Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Katak (Fejervarya cancrivora) merupakan vertebrata kelas Amphibi yang mudah diamati dalam
praktikum gerak reflek. Hewan kelas amphibi ini memiliki sistem saraf yang sama dengan hewan vertebrata
umumnya yaitu terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf terdiri atas susunan saraf pusat
yang meliputi otak dan medula spinalis. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas urat-urat saraf yang berasal dari
otak dan medula spinalis serta sistem saraf otonom. Gerak reflek adalah suatu gerak yang dilakukan secara tidak
sadar atau tidak disengaja. Gerak ini terjadi secara otomatis setelah penerimaan rangsang oleh reseptor tanpa
melewati otak sehingga terjadi tanpa kontrol dari otak dan berlangsung cepat. Berbeda dengan gerak biasa yang
menghasilkan respon secara sadar dan dapat disengaja. Hal itu dikarenakan perjalanan impuls disampaikan
melalui otak untuk menghasilkan respon yang diinginkan sesuai kendali. Gerak reflek dapat terjadi dengan
adanya peran dari stimulus (rangsang), reseptor atau indra penerima rangsang dan menghasilkan impuls, sel-sel
saraf, neuron sensorik dan motorik, medula spinalis (sumsum tulang belakang), dan organ eferen). Dalam
pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan pengaruh pemberian asam cuka (CH3COOH) dan tingkatan
voltase arus listrik. Pengamatan dilakukan dengan 2 cara yaitu diberi perlakuan dan tidak. Pemberian perlakuan
dengan perusakan ruas tulang belakang sejumlah 1 dan dua ruas.
Kata Kunci : Cuka, Gerak Reflek, Katak, Sel Saraf, Stimulus, Voltase
Sistem saraf pada hewan vertebrata terbagia atau dengan istilah lain yaitu stimulus. Sedangkan
menjadi dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan reseptor merupakan alat atau indra yang menerima
sistem saraf tepi. Sistem saraf terdiri atas susunan rangsang tersebut. Stimulus dapat berasal dari luar
saraf pusat yang meliputi otak dan medula spinalis. tubuh maupun dalam tubuh. Stimulus dari luar tubuh
Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas urat-urat saraf dapat berupa bau, rasa, cahaya, suhu, sentuhan,
yang berasal dari otak dan medula spinalis serta ataupun tekanan dan stimulus dari dalam tubuh berupa
sistem saraf otonom. rasa nyeri, lapar, kelelahan, dan lain-lain.
Semua penyebab adanya perubahan dari dalam Satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya
tubuh atau dari luar tubuh disebut rangsang. Rangsang yang berfungsi dalam mengenali rangsangan tertentu
baik dari luar ataupun dalam tubuh disebut reseptor. karena larutan garfis bersifat isotonis dengan jaringan
Stimulus akan diterima oleh reseptor yang kemudian tubuh. Kemudian mencuci tungkai atas katak dengan
dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh neuron sensori larutan garam fisiologis dengan mengolesi
lalu disampaikan oleh neuron motor menuju afektor, menggunakan kaca pengaduk. Untuk melakukan
contoh pada kerja otot dan kelenjar.dan organ yang pengamatan gerak reflek katak terhadap tingkatan
menghasilkan tanggapan atau respon terhadap adanya voltase arus listrik menggunakan adaptor voltase yang
rangsang disebut efektor. dapat mengalirkan arus listrik. Penggunaan adaptor
Gerak reflek adalah suatu gerak yang dengan 3 kali pengulangan yaitu tanpa adanya
dilakukan secara tidak sadar atau tidak disengaja. perlakuan dan perusakan tulang belakang satu ruas
Gerak ini terjadi secara otomatis setelah penerimaan dan dua ruas.
rangsang oleh reseptor tanpa melewati otak sehingga Tingkatan voltase yang digunakan adalah 3V,
terjadi tanpa kontrol dari otak dan berlangsung cepat. 6V, dan 9V di masing-masing tungkai kanan dan kiri
Tahapan atau mekanisme gerak refleks yaitu adanya katak. Setela itu, dilakukan perusakan tulang belakang
stimulus pada indra reseptor diterima oleh saraf yang bertujuan untuk memutuskan jalan penghantaran
sensorik kemudian dihantarkan oleh sel penghubung impuls pada sumsum tulang belakang sehingga organ
atau sinapsis pada sumsum tulang belakang, lalu efektor tidak akan menerima rangsang untuk
diterima oleh saraf motorik dan menghasilkan respon memberikan respon. Hal tersebut dikarenakan tulang
pada organ efektor. belakang katak menghubungkan tiap reseptor dan
Berbeda dengan gerak biasa yang efektor pada tubuh katak.
menghasilkan respon secara sadar dan dapat Hasil pengamatan dari kelompok 1, bahwa
disengaja. Hal itu dikarenakan perjalanan impuls pemberian asam cuka tanpa perlakuan menghasilkan
disampaikan melalui otak untuk menghasilkan respon gerak reflek yang lambat di bagian tungkai kanan dan
yang diinginkan sesuai kendali. Tahapan atau menghasilkan gerak reflek yang sangat cepat pada
mekanisme gerak biasa hampir sama dengan gerak tungkai kiri. Pada pengulangan kedua tanpa perlakuan
refleks yaitu diawali dengan adanya penerimaan tungkai kanan menghasilkan gerak reflek yang lambat
stimulus oleh indra reseptor dan diterima oleh saraf dan tidak menghasilkan gerak reflek pada tungkai kiri.
sensorik kemudian langsung disampaikan ke otak Begitu pula pada pengulangan ketiga yang tidak
sehingga gerakan yang dihasilkan dapat disadari, lalu menghasilkan gerak reflek baik pada tungkai kanan
dihantarkan menuju syaraf spinal melalui neurin dan tungkai kiri. Sedangkan pada pemberian
penghubung atau sinapsis. Selanjutnya diteruskan perlakuan perusakan tulang belakang 1 ruas,
menuju neuron motorik dan menghasilkan respon pengulangan pertama dan kedua tidak menghasilkan
organ efektor. gerak reflek baik pada tungkai kanan dan kiri, namun
Faktor yang mempengaruhi gerak reflek adalah pada pengulangan ketiga menghasilkan gerak reflek
ada tidaknya rangsangan atau stimulus. Rangsangan yang cepat di kedua tungkai kata. Pda perlakuan
mampu bereaksi pada atau jaringan. Dalam perjalanan perusakan tulang belakang 2 ruas, pada pengulangan
impuls, terdapat peran penting dari sum-sum tulang pertama, kedua, dan ketiga tidak menghasilkan gerak
belakang. Diantaranya adalah sebagai pusat reflek dan reflek baik pada tungkai kanan maupun tungkai kiri.
pengatur jalannya impuls dari dan menuju otak. Sehingga, dapat disimpullkan bahwa pemberian asam
Apabila terdapat rangsangan tetapi impuls tidak cuka sebelum diberi perlakuan masih menghasilkan
memberikan sinyal pada organ eferen maka gerak eflek dan semakin banyak pengulangan semakin
kemungkinan terjadinya keruakan pada pusat reflek tidak menimbulkan gerak reflek. Demikian pula pada
yaitu sumsum tulang belakang (medula spinalis). pemberian perlakuan pada perusakan tulang belakang
Penggunaan katak sebagai bahan praktikum satu ruas dan dua ruas. Semakin banyak perlakuan
dikarenakan sebagai organisme yang mudah diamati yang diberikan terhadaap perusakan tulang belakang
gerak refleknya. Perlakuan terhadap gerak reflek semakin rusak pula penghantaran impuls yang terjadi
katak dengan merusak bagian otak untuk melemahkan sehingga gerak reflek semakin menghilang dan katak
katak dan memaksimalkan gerak reflek katak semakin lemah.
sehingga penghantaran impuls pada otak tidak Hasil pengamatan pada kelompok 2, bahwa
maksimal untuk menghasilkan respon gerak reflek. Dari data yang diperoleh telah sesuai dengan
Perusakan otak katak dilakukan dengan alat dasar teori, bahwa semakin besar tingkatan voltase
seksio berupa jarum tajam dan dilakukan secara cepat semakin besar gerak refleks yang dihasilkan.
supaya tidak menyiksa. Kemudian dipisahkan antara Sedangkan semakin banyak ruas yang dipatahkan
rahang atas dan bawah dengan memotong rahang atas semakin minim gerak reflek yang dihasilkan.
katak. Setelah itu, rahang bawah dilubangi untuk Sedangkan pada perlakuan pemberian asam cuka
memasangkan tali supaya katak dapat digantung di (CH3COOH) digunakan untuk mengetahui pengaruh
tiang statis. gerak refleks katak ketika diberi larutan cuka. Dari
Katak yang telah tergantung pada papan statis data yang diperoleh bahwa kelompok 1, 3 dan 5
dikuliti pada bagian tungkai atas kanan dan kiri. Hal sesuai dengan dasar teori yaitu tidak ada gerakan
itu dilakukan untuk mempercepat sampainya stimulus refleks yang terjadi. Apabila ada itupun sangatlah
pada reseptor dan mencegah keringnya jaringan minim. Hal ini terjadi karena asam cuka memberikan
efek panas apabila mengenai kulit katak yang telah Biggs, Alton., Hagins, Whitney., Holliday, William.,
dikuliti dan dicuci dengan larutan garam fisiologis Kapicka, Chris., Lundgreen, Linda.,
tersebut. MacJenzie, Ann., Rogers, William., Sewer,
Marion dan Zike, Dinah. 2008. Biology.
KESIMPULAN New York: McGraww Hill.
Gerak reflek adalah suatu gerak yang Colville, Thomas dan Bassert, M. Joanna. 2008.
dilakukan secara tidak sadar atau tidak disengaja. Clinical Anatomy and Physiology for
Gerak ini terjadi secara otomatis setelah penerimaan Veterinary Technicians Third Edition..
rangsang oleh reseptor tanpa melewati otak sehingga Canada: Elsevier.
terjadi tanpa kontrol dari otak dan berlangsung cepat. Knikou, Maria. 2008. The H-Reflek as a Probe:
Sedangakan gerak biasa yang menghasilkan respon Pathway and pitfalls. Journal of
secara sadar dan dapat disengaja. Hal itu dikarenakan Neuroscience Methods. 171(2): 1-12.
perjalanan impuls disampaikan melalui otak untuk Kumar., Ashok, Soodan., Rajest dan Kaur, L. 2012.
menghasilkan respon yang diinginkan sesuai kendali. Comparison of H-Reflex Response of
Faktor yang mempengaruhi gerak reflek adalah Sprinters and Non- Athletes. Jpurnal of
ada tidaknya rangsangan atau stimulus. Semua Exercise Science and Physotherapy. 8(2):
penyebab adanya perubahan dari dalam tubuh atau 63-66.
dari luar tubuh disebut rangsang. Rangsang atau Premkumar, Kalyani. 2008. The Massage
dengan istilah lain yaitu stimulus. Semakin besar ConnectionsAnatomy and Physiology
tingkatan voltase semakin besar gerak refleks yang Canada: Lippincot
dihasilkan. Sedangkan semakin banyak ruas yang Xu, Dali., Yong Yang, Chung dan Zhang, Li-Qun.
dipatahkan semakin minim gerak reflek yang 2015. Assesment of Hyperactive Reflexes In
dihasilkan. Patients With Spinal Cord Injury. Reaserch
Article. 10(11): 1-8.
DAFTAR PUSTAKA Wu, Ming dan Schmith, Brian. 2010. Reflex
Responses to Combined Hip and Knee
Behal, A., Dawson, D.M., Molnar, P dan Hickman, J. Motion in Human Chronic Spinal Cord
2011. The Stretch Reflex Arc: Simulation, Injury. Journal of Rehabilitation Reaserch
Control, and Identification. Journal of and Development. 47(2): 117-132.
Nanoscience and Technology. 20(2): 1-16.
LAMPIRAN