Professional Documents
Culture Documents
Di masa depan, pekerjaan manusia banyak digantikan mesin dan peranti lunak, sehingga
manusia punya banyak waktu untuk berpikir kreatif dan produktif. Ekonomi akan bergerak
lebih cepat dan efektif. Manusia dan mesin akan komplementer.
Teknologi akan memaksa atau mendorong manusia untuk lebih tangkas atau menyesuaikan
dengan perkembangan yang cepat
Hal-hal yang tidak bisa dilakukan mesin itulah yang harus dikembangkan dan diajarkan di era
mendatang antara lain
Softskills
Imajinasi dan kreativitas
Wisdom, pemikiran yang independent
Culture
Etika dan moral
Nilai Kemanusiaan dan ajaran agama
Kolaborasi dan team work
Story telling
Keberadaan aplikasi Over the Top (OTT) telah merubah cara hidup masyarakat.
Perusahaan OTT sering dilihat sebagai “ancaman” model bisnis lama.
Facebook, YouTube, Twitter, Instagram, telah menjadi media terpopuler di dunia
yang pemiliknya tidak perlu membuat isinya, tapi masyarakat yang mengisinya.
Airbnb sekarang jadi penyedia akomodasi terbesar dunia tanpa punya hotel dan
real estate.
Go-jek sudah menjadi OTT terbesar di negeri ini, dengan berbagai bentuk
layanan.
Ekonomi Digital khususnya e-commerce di tahun 2013 capai 75 trilyun, 2016 menjadi
380 trilyun (IdEA).
Roadmap e-commerce 2020 besarannya mencapai 1700 trilyun
Di era ekonomi digital yang diperlukan kalangan kapitalis, adalah bagaimana menguasai
data konsumen, pola perilaku mereka, dan pengulangan-pengulangan mereka saat
komunikasi
Big Dta diproduksi oleh teknologi aplikasi telah mengubah wajah kapitalisme, tapi
karakternya sama.
Kapitalisme tetap dalam wajah lama, yaitu serakah. Dulu lewat penguasaan barang,
sekarang penguasaan data. Tujuannya sama, menguasai hidup manusia lain dengan cara
lebih efektif
Data has become source, or vital force, which are then capitalized by OTT like Google,
Facebook, Twitter, so on, that more than hundreds of millions, or even billions of
outstanding business
Google, for example, now is “the biggest advertising company” on the world, with a
product, Google AdSense/ 2017 Google Ad Sense made revenue $95, 4 Billion USD by
utilizing big data.
This phenomenon is certainly a new challenge, as well as “threatening” business model
of the conventional media advertising.
Apart from that, the government also imposes income tax on all of the companies mentioned
above, for both companies that have originated from Indonesia, and platform companies
originating from, or whose headquarters are abroad. Starting in 2017, Google has carried out
its obligations to the Indonesian government. Google has secretly paid taxes related to its
transactions during 2016, which they got from operating businesses in this country.
Tax calculation based on volume of ad income that obtained from ad spent report of
Indonesian enterprise. So Google have earn tax 437,5 billion rupiahs for 2016