You are on page 1of 8

ACARA I

PESEMAIAN PADI

A. Waktu Pelaksanaan Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 21 Febuari 2017
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

B. Tujuan
Mempelajari cara pembuatan pesemaian padi cara basah dan kering.

C. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tanaman padi merupakan komoditas pertanian yang terpenting dalam
kehidupan penduduk Indonesia. Selain itu, sektor pertanian khususnya
komoditas padi memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa
Indonesia, yang mana juga diharapkan dapat menjadi salah satu komoditas
andalan penyumbang devisa negara dari sektor nonmigas. Produksi padi
dan kebutuhan akan beras merupakan hal mutlak yang harus selalu
mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini dikarenakan untuk mencegah
permintaan akan beras yang lebih besar daripada produksi padi para petani.
Karena jika terjadi demikian maka kesejahteraan masyarakat akan
terhambat akibat kekurangan bahan pangan pokok. Selain itu juga dapat
menimbulkan masalah-masalah di bidang lainnya di badan pemerintahan
seperti di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lainnya.
Perlunya melakukan pesemaian benih karena tanaman padi dapat
terpelihara dengan baik di bandingkan dengan yang langsung tanam.
Pesemaian juga menunjang untuk mendapatkan bibit unggul sehingga
dapat menekan kegagalan dalam panen. Bibit yang bermutu merupakan
salah satu komponen teknologi meningkatan produksi dan pendapatan
usaha tani padi.
2. Tinjauan Pustaka
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat
penting di dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman
pangan yang sangat penting karena beras masih digunakan sebagai
makanan pokok bagi sebagian besar penduduk dunia terutama Asia sampai
sekarang. Beras merupakan komoditas strategis di Indonesia karena beras
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kestabilan ekonomi dan politik
(Purnamaningsih, 2006).
Tanaman padi merupakan tanaman yang masuk kedalam suku
rumput-rumputan seperti gandum dan juga alang-alang, Tanaman ini
berbunga dan menghasilkan biji dengan jenis biji berkeping satu atau
monokotil. Berikut adalah klasifikasi tanaman padi.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Padi termasuk dalam keluarga padi-padian atau Poaceae (Graminae).
Padi termasuk terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek,
struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling
menopang, daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset,
warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh
rambut yang pendek dan jarang, bunga tersusun majemuk, tipe malai
bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet
yang duduk pada panikula, buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat
dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong,
ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam
bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium
yang dimakan orang.
Membuat pesemaian merupakan langkah awal bertanam padi.
Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya,
sebab benih di peremaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di
sawah, oleh karena itu peremian harus benar-benar mendapat perhatian,
agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat
tercapai (Nusantara, 2012).
Persemaian basah adalah persemaian yang dilakukan pada lahan
sawah di luar areal yang akan dipanen. Persemaian disiapkan 25-30 hari
sebelum musim hujan (MT I/ sistem culik), sedangkan penyiapan
persemaian untuk musim kemarau I (MT II) dilakukan sebelum panen
tanamanm MT I agar bibit telah siap dan tanam MT II dapat segera
dilakukan. Apabila pola IP Padi 300 akan diterapkan maka penyiapan
persemaian untuk musim kemarau II (MT III) dapat dilakukan dengan
sistem culik pada MT II. Persemaian sistem culik, yaitu persemaian yang
dibuat di areal pertanaman padi musim sebelumnya menjelang musim
panen. Tempat persemaian sebaiknya dalam satu hamparan luas agar
mudah pemeliharaannya.Selain itu, persemaian terkena sinar matahari
langsung tetapi tidak dekat dengan sinar lampu yang dapat mengundang
serangga pada malam hari (Zulkarnain, 2009).
Pada umumnya persemaian dikelompokkan menjadi 2, yaitu
persemaian sementara dan persemaian tetap:
a. Persemaian Sementara (Flying Nursery)
Persemaian sementara biasanya merupakan persemaian kecil, dan
diletakkan di dekat dengan lokasi yang akan ditanami. Persemaian jenis
ini biasanya digunaka tidak melebihi jangka waktu 5 tahun.
Keuntungan dari persemaian sementara antara lain :
1) Kondisi lingkungan mendekati keadaan yang sebenarnya.
2) Ongkos pengangkutan bibit murah.
3) Kesuburan tanah tidak terlalu menjadi masalah karena persemaian
selalu berpindah tempat setelah tanah menjadi miskin.
4) Tenaga kerja sedikit sehingga mudah pengurusannya.

Sedangkan kekurangan dari persemaian sementara yaitu :


1) Ongkos persemaian jatuhnya mahal karena tersebarnya pekerjaan
dengan hasil yang sedikit.
2) Keterampilan petugas sulit ditingkatkan, karena sering berganti
petugas.
3) Seringkali gagal karena kurangnya tenaga kerja yang terlatih.
4) Lokasi persemaian yang terpancar menyulitkan pengawasan.

b. Persemaian Tetap
Persemaian ini biasanya berukuran besar (luas) dan lokasinya
menetap di suatu tempat, dengan tujuan untuk melayani areal
penanaman yang luas.
Keuntungan dari persemaian tetap adalah :
1) Kesuburan tanah dapat dipelihara dengan pemupukan
2) Dapat dikerjakan secara mekanis bila dikehendaki Pengawasan dan
pemeliharaan lebih efisien, dengan staf yang tetap dan terpilih
3) Perencanaan pekerjaan akan lebih teratur
4) Produktivitas semai/bibit tinggi, kualitas bibit lebih baik
dan pertumbuhannya lebih seragam
Adapun kekurangan dari persemaian tetap adalah :
1) Kondisi lingkungan tidak selalu mendekati keadaan yang
sebenarnya.
2) Ongkos pengangkutan lebih mahal dibanding dengan jenis
persemaian sementara.
3) Membutuhkan biaya dan investasi lebih besar dibanding
persemaian sementara (Baihaki, 2011)

D. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Plastik
b. Cangkul
c. Gembor
2. Bahan :
a. Benih Padi
b. Pupuk Kandang
c. Pestisida
d. Fungisida
e. Daun pisang/seresah

E. Metode Kerja
1. Membuat pesemaian padi dengan cara pesemaian basah dan kering
a. Pesemaian basah
1) Menyiapkan lahan pesemaian 1 x 1 m2, mengalasi dengan plastik.
2) Memasukan tanah olah dalam bedengan, mencampur tanah dengan
pupuk kandang, membuat bedengan setinggi 5-10 cm.
3) Menabur benih diatas bedengan
4) 5 hari setelah benih ditabur, mengairi bedengan setinggi ± 5 cm.
5) Menutup pesemaian dengan menggunakan seresah daun.
b. Pesemaian Kering
1) Menyiapkan lahan pesemaian 1 x 1 m2, mengalasi lahan dengan
plastik.
2) Mengolah tanah dan mencampur tanah dengan pupuk kandang dan
furadan, kemudian meratakan.
3) Menabur benih diatas bedengan kemudian menutup dengan tanah
halus.
4) Memberi air dengan cara diperciki hingga tanah lembab dan
menutup dengan menggunakan seresah daun.
2. Melakukan pemeliharaan sampai bibit siap dicabut umur 20-30 hari.
3. Mengamati pertumbuhannya meliputi tinggi bibit, jumlah dan panjang
daun, jumlah akar, bobot basah dan bobot kering bibit

F. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pesemaian Padi dalam luasan 5x5 cm.
Parameter Pesemaian Kering Pesemaian Basah
Presentase Hidup (%) 60 100
Bobot Basah (gram) 8 15
Jumlah Tanaman 42 67

2. Pembahasan
Pesemaian dilakukan dengan tujuan untuk penyediaan bibit yang
berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana
penanaman. Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pesemaian basah
memilik hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pesemaian kering
ditinjau dari presentase hidup, bobot basah, dan jumlah tanaman pada luasan
5 x 5 cm. data yang diperoleh sudah sesuai dengan teori karena padi
merupakan tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah yang banyak
sehingga hasil dari pesemaian padi basah lebih tinggi dibanding dengan
pesemaian padi kering.
Pada saat penyemaian padi sempat mengalami kendala dikarenakan
benih padi yang disemaikan di kebun percobaan dimakan oleh ayam,
sehingga harus dilakukan penyemaian ulang terutama pada penyemaian
padi kering.

G. Kesimpulan
1. Kesimpulan
Dari data yang di peroleh, dapat disimpulkan bahwa pesemaian padi basah
lebih baik daripada pesemaian padi kering dikarenakan pada padi
membutuhkan banyak air, sehingga pesemaian basah yang lebih baik.
2. Saran
Sebaiknya pengawasan terhadap lingkungan harus lebih baik terutama pada
pesemian padi kering dikarenakan pada padi kering diganggu oleh unggas.
DAFATAR PUSTAKA

Baihaki. 2011. Pesemaian dan Pembibitan. http://sarjanasatu.blogspot.co.id/.


Diakses pada tanggal 5 April 2017 pukul 13.45 WIB.

Nusantara. 2012. Pesemaian Padi Dengan Cara Basah.


http://p4spersadanusantaralumajang.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal
15 Maret 2017 pukul 16.54 WIB.

Purnamaningsih. 2006. Sejarah, Morfologi dan Sistematika Tanaman Padi.


http://e-journal.uajy.ac.id/. Diakses pada tanggal 15 Maret 2017 Pukul 16.33
WIB.

Zulkarnain. 2009. Tanaman Padi. e-journal.uajy.ac.id. Diakses pada tanggal 15


Maret 2017 pukul 15.49 WIB.

You might also like