
kondisi setempat.
Keluaran (output) dan langkah ini adalah para petugas yang
memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu
tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan
masyarakat.
b. Pengembangan Tim di Masyarakat
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para
petugas, tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan
mau bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa
Siaga.
Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para
penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik
berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau
30
sumber dana yang lain, sehingga pembangunan Desa Siaga dapat
berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh
masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung,
khususnya dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim
yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga.
Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan
moral, dukungan financial atau dukungan material, sesuai
kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan
Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga
Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi kemasyarakatan
lainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikut sertakan dalam
setiap persemuan dan kesepakatan.
c. Survei Mawas Diri
Survey Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD)
atau Community Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-
pemuka masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk
desanya. Survey ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka
masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan. Dengan
demiian, mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi
di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari solusinya,
termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu,
sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan
keterampilan bagi mereka.
Keluaran atau output dan SDM ini berupa identifikasi
masalah-masalah kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat
didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan
tersebut, termasuk dalam rangka membangun Poskesdes.
31
d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraaan musyawarah masyarakat desa
(MMD) ini adalah mencari alternative penyelesaian masalah
kesehatan dan upaya membangun Poskesdes, diakitkan dengan
potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk menyusun
rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga.
Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari
tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung pengembangan
Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat,
termasuk tokoh-tokoh perempuan dan generasi muda setempat.
Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan dunia usaha
yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan
kelestariannya (untuk itu diperlukan advokasi).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD
disajikan, utamanya dalah daftar masalah kesehatan, data potensial,
serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut
dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan
kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing
individu / institusi yang diwakilinya, serta langkah-langkah solusi
untuk pembangunan Poskesdes dan pengembangan masing-masing
Desa Siaga.
32
secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan tata cara dan
kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
b. Orientasi / Pelatihan Kader Desa Siaga
Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan
kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau
pelatihan. Orientasi/pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan pedoman orientasi/pelatihan yang
berlaku. Materi orientasi/pelatihan yang berlaku. Materi
orientasi/pelatihan mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di
desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga (sebagaimana telah
dirumuskan dalam Rencana Operasional).
Yaitu meliputi pengelolaan Desa Siaga secara umum,
pembangunan dan pengelolaan Poskesdes, pengembangan dan
pengelolaan UBKM lain, serta hal-hal penting terkait seperti
kehamilan dan persalinan sehat, Siap-Antar-Jaga, Keluarga Sadar
Gizi, Posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit
menular, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB-PLP), kegawatdaruratan sehari-hari, kesiap-
siagaan bencana, kejadian luar biasa, warung obat desa (WOD),
diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan melalui Taman Obat Keluarga (TOGA), kegiatan
surveilans, PHS, dan lain-lain.
33
baru dengan bantuan dari donatur, membangun baru dengan
swadaya masyarakat, atau memodifikasi bangunan lain yang ada.
Bilamana Poskesdes sudah berhasil diselenggarakan,
kegiatan dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang
diperlukan dan belum ada di desa yang bersangkutan, atau
merevitalisasi yang sudah ada tetapi kurang / tidak aktif.
34
dalam desa sendiri dan atau Temu Jejaring antar Desa Siaga (minimal
sekali dalam setahun). Upaya ini selain untuk memantapkan kerjasama,
juga diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-menukar pengalaman
dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama. Yang juga
tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor,
khususnya dengan program-program pembangunan yang bersasaran
Desa.
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah
keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu
dikembangkan upay-upayauntuk memenuhi kebutuhan para kader agar
tidak drop out. Kader-kader yang memiliki motivasi memuaskan
kebutuhan sosial psikologinya harus diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk mengembangkan kreatifitasnya. Sedangkan kader-kader yang
masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus dibantu
untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian
gaji/intensif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha.
Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu dilakukan
pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di
Desa Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register
UKBM (contohnya: kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Register Ibu
dan Anak Tingkat Desa atau RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu)
35
c) Sudah memiliki Posyandu, tetapi UKBM lainnya tidak aktif
d) Sudah ada dana untuk pengembangan Desa/KelurahanSiaga aktif
dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan tetapi belum ada
sumber dana lainnya.
e) Ada peran aktif dari masyarakat namun belum ada peran aktif
organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan Desa/kelurahan Siaga
Aktif.
f) Belum memiliki peraturan di tingkat desa atau keurahan yang
melandasi dan mengatur pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
g) Kurang dari 20% rumah tangga di Desa/Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
36
2.6.3 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Purnama :
a) Sudah memiliki Forum Masyarakat Desa dan Kelurahan yang berjalan
secara rutin, setiap triwulan.
b) Sudah memiliki kader pemberdayaan masyarakat / kader kesehatan
desa dan kelurahan siaga aktif antara 6-8 orang.
c) Sudah ada kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari.
d) Sudah memiliki posyandu dan tiga UKBM lainnya yang aktif.
e) Sudah mengakomodasi dana untuk pengembangan desa dan kelurahan
siaga aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta
mendapat dukungan dana dari masyarakat dan dunia usaha.
f) Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dari dua ormas
dalam kegiatan Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
g) Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di tingkat desa atau
kelurahan yang melandasi dan mengatur pengembangan desa
/kelurahan siaga aktif.
h) Minimal 40 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
37
ataukelurahan serta mendapat dukungan dana dari masyarakat dan
dunia usaha.
f) Sudah ada peran aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua ormas
dalam kegiatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif .
g) Sudah memiliki peraturan formal (tertulis) di tingkat desa atau
kelurahan yang melandasi dan mengatur pengembangan
desa/kelurahan siaga aktif.
h) Minimal 70 persen rumah tangga di Desa dan Kelurahan mendapat
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Tabel 1. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif(11)
PENGEMBANGAN DESA / KELURAHAN SIAGA AKTIF
KRITERIA
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Forum Desa/ Ada, tetapi belum Berjalan, tapi Berjalan setiap Berjalan setiap
Kelurahan berjalan belum rutin triwulan bualan
setiap triwulan
KPM/Kader Sudah ada minimal 2 Sudah ada 3-5 Sudah ada 6-8 Sudah ada 9
Kesehatan orang orang orang orang atau
lebih
Kemudahan akses Ya Ya Ya Ya
pelayanan kesehatan
dasar
Posyandu & UKBM Posyandu ya, UKBM Posyandu & 2 Posyandu & 3 Posyandu & 4
lainnya aktif lainnya tidak aktif UKBM lainnya UKBM lainnya UKBM lainnya
aktif aktif aktif
Dukungan dana Sudah ada dana dari Sudah ada dana Sudah ada dana Sudah ada dana
untuk kegiatan pemerintah Desa dan dari pemerintah dari pemerintah dari pemerintah
kesehatan di Desa Kelurahan serta satu Desa dan Desa dan Desa dan
dan Kesehatan : sumber dana lainnya Kelurahan serta Kelurahan serta Kelurahan serta
- Pemerintah Desa dua sumber dana dua sumber dua sumber
dan Kelurahan lainnya dana lainnya dana lainnya
- Masyarakat
- Dunia Usaha
Peran serta Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif Ada peran aktif
masyarakat dan masyarakat dan tidak masyarakat dan masyarakat dan masyarakat dan
Organisasi ada peran aktif ormas peran aktif satu peran aktif dua peran aktif
kemasyarakatan ormas ormas lebih dari dua
ormas
38
PENGEMBANGAN DESA / KELURAHAN SIAGA AKTIF
KRITERIA
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Desa atau Peraturan Belum ada Ada, belum Ada, sudah Ada, sudah
Bupati/Walikota direalisasikan direalisasikan direalisasikan
Pembinaan PHBS di Pembinaan PHBS Pembinaan Pembinaan Pembinaan
Rumah Tangga kurang dari 20% PHBS minimal PHBS minimal PHBS minimal
rumah tangga yang 20% rumah dari 40% rumah dari 70%
ada tangga yang ada tangga yang ada rumah tangga
yang ada
39
BAB III
40
Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Tebet
Adapun data perubahan penduduk sampai dengan bulan Desember 2017 adalah sebagai
berikut:
Tabel. 4 Data Penduduk per RW
RW WNI WNA Jumlah
No.
L P Jumlah L P Jumlah
1 01 2,059 2,412 4,471 - - - 4,471
2 02 1,187 1,128 2,315 - - - 2,315
41
RW WNI WNA Jumlah
No.
L P Jumlah L P Jumlah
3 03 1,520 1,550 3,070 - - - 3,070
4 04 1,498 1,433 2,931 - 7 7 2,938
5 05 1,413 1,641 3,054 12 - 12 3,066
6 06 1,133 1,437 2,570 - - - 2,570
7 07 1,985 1,529 3,514 - - - 3,514
8 08 1,148 1,203 2,351 - - - 2,351
Jumlah 11,943 12,333 24,276 12 7 19 24,295
Data dari Kantor Kel. Tebet Barat 2017
42
Tabel 6. Data Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Tebet Barat Tahun 2017
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Sex Ratio di wilayah kerja Puskesmas Tebet Barat adalah (jumlah penduduk
laki-laki / jumlah penduduk perempuan) x 100% = (11.955/12.340) x 100% = 96,9 %,
sehingga disimpulkan bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat 97 orang penduduk
laki-laki di Kelurahan Tebet Barat.
43
Tabel 8. Tabel Sarana Kesehatan
NO NAMA JUMLAH KETERANGAN
1 Puskesmas 1 Puskesmas Kelurahan RS.
2 Rumah Sakit / Bersalin 3 Tebet & RSUK Tebet
3 RS Mata 1 Eye Center
4 Apotek 11
5 Pos Kesehatan 0
6 Dokter Praktek 30
7 Balai Kesehatan Ibu dan Anak 4
8 Klinik Kesehatan Lain-lain 0
Data dari Kantor Kel. Tebet Barat Tahun 2017
44
NO KODE JENIS PENYAKIT JUMLAH
5 88 Gastritis 925
6 J03 Dermatitis 452
7 L30 Diabetes Melitus 382
8 S11 Diare 275
9 H10 Konjungtivitis 252
10 Tonsilitis 232
Dari data diatas penyakit yang terbanyak ada pada penyakit pada saluran
pernapasan bagiamn atas (ISPA) dan penyakit yang terkecil.
45
2. Deskripsi Kerja
a. Dokter/ Kepala Puskesmas
Tugas pokok :
Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan baik.
Fungsi :
i. Sebagai seorang manager :
1) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
2) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
secara vertikal dan horizontal.
3) Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
ii. Sebagai seorang dokter :
1) Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
2) Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
3) Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan
masyarakat
b. Dokter Umum
Tugas pokok:
Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
ii. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas
baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling.
iii. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita
dan masyarakat.
iv. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran masyarakat.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
46
c. Dokter Gigi
Tugas Pokok:
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah
kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
ii. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam
wilayah kerja Puskesmas secara teratur.
iii. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di
Puskesmas.
iv. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
v. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat.
vi. Memberikan penyuluhan kesehatan.
vii. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
d. Perawat Gigi
Tugas Pokok :
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
Fungsi :
i. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.
ii. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati
gigi yang sakit.
iii. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter
gigi.
iv. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS
(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).
v. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.
47
e. Tata Usaha
Tugas pokok:
i. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan
Puskesmas.
ii. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi :
i. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang
didisposisi.
ii. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
iii. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
iv. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
f.Petugas Perkesmas
Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Perkesmas
di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung.
ii. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan
Perkesmas.
iii. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
iv. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
v. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
g. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
i. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
ii. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas
delegasi dari dokter.
48
iii. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
iv. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
vi. Melakukan kegiatan Puskesmas.
vii. Ikut dalam kegiatan Puskesling
h. Petugas P2M
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
ii. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
iii. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
iv. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
v. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter.
vi. Melakukan kunjungan rumah.
vii. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang
terkait P2P.
viii. Memberikan penyuluhan kesehatan.
ix. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
i.Petugas KIA
Tugas Pokok:
Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas agar
dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
i. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, dan anak.
ii. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
iii. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
49
iv. Melakukan pembinaan dukun bayi.
v. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
vi. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang
terkait dengan KIA.
vii. Melakukan penyuluhan kesehatan.
viii. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
ix. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
j. Petugas Gizi
Tugas pokok:
Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
ii. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus
kurang gizi.
iii. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan
gizi.
iv. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
vi. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
vii. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
viii. Melakukan pembinaan Posyandu.
ix. Melakukan rujukan kasus gizi.
k. Petugas Sanitarian
Tugas pokok:
Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan
lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat.
50
Fungsi :
i. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih,
jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan
pekarangan.
ii. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata
air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya. Pengawasan
higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum. Melakukan
pencatatan dan pelaporan. Aktif memperkuat kerjasama lintas
sektoral.
iii. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan
H.S.
iv. Memberikan penyuluhan kesehatan.
v. Pengawasan, penyehatan perumahan.
vi. Pengawasan pembuangan sampah.
vii. Pengawasan makanan dan minuman.
viii. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
l. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok:
Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
i. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas.
ii. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
iii. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
iv. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.
v. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
vi. Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya kurang.
vii. Memberikan penyuluhan kesehatan.
51
m. Petugas Apotek
Tugas pokok:
Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan memberikan
obat.
Fungsi :
i. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi
peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
ii. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
iii. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di
apotek.
iv. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD.
v. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
vi. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.
n. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok:
Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua pengunjung
Puskesmas.
Fungsi :
i. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
ii. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
iii. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
iv. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
v. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari
tersebut.
vi. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
52
Fungsi :
i. Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat di
puskesmas.
ii. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas.
iii. Mengatur penyimpanan obat.
iv. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat.
v. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan
Desa (PKD).
vi. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan
53
Tabel 11. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA 2017
Indikator Target Pencapaian
(%) 2016 2017
(%) (%)
KN 1 100 99 100
KN 100 95 98,7
Kunjungan Bayi 100 99 99,4
54
Tabel 12. Pencapaian Peserta KB 2017
Indikator Pencapaian Pencapaian (%)
c. Imunisasi
Imunisasi adalah pembentukan imunitas dengan pemberian antigen
untuk menimbulkan sistem kekebalan tubuh.Pemberian imunisasi merupakan
salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I).PD3I merupakan penyakit-penyakit menular yang sangat potensial
untuk menimbulkan wabah dan kematian terutama pada bayi seperti, penyakit
polio, campak, pertusis, dan difteri yang dapat berakibat kecacatan dan
kematian.
2.Gizi
Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan angka
penyakit akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh masyarakat
berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita.Kegiatan gizi terdiri dari;
konseling gizi, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan ibu hamil,
55
pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan dalam program
gizi masyarakat meliputi :
i. Pelacakan Kasus (BGM dan Gizi Buruk) di Masyarakat
ii. Pemberian Vitamin A di TK danPosyandu
iii. Sweeping Vitamin A
iv. Peningkatan cakupan ASI ekslusif
v. Distribusi tablet tambah darah (anemia gizi) pada pelajar perempuan
SMP dan SMA
vi. Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk
vii. Pemberian MP ASI Baduta gakin
viii.Pemberian PMT pemulihan bumil KEK
ix. Pos gizi
x. Pemberian Makanan Tambahan
Pada balita yang berada di garis merah maka akan diadakan tindakan
lanjutan yaitu pemberian makanan tambahan dan dilakukan pemulihan
dilaksanakan untuk Balita Gizi Buruk selama 90 hari.
56
Tabel 15. Balita dengan berat badan di bawah
garis merah (BGM) selama tahun2017
Bulan Jumlah Balita
BGM
Januari 5
Februari 1
Maret 4
April 9
Mei 6
Juni 4
Juli 4
Agustus 2
September 1
Oktober 4
November 4
Desember 6
3. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan dalam program kesehatan lingkungan yaitu :
A. Pembinaan Masyarakat
i. Pemeriksaan air bersih yang dilakukan secara sampling dan dikirim
ke DKK. Hasil pemeriksaan ini kirimkan kembali kepada yang
bersangkutan
ii. Penyuluhan
iii. Pendataan secara rutin oleh petugas mengenai lingkungan
57
C. Pembinaan Masyarakat Khusus
i. Pembinaan tempat-tempat umum yang dilakukan oleh petugas dari
puskesmas kelurahan bersama dengan petugas puskesmas
kecamatan
ii. Pemeriksaan dan pembinaan dilakukan pada tempat-tempat umum,
TPM (tempat pengelolaan makanan) dan Home industri.
4. Promosi Kesehatan
58
Kegiatan yang dilakukan :
1. Sosialisasi Program Prioritas (DBD, TBC, KIA, KB, gizi, imunisasi, diare,
AIDS, Air dan kesehatan lingkungan)
2. Pendataan KPLDH di seluruh RW yang ada di wilayah Kelurahan Tebet
barat
3. Pembinaan RW
4. Pembinaan Kelurahan Siaga
5. Pembinaan SMD/MMD
6. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
7. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
b. Penyakit Menular
1. DBD
a. Penyelidikan Epidemiolog
b. Fogging Fokus pada wilayah tempat tinggal penderita DBD
dengan hasil PE
c. PSN Dilakukan setiap hari Jumat bersama lintas sektoral,
masyarakat dan kader terkait
d. Pembentukan Jumantik Sekolah dan Jumantik Mandiri
2. Tuberkulosis
a. Penyuluhan luar gedung setiap satu tahun dan penyuluhan
dalam gedung
b. Kunjungan rumah penderita TB baru dan mendeteksi kontak
TB di keluarga pasien.
59
Tabel 18. Hasil Kegiatan P2PM 2017
Target Sasaran Pencapaian
Indikator
(%) 1 Tahun (%)
Penemuan kasus TB
BTA (+) (Case 90 48 39
Detection Rate)
Cakupan suspek TB
70 480 0,53
paru
Penemuan kasus
100 285 96,3
Diare
60
2. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
3. Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional
4. Upaya Kesehatan Jiwa / NAPZA
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
61
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun
20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan
62
i. Kader: 19 orang
ii. TOMA : 16 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No.
88/2010, Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun
20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan
63
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. Karang Taruna : Jumantik, lansia, Pelaksanaan Program Kesehatan,
Keremajaan, Olahraga dan bencana
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
iii. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No.
88/2010, Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun
20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga Belum ada pembinaan
64
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. Karang Taruna : -
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
iii. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No. 88/2010,
Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun 20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan
65
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun 20013
8. Pembinaan PHBS di rumah tangga : Belum ada pembinaan
66
ii. TOMA : 06 orang
3. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar : Ya
4. Posyandu dan UKBM lainnya aktif
i. Posyandu
ii. PSN
5. Dukungan dana untuk kesehatan di Desa dan Kelurahan:
i. Pemerintah Desa dan Kelurahan : Sudah ada dana dari Pemerintah
ii. Masyarakat : Tidak ada data
iii. Dunia Usaha : Tidak ada data
6. Peran serta masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan
i. Karang Taruna : -
ii. PKK : Posyandu, PSN, GJS, dan Penyuluhan
iii. IDI, IBI, PPNI : Sosialisasi, Posyandu, menggalang potensi
masyarakat untuk mengembangan PHBS
7. Peraturan Kepala Desa dan peraturan Bupati/Walikota
i. Kawasan dilarang merokok: Perda No. 2/2005, Pergub No. 88/2010,
Pergub No. 75 2005
ii. Dilarang membuang sampah sembarangan: Perda No. 3 tahun 20013
67
Tabel 19. Indikator Kelurahan Siaga Aktif pada Kelurahan Tebet Barat
NO KRITERIA RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08
1. Forum Desa / Kelurahan Tidak ada data
2. KPM/Kader Kesehatan Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada
50 orang 14 orang 19 orang 16 orang 21 orang 23 orang 16 orang 07 orang
3. Kemudahan akses pelayanan
Ya
kesehatan dasar
4 Posyandu dan UKBM lainnya Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu, Posyandu,
aktif posbindu, PSN PSN PSN PSN PSN PSN PSN
polansia,
PSN
5. Dukungan dana untuk
kesehatan di Desa dan
Kelurahan:
1. Pemerintah Desa dan Sudah ada dana dari Pemerintah Kelurahan dan tidak terdapat dana untuk sumber dana lain
Kelurahan
2. Masyarakat
3. Dunia Usaha
6. Peran serta masyarakat dan IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI, IDI, IBI,
Organisasi kemasyarakatan PPNI, PPNI, PPNI, PPNI, PPNI, PPNI, PPNI, PPNI,
Karang PKK PKK Karang PKK PKK PKK PKK
Taruna, Taruna,
PKK PKK
7. Peraturan Kepala Desa dan Ada, Ada, Ada, Ada, Ada, Ada, Ada, Ada,
peraturan Bupati/Walikota belum belum belum belum belum belum belum belum
direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi- direalisasi-
kan kan kan kan kan kan kan kan
8. Pembinaan PHBS di rumah
Belum ada pembinaan PHBS di rumah tangga
tangga
68
BAB IV
EVALUASI PROGRAM
69
hasil yang ditargetkan. Komponen-komponen program tersebut tercantum
dalam tabel.
KIA
KB
70
Imunisasi
PromKes (Penyuluhan)
Kesehatan Ibu
dan Anak
Keluarga
Berencana
Imunisasi
80 0%
Diare
Demam
Berdarah
Dengue
Gizi
71
Kelurahan siaga 80 0%
aktif
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Presentase
perempuan usia
30 - 59 tahun
yang dilakukan 0%
deteksi Ca
Cerviks dan
Payudara
Deteksi penyakit
tidak menular usia
15-59
1. Hipertensi
2. Diabetes
Melitus
72
Pencegahan dan
pengendalian DBD
Penatalaksanaan TB
Paru
Pentalaksanaan dan
pengelolaan
HIV/AIDS
0%
73
vitamin A dosis tinggi
2x/tahun
Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih persentase
pencapaian hasil kegiatan dengan pencapaian 100%.
Tabel 22. Program yang Belum Mencapai Target di Puskesmas Tebet Barat
74
No. Indikator Target (%) Pencapaian Besarnya
(%) masalah
(100%-%
pencapaian)
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess:
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus :
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 8
k = 1+ 3,3 (0,9)
k = 3,97 dibulatkan menjadi 4
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah
terbesar dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar adalah 100 % dan terkecil adalah 0,5%
Interval
75
100 − 0,5
= = 24,9
4
Langkah 4.
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas.
Langkah 5.
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya.
2. Kunjungan balita X 3
3. Imunisasi dasar X 1
6. RW siaga aktif X 4
76
8. Balita (12-59 bulan) X 1
yang diberi kapsul
vitamin A dosis tinggi
2x/tahun
77
b. Banyak :4
c. Cukup banyak :3
d. Kurang banyak :2
e. Tidak banyak :1
1. Kunjungan K1 1 1 1 3 6
2. Kunjungan balita 2 2 1 1 6
3. Imunisasi dasar 2 1 1 1 5
6. RW siaga aktif 3 3 3 4 13
78
Tabel 26. Penilaian Masalah Berdasarkan kemudahan Dalam
Penanggulangan
No. Masalah Penanggulangan
1. Kunjungan K1 3
2. Kunjungan balita 3
3. Imunisasi dasar 3
6. RW siaga aktif 3
1. Kunjungan K1 1 1 1 1 1 1
2. Kunjungan balita 1 1 1 1 1 1
79
No. Masalah P E A R L Hasil kali
6. RW siaga aktif 1 1 1 1 1 1
Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program-
program Puskesmas Kelurahan Tebet Barat.Dasar untuk memutuskan adanya
masalah, yaitu:
1. Adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program.
2. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut,
dikarenakan kurangnya pemahaman kader dan masyarakat Kelurahan Siaga
Aktif atau PHBS
Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan kerangka pendekatan
sistem yang terdiri dari input, proses, output, dan lingkungan yang
mempengaruhi input dan proses. Input terdiri dari Man (Tenaga Kerja),
Money (Pembiayaan), Material (Perlengkapan), Method (Metode), Market
(Masyarakat). Sedangkan dari proses terdiri dari P1 (Perencanaan), P2
(Penggerakan dan Pelaksanaan), P3 (Penilaian, Pengawasan, dan
Pengendalian).
Setelah ditentukan penyebab masalah, selanjutnya menentukan alternatif
pemecahan masalah dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang
terbaik dengan kriteria matrix menggunakan rumus M x I x V/C. Kemudian
membuat rencana penerapan pemecahan masalah yang dibuat dalam bentuk
POA (Plan of Action). Kegiatan tersebut dipantau apakah penerapannya
sudah baik dan apakah masalah tersebut sudah dapat dipecahkan.
80
4.5 Penentuan Prioritas Masalah
Setelah nilai dari kriteria A, B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan
dalam formula nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT)
untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C
NPT = (A+B) x C x D
1. Kunjungan K1 1 6 3 1 21 21 VII
2. Kunjungan balita 3 6 3 1 27 27 IV
6. RW siaga aktif 4 13 3 1 51 51 I
81
5. Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi
1x/tahun
6. Balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi
tinggi 2x/tahun
82
Tabel 30. Analisis kemungkinan penyebab masalah
dari Proses dan Lingkungan
Proses Kelebihan Kekurangan
P1(Planning/perencanaan) Tersedinya aturan dari - Pernah ada kemudian tidak
Pemerintah Pusat, berjalan mengenai
Pemerintah Daerah, sosialisasi program
Pemerintah Daerah dan Kelurahan Siaga Aktif
Kementrian Kesehatan - Belum adanya jadwal
pertemuan forum dengan
pemegang program, ketua
RW, Kepala Kelurahan
dan Perwakila ORMAS
P2(Organizing & - Adanya KPM, Kader Lintas Program
Actuating, Penggerakan Kesehatan, lembaga - Kurangn aktifnya
dan pelaksanaan) kemasyarakatan yang KPM/Kader Kesehatan,
melakukan pencatatan dan masyarakat akan
saat pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga
- Berfungsinya Kader Aktif
Siaga, Poskedes, UKBM - Tidak adanya pelatihan
- Adanya kunjungan bagi KPM/kader
rumah untuk PHBS dan kesehatan, lembaga
sistem penanggulangan kemasyarakatan, yang
penyakit menjadi petugas dan
- Adanya fasilitator pelaksana kegiatan
Kelurahan Siaga Aktif Kelurahan Siaga Aktif
seperti LSM di Lintas Sektoral
masyarakat. - Kelurahan selaku PIC
kurang memahami
program kelurahan siaga
aktif
- Masyarakat kurang peduli
tentang pentingnya PHBS
- Kurangnya UKBM yang
aktif
P3(Controling, Penilaian, - Adanya sistem - Kurangnya evaluasi
Pengawasan, dan pencatatan dan pelaporan berkala kegiatan
Pengendalian) Kelurahan Siaga Aktif
- Kelurahan Siaga Aktif
tidak mempunyai target
sasaran tiap pelaksanaan
- Masih terdapat masyarakat
yang masih tidak mau
berperan aktif dalam
83
kegiatan Kelurahan Siaga
Lingkungan - Tempat pelayanan - Masih terdapat masyarakat
kesehatan dapat yang belum memahami
dijangkau dengan mudah kepentingan PHBS
dijangkau karena dilalui
oleh jalur angkutan
umum
84
SH BONE
INPUT
Pemanfaatan dana belum diketahui secara pasti
MONEY
- Kurangnya KPM/Kader Kesehatan yang
memahami mengenai Kelurahan Desa
Siaga MATERIAL
- Kurangnya peran aktif warga dalam
program MAN Tidak ada Media untuk edukasi/promosi
kegiatan kelurahan Siaga Aktif
86
4.9 Penentuan prioritas pemecahan masalah dengan kriteria matrix
Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif
pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks dengan rumus
MxIxV/C.
Masing-masing penyelesaian masalah diberi nilai berdasarkan kriteria:
1. Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan nilai 1-
5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka nilainya
mendekati angka 5.
2. Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka
nilainya mendekati angka 5.
3. Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah maka
nilainya mendekati angka 5.
4. Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya
mendekati angka 1.
87
- Mengusulkan kepada Kepala
kelurahan,kepala RW, kepala puskesmas
untuk membuat penjadwalan pelaksanaan 3 4 3 1 36 I
kelurahan siaga
88
BAB V
METODE DIAGNOSTIK
89
ii. Semua kepala keluarga/perwakilan keluarga yang betempat tinggal
menetap di RW 07 di wilayah Kelurahan Tebet Barat
b. Kriteria eksklusi
i. Pemangku KPM (Kader Pengembangan Masyarakat)kesehatan yang
bukan bertugas atau berada di RW 07 wilayah Kelurahan Tebet Barat
ii. Kepala keluarga/perwakilan keluarga yang bertempat tinggal tidak
menetap di wilayah kawasan RW 07 Kelurahan Tebet Barat
iii. Kepala keluarga/perwakilan keluarga yang tidak bertempat tinggal di
kawasan RW 07 Kelurahan Tebet Barat.
Keterangan :
n0 = Jumlah sampel infinit
Z = Tingkat kemaknaan dikehendaki adalah 95% maka 1,96
P = Presentase program Kelurahan Siaga Aktif di Puskesmas Kelurahan
Tebet Barat 80% atau 0,8.
q = Presentase program Kelurahan Siaga Aktif di DKI Jakarta 74,16%
atau 0,7416.
d = Kesalahan absolut yang dapat diterima, berdasarkan pustaka yang
ada pada studi ini digunakan 5% atau 0,05
= 296,46 = 296
90
Keterangan :
n = jumlah sample
n0= populasi infinit
N= Jumlah RW di Kelurahan Tebet Barat adalah 8 RW
Rumus Stratified
296
RT 1= 837 𝑥 79 = 20
296
RT 2= 𝑥 91 = 24
837
296
RT 3= 837 𝑥 110 = 29
91
296
RT 4= 837 𝑥 81 = 21
296
RT 5 : = 837 𝑥 52 = 14
296
RT 6= 837 𝑥 37 = 10
296
RT 7 = 837 𝑥 35 = 9
296
RT 8= 837 𝑥 34 = 9
296
RT 9= 837 𝑥 39 = 10
296
RT 10= 837 𝑥 41 = 11
296
RT 11 = 837 𝑥 70 = 18
296
RT 12 = 837 𝑥 45 = 12
296
RT 13= 837 𝑥 123 = 32
92
kriteria matriks. Berdasarkan hasil perhitungan kriteria matriks maka didapatkan
prioritas pemecahan masalah dan akan melakukan diagnostik komunitas.
93
Tabel 34 . Plan of Action
Penanggung Kriteria
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Dana Metode
Jawab Keberhasilan
1. Memberikan Meningkatnya Kepala Kantor Kepala Dokter Juli 2018 Sosialisasi Terbentuknya
sosialisasi dan komitmen dan Kelurahan, Kelurahan Puskesmas Muda langsung komitmen
mebangun kerjasama dalam Kepala Rukun dan Pembimbing bersama
komitmen bersama menyelenggar- Warga, Kader, Puskesmas Puskesmas
kepada Pemangku kan pengkajian Organisasi dan
Kepentingan kelurahan siaga Masyarakat, Pembimbing
mengenai rencana Tokoh Kampus
Kelurahan Siaga Masyarakat.
Aktif kedepan.
2. Pendataan terhadap Mendapatkan Kepala Kantor Kepala Dokter Juli 2018 Dana Pengambilan Mendapatakan
Pemangku data lengkap Kelurahan, Ketua Kelurahan Puskesmas Muda Swadaya data lengkap data lengkap
Kepentingan dari berupa : Kontak Rukun Warga, Pemangku Pemangku
Kelurahan Siaga Kader, Organisasi Kepentingan Kepentingan
(nomor telp,
Aktif. Masyarakat,
email, dll), Tokoh
Alamat rumah Masyarakat.
3. Melakukan Menilai Masyarakat yang Balai warga, Kepala Dokter Juli - Dana Kuisioner Kuisioner
pengkajian dengan pengetahuan dan terpilih sebagai rumah Puskesmas Muda Agustus Swadaya yang di isi
pengisian kuisioner sikap warga dan sampel dan warga RW 2018 sesuai dengan
mengenai Kelurahan kader RW 07 seluruh kader 07 jumlah
Siaga Aktif . Kelurahan Tebet RW 07 Kelurahan Pemangku
Baratmengenai Kelurahan Tebet Tebet Barat. Kepentingan
Kelurahan Siaga Barat. dan sampel
Aktif. terpilih
94
Penanggung Kriteria
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Dana Metode
Jawab Keberhasilan
4. Wawancara dan Mendapatkan Kepala Kantor Kepala Dokter Juli - Wawancara Mendapatkan Kepala
diskusi mendalam informasi Kelurahan, Kelurahan Puskesmas Muda Agustus dan diskusi informasi Kelurahan,
mengenai Kelurahan mengenai faktor- Kepala Kesahatan dan 2018 mendalam mengenai Kepala
Siaga Aktif. faktor yang Masyarakat, dan Pusksesmas mengenai faktor-faktor Kesahatan
menghambat Pemegang Kelurahan yang Masyarakat,
berjalannya Program Promosi Siaga Aktif. menghambat dan Pemegang
program Kesehatan. berjalannya Program
Kelurahan Siaga program Promosi
Aktif. Kelurahan Kesehatan.
Siaga Aktif.
5 Rekapitulasi hasil Mendapatkan Tingkat Puskesmas Dokter Muda Dokter Muda Agustus - Penghitungan Setiap hasil
kuesioner mengenai informasi pengetahuan dan 2018 wawancara
Kelurahan Siaga mengenai tingkat sikap warga dan dan kuisioner
Aktif. pengetahuan dan
Kader RW 07 yang
sikap terhadap
Kelurahan Siaga Kelurahan Tebet didaptakan
Aktif di RW 07 Barat mengenai lengkap dan
Kelurahan Tebet Kelurahan Siaga dapat diolah.
Barat. Aktif.
95
Penanggun Kriteria
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Dana Metode
g Jawab Keberhasilan
6. Pemasangan media Meningkatnya Masyarakat, dan Kantor Kepala Dokter Agustus Dana Pemasangan Meningkatnya
informasi berupa pengetahuan dan Pemangku Kelurahan Puskesmas Muda 2018 Swadaya poster di pengetahuan dan
poster Kelurahan kesadaran serta Kepentingan. Tebet Barat Puskesmas minat dari
Siaga Aktif. komitmen untuk dan Kelurahan Masyarakat,
menggalakan Puskesmas Tebet Barat. Kader
Kelurahan Siaga Pengembangan
Aktif kedepan. Masyarakat,
Organisasi
Masyarakat dan
Tokoh
Masyarakat untuk
mengembangkan
Kelurahan Siaga
Aktif.
96
BAB VI
PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN
97
6.1.2 Intervensi 2 : Melakukan pengambilan data sampel
a. Melakukan pembagian kuesioner Kelurahan Siaga Aktif kepada Kader
Pada tanggal 27 Juli 2018 telah dilakukan pembagian kuesioner baik
Kader, maupun Pemangku Kepentingan yakni sebanyak 29 kader. Dari
kuesioner yang telah dibagikan, terdapat sebanyak 29 orang berjenis kelamin
perempuan (100%). Dari 29 orang kader yang menjadi responden, terdapat 24
orang yang sudah menikah (82,7%) dan 5 orang sisanya telah bercerai
hidup/mati (17,3%). Mayoritas kader sehari-hari tidak bekerja yakni sebanyak
16 orang (55,2%), 4 orang sebagai karyawan swasta (13,8%), 4 orang sebagai
pedagang (13,8%), 3 orang bekerja sebagai wiraswasta (10,3%) dan sisanya
sebanyak 2 orang bekerja sebagai karyawan negeri (6,9%). Sebagian besar
kader merupakan lulusan SMA, yakni sebanyak 16 orang (55,2%), 10 orang
lainnya lulusan lulusan Akademi/Perguruan Tinggi (34,5%), 2 orang lulusan
SD (6,9%), dan sisanya sebanyak 1 orang merupakan lulusan SMP (3,4%).
98
Tabel 37. Frekuensi Status Pernikahan Kader RW 07 Kelurahan Tebet Barat
99
Tabel 40. Tingkat Pengetahuan Kader RW 07
Kelurahan Tebet Barat
Pengetahuan Jumlah Persentasi
Baik 9 orang 31 %
Kurang baik 20 orang 69 %
Jumlah 29 orang 100 %
31%
69%
100
Tingkat Sikap Kader RW 07 Kelurahan Tebet
Barat tentang Kelurahan Siaga Aktif
Kurang Baik
38%
62%
101
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam
kuesioner, sebagian besar masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang mengenai Kelurahan Siaga Aktif, yakni sebanyak 160 responden
(73,1%) sedangkan sisanya masuk ke dalam kategori tingkat pengetahuan baik
mengenai Kelurahan Siaga Aktif, yakni hanya sebanyak 59 orang responden
(26,9%). Untuk kategori sikap responden mengenai Kelurahan Siaga Aktif,
sebanyak 141 orang (64,4%) responden masih dalam kategori kurang dan untuk
kategori sikap responden yang baik mengenai Kelurahan Siaga Aktif, terdapat
sebanyak 78 orang responden (35,6%).
102
Pensiunan 12 orang 5,5 %
Wiraswasta 24 orang 11 %
Pedagang 41 orang 18,7 %
Buruh 33 orang 15 %
Tidak bekerja 72 orang 32,9 %
Jumlah 219 orang 100 %
103
Tingkat pengetahuan masyarakat RW 07
Kelurahan Tebet Barat tentang Kelurahan Siaga
Aktif
Kurang Baik
27%
73%
104
Tingkat sikap masyarakat RW 07 Kelurahan
Tebet Barat tentang Kelurahan Siaga Aktif
Kurang Baik
36%
64%
105
2. Pernah dilaksanakan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2010-2013
3. Kurangnya dukungan dan pematauan dari Pemerintah Kota
4. Tidak tersedianya dana untuk kegiatan program Kelurahan Siaga Aktif
5. Belum adanya aturan ditingkat Kelurahan dan SOP mengenai Kelurahan
Siaga Aktif
6. Tidak adanya evaluasi berkala tentang Kelurahan Siaga Aktif
107
BAB VII
REKAPITULASI HASIL
INPUT
1. Man
Melakukan diskusi dengan Terbentuknya komitmen antara Diskusi Juli 2018 Puskesmas Terbentuknya komitmen
kepala pemerintahan setempat pemerintah dengan Fakultas tertutup Kelurahan kedepan untuk pelaksanaan
untuk membentuk komitmen Kedokteran Universitar Trisakti Tebet Barat, program Kelurahan Siaga
mengenai pelaksanaan dari terhadap program Kelurahan Kantor Aktif
program Kelurahan Siaga Siaga Aktif serta membantu Kelurahan
Aktif meningkatkan kerjasama antar Tebet Barat
instansi dalam pelaksanaan
program
2. Money
(-) - - - - -
3. Method
Melakukan pengkajian dengan Mengetahui tingkat pengetahuan Wawancara Juli 2018 Kelurahan Rendahnya dukungan dari
wawancara kepada Kelurahan dan kepedulian kelurahan, Tebet Barat pemerintah kota, tidak
Tebet Barat, Pemegang pemegang program, dan tersedianya dana, belum
Program, dan perwakilan dari perwakilan tokoh masyarakat adanya SOP di tingkat
tokoh masyarakat mengenai mengenai Kelurahan Siaga Aktif kelurahan, rendahnya
program Kelurahan Siaga tingkat partisipasi
Aktif di Kelurahan Tebet Barat masyarakat, dan tidak
berjalannya rantai
komuikasi antara pemegang
program, RT, RW dan
108
kelurahan yang lama dan
yang baru.
Rendahnya tingkat
Melakukan pengkajian kepada Menilai tingkat pengetahuan RW 07 pengetahuan KPM, Kader
KPM, Kader kesehatan, dan Kader dan Masyarakat mengenai Kelurahan Kesehatan dan Masyarakat
masyarakat dengan pengisian Kelurahan Siaga Aktif Pengisian 27 Juli – 6 Tebet Barat mengenai Kelurahan Siaga
kuisioner mengenai kelurahan kuesioner Agustus Aktif
siaga aktif 2018
4 Material
Pengadaan mediapromosi Paparan awal mengenai Pembutan 10 Agustus Puskesmas Terciptanya media promosi
mengenai Kelurahan Siaga Kelurahan Siaga Aktif kepada poster dan 2018 Kelurahan mengenai Kelurahan Siaga
Aktif menunjang proses masyarakat setelah penilaian penempelan Tebet Barat Aktif
edukasi kepada masyarakat pengetahuan masyarakat poster
mengenai kelurahan siaga aktif mengenai Kantor
kelurahan Kelurahan
siaga aktif Tebet Barat
109
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Salah satu strategi untuk mewujudkan Indonesia Sehat adalah program
desa siaga. Hal tersebut merupakan upaya strategis dalam rangka percepatan
pencapaian tujuan pembangunan Millenium (Millenium Development Goals),
dengan acuan pelaksanannya menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
564/Menkes /SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa
Siaga.1 Pada daerah Kelurahan Tebet Barat pelaksanaan desa siaga belum
berkembang seperti yang diharapkan, kurangnya dukungan dari pemerintah kota
sehingga belum semua kegiatan berjalan secara rutin, demikian halnya dengan
pencatatan, dan laporan kegiatan tidak lengkap.
Setelah ditetapkan penyebab masalah, dibuat beberapa alternatif
pemecahan masalah di atas. Kegiatan intervensi yang sudah dilakukan yaitu
melakukan wawancaradengan kelurahan, pemegang program dan tokoh
masyarakat setempat, pengisian kueisoner pada kader dan masyarakat RW 07
Kelurahan Tebet Barat, pembuatan media promosi berupa poster. Kegiatan-
kegiatan tersebut sangat berguna untuk meningkatkan partisipasi dan
mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat,mengidentifikasi penyebab masalah
yang mempengaruhi tidak tercapainya program Kelurahan Siaga Aktif di
Kelurahan Tebet Barat.
Hasil penilaian kuesioner dari segi pengetahuan kader RW 07 Kelurahan
Tebet Barat didapatkan nilai tertinggi dari pengetahuan baik dengan nilai 31%
dan pengetahuan kurang baik sebesar 69%. Hasil dari segi sikap responden
kader RW 07 Kelurahan Tebet Barat 62% dengan sikap baik dan 38% dengan
sikap kurang baik. Hasil dari penyebaran kuesioner ke masyarakat RW 07
Kelurahan Tebet Barat didapatkan nilai dari segi pengetahuan baik dan kurang
baik berturut-turut 26,9% dan 73,1%, serta penilaian sikap masyarakat baik
dankurang baik berturut-turut 35,6% dan 64,4% dimana hasil dari segi
110
pengetahuan maupun sikap tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan kader
lebih baik dibandingkan masyarakat.
8.2 Saran
Bagi Kelurahan
1. Membuat media promosi mengenai Kelurahan Siaga Aktif yang lebih
mendalam dan menarik (buku,video, dan leaflet)
2. Mengadakanpelatihan untuk Stakeholder, Kader kesehatan /KPM mengenai
pelaksanaan Kelurahan Siaga Aktif
3. Mengajukan proposal dana pada Pemerintah Kota
4. Melanjutkan Kelurahan Siaga Aktif sampai tercapainya 100%
5. Membuat SOP ditingkat kelurahan mengenai Kelurahan Siaga Aktif
Bagi Puskesmas
1. Pemegang program mengetahui dan paham apa itu Kelurahan Siaga Aktif
2. Melanjutkan Kelurahan Siaga Aktif sampai tercapainya 100%
3. Melakukan pemantauan kepada kader dan masyarakat kelurahan kebon baru
atas program Kelurahan Siaga Aktif
4. Memperbaiki rantai komunikasi anatara pemegang program lama dan baru
5. Menyosialisasikan masalah kesehatan yang masih dihadapi masyarakat dan
hal yang menyebabkan masalah
Bagi Masyarakat
1. Melanjutkan Kelurahan Siaga Aktif sampai tercapainya 100%
2. Berpartisipasi aktif dalam pelatiahn mengenai pelaksanaan Kelurahan Siaga
Aktif yang diadakan oleh Kelurahan setempat
3. Mengajak dan membina masyarakat sekitar dalam Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
4. Melaksanakan kegiatan swadaya atau yang sudah diperoleh dananya dari
donatur
111
DAFTAR PUSTAKA
112
Lampiran 1. Kuesioner penelitian pengetahuan dan sikap Kader dalam
implementasi Kelurahan Siaga Aktif
113
114
115
116
117
118
Lampiran 2. Kuesioner penelitian pengetahuan dan sikap masyarakat dalam
implementasi Kelurahan Siaga Aktif
119
120
121
122
123
Lampiran 3. Hasil kuesioner penelitian pengetahuan dan sikap Kader dalam
implementasi Kelurahan Siaga Aktif
124
125
Lampiran 4. Hasil kuesioner penelitian pengetahuan dan sikap Masyarakat dalam
implementasi Kelurahan Siaga Aktif
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
Lampiran 5. Media promosi
Jadikan Kelurahan
Anda,
KELURAHAN
SIAGA AKTIF
136
I ndikator Kelurahan
Siaga Aktif
137
Mari Dukung
KELURAHAN
SI AGA AKTI F
Dengan Perilaku Hidup Bersih &Sehat
138