You are on page 1of 9

BAB III

PEMBAHASAN

Tanaman tahunan merupakan tanaman dengan waktu tumbuh yang tak terbatas.Syarat tumbuh pada
tanaman tahunan juga tidak terlalu sulit dibanding,dengan tanaman semusim.Hanya dibutuhkan ketelitian pada
proses pembibitan karena disinilah sebetulnya awal hidup dari tumbuh tahunan tersebut, dimana jika bibit yang
dihasilkan mempunyai kriteria baik,maka tanaman tahunan tersebut akan mampu bertahan sesuai dengan waktu
hidupnya tanaman tahunan.Selain itu setelah pembibitan yang dilakukan hanyalah pengawasan dan pemberian
pupuk yang teratur, terhadap hama dan penyakit tanaman biasanya sangat jarang terjadi pada tanaman tahunan,
dikarenakan tanaman tahunan merupakan tanaman keras, sangat sedikit hama dan penyakit tanaman yang dapat
menyerang tanaman tahunan dan berbeda dengan tanaman semusim yang rentan terhadap hama dan penyakit
tanaman. Tanaman tahunan biasanya tanaman yang menghasilkan buah atau tanaman yang hidup dalam waktu
yang lama dan tanaman tersebut akan mati dalam waktu yang lama jika tidak terserang OPT atau faktor lainnya.
Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik berukuran mikro ataupun
makro yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan tanaman yang dibudidayakan. Berdasarkan jenis
seranganya OPT dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu hama, vektor penyakit, dan gulma.
Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama terdapat beberapa jenis,
diantaranya adalah insekta (serangga), moluska (bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda,
dll.Serangan hama sangat terlihat dan dapat memberikan kerugian yang besar apabila terjadi
secara massive. Namun serangan hama umumnya tidak memberikan efek menular, terkecuali apabila hama
tersebut sebagai vektor suatu penyakit.Vektor penyakit atau biasa disebut sebagai faktor pembawa penyakit
adalah organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas, atau mengganggu metabolisme tanaman
sehingga terjadi gejala abnormal pada sistem metabolisme tanaman tersebut. Beberapa penyakit masih dapat
ditanggulangi dan tidak memberikan efek serius apabila imunitas tanaman dapat ditingkatkan atau varietas
tersebut toleran terhadap penyakit yang menyerangnya. Namun terdapat pula penyakit yang memberikan efek
serius pada tanaman dan bahkan menyebabkan kematian. Beberapa vektor penyakit tanaman adalah virus,
bakteri, dan cendawan. Umumnya gejala penyakit memiliki efek menular yang sangat cepat dan sulit dibendung.
Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Gulma memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada
pertumbuhan tanaman, meskipun biasanya tidak menimbulkan kematian. Gulma bisa disebut juga sebagai
kompetitor penyerap nutrisi daerah perakaran tanaman. Apabila pertumbuhan gulma lebih cepat dibandingkan
tanaman, maka sudah dapat dipastikan tanaman yang dibudidayakan akan mengalami pertumbuhan yang tidak
optimal. Beberapa jenis gulma bahkan ada yang memberikan efek racun pada perakaran tanaman, seperti
kandungan metabolit sekunder (cairan) pada akar alang-alang.
Perbanyakan tanaman secara generatif merupakan perbanyakan tanaman melalui proses perkawinan
antara dua tanaman induk melalui organ reproduksi berupa bunga yang kemudian terjadi penyerbukan benang
sari pada kepala putik dan menghasilkan buah dengan kandungan biji di dalamnya. Biji ini dapat ditanam
kembali untuk menghasilkan tanaman baru yang memungkinkan terjadinya variasi karakter.Salah satu tujuan
perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji adalah untuk memperoleh sifat-sifat baik tanaman, seperti akar
yang kuat, serta yang tahan hama dan penyakit.Reproduksi secara generatif pada umumnya terjadi pada
tumbuhan berbiji, baik pada tumbuhan biji tertutup maupun pada tumbuhan biji terbuka. Pada reproduksi
generatif dibutuhkan dua sel kelamin, yaitu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Dengan demikian,
reproduksi generatif hanya mungkin terjadi apabila ada peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina dalam tumbuhan tersebut, baik yang berumah satu maupun berumah dua.
Keuntungan:
 Sistem perakaran lebih kuat.
 Lebih mudah diperbanyak.
 Jangka waktu berbuah lebih panjang.
Kelemahan:
 Waktu mulai berbuah lebih lama.
 Sifat turunan tidak sama dengan induk, sehingga keunggulan sifat induk tidak dapat dipertahankan.
 Beberapa jenis tanaman memproduksi benih sedikit dan terkadang sulit untuk
berkecambah.
Tanaman tahunan di dataran sedang secara organ generatif juga mampu memproduksi hasil berupa buah,bunga
dan biji.Adapun contoh tanaman tahunan yakni :

A. KAKAO

Gambar 1.1.Kakao

Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komuditas perkebunan yang memiliki
peranan penting dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Indonesia,khususnya di sentra-
sentra pengembangan Kakao.Kakao merupakan tanaman tahunan yang dapat mulai berbuah pada umur 4
tahun, dan apabila dikelola secara tepat maka masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun,khususnya
yang dihasilkan oleh rakyat,di pasar Internasional masih dihargai paling rendah karena citranya yang kurang
baik yakni didominasi oleh biji-biji tanpa fermentasi, biji-biji dengan kadar kotoran tinggi serta
terkontaminasi serangga, jamur dan mitotoksin.Masalah klasik yang hingga kini sering dihadapi adalah
rendahnya produktivitas yang secara umum rata-ratanya 900 kg/ha.Faktor penyebabnya adalah penggunaan
bahan tanaman yang kurang baik,teknologi budidaya yang kurang optimal,umur tanaman serta masalah
serangan hama penyakit.Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas kakao pengendalian
hama dan penyakit dan sistem pengolahan yang baik.

Syarat Tumbuh
 Ketinggian tempat maksimum 1200 m dpl, ketinggian tempat medium adalah 1-600 m dpl dengan

kemiringan lereng maksimum 400.

 Curah hujan 1500-2500 mm/tahun dengan bulan kering kurang dari 3 bulan.
 Suhu maksimum 30º-32ºC dan suhu minimum 18-21ºC
 Kemiringan tanah kurang dari 45% dengan kedalaman olah kurang dari 150 cm.
 Tekstur tanah terdiri atas 50% pasir 10-20% debu dan 30-40% lempung.
Perbanyakan tanaman generatif
Secara generatif adalah bahwa tanaman tersebut berkembang biak secara kawin, yaitu bertemunya sel
jantan yang terdapat pada benang sari dan sel betina yang terdapat pada putik.Bertemunya 2 sel ini nantinya
akan menghasilkan 14 buah yang berkotil 2 yaitu dikotil.Tanaman yang dikembangbiakan melalui cara ini
biasanya memiliki sifat genetis yang berbeda dari tanaman induk dan biasanya mengalami kemunduran.
Perkembangbiakan generatif adalah yang paling sering dilakukan karena cepat menghasilkan bibit dalam
jumlah yang besar.Perbanyakan generatif bisa dilakukan dengan dua cara, yakni secara buatan dan alami.
Perbanyakan secara buatan dilakukan dengan menyilangkan dengan tangan antara dua tanaman kakao.Serbuk
sari jantan tanaman kakao ditempelkan pada kepala putik tanaman kakao lainnya. Sementara itu,
perbanyakan secara alami biasanya dilakukan oleh lalat yang menempelkan serbuk sari jantan pada kepala
putik tanaman kakao.
Morfologi
Tanaman kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai
ketinggian 10 m.Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5 m, tetapi dengan
tajuk menyamping yang meluas.Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.Tanaman kakao
tumbuh di daerah tropika basah, memiliki akar tunggang dan berbatang lurus.Tanaman kakao bersifat
Cauliflorous yaitu bunga tumbuh langsung dari batang ataupun cabang-cabang.Bunga sempurna berukuran kecil
(diameter maksimum 3 cm), tunggal, namun nampak terangkai karena muncul dari satu titik tunas.Bunga
berwarna putih kemerah-merahan dan tidak berbau.Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan
memiliki sistem inkompatibilitas sendiri.Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan
penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.Bentuk helai daun bulat
memanjang (oblongus) ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus).Buah tumbuh
dari bunga yang diserbuki.Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga
memanjang.Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji.Warna buah
berubah-ubah.Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna
kuning.
Teknik budidaya tanaman kakao
1. Pembibitan
2. Penyiapan Lahan dan Penanaman
 Pembersihan Areal
 Pengolahan Tanah
 Tanaman Penutup Tanah
 Pohon Pelindung
 Jarak Tanam
 Lubang Tanam
 Penanaman
 Pembuatan Norak
3. Pemupukan dan Pemangkasan
Pengendalian Organisme Pengganggu tanaman :
Organisme pengganggu tanaman yang terdiri dari hama maupun penyakit adalah salah satu factor yang
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasil Kakao yang dibudidayakan. Bila
organisme pengaganggu ini tidak dikendalikan perkembangan dan penyebarannya niscaya akan terjadi
penurunan hasil dan bahkan akan terjadi gagal panen. Beberapa hama utama dan penyakit penting yang perlu
mendapatkan penanganan adalah :
 Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella snellen), biasa disebut PBK.

 Gejala : Serangan hama penggerek buah kakao dapat dikenali dari perubahan warna kulit buah menjadi
belang hijau-kuning atau tampak seperti matang sebelum waktunya. Buah ini bila dibuka, bagian dalamnya
akan berwarna coklat kehitaman.Pada kulit buah yang terserang juga terdapat garis hitam yang merupakan
bekas liang gerekan larva penggerek buah kakao. Biji dari buah yang terserang biasanya berukuran kecil dan
saling berdempetan satu sama lain. Biji ini sulit dikeluarkan karena melekat kuat pada kulit buah. Biji dari
buah yang terserang penggerek buah kakao umumnya memiliki kadar lemak yang rendah sehingga harga
jualnya pun rendah.
 Waktu Menyerang : Ngengat aktif terbang, kawin dan meletakkan telur pada malam hari,yaitu sejak
pukul 18.00 – 07.00 keesokan harinya.Pada siang hari, ngengat bersembunyi di tempat yang terlindung dari
sinar matahari, yaitu di bagian bawah cabang horisontal dengan diameter 0-5 cm dan lebih dari 20 cm.
 Ambang ekonomi : Penggerek buah kakao (PBK) umumnya menyerang buah kakao yang masih muda
dengan panjang sekitar 8 cm. Stadium yang menimbulkan kerusakan adalah stadium larva. Larva PBK
memakan daging buah dan saluran makanan yang menuju biji, tetapi tidak menyerang biji.Gejala serangan
baru tampak dari luar saat buah ,masak berupa kulit buah berwarna pudar dan timbul belang berwarna kuning
hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva serta jika dikocok tidak berbunyi ,
jika dibelah, daging buahnya akan tampak berwarna hitam, biji-biji melekat satu sama lain dengan wana
hitam, keriput, dan ringan. Akibat serangan hama ini kerugian yang ditimbulkannya bisa mencapai 80% biji
kakao kering.
 Pengendalian : Secara umum, pengendalian serangan hama penggerek buah kakao dapat dilakukan
dengan cara kultur teknis, biologis, dan kimiawi.:
 Kultur teknis :Secara kultur teknis, pengendalian hama penggerek buah kakao dapat dilakukan dengan
menerapkan teknik budidaya yang sebisa mungkin mampu menekan keberadaan hama ini di areal
penanaman. Teknik budidaya yang dimaksud meliputi pemilihan klon kakao, pemilihan jenis pohon
penaung, pemangkasan, kondomisasi, pemupukan, panen sering dan sanitasi.
 Pemilihan klon merupakan tahapan awal dalam teknik pengendalian hama secara terpadu. Dengan
menanam klon-klon kakao unggul yang memiliki ketahanan terhadap serangan hama penggerek buah
kakao tumbuh nantinya tidak mudah terserang hama ini.
 Pemilihan pohon penaung merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam usaha budidaya
tanaman kakao. Kesalahan memilih jenis pohon penaung dapat menyebabkan intensitas serangan hama
penggerek buah kakao menjadi sangat tinggi. Penggunaan pohon penaung yang bisa menjadi tanaman
inang bagi hama penggerek buah kakao seperti rambutan, mata kucing,pulasan, kasai, cola, namnam, dan
langsat sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan populasi hama penggerek di areal penanaman
kakao menjadi sangat tinggi.
 Kondomisasi adalah perlakuan memberikan selubung pada buah kakao agar imago hama penggerek buah
tidak dapat meletakan telurnya di permukaan buah. Selubung berupa plastik bening diikatkan pada buah
sejak buah masih kecil (berukuran panjang 8 – 12 cm). Plastik yang digunakan untuk kondomisasi
minimal berukuran 30 x 15 cm. Agar kelembaban dalam selubung tidak terlalu tinggi, bagian ujung
selubung yang menghadap ke bawah harus dilubangi.
 Pemangkasan secara berkala penting dilakukan untuk menjaga kondisi kelembaban kebun. Kebun yang
terlalu lembab memungkinkan hama penggerek buah untuk melakukan reproduksi secara lebih masif.
Pemangkasan dilakukan dengan membuang cabang-cabang atau ranting kakao yang saling bertumpang
tindih dan mengurangi lingkar tajuk tanaman penaung yang terlalu lebat agar cahaya matahari bisa masuk
ke dalam kebun.
 Pemupukan berimbang yang dilakukan sejatinya membantu tanaman untuk tumbuh dan meningkatkan
sistem kekebalan tubuhnya. Dengan pemupukan yang tepat dosis, waktu, jenis, dan cara, tanaman akan
lebih kuat dalam menghadapi serangan hama ini.
 Panen sering dan sanitasi dilakukan dengan tujuan agar siklus hidup hama penggerek buah kakao
terputus. Telur dan larva serangga yang terdapat pada buah akan ikut musnah bila kita melakukan panen
sesering mungkin, begitupun dengan sanitasi kebun yang dapat memutus siklus hidup pada fase
kepompong.
 Pengendalian biologis :Pengendalian hama penggerek buah kakao secara biologi dapat dilakukan dengan
melepaskan musuh alaminya baik dari golongan predator maupun parasitoid. Predator dari hama ini
antara lain semut hitam (Dolichoderus thoracicus), semut angrang (Oesophylla smaragdina), dan laba-
laba (Arachnida). Sedangkan parasitoidnya antara lain Gorypus spp., Paraphylax spp., Ceraphron
spp., Phaenocarpa spp., Beauveria bassiana, dan jamur Trichogrammatoideabactreafumata.
 Pengendalian kimiawi :Pengendalian kimiawi dilakukan bila serangan hama penggerek buah kakao di
kebun sudah dalam intensitas yang tinggi. Pengendalian kimiawi sebaiknya dilakukan setelah teknik
pengendalian kultur teknis dan pengendalian biologi usai dilakukan. Pengendalian kimiawi hama
penggerek buah kakao dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida kontak maupun sistemik dari bahan
aktif seperti Propoxar 0,1% dan Deltametrin 0,0015% .
 Kepik penghisap buah Kakao (Helopeltis sp.)

 Gejala: Pucuk yang terserang yaitu tanaman muda masih lunak dengan daun belum membuka, sehingga
daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas serta tampak seperti lidi.Pada buah
kakao, kepik menyukai buah muda dan buah mendekati matang.Buah yang terserang menunjukkan bekas
tusukan berupa bercak-bercak cekung berwarna coklat-hitam,berukuran ± 2-3 mm pada permukaan buah
akibat tusukan stylet nimfa dan imago.Letak bercak-bercak cenderung pada ujung buah.Buah yang
terserang berat, tampak seluruh permukaan buah dipenuhi bekas tusukan hitam dan kering, dimana kulit
buah kering dan retak-retak.Buah muda berukuran kurang dari 5 cm menjadi kering dan rontok apabila
terjadi serangan berat.
 Waktu Menyerang: Hama penghisap buah dapat menyerang buah kakao saat pagi dan sore hari.Karena ia
tidak menyukai keberadaan cahaya, ketika siang hari hama ini biasanya bersembunyi di bagian tanaman
yang gelap seperti sela-sela atau bagian daun yang menghadap ke bawah.
 Ambang Ekonomi:Serangan pada buah tua ditandai dengan munculnya bercak-bercak cekung yang
berwarna coklat muda yang lama kelamaan berubah menjadi kehitaman.Serangan berat pada buah muda,
bercahaya akan bersatu menyebabkan permukaan kulit menjadi retak dan terjadi perubahan bentuk
sehingga menghambat perkembangan biji.Serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan layu, kering
dan kemudian mati.Daun akan gugur dan ranting tanaman akan seperti lidi. Penurunan produksi buah bisa
mencapai 50 - 60%.
 Pengendalian : Pengendalian penyakit
Hama penghisap buah kakao dapat dikendalikan dengan teknik pengendalian biologis, kultur teknis dan
pengendalian kimiawi.
Pengendalian biologis
Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan inokulasi kutu putih untuk
mengundang semut hitam yang merupakan musuh alami dari hama penghisap buah. Semut hitam
yang beraktivitas disekitar buah-buah kakao akan membuat imago tidak sempat meletakan telur
dipermukaan buah kakao. Semut hitam juga memakan telur-telur penghisap buah kakao yang
terdapat dipermukaan buah.Selain dengan inokulasi kutu putih, semut hitam juga dapat diundang
dengan cara membuatkan rumah menggunakan seresah yang diikatkan pada percabangan atau
jorket.
Pengedalian juga dapat dilakukan dengan melepaskan cendawan parasitoid dari hama ini
yaitu berupa Beauveria bassiana. Serangga yang terinveksi biasanya akan mati setelah 2 – 5 hari
disemprot. Penyemprotan pada imago umumnya lebih efektif dilakukan pada serangga dalam fase
imago, dimana dosis 25-50 gram spora/ha.
Pengendalian kultur teknis
Pengendalian secara kultur teknis dilakukan dengan memangkas cabang-cabang tidak
produktif yang saling bertumpang tindih. Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi tingkat
kelembaban kebun sehingga serangga penghisap buah tidak betah berlama-lama tinggal di kebun
kakao kita.
Selain dengan pemangkasan, pengendalian hama penghisap buah kakao secara kultur
teknis juga dapat dilakukan dengan penggunaan pohon penaung yang dapat menjadi rumah bagi
semut hitam yang tak lain adalah musuh alami dari hama penghisap buah. Beberapa pohon
penaung tersebut adalah kelapa, lamtoro, dan sengon.
Pengendalian kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan pilihan terakhir setelah pengendalian kultur
teknis dan pengendalian biologis tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Pengendalian
kimiawi dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida sesuai dosis
c) Penyakit Busuk Buah Phytopthora palmivora(Pythiales: Phythiaceae)
 Gejala : Gejala penyakit ini dapat terlihat mulai dari buah muda sampai buah dewasa. Buah yang
terinfeksi akan membusuk disertai bercak coklat kehitaman dengan batas yang jelas, gejala ini
dimulai dengan ujung atau pangkal buah. Hal ini disebabkan adanya lekukan pada pangkal buah yang
menjadi tempat tergenangnya air sehingga sopra menyebabkan infeksi mulai dari pangkal atau ujung
buah tempat menggantung air. Pembusukan pada buah hanya berlangsung beberapa hari saja sehingga
tidak dapat dipanen.
 Waktu Menyerang : Saat kondisi cuaca lembab.
 Ambang Ekonomi : Kerugian yang disebabkan penyakit cukup besar persentase busuk buah di
beberapa daerah mencapai 30-50%.
 Pengendalian : Untuk menekan tingkat serangan penyakit ini, beberapa tindakan pengendalian harus
dilakukan. Tindakan pengendalian tersebut antara lain:

 Menggunakan klon unggul yang tahan penyakit busuk buah kakao seperti DRC 16, ICS 6, DR 1 x
Sca 12, DRC 16 x Sca 6 atau DRC 16 x Sca 12.
 Tidak menanam tanaman kakao maupun pohon pelindungnya dengan jarak yang terlalu rapat agar
sinar matahari bisa masuk ke dalam kebun dan menjaga tingkat kelembaban udara kebun.
 Melakukan pemangkasan cabang-cabang tanaman kakao dan pohon penaung secara rutin untuk
menjaga kelembaban kebun.
 Melakukan sanitasi buah-buah yang terserang untuk mencegah penyebaran penyakit ke buah yang
sehat. Buah-buah yang sakit harus dimusnahkan dengan cara dikubur dalam lubang sedalam
minimal 1 meter.
 Penyemprotan agen hayati seperti misalnya Trichoderma spp dengan dosis 200 gram per liter
sebagai upaya preventif. Penyemprotan diarahkan pada buah sehat.
 Aplikasi fungisida kontak berbahan aktif tembaga 0,3% saat tingkat serangan sudah sangat tinggi.
d) Penyakit Vascular Streak Dieback (VCD) Oncobasidium theobromae (Ceratobasidiales
:Ceratobasideceae)
 Gejala : khusus yang terlihat adalah sari daun kedua atau ketiga dari titik tumbuh menguning
dengan bercak-bercak berwarna hijau. Daun-daun terlihat akhirnya gugur sehingga tampak gejala ranting
ompong.Pada bekas duduk daun bila disayat terlihat noktah tiga buah berwarna coklat kehitam-hitaman.
Bila ranting dibelah membujur terlihat garis-garis coklat pada jaringan Xylem yang bermuara pada bekas
duduk daun. Kalau dari bekas dudukan daun, potongan ranting dan potongan daun muncul benang
berwarna putih maka dapat dipastikan penyebabnya O. theobromae .
 Waktu Menyerang : Menular dari pohon satu ke pohon yang lain melalui spora yang diterbangkan
oleh angin pada tengah malam hari.Spora-spora sangat peka terhadap cahaya dan menjadi tidak infektif
setelah terkena sinar matahari selama 30menit.Spora jatu pada daun muda akan segera berkecamah apaila
tersedia air dan akan tumbuh masuk ke dalam jaringan xylem.
 Ambang Ekonomi : Penyakit ini menyerang semua stadia tanaman, mulai dari pembibitan
hingga stadium produktif. Penyakit menular dari satu pohon ke pohon lain melalui spora diterbangkan
oleh angin pada tengah malam. Spora yang jatuh pada daun muda akan berkecambah apabila tersedia
air dan tumbuh masuk ke jaringan Xylem. Setelah 3 - 5 bulan baru terlihat gejala daun menguning
dengan bercak hijau, daun tersebut mudah gugur. Kerugian hasil karena penyakit VSD sangat
bervariasi antara 3 - 60%.
 Pengendalian :
Karantina : Bibit dan benih kakao dari daerah yang terserang penyakit VSD dilarang disebarkan
ke daerah lain melalui pengawasan di pelabuhan dan bandara. Peraturan karantina perlu ditegakkan untuk
mencegah penyebaran penyakit ini.
Kultur Teknis : Pengaturan Kelembaban Kebun. Pohon naungan dipangkas secara berkala dan
dibuat saluran parit-parit dalam areal kebun untuk mengurangi genangan air di kebun, terutama pada
musim hujan dengan kelembaban tinggi agar tidak terlalu lembab.Pemotongan Ranting. Ranting
terserang VSD harus dipotong minimal 30 cm di bawah batas bagian sakit dan sehat yaitu apabila pada
pembuluh kayu dalam batang terdapat garis kecoklatan.Potongan ranting tersebut dibakar atau dipendam
dalam tanah sedalam 30 cm untuk memusnahkan spora jamur.Pencabutan Tanaman Muda. Tanaman
muda belum membentuk jorket terserang VSD harus dicabut serta dibakar atau dipendam seperti cara di
atas.
Klon Resisten atau toleran : Beberapa klon kakao resisten atau toleran terhadap VSD antara lain
klon ICCRI 03, klon ICCRI 04, klon PA 300, klon NIC 7.
Gambar beberapa Klon Kakao yang resisten terhadap VSD
Panen
Panen Kakao dimulai setelah buahnya masak yang ditandai oleh adanya perubahan warna
kulit buah. Buah yang waktu muda berwarna hijau setelah masak akan menjadi berwarna kuning
sedangkan buah yang saat mudanya berwarna merah setelah masak akan berubah menjadi berwarna
orange. Dari saat pembuahan samp;ai buah siap panen diperlukan waktu rata-rata 6 bulan.Pemetikan
buah Kakao dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan pisau tajam agar tempat tangkai
buah yang menempel dengan batang / cabang tidak terkelupas atau rusak. Buah yang dipetik
hendaknya buah yang sudah masak sebab buah yang kurang masak kandungan gula pada pulpnya
kurang, dan ini berakibat terhadap kurang baiknya hasil permentasi biji coklat.Buah yang sudah
dipetik kemudian dikumpulkan untuk dipecah dan dipisahkan antara biji dengan kulit buah.Biji-biji
hasil pemisahan dengan kulit buah kemudian dapat diproses lebih lanjut untuk kemudian dijemur di
bawah terik matahari sampai kering dengan kadar air lebih kurang 12 % selanjutnya disimpan dalam
gudang penyimpanan.

You might also like