You are on page 1of 13

MAKALAH KASUS TBC

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit TBC merupakan suatu penyakit menular yang tergolong dalam infeksi yang
disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium Tuberculosa.Penyakit ini dapat menyerang siapa saja,
dimana saja, tak terkecuali baik pria, wanita, tua, muda, anak - anak, kaya maupun miskin.
Di Indonesia, penyakit TBC berkembang sangat pesat disetiap tahunnya dan saat ini
mencapai 250 juta kasus baru dan diantaranya 140.000 derita mengalami kematian. Saat ini,
Indonesia menduduki peringkat 3 dunia banyaknya penderita TBC.
Di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2010, menurut laporan Puskesmas, jumlah
penderita klinis sebanyak 3071 orang, jumlah ini menurun bila dibandingkan tahun kemarin
sebesar 3203 orang.
Menurut laporan tersebut penderita yang dinyatakan positif menderita TB Paru tercatat
sebanyak 371 orang dan keseluruhan penderita tersebut sudah diobati sebanyak 381 orang dan
315 orang dinyatakan sembuh (8,68%).
Wilayah kerja Puskesmas yang terbanyak penderitanya adalah Puskesmas Kabila Bone
yakni sebanyak 373 penderita klinis dan 30 penderita yang sudah dinyatakan positif.
Trend jumlah kasus BTA+ di Kabupaten Bone Bolango dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2010 dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Berdasarkan hasil evaluasi program tahunan, masalah yang dihadapi oleh program TB
yakni adanya kekeliruan pada pencatatan TB 06 dan TB 04, kemudian keterbatasan tenaga baik
ditinjau dari segi kuantitas maupun kualitas. Ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium
yang masih kurang.
Untuk itu, pihak Dinas Kesehatan khususnya Seksi P2M(pemberantasan penyakit
menular).perlu melakukan On the Job Training (OJT) bagi petugas TB di puskesmas, kemudian
melatih petugas-petugas baru, serta memanfaatkan ruangan yang ada di puskesmas untuk
dijadikan laboratorium sederhana.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kesehatan secara umum ?
2. Bagaimana konsep sehat sakit ?
3. Apa definisi Penyakit TBC ?
4. Apa saja tanda dan gejala Penyakit TBC ?
5. Apa saja faktor penyebab Penyakit TBC ?
6. Bagaimana cara penularan Penyakit TBC ?
7. Bagimana cara pencegahan Penyakit TBC ?
8. Bagaimana jumlah penemuan TB Paru BTA+ di kabupaten Bone Bolango (dalam bentuk grafik)
?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi kesehatan secara umum.
2. Mengetahui konsep sehat sakit.
3. Mengetahui definisi penyakit TBC.
4. Mengetahui tanda dan gejala penyakit TBC.
5. Mengethaui faktor penyebab Penyakit TBC.
6. Mengetahui cara penularan penyakit TBC.
7. Mengetahui cara pencegahan Penyakit TBC.
8. Mengetahui grafik jumlah penemuan TB Paru BTA+ di kabupaten Bone Bolango (dalam bentuk
grafik).

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kesehatan Secara Umum

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses
membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan
orang lain.Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganyayang
menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir
menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu
mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti
Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal
jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan
kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak
saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu
sendiri.
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947).
UU No. 23, 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa: kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.
Blum mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsure, yaitu keadaan
somatic, kesehatan psikis, dan kesehatan social. Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat
manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah
dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau
tidak.

B. Konsep Sehat Sakit

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -
faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua
pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain
bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit
ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan
dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara
biologis, psikologis maupun sosio budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa : Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur
fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau
gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun
seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk
melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Menurut WHO (1947) sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental, dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi
WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif (Edelman dan mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah system yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana
individu menyesuikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual,
spiritual, dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.
TEORI MODEL YANG TERKAIT DENGAN KONSEP SEHAT-SAKIT
1) Model rentang sehat sakit (neuman)
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus
sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan
eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, social, perkembangan,
dan spiritual yang sehat.
Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi
yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu
sebelumnya.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relative dan mempunyai tingkatan sehingga
akan lebih akurat jika ditentukan sesuai titik-titik tertentu pada skala rentang sehat-sakit.
2) Model kesehatan tingkat tinggi
Model yang dikembangkan oleh DUNN (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan
potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
3) Model agen penjamu lingkungan (Leavell at all)
Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan
oleh hubungan dinamis antara agen, pejamu, dan lingkungan.
4) Model keyakinan – kesehatan
Model keyakinan-kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975)
menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini
memberikan cara bagaimana klien akan berperilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan
bagaimana mereka mmematuhi terapi kesehatan yang diberikan. Terdapat 3 komponen dari model
keyakinan-kesehatan antara lain:
a. Persepsi individu tentang kerentana dirinya terhadap suatu penyakit.
b. Persepsi individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
c. Persepsi individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil.
5) Model peningkatan kesehatan
Focus dari model ini adlah menjelaskan alasa keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan
(kognitif, persepsi, dan factor pengubah).

C. Teori Tentang Penyakit TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai
Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal
24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.
Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa


Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai
dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus
baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit
dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya
kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC
paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang
tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30%
terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk menegakkan diagnosis adalah:
o Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
o Pemeriksaan fisik.
o Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
o Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
o Rontgen dada (thorax photo).
o Uji tuberkulin.

BAB III
PEMBAHSAN

A. Definisi Penyakit TBC

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi menahun pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang
ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium
Tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama diparu/ berbagai organ tubuh
lainnya yang berkenaan parsial tinggi. Penyakit Tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi
dapat meyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe.
Infeksi awalnya biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemejaman. Individu kemudian dapat
mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun.
Ada beberapa stadium dalam Penyakit TBC antara lain :
1. Kelas 0
Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi terhadap tes
kulit tuberkulin tidak bermakna).
2. Kelas 1
Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes tuberkulosis
tidak bermakna)
3. Kelas 2
Ada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna, pemeriksa
bakteri negatif, tidak bukti klinik maupun radiografik).
Status kemoterapi (pencegahan) :
 Tidak ada
 Dalam pengobatan kemoterapi
 Komplit (seri pengobatan dalam memakai resep dokter)
 Tidak komplit
4. Kelas 3
Tuberkuosis saat ini sedang sakit (Mycobacterium tuberkulosis ada dalam biakan, selain itu
reaksi kulit tuberkulin bermakna dan atau bukti radiografik tentang adanya penyakit). Lokasi
penyakit : paru, pleura, limfatik, tulang dan/atau sendi, kemih kelamin, diseminata (milier),
menigeal, peritoneal dan lain-lain.
Status bakteriologis :
a. Positif dengan :
 Mikroskop saja
 Biakan saja
 Mikroskop dan biakan
b. Negatif dengan :
 Tidak dikerjakan
Dalam pengobatan kemoterapi sejak kemoterapi diakhiri, tidak lengkap reaksi tes kulit
tuberkulin :
a. Bermakna.
b. Tidak bermakna
5. Kelas 4
Tuberkulosis saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan
pencegahan tuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil pada orang yang reaksi tes
kulit tuberkulinya bermakna, pemeriksaan bakteriologis, bila dilakukan negatif. Tidak ada bukti
klinik tentang adanya penyakit pada saat ini).
Status kemoterapi :
a. Tidak mendapat kemoterapi
b. Dalam pengobatan kemoterapi
c. Komplit
d. Tidak komplikasi.
6. Kelas 5
Orang dicurigai mendapatkan tuberkulosis (diagnosis ditunda)
Kasus kemoterapi :
a. Tidak ada kemoterapi
b. Sedang dalam pengobatan kemoterapi.

B. Tanda dan Gejala Penyakit TBC


1. Tanda
 Penurunan berat badan
 Anoreksia
 Dispneu
 Sputum purulen/hijau, Mukoid/kuning

2. Gejala
 Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh
penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.
 Batuk
Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian
setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan
lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk
darah pada ulkus dinding bronkus.
 Sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru.
 Nyeri dada
Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)

 Malaise
Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri
otot, keringat malam.

C. Faktor Penyebab Penyakit TBC

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Penyakit TBC – tuberculosis ini merupakan suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobakterium Tuberklosa. Bakteri ini berbentuk
batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Selain
karena bakteri sebagai penyebab utama, faktor lingkungan yang lembab, kurangnya sinar
matahari pada suatu ruang dan kurangnya sirkulasi udara juga sangat berperan dalam penyebaran
bakteri mikobakterium tuberklosa ini sehingga sangat mudah menjangkiti bagi orang yang hidup
dalam kondisi lingkungan yang tidak sehat.
Dari kasus yang saya ambil diatas dengan kodisi lingkungan yang begitu dingin, maka udara
di wonosobo sangat lembab,oleh karena itu, potensi kuman Mycobakterium Tuberculosis
berkembang biak sangat tinggi, apalagi didukung kondisi sosial ekonomi yang rndah dan tata
perumahan yang tidak baik. Hal ini membuat potensi penderita TBC terutama BTA Positif
kemungkinan tinggi.

D. Cara penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Micobacterium tuberculosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk
dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada
orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah
atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh
organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening,
dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera
akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan
di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto
rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak.
Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang
nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah
memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih
dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan
dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak
mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan
tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

E. Cara Pencegahan penyakit TBC


a. Promotif
 Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
 Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara
pencegahan, faktor resiko
 Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.
b. Preventif
 Vaksinasi BCG
 Menggunakan isoniazid (INH)
 Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
 Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.
c. Kuratif
Pengobatan tuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu yang
lama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit klinis pada
seseorang yang sudah terjangkit infeksi. Penderita tuberkulosis dengan gejala klinis harus
mendapat minuman dua obat untuk mencegah timbulnya strain yang resisten terhadap obat.
Kombinasi obat-obat pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan
etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10
mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg, RIF 600
mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis retrobulbar disertai penurunan
ketajaman penglihatan. Uji ketajaman penglihatan dianjurkan setiap bulan agar keadaan
tersebut dapat diketahui. Efek samping INH yang berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling
berat adalah hepatitis. Resiko hepatitis sangat rendah pada penderita dibawah usia 20 tahun
dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun keatas.
Disfungsi hati, seperti terbukti dengan peningkatan aktivitas serum aminotransferase,
ditemukan pada 10-20% yang mendapat INH. Waktu minimal terapi kombinasi 18 bulan
sesudah konversi biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itu masuk harus dianjurkan terapi
dengan INH saja selama satu tahun.
Baru-baru ini CDC dan American Thoracis Societty (ATS) mengeluarkan pernyataan mengenai
rekomendasi kemoterapi jangka pendek bagi penderita tuberkulosis dengan riwayat
tuberkulosis paru pengobatan 6 atau 9 bulan berkaitan dengan resimen yang terdiri dari INH
dan RIF (tanpa atau dengan obat-obat lainnya), dan hanya diberikan pada pasien
tuberkulosis paru tanpa komplikasi, misalnya : pasien tanpa penyakit lain seperti diabetes,
silikosis atau kanker didiagnosis TBC setelah batuk darah, padahal mengalami batu dan
mengeluarkan keringat malam sekitar 3 minggu.

F . GRAFIK JUMLAH PENEMUAN TB PARU BTA + DI KABUPATEN BONE


BOLANGO
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi menahun pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditan.
Tanda-tanda seseorang mengidap penyakit TBC antara lain : penurunan berat badan,
Anoreksia,Dispneu, sputum purulen/hijau dan Mukoid/kuning. Sedangkan gejalanya antara lain :
demam, batuk, sesak nafas, nyeri dada, malaise.

B. Saran
 Sebaiknya kita menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehingga tidak mudah terkena penyakit
TBC.
 Sebaiknya para penderita TBC mengasup makanan yang bergizi dan memperbaiki ketahanan
tubuh.
 Menjaga pola makan dan gaya hidup.
DAFTAR PUSTAKA

http://mbakdewiblog.blogspot.com/
http://zumrohhasanah.wordpress.com/2010/12/31/makalah-tb-paru/
http://www.bonebolangokab.go.id/news-93-trend-kasus-tbc-di-kabupaten-bone-bolango.html
http://www.tugaskuliah.info/2009/10/bahan-kuliah-konsep-sehat-sakit- menurut.html
Marimbi, Hanum. 2009. Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Tim dosen, 2012. Modul Praktikum Mikrobiologi. Yogyakarta: STIKES Surya GLOBAL
Diposkan oleh bekti mulatsih di 09.02

You might also like