You are on page 1of 10

`

Kepada yang terhormat


Ketua HIMMPAS/Perwakilan Mahasiswa Pascasarjana
Dari Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor Universitas Islam Negeri Walisongo di Semarang

Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung Universitas Jember (UNEJ) di Jember

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) di Purwokerto

Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Surabaya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Yogyakarta Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Jakarta

Universitas Airlangga (UNAIR) di Surabaya Universitas Lampung (UNILA) di Lampung

Universitas Brawijaya (UB) di Malang Universitas Negeri Malang (UM) di Malang

Universitas Diponegoro (UNDIP) di Semarang Universitas Negeri Medan (UNIMED) di Medan

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta Universitas Negeri Padang (UNP) di Padang

Universitas Hasanuddin (UNHAS) di Makassar Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) di Surakarta

Universitas Indonesia (UI) di Depok Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Yogyakarta

Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) di Malang Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) di Aceh

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) di Yogyakarta Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

uji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat dan karunia Nya. Shalawat dan

P salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Silaturahmi Nasional
(Silatnas) Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana seluruh Indonesia memiliki tujuan membahas
beberapa isu-isu nasional dan global yang sedang berkembang. Tahun ini Keluarga Mahasiswa Islam
Waktu Kegiatan KETERANGAN
Kamis, 15 November 2018
16.00 – 17.30 Kedatangan peserta dari daerah masing-masing Kompleks Masjid Salman
18.30 – 19.30 Peserta diarahkan menuju ke penginapan/wisma
Jum’at, 16 November 2018
06.30 – 07.30 Penjemputan peserta dari asrama/wisma
07.30 – 15.45 Seminar Nasional Adiwidya 6 Pascasarjana (SENDIPA)
Registrasi Silatnas (Agenda Khusus Mahasiswa Pascasarjana – GSG Salman
15.45 – 16.00
Silatnas)
16.00 – 16.10 Pembukaan dan arahan diskusi antar HIMMPAS GSG Salman
16.10 – 16.40 Diskusi Kelompok GSG Salman
16.40 – 17.00 Pemamparan tiap kelompok GSG Salman
17.00 – 17.15 Pembuatan prees release GSG Salman
17.15 – 17.45 Penutupan diskusi dan pembacaan kesimpulan GSG Salman
17.45 – malam Sholat Maghrib, dan seterusnya: Istirahat. Masjid Salman/penginapan
Sabtu, 17 November 2018
06.30-07.00 Sarapan dan Dhuha Di Masjid Salman ITB
07.00-07.30 Perkenalan KAMIL Pascasarjana ITB Di Masjid Salman ITB
07.30-09.00 Kajian Adab Musyawarah dalam Islam Di Masjid Salman ITB
09.00-09.10 Pembukaan Musyawarah Nasional (MUNAS)
09.10-09.20 Pembacaan Ayat Suci Alqur’an GSG Salman
09.20-09.30 Laporan Ketua Pelaksana
09.30-10.00 Sambutan: GSG Salman
a. Ketua KAMIL Pascasarjana ITB
b. Ketua PUSKORNAS FHI
c. Pembina KAMIL Pascasarjana ITB
d. Rektor/ Dekan Sekolah Pascasrjana (SPs) ITB
10.00-10.30 Pembahasan Tata Tertib, Pemilihan Pimpinan Sidang Tetap, dan *Rangkaian Agenda Silatnas FHI
Penentuan susunan Agenda Silatnas langsung dipimpin oleh
Puskornas FHI
10.30-10.45 Coffee break
10.45-12.00 Pleno: Laporan Pertanggungjawaban Puskornas FORSI HIMMPAS
2017-2018
12.00-12.45 ISHOMA
12.45-13.00 Persiapan menuju Sidang Komisi
13.00-14.30 Sidang Komisi (Sekitar 4 Komisi sesuai bidang-bidang yang ada di
Organogram Puskornas, atau disesuaikan dengan arahan Puskornas.)
14.30-15.15 Pleno: Penyusunan Rekomendasi untuk FORSI HIMMPAS Indonesia
2018-2019
15.15-16.00 Ishoma
16.00-17.00 Pemilihan PUSKORNAS 2018-2019 dan Tuan Rumah Silatnas FORSI
HIMMPAS Indonesia 2019
17.00-17.30 Sambutan dari PUSKORNAS FHI Terpilih
17.30-18.30 Ishoma
18.30-19.00 Ramah Tamah, Makan Malam Bersama
19.00-19.30 Sholat Isya’
19.30-21.00 Sharing antar HIMMPAS, HIMMPAS Awards
21.00 Do’a, Penutupan Sidang, Istirahat
Ahad, 18 November 2018
06.30 – 07.00 Sarapan Pagi
07.00 – 09.00 Aksi CFD
09.00 Fieldtrip dan Kepulangan Peserta
A. PAKET A (385 K)

URAIAN HARGA
Pendaftaran Acara (Seminar Nasional, Silatnas) Rp 40.000
Penginapan 3 malam Rp 180.000
Konsumsi (7x) RP 105.000
Transportasi Penginapan-Lokasi Acara Rp 60.000
TOTAL Rp 385.000

B. PAKET B (145 K)
URAIAN HARGA
Pendaftaran Acara (Seminar Nasional, Silatnas) Rp 40.000
Konsumsi (7x) Rp 105.000
TOTAL Rp 145.000

Biaya pendaftaran kegiatan dapat ditansfer ke


• BNI : 0313279590 a/n Sdri. Roidah Zihni Adzani
• Mandiri SYARIAH : 1009867089 a/n Sdri. Roidah Zihni Adzani
Konfirmasi ke
• Putra : 085343991029
• Putri : 085295549089
1. Rute Transportasi
a. Pesawat
i. Soekarno-Hatta → ITB
• Travel Bandara tujuan Bandung (Pasteur/Dago/Dipatiukur/Cihampelas @120K-160K) →
Transportasi online tujuan Institut Teknologi Bandung (Jl. Ganesha @12K-25K)
• Bis Bandara tujuan Bandung (@120K-160K) → Transportasi online tujuan Institut Teknologi
Bandung (Jl. Ganesha @12K-25K)

ii. Husein Sastranegara → ITB


• Taksi Bandara tujuan Institut Teknologi Bandung (@70K)
• Transportasi online (luar Bandara) tujuan Institut Teknologi Bandung (Jl. Ganesha @20K-30K).

b. Kereta Api
i. Kiaracondong → ITB
• Transportasi online tujuan Institut Teknologi Bandung (Jl. Ganesha @25K-35K).

ii. Stasiun Bandung → ITB


• Transportasi online tujuan Institut Teknologi Bandung (Jl. Ganesha @15K-25K).

c. Bus
i. Leuwi Panjang → ITB
• Transportasi online tujuan Institut Teknologi Bandung (Jl. Ganesha @40K-50K).
• Bus Damri tujuan DAGO (@5K)

ii. Cicaheum → ITB


• Transportasi online tujuan Institut Teknologi Bandung (Jl. Ganesha @20K-30K).
• Angkot Cicaheum – Ciroyom (5k).
1. Pendaftaran dibuka sejak tanggal 5 Oktober 2018 s/d 21 Oktober 2018.
2. Peserta diharapkan mengisi form pendaftaran melalui http://bit.ly/PendaftaranSilatnas2018
3. Biaya pendaftaran (sesuai paket yang dipilih) dapat ditransfer ke:
• BNI : 0313279590 a/n Sdri. Roidah Zihni Adzani
• Mandiri SYARIAH : 1009867089 a/n Sdri. Roidah Zihni Adzani
4. Sebagai bahan informasi tambahan, peserta dapat mengunduh proposal kegiatan silatnas melalui
http://bit.ly/proposalsilatnas18
5. Tiap-tiap HIMMPAS diharapkan dapat mengisi dan mengirimkan surat rekomendasi yang berisi daftar
perwakilan peserta himmpas yang akan mengikuti kegiatan SILATNAS 2018. Contoh surat rekomendasi
dapat diunduh pada http://bit.ly/SRSilatnas18
6. Surat rekomendasi dapat dikirim ke email: adiwidya6xsilatnas@gmail.com
7. Peserta melakukan konfirmasi pendaftaran ke:
Putra (085343991029) atau
Putri (085295549089)
Bandung, 5 Oktober 2018 M
/ 25 Muharram 1440 H

Indonesia 2030?

Pada awal revolusi industri perlahan mengubah memajukan peradaban manusia via efektivitas produksi
komoditas, Thomas Malthus mengajukan hipotesis yang masih menjadi dilema dan misteri seluruh manusia
hingga detik ini. Hipotesis yang lebih masyhur dengan istilah “Malthusian Cathastrophe” itu kurang lebih
mengatakan bahwa populasi manusia akan pada suatu saat melebihi kemampuan produksi pangan, dan dengan
demikian, bencana kelaparan adalah hal yang tidak pernah bisa dihindari. Apa yang diajukan Malthus mungkin
hanyalah praduga, namun sebuah perkiraan yang kemungkinan benarnya masih sangatlah besar, mengingat efek
revolusi industri yang terjadi bertahun-tahun kemudian secara tepat membuktikan semakin pesatnya
pertumbuhan populasi manusia. Tiga abad kemudian, prediksi Malthus seakan menjadi sebuah krisis didepan
mata, sehingga dunia pun bersepakat melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menetapkan sebuah langkah
global, sebuah resolusi, sebuah agenda bersama untuk secara kolektif dan holistik membangun dan
mempersiapkan dunia menuju 2030 dengan berdasar pada 5 aspek (5P): (1) Masyarakat (People), Bumi (Planet),
Kesejahteraan (Properity), Perdamaian (Peace), dan Kemitraan (Partnership). Masalah keselarasan manusia
dengan manusia dan manusia dengan bumi begitu kompleks sehingga 5 aspek dasar tersebut turun menjadi 17
target turunan yang dikenal dengan Sustainment Development Goals atau disingkat SDGs.

SDGs menjadi hal yang patut disadari oleh seluruh warga dunia, terutama dalam kaitannya dengan
pengembangan bumi. Perlombaan antara produksi suplai kebutuhan dengan permintaan dari populasi yang terus
bertambah mencapai titik yang perlu diwaspadai, terutama di Indonesia. Sebagai negara dengan keuntungan
geografis yang sangat signifikan, adalah suatu ironi apabila pada awalnya Indonesia merupakan salah satu
eksportir utama suplai dua sumber daya krusial, yakni energi dan pangan, saat ini justru berbalik menjadi
konsumen dalamkonteks menjadi importir yang cukup besar dari kedua sumber daya tersebut. Akan tetapi, hal
ini tidak lantas langsung bisa memberi kita justifikasi untuk menyimpulkan bahwa konsumsi pangan masyarakat
Indonesia sudah melebihi kemampuan produksi pangan dalam negeri. Berdasarkan Data Statistik Pangan 2014
dari Badan Ketahanan Pangan Nasional, pada tahun 2013 Indonesia memproduksi beras sebanyak 40.075.800
ton dengan kebutuhan 33.087.800 ton. Dalam tahun yang sama, pemerintah mengekspor beras sebanyak 2.600
ton dan mengimpor beras sebanyak 472.700 ton. Secara perhitungan dasar, seharusnya hal ini menghasilkan stok
sisa sebanyak 9.718.000 ton. Apa yang terjadi?

Dalam praktiknya, masalah dasar pemenuhan kebutuhan pangan tentu tidak sesederhana itu. Pemerintah
terkadang harus tetap mengimpor beras karena adanya keterlambatan panen, dibutuhkannya stok cadangan,
distribusi ke pemerintah daerah, dan berbagai faktor lainnya. Hal ini membuat masalah pangan bukanlah masalah
yang sederhana untuk diselesaikan, karena secara integratif tidak hanya melibatkan satu bidang kementerian,
namun hampir segala komponen pemerintahan. Di tempat lain, cerita pada bidang energi mungkin sedikit
berbeda dari pangan, namun berujung pada benang merah permasalahan yang sama. Energi merupakan
komoditas masyarakat yang saat ini masih bersumber dari sumber daya yang tidak terbarukan. Hal ini membuat
permasalahan produksi energi memiliki polemik yang cukup berbeda daripada pangan. Produksi energi juga
membutuhkan aspek pengembangan teknologi, eksplorasi cadangan baru, keselarasan dengan lingkungan hidup,
dan banyak faktor lainnya yang membutuhkan kemampuan pengelolaan yang integratif dan berbasis masa depan.

Semua permasalahan terkait pemenuhan kebutuhan diri sendiri ini belum digabungkan dengan
permasalahan global yang sudah seharusnya menjadi perhatian bersama seluruh masyarakat planet ini.
Permasalahan ekologis, dari semakin berkurangnya paru-paru dunia, meningkatnya kadar polusi udara,
menumpuknya sampah, menipisnya ketersediaan energi dunia, hingga masalah keberagaman hayati, ditambah
dengan semakin pesatnya pertumbuhan populasi manusia, beserta semua permasalahan antar manusia itu sendiri,
seperti konflik antar kepentingan, peperangan, demoralisasi, hingga masalah kesadaran dan pengetahuan yang
minim menjadikan sebuah paradigma pengelolaan bersama seperti SDGs bukan lagi sekadar wacana yang hanya
perlu disadari, namun juga harus dilaksanakan secara integratif oleh seluruh komponen di dunia, termasuk
Indonesia, dan setiap individual yang ada di dalamnya.

Hal di atas sudah semestinya menjadi perhatian bersama khususnya kaum intelektual untuk bersama-sama
dengan seluruh komponen masyarakat lain mengambil andil dalam pelaksanaan SDGs ke depannya. Sejak
diresmikan oleh PBB pada 2015 yang lalu, Indonesia baru saja menerbitkan Rencana Aksi Nasional (RAN)
sebagai bentuk implementasi strategis dari SDGs pada Juni 2018 lalu. Sudah sepantasnya pelakasanaan lebih
lanjut RAN ini dalam bentuk Rencana Aksi Daerah (RAD) ataupun Peta Jalan (roadmap) SDGs 2030 yang
merangkum semua capaian hingga proyeksi indikator penting SDGs yang patut dikawal dan didukung melalui
partisipasi aktif skala individual maupun kolektif sehingga ke depannya SDGs bukan lagi sekadar permasalahan
global ataupun nasional, namun permasalahan individual setiap masyarakat planet ini. Dalam bentuk praktisnya,
permasalahan ketahanan pangan dan energi menjadi dua target yang cukup besar erat kaitannya dengan negeri
ini, yang notabene diberi kekayaan luar biasa oleh Allah SWT dalam bentuk sumber daya alam yang melimpah.
Negeri ini justru sudah seharusnya menjadi pemain utama pemenuhan SDGs global sebagai salah satu negeri
dengan potensi suplai pangan dan energi yang besar. Sebagai intelektual, memberi sumbangsih pemikiran
sebagai bentuk penyadaran kepada masyarakat maupun bahan pertimbangan kepada stakeholder, baik
pemerintah maupun organisasi ataupun instansi yang ada, adalah suatu aksi sederhana namun krusial untuk dapat
dilakukan secara sinergis. Sumbangsih pemikiran seperti apa yang bisa kita berikan? Jawabannya hanya bisa
ditemukan dengan mulailah menyadarkan diri dengan berbagai referensi dan tuangkan segera dalam kata-kata.

Referensi :

[1] Malthus, Thomas. (1978). An Essay on the Principle of Population As It Affects the Future Improvement of
Society, with Remarks on the Speculations of Mr. Goodwin, M. Condorcet and Other Writers (1 ed.).
London: J. Johnson in St Paul's Church-yard.

[2] Hobsbawm, Eric (1999). Industry and Empire: the birth of the Industrial Revolution

[3] Resolusi PBB No. A/Res/70/1, Transforming Our World: The 2030 Agenda For Sustainable Development.

[4] The Economist Intelligence Unit. 2014. Perspectives on Indonesia’s Energy Future.

[5] Rumpun Kajian Pangan ITB. 2015. Menuju Kedaulatan Pangan Nasional: Mewujudkan Ketahanan
Pangan dan Gizi Di Tingkat Perseorangan. Tidak dipublikasikan
Bandung, 5 Oktober 2018 M
/ 25 Muharram 1440 H

Assalamu’alaikum wr.wb

Dalam rangka menyambut acara Adiwidya 6 x Silatnas Kamil Pascasarjana ITB 2018, kami selaku
panitia ingin menginformasikan kepada setiap HMMPAS se-Indonesia bahwa kami membuka kontribusi
mahasiswa pascasarjana yang tergabung dalam HIMMPAS se-Indonesia untuk dapat mengirimkan naskah
tulisan dalam bentuk essay. 3 Naskah tulisan essay terbaik nantinya akan mendapatkan hadiah menarik dan
tulisannya akan dibahas dalam acara Forum Group Discussion dalam sesi pembukaan acara silatnas 16
November 2018. Semua naskah yang lolos review panitia akan dibukukan dalam bentuk antologi Adiwidya 6 x
Silatnas Kamil Pascasarjana ITB dan setiap naskah yang lolos review akan panitia berikan sertifikat. Adapun
ketentuan pengiriman tulisan sebagai berikut:

1. Tulisan diketik dengan format tulisan times new roman, spasi 1, ukuran font 12, panjang tulisan
maksimal 1400 karakter
2. Tema tulisan terkait dengan tema Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi, Pembangungan Berkelanjutan,
atau Kontribusi Pemuda untuk Indonesia
3. Tulisan tidak boleh mengandung isu SARA
4. Tulisan dikirimkan paling lambat tanggal 11 November 2018 pukul 23.59 WIB ke alamat email
adiwidya6xsilatnas@gmail.com dengan format Essay_Nama Penulis_Asal Universitas
5. Semua naskah tulisan yang diterima akan melalui proses review oleh panitia dan naskah yang lolos
seleksi akan dibukukan dan diterbitkan dalam 1 kumpulan antologi Adiwidya 6 x Silatnas Kamil
Pascasarjana ITB
6. Setiap HIMMPAS diharapkan dapat mengirimkan minimal 1 perwakilan tulisan essay
7. Semua Peserta Silatnas yang mengirimkan tulisan essay akan mendapatkan sertifikat dari panitia
8. 3 Naskah tulisan essay terbaik akan mendapatkan hadiah menarik dan kohormatan dimana tulisannya
akan dibahas dalam acara Forum Group Discussion Silatnas 16 November 2018

You might also like