Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat handsanitizer
gel, bahan apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediannya.
II. MANFAAT
1. Sederhana dan singkat. Menggunakan handsanitizer lebih cepat dan lebih
mudah untuk membersihkan tangan daripada mencuci tangan.
2. Dalam perjalanan handsanitizer sangat membantu. Mungkin kita bisa
pakai tisu basah, tetapi menggunakan handsanitizer bisa lebih mudah.
Selain itu, penggunaan tisu basah akan menghasilkan sampah.
3. Anak-anak lebih senang menggunakannya. Terkadang anak-anak tidak
suka mencuci tangan karena mungkin wastapel yang terlalu tinggi, air
yang mungkin terasa dingin, dsb.
1. Sifat/karakteristik gel
Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai berikut:
a. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentukan gel dapat
mengabsorpsi larutan sehingga terjadi penambahan volume. Pelarut akan
berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut
dengan gel. (Anonim,2006).
b. Syneresis
Syneresis adalah suatu proses yang terjadi akibat adanya
kontraksi di dalam masa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan berada
diatas permukaan gel. Pada waktu pembentukan gel terjadi tekanan
elastis, sehingga terbentuk massa gel yang tegar. Mekanis me terjadinya
kontaraksi berhubung dengan fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis
pada saat terbentuknya gel.
Adanya perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar
matriks berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan.
Syneresis dapat terjadi pada hidrogel maupun organogel .(Anonim,2006)
2. Senyawa pembentukan gel
Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan stuktur berbentuk
jaringan (jala) yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam
kelompok ini adalah : gom alam,turunan selulosa, dan karbomer.
a. Gom alam
Gom yang digunakan sebagai pembentukan gel dapat mencapai
sasaran yang diinginkan dengan cara dispersi sederhana dalam air (misal
tragakan) atau melalui cara interaksi kimia (misal Na.alginat dan
kalsium). Secara keseluruhannya, keberadaan gel disebabkan karena
ikatan sambung silang yang mengikat molekul polisakarida sesamanya,
sedangkan sisanya tersolvasi alginat, karagen, pektin, gom xantan, dan
gelatin ( Agoes & Darijanto, 1993).
b. Carbomer
Carbomer membentuk gel pada konsentrasi 0,5%. Dalam media air,
yang diperdagangkan dalam bentuk asam, pertama tama didispersikan
terlebih dahulu. Sesudah udara terperangkap keluar sempurna, gel akan
terbentuk dengan cara netralisasi dengan basa yang sesuai. Pemasukan
muatan negatif sepanjang rantai polimer menyebabkan kumparan lepas
dan berekspansi (Agoes & Darijanto, 1993).
c. Turunan selulosa
Turunan selulosa mudah terurai karena reaksi enzimatik dan karena itu
harus terlindung dari kontak dengan enzim. Sterilisasi dari sistem dalam
air atau penambahan bahan pengawet merupakan cara yang lazim untuk
mencegah penurunan viskositas yang disebabkan karena terjadi
depolimerisasi akibat pengaruh enzim yang menghasilkan oleh mikroba.
Turunan selulosa yang dapat digunakan untuk membentuk gel adalah
metilselulosa, Na CMC, hidroksietilselulosa dan hidroksipropilselulosa
(larut dalam cairan polar organik) 9agoes & Darijanto, 1993)
3. Penggolongan gel
Menurut farmakope Indonesia Edisi IV penggolongan sediaan gel terbagi
menjadi dua fase yaitu :
a. Gel sistem dua fase
Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif
besar, massa gel kadang kadang dinyatakan sebagai magma misalnya
magma bentonit. Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik,
membentuk semipadat jika dibiarkan dan menejadi cair pada pengocokan.
Sedian harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin
homogenitas.
b. Gel sistem fase tunggal
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama
dalam suatau cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara
molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat
dari makromolekul sintetik misalnya karboner atau dari gom alam misalnya
tragakan.
4. Keuntungan dan kekurangan gel
a. Keuntungan sediaan gel
Untuk hidrogel: efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan
sediaan yang jenih dan elegan, pada pemakaian dikulit setelah kering
meninggalkan film tembus dipandang, elastis, mudah dicuci dengan air,
pelepasan obatnya baik, kemaampuan penyebarannya pada kulit baik
b. Kekurangan sediaan gel
Untuk hidrogel: harus menggunakan zat aktif yang larut didalam air
sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti sufaktan
agar gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika mudah dicuci
atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat
menyebabkan iritasi dan harga mahal.
5. Kegunaan gel
Kegunaan sediaan gel secara garis besar dibagi menjadi empat yaitu :
1. Gel merupakan sustu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral
dalam bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kapsul yang dibuat dari
gelatin dan untuk bentuk sediaan obat long-acting yang diinjeksikan
secara intramuskular.
2. Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi
tablet, bahan pelindung koloid pada suspensi bahan pengental pada
sediaan cairan oral, dan basis suppositoria.
3. Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik,
termasuk pada shampo, parfum, pasta gigi, kulit dan sediaan perawatan
rambut.
4. Gel dapat digunakan untuk obat yang digunakan secara topikal (non
steril) atau dimasukan didalam tubuh atau mata (gel steril).
6. Komponen gel
Untuk komponen gel dibagi menjadi dua meliputi :
1. Gelling agent
Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk
jaringan yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah gom alam, turunan selulosa, dan
karbomer. Kebanyakan dari sistem tersebut berfungsi dalam media
air,dan ada pembentukan gel dalam cairan non polar. Beberapa partikel
padat koloidal dapat berperilaku sebagai pembentukan gel karena
terjadinya flokulasi partikel. Konsentrasi yang tinggi dari beberapa
sufaktan non ionik dapat digunakan untuk menghasilkan gel jernih di
dalam sistem yang mengandung sampai 15% minyak mineral.
2. Bahan tambahan
a. Pengawet
Meskipun beberapa bsis gel resisten terhadap serangan mikroba,
tetapi semua gel mengandung banyak air sehingga membutuhkan
pengawet sebagai antimikroba. Dalam pemilihan pengawet harus
memperhatikaninkompatibilitasnya dengan gelling agent.
b. Penambahan bahan higroskopis
Bertujuan untuk mencegah kehilangan air. Contohnya gliserol,
propilenglikol dan sorbitol dengan konsentrasi 10-20 %.
c. Chelating agent
Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam
berat, misalnya EDTA.
X. KESIMPULAN
Hasil sediaan Alcohol Handsanitizer Gel yang didapat memenuhi
persyaratan, karena sediaan terurai sempurna dan membentuk massa gel.