Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Sehat berdiri pada tahun 2005 , dimana RSD Sehat beraada di kabupatan
penduduk yang semakin meningkat dan pesaing yang berada di sekitar RSD sehat , maka
pelayanan yang diberikan sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang maksimal dari
RSD sehat . Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen (strategi), mutlak dilakukan
ditetapkanmelalui suatu perumusan strategi tertentu. Perumusan strategi yang berupa visi,
misi,tujuan dan sasaran tersebut bersifat permanen dan jangka panjang antara 5 sampai
yanglebih operasional berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta
yang jelas.Hal tersebut tidak terlepas dari faktor internal organisasi berupa kekuatan
Rencana strategis yang akan di lakukan oleh RSD Sehat di kabupatenIdaman 2008-
sesuaidengan tuntutan kualitas pelayanan pada masyarakat yang semakin tinggi, oleh sebab
itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSD Sehat di Kabupaten Idaman, maka
dibutuhkan adanya Rencana Strategis (Renstra) tahun 2008-2010 dan selanjutnya menjadi
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan RSD Sehat selama kurun waktu tiga tahun
kedepan. Rencana Strategi ini akan membahas baik mengenai pengelolaan keungan yang
mandiri, peningkatan sarana prasarana pelayanan, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
peningkatan kualitas lingkungan maupun pemasaran rumah sakit. Dokumen ini akan menjadi
acuan RSD Sehat Kabupaten Idaman untuk menyusun Rencana Kerja yang akan
diselenggarakan setiap tahun sehingga kegiatan akan terarah dan tepat sasaran.
B. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum dalam penyusunan Renstra RSD Sehat Kabupaten Idaman, sebagai
berikut :
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, tambahan Lembaran Negara Republik
4663)
11) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara Penyusunan,
12) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29Tahun 2010 tentang
Pemerintah;
13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentangPembentukan Produk
16) Surat Edaran Bersama (SEB) antara Menteri Dalam Negeri danMenteri Negara
Rencana Strategi RSD Sehat Kabupaten Idaman dimaksudkan untuk memberikan pedoman
kebijakan pembangunan selama tiga tahun dalam kerangka pencapaian visi, misi dan program Rumah
Tujuan penyusunan Renstra RSD Sehat Kabupaten Idaman Tahun 2008-2010 adalah :
1. Sebagai arah penetapan strategi dan kebijakan pembangunan RSD Sehat Kabupaten Idaman
2. Sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang dselenggarakan oleh RSD Sehat
Kabupaten Idaman.
3. Sebagai tolok ukur dalam penilaian kinerja RSD Sehat Kabupaten Idaman.
4. Sebagai pedoman bagi stakeholder dalam pembangunan pelayanan kesehatan di RSD Sehat
Kabupaten Idaman
BAB II
Rumah Sakit Daerah SEHAT, adalah sebuah fasilitas layanan kesehatan yang berdiri pada
lokasi strategi di jalan Menawan yang terletak di kabupaten IDAMAN. Saat ini RS.SEHAT
beroperasi dengan jumlah 105 tempat tidur, dengan komposisi kelas VIP 5 TT, kelas1 15 TT, kelas2
25 TT dan kelas3 60 TT. Rumah Sakit SEHAT juga melayani pasien baik umum, askes maupun
askeskin. Sebagai perusahaan yang memberikan jasa, RS.SEHAT memandang penting sumber daya
manusia sebagai sumber daya utama dalam usaha jasa layanan kesehatan. Oleh karena itu kami
mempunyai komitmen yang kuat untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan keahlian
Kedudukan
1. Rumah Sakit daerah adalah unsur pendukung pemerintah daerah yang menyelenggarakan
2. Rumah Sakit daerah dpimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung
Tugas Pokok
RSD Sehat mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan
dilaksanakan secara serasi dan terpadu, upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif)
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas RSD Sehat mempunyai peran dan fungsi
DIREKTUR
i. DokterSpesialis
Terdapat dokter spesialis poliklinik di Rumah Sakit SEHAT yang buka tiap
Pelayanan dan konsultasi langsung yang diberikan oleh dokter spesialis kami,
dilengkapi dengan tim dokter jaga yang berada di rumah sakit 24 jam setiap
RS.SEHAT dapat membanggakan diri dalam hal kualitas staf perawat yang
dimiliki.
berkesinambungan kepada seluruh staf. Seluruh jajaran staf kami mulai dari
i. IGD
Dilengkapi dengan tim dokter jaga yang berada di rumah sakit 24 jam setiap
RSD SEHAT ini terdapat 105 tempat tidur, dengan komposisi kelas VIP 5 TT,
iv. Laboratotium
dilakukan ialah cek darah lengkap, cek gula darah, dan masih banyak lagi.
v. Radiologi
Kamar bedah di RSD SEHAT ini melayani berbagai jenis operasi baik operasi
vii. Fisioterapi
Berdasarkan tabel 8 Kunjungan poliklinik dari tahun 2005 – 2007 telah mengalami
peningkatan sebesar 57% pertahun. Peningkatan ini sangat tinggi sehingga kedepannya
Tabel 8
Tabel jumlah kunjungan Poliklinik menurut jenis pasien Umum, Askes dan Askeskin tahun
2005-2007
2005 2006 2007 Trend 1 Trend 2 Trend rata-rata
Jumlah Kunjungan
Poliklinik 12.033 19.941 29.505 66% 48% 57%
Dalam tiga tahun terakhir pasien umum meningkat sangat pesat yaitu mencapai139%
per tahun, sedangkan pasien askeskin justru menurun. Hal ini dikarenakanpada tahun 2005
ada kejadian luar biasa sehingga hampir semua pasien yangmasuk ke IRJA dikategorikan
Secara umum, sebagian besar pasien yang datang ke RSD SEHAT adalah pasien
umum sebesar 57%, askes sebesar 14%, dan jamkesmas sebesar 28%. Ada pola spesifik
untuk tiap unitpelayanan, dimana komposisi pasien di Instalasi Rawat Jalan, IGD, IRNA
dansebagainya tidak sama. Secara lebih detil, komposisi pasien iniditunjukkan melalui tabel
9 berikut.
Tabel 9
Tabel proporsi dan rata-rata proporsi IRJA, IGD dan IRNA
Dari tabel di atas tampak bahwa pada tahun 2005 terjadi lonjakan komposisi pasien
Askeskin pada tahun 2005 naikdengan drastis karena kebijakan pemerintah mengenai
pembiayaan kesehatanmasyarakat terkait dengan adanya kejadian luar biasa. Namun pada
kondisinormal, komposisi pasien Askeskin di pelayanan rawat jalan adalah 16% dari
totalpasien. Sebaliknya, pasien umum hampir mencapai 70% (68% – 69%). Ini menunjukkan
jaminan kesehatan.
Tabel 10
Tabel trend jumlah kunjungan IGD tahun 2005 - 2007
T rata-
2005 2006 2007 Trend 1 Trend 2 rata
Jumlah Kunjungan
IGD 12.034 5.301 9.125 -56% 72% 8%
Sumber: Data diolah
Kunjungan gawat darurat dari tahun 2005 – 2007 telah mengalami peningkatan rata-
rata sebesar 8% pertahun. Peningkatan ini bersifat semu karena kejadian luar biasa di tahun
2005 yang menyebabkan terjadinya lonjakanpasien IGD menjadi jauh lebih tinggi
kunjungan IGD dibandingkan kondisi normal, sehinggadata tahun 2005 untuk kunjungan
IGD sebenarnya adalah BIAS. Oleh karena itu,untuk mendapatkan proporsi kunjungan pasien
IGD pada kondisi normal, data yangdigunakan dalam perhitungan adalah data tahun 2006
dan 2007 saja, data tahun 2006 dan 2007 atau dalam kondisi normal menunjukan bahwa
untukkasus gawat darurat saja. Hal ini disebabkan karena poliklinik secara administratifhanya
buka sampai pk. 13.00 dan pelayanan maksimal hingga pk. 14.00. pasienyang datang setelah
jam tersebut akan dilayani di IGD dan ini menyebabkanintensitas pelayanan di IGD
nampaknya cukup tinggi. Jika ditelusuri lebih rinci,pasien dengan kasus true gawat darurat
Admission rate di RS ini sebesar 23.11%, pada kondisi normal. Dilihat dari jenis
pasien, proporsi hari perawatan pasien Askeskin di IRNA sangat tinggi, rata-rata mencapai
53% dari total hari perawatan. Jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien rawat
jalan, proporsi ini berbanding terbalik. Ini mengindikasikan bahwa untuk pelayanan rawat
jalan masyarakat cenderung membayar secara out of pocket. Disamping tarif yang masih
terjangkau, diperlukan upaya khusus untuk mengurus kartu miskin. Namun sebaliknya, untuk
medisdan pemeriksaan penunjang, biaya yang timbul menjadi besar. Hal ini mendorong
masyarakat untuk mencari surat keterangan miskin agar dapat berobat gratis. Dari tabel 14
rata-rata BORRS mencapai 82%. Ratarata lamanya pasien di rawat (AvLOS) adalah 4,67
hari.
Tabel 12
Tabel Pasien di IRNA dan Admission Rate RSD SEHAT Tahun 2005 - 2007
Rata-
2005 2006 2007 rata
Jumlah Pasien Masuk Rawat
Inap 5.063 6.594 8.559
Tabel 13
Tabel Proporsi IRNA berdasarkan Jenis Cara Pembayaran Pasien tahun 2005 – 2007
Tabel 15 di bawah ini menunjukkan bahwa trend hari rawat pasien Askespaling tinggi
Tabel 15
Tabel Trend jumlah hari perawatan berdasarkan jenis cara pembayaran pasien
Trend
Jumlah Hari Perawatan t₁ t₂ TR
Total 31% 22% 26%
- Pasien Umum 6% 38% 22%
- Pasien Askes 48% 24% 36%
- Pasien Askeskin 4% 19% 12%
darah lengkap sebesar 26%. Jika dibandingkan dengan positioning RSD SEHAT dalam
persaingan, maka kondisi ini menunjukan trend peningkatan yang cukup baik sehingga perlu
Tabel 17
Tabel Diagnostic Rate Utilisasi Lab
Tabel 17 yang berisi tabel diagnostic rate menunjukan adanya peningkatan dan rata-
rata diagnostik rate sebesar 44%. Hal ini menunjukan tingkat utilisasi Lab RS di sini dari 100
pasien yang datang ke RS baik itu di IRJA, IGD ataupun IRNA menunjukan bahwa 44 orang
akan melakukan pemeriksaan lab. Untuk itu RS perlu memperhatikan kelengkapan Lab RS
kedepanya.
Tabel 18
Tabel Utilisasi Radiologi berdasarkan jenis pembayaran pasien tahun 2006 - 2007
dengan trend pertumbuhan sebesar 47% dan tabel 19 tentang diagnostic rate menunjukan
pengguna tertinggi berdasarkan cara pembayaran adalahpasien umum, namun dengan melihat
trend yang ada RSD SEHAT juga tidak bisa mengabaikan bahwa pasien-pasien dengan
ASKES juga memilikitrend yang tinggi, sehingga pengembangan instalasi radiologi iniperlu
Pelayanan KamarBedah
Tabel 20
Tabel Kategori Operasi dan Trend Kategori Operasi RSD SEHAT tahun 2005 - 2006
Tabel 23
Tabel Operasi SC berdasarkan jenis cara pembayaran pasien
Berdasarkan tabel 21 di atas RSD SEHAT ini melakukan tindakan operasi kategori
besar lebih banyak dibandingkandengan operasi kategori lainnya, yaitu sebesar 40%. Operasi
kategori kecil (‘Lainlain’)komposisinya kecil yaitu hanya 13,3%. Hal ini menandakan bahwa
Surgery rate adalah sebesar 8.3%. Angka operasi sesar cukup besar yaitu 24.8% dari total
operasi. Sehingga investasi pada teknologi kedokteran kedepannya perlu mendapatkan
perhatian lebih.
Pelayanan Fisioterapi
Tabel 24
Tabel kegiatan dan Trend Pelayanan Fisioterapi RSD SEHAT tahun 2006 - 2007
Persentase
2006 2007 Trend 2006 2007 Rata-rata
Jumlah Pasien 733 721 13%
Umum 65 121 86,20% 9% 17% 13%
Askes 580 472 -18,60% 79% 65% 72%
Askeskin 128 128 0,00% 17% 18% 18%
Sumber: Data diolah
Tabel 24 di atas menunjukan bahwa pasien fisioterapi mengalami kenaikan 13% dari
tahun 2006 ke 2007. Dilihat dari cara pembayarannya, kenaikan drastis terjadi pada pasien
umum. Pasien Askes justru menurun sebesar 17%. Dlihat dari komposisinya, pasien Askes
Tabel 25
Tabel Layanan Instalasi Farmasi tahun 2006 - 2007
Resep yang dilayani di IFRS sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah kunjungan
pasien di IRJA dan IGD, serta total hari rawat pasien di IRNA. Hal ini disebabkan karena
stok obat dan bahan medis di IFRS seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan pasien,
Berdasarkan data keuangan berupa laporan keuangan, neraca, cash flow, dan
laporan pelayanan, maka hasil analisis sesuai dengan ketentuan yang ada (menggunakan
standar yang biasa dipergunakan oleh lembaga rumah sakit) adalah sebagai berikut :
1) Rasio Likuiditas
Manfaat: untuk melihat perbandingan antara posisi aktiva lancar yang dimiliki dengan
kewajiban lancar yang harus dilunasi dalam satu tahun
Standar: Tidak ada ukuran yang ideal yang tersedia bagi RS untuk rasio Likuiditas ini ,tapi
pada umumnya 1 : 2
2) Quick Ratio
Manfaat: Quick asset terdiri atas kas, surat berharga, dan piutang yang dibandingkan dengan
kewajiban jangka pendek
Manfaat: mengukur kemampuan RS dalam melunasi dengan uang kas yang ada
4) Rasio Rentabilitas
Manfaat : Untuk melihat perbandingan antara usaha yang diperoleh dengan total aktiva yang
ada dengan maksud mengukur kemampuan RS didalam memperoleh laba
Standar: Ukuran yang bisa dipakai adalah minimal sama dengan bunga deposito yang
berlaku pada saat itu
5) Operating Margin
Manfaat: untuk mengetahui laba yang seharusnya dicapai oleh rumah sakit
6) Rasio Solvabilitas
Manfaat: untuk melihat perbandingan antara total aktiva dengan total kewajiban dengan
maksud mengukur kemampuan RS dalam membayar kewajibannya apabila RS dilikwidasi
Standar: Tidak ada ukuran yang ideal yang tersedia bagi RS (minimal 200)
404
---------- x 100 = 8,79 hari
16.772
Manfaat: Rasio aktivitas ini menunjukan berapa hari rata-rata dana kerja yang terikat dalam
piutang sebelum tertagih
16.772
--------- x 100% = 41,51 x
404
Manfaat : Tujuan dari pengukuran rasio ini tidak digunakan untuk meningkatkan efektivitas
dari penagihan di mana RS dipandang sebagai suatu kegiatan sosial, tetapi lebih digunakan
untuk perencanaan RS.
Standar : -
Manfaat : Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pendapatan usaha yang dicapai dengan
total harta yang dimiliki, sehingga dapat dilihat efektivitas penggunaan harta tetap tersebut
Standar: -
Profit 3117
----------- x 100 % = ---------- x 100% = 18.58
Revenue 16.772
Manfaat: Membandingkan hasil usaha yang diperoleh dengan pendapatan usaha piutang
sebelum tertagih
Standar: Mengukur kemampuan RS dalam rangka memperoleh sisa hasil usaha bersih atas
penjualan bersih rata –rata margin (15% - 20%).
9) Produktivitas Perusahaan
Manfaat: untuk mengetahui produktivitas rumah sakit dengan membandingkan antara
pendapatan dengan biaya, sekaligus untuk mengukur efisiensi perusahaan.
Rasio operating :
Produktivitas perusahaan :
Manfaat : untuk mengetahui perbandingan antara pendapatan dan total biaya gaji
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis keuangan yang terkait dengan kinerja keuangan secara prinsip
semua indikator baik sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan pengembangan rumah
EVALUASI MISI-VISI-NILAI
2005 - 2007 &STRATEGI RS 2005-2007
Analisis Analisis
eksternal Internal
Penilaian
Stakeholder Posisi RS Kapasitas
- Pemilik Organisasi RS
- Mitra kerja - SDM
- pengguna - Pelayanan
- Fasilitas
Renstra RSD Sehat - keuangan
Policy pemilik 2008-2010
RPJMD 2008-2010
Tercapainya :
1. kualitas Pelayanan terbaik
2. Berguna bagi Pendidikan
Gambar . Penyusunan Renstra RSD Sehat Kabupaten Idaman Tahun 2008 – 2010
Seperi tergambar dalam Gambar diatas secara konsep penyusunan Renstra RSD Sehat tahun
2008-2010 diawali dengan melakukan review (tinjauan kembali) terhadap materi dan
pelaksanaan Visi, Misi, Nilai dan Perencanaa Strategis RSD Sehat tahun 2008-2010
stakeholder terhadap RSD Sehat dapat dilakukan dengan Analisis terhadap substansi agenda
dan arah Pembangunan Kesehatan di Jawa Timur yang tertuang dalam RPJMD 2008-2010.
Hasil review Visi, Misi, Nilai dan Strategi RSD SEHAT 2005-2007, hasil analisis lingkungan
eksternal dan internal, dan data kapasitas organsiasi digunakan untuk menentukan posisi RSD
Scorecard. Dari masing-masing tujuan strategis dijabarkan lagi menjadi strategi fungsional
yang akan dilakukan untuk pencapaiannya. Penjabaran tersebut akan menghasilkan strategi
fungsional Keuangan Rumah Sakit dalam 4 perspektif Balance Score Card. Keseluruhan
strategi tersebut dilaksanakan dalam orientasi RSD Sehat pada Pelayanan, Pendidikan dan
ANALISIS LINGKUNGAN
A. ANALISIS SWOT
a. Strength (Kekuatan)
Berdasarkan data yang diperoleh dapat simpulkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh
RSD sehat adalah struktur organisasi , dimana pengembangan manajemen pada SDM
spesialis.
b. b. Weakness (Kelemahan)
Serta kelemahan pada RSD ini yang paling berpengaruh adalah pada visi dan misi,
disebutkan bebrapa visi dan misi yang kurang sinkron dengan realita yang ada, serta
Pada table didapatkan adata kesempatan terbanyak pada RSD Sehat adalah adanya
pasien rawat jalan yang meningkat, ini bisa dilihat dari banyaknya kunjungan pasien
d. Threat (Tantangan)
Dalam pengembangan RSD tentu akan memiliki tantangan, salah satu tantangannya
adalah market share yang mengalami penurunan. Penurunan market share terjadi
karena menjamurnya bisnis serupa, yaitu rumah sakit yang berdekatan dengan RSD
dengan menawarkan fasilitas serta pelayanan yang hampir sama dengan RSD Sehat.
Titik Y = 0,6
(W)= 1,2 (S) = 7
Tantangan
(T) = 1,6
Penentuan Titik X S – w
= 7 – 1,2
= 5,8
Penentuan Titik Y O – T
= 2,3 – 1,6
= 0,7
Jadi Positioning RSD Sehat sekarang berada pada posisi Progresif , dimana akan berusaha
untuk menambah kekuatan dengan memanfaatkan peluang yang ada, dengan strategik
managemen akan menjadikan posisi RSD Sehat lebih Progresif.
BAB V
dengan metoda analis SWOT dan positioning maka kunci keberhasilan dalam
jangka waktu tiga tahun ke depan akan dibentuk visi, Misi, dan Nilai “baru”
Menjadi Rumah Sakit yang terkemuka dalam pelayanan serta menjadi RS Rujukan di
Penjelasan :
Bahwa RSD Sehat dalam jangka waktu 3- 5 tahun ingin mencapai kondisi rumah sakit
yang terdepan dalam hal Pelayanan ke customer /Pasien , sehingga RSD sehat akan
Visi Antara :
Sebagai jembatan untuk mencapai Visi utama tersebut, ditetapkan Visi antara sebagai
Idaman.
Penjelasan :
Bahwa RSD sehat akan secara Bertahap menuju ke Visi yang utama karena itu dalam
hal mencapai sebuah visi yang utama maka perantaranya adalah menjadi RS dengan
pelayanan yang baik dan terpercaya sehingga masyarakat kabupaten idaman pasien
secara medik.
terkait dengan keperluan, hak dan kewajiban antara tenaga medis dan
pelanggan
TUJUAN :
sakit yang profesional dan didukung dengan pesebaran sarana prasarana yang
SASARAN :
a. Pelayanan kesehatan yang berkualitas dari pelayanan kesehatan dasar hingga
rujukan
LAG INDICATORS
SASARAN LEAD INDICATORS INISIATIF
UkuranHasil Ukuranhasil
STRATEGI (TARGET) STRATEGIS
RS unit kerja
1. Likuiditas Meningkatnya 1. Lukuiditas Ratio = 4,16 1. Standarisasi
Kemampuan 2. Quick ratio = 3,88 MOU/ASKES
membayar 3. days Cash on hand = 6 2. Penataan
hutang hari subsidi.
jangka pendek
Slot Management Semua slot Susunan Semua slot Program slot management
terpenuhi dokter terpenuhi
praktek
Keuangan
Customer
Berdasarkan strategi dasar dari hasil analisa SWOT dan BSC RSD Sehat maka
disusun Strategy Map sebagai ”ROAD MAP” bagi semua Unit Kerja dalam
VISI Menjadi Rumah Sakit yang terkemuka dalam pelayanan serta menjadi RS
terkait dengan keperluan, hak dan kewajiban antara tenaga medis dan
pelanggan
GRAND
Struktur Organisasi & Rawat Jalan Yang Meningkat
STRATEGY Pengembangan Manajemen Untuk Peluang Askes
Pada SDM
Tujuan TERCAPAINYA KONDISI INTERNAL ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Jangka
Panjang SDM RUMAH SAKIT YANG KUAT DAN MENINGKATNYA RAWAT
PERSPEKTIF
KEUANGAN Profitabilitas Likuiditas Kesejahteraan
Meningkatnya
Intensifikasi Terkendalinya kemampuan Terlaksana
&Ekstensifikasi Biaya (cost membayar manajemen
Pendapatan Containment) hutang jangka Penggajian
pendek
Perspektif
Customer Memiliki Citra Positif Dimata
Customer
Terselang-
Memiliki TerpenuhInya
garanya
Produk kebutuhan
produk pe-
unggulan Peningkatan Sarana,
layanan
disetiap jumlah Prasarana &
yang ber-
bagian kunjungan peralatan untuk
orientasi
men dukung pe
pada
palayanan prima
kastemer
PERS-
PEKTIF
PEMBELA-
POLA PIKIR SDM YANG SDM YANG PROFESIONAL, MANDIRI
JARAN
DAN BERORIENTASI PADA DAN BERINTEGRASI
PERTUM- KASTEMERSTANDAR TINGGIKASTEMERSTANDAR
BUHAN PELAYANAN YANG PELAYANAN YANG BERFOKUS PADA
BERFOKUS PADA CUSTOMER
CUSTOMER
Budaya Kecukupan
pelayanan Kuantitas &
Kualitas Tertatanya Tertatanya
Kelembagaan
SDM dalam Sistem Pem /Struktur
menunjang binaan SDM Organisasi dan
Pelayanan Manajemen RS
Prima