You are on page 1of 7

ACARA I

I. Pelaksanaan Praktikum
A. Tujuan praktikum : Untuk mengetahui cara pembuatan deterjen cair dalam
jumlah yang banyak
B. Hari/tanggal praktikum : Selasa, 08 Mei 2018
C. Tempat praktikum : Kediaman dosen kami yaitu Pak Ahmadi, S.Pd, M.P.Kim

II. Landasan Teori


Sabun adalah salah satu jenis deterjen yang bisa membersihkan kotoran berminyak
dan menjadi bagiandari kelompok yang disebut surfaktan.Sabun yang dimaksud disini
adalah produk campuran garam natrium dengan asam stearat, palmitat, dan oleat yang
berisi sedikit komponen asam miristat dan laurat.Sabun merupakan kosmetik pembersih
paling tua, sudah sejak berabad-abad yang silam.Umumnya masyarakat berpendapat sabun
dan deterjen merupakan hal yang berbeda, bahkan banyakyang mengatakan bahwa sabun
adalah lawan dari deterjen. Berbeda dengan pendapat ahli kimia, sabunatau berbagai
macam sediaan pembersih kulit modern, baik berbentuk batang(bar), cair(liquid), atau
bubuk(powder), adalah deterjen. Sabun dapat menimbulkan iritasi dan alergi pada kulit
akibat efek dari sejumlah daya kerjanya, antara lain :
1. Alkalisasi, yaitu akibat terurainya sabun dalam air sehingga menyebabkan pH sabun
lebih besar dari pH fisiologi kulit yang berkisar 4,5-6,5 sehingga dapat merusak kulit.
Misalnya, pembengkakan keratin yang memudahkan masuknya bakteri dan kulit dapat
menjadi kering dan pecah-pecah.
2. Pembengkakan keratin kulit, yaitu akibat penyerapan surfaktan oleh keratin kulit karena
perbedaan pH yang jauh dari isoelektrik keratin kulit sekitar pH 5. Walaupun hal ini
tidak berbahaya tetapi pembengkakan keratin menyebabkan lapisan stratum corneum
melunak dan bahan-bahan asing seperti bakteri mudah memasukinya.
3. Pengurangan minyak kulit (degreasing), meskipun pembuangan sebagian minyak dan
kotoran adalah tujuan dari pembersihan kulit, namun bila terlalu banyak minyak yang
terbuang maka kulit akan kering.
4. Absorbsi sabun oleh keratin kulit sehingga akan membentuk suatu lapisan tipis pada sel-
sel tanduk tersebut, kemudian menghalangi masuknya bahan-bahan yang diperlukan

1
oleh kulit, misalnya kosmetik pelembab kulit sehingga kulit menjadi kering dan pecah-
pecah.
5. Iritasi oleh molekul-molekul asam atau ion-ion, misalnya sabun yang terbuat dari
minyak kelapa(mengandung C12) lebih iritatif dari sabun yang terbuat dari lemak
hewan (mengandung C14). Asamoleat lebih iritatif dibanding asam stearat.
6. Pengendapan sabun kalsium, garam kalsium dan magnesium dari asam lemah tinggi
tidak larut dalamair. Penggunaan sabun demikian dapat menyebabkan pembentukan
endapan berlendir di permukaan kulit.
Macam - Macam Sabun
1. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah campuran
minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.
2. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta
menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun, dapat ditambahkan
gliserin atau alcohol.
3. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang
rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif.
Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor
carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.
4. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan sabun
yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu.
Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau
menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.
5. Sabun Bubuk untuk mecuci
Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing. Sabun bubuk mengandung
bermacam-macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat, sodium
karbonat, sodium sulfat, dan lain-lain.

2
Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas :
1. Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents. Sebagai tambahan
selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang
membuat mereka banyak digunakan pada rumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah
turunan dari ammonia.
2. Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.
3. Neutral atau Non Ionic Sabun
Non ionic sabun banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring. Karena sabun jenis
ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion
yang terdapat dalam air sadah. Non ionic sabun kurang mengeluarkan busa dibandingkan
dengan ionic sabun.

III. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Ember atau wadah
2. Pengaduk kayu
3. Gelas ukur plastik
4. Timbangan
B. Bahan
1. Air 6 galon
2. Sodium sulfat 7 kg
3. Metain 2 L
4. Texapon 10 kg
5. Soda ash 10 gr
6. Pewarna 120 ml
7. Pewangi 20 L (100 ml)
8. Glukotain 10 ml
9. LABS (laurint bisulfate)

3
IV. Cara kerja untuk pembuatan 165 L deterjen cair
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Ditimbang texafont sebanyak 10 kg kemudian diletakkan kedalam ember besar
3. Ditambahkan Air secukupnya sambil di aduk.
4. Ditimbang sodium sulfat sebanyak 7 kg Dan menambhakan air sedikit demi sedikit
hingga mencapai 165 L dengan sambil di aduk.
5. Ditambahkan bibit pewangi 20 L, metain 2 L dan pewarna 120 ml kedalam wadah atau
ember besar tersebut.
6. Diaduk hingga bercampur semuanya.
7. Disiapkan 1 gelas ukur plastik yang kosong dan memasukkan LABS
8. Dimasukkan soda ash sebanyak 10 gr ke dalam gelas ukur plastic yang berisi LABS.
Dan mengaduknya hingga bercampur.
9. Dipindahkan isi gelas ukur plastik (yang berisikan LABS dan soda ash) ke dalam ember
besar Kemudian mengaduknya sampai merata.
10. Disiapkan 1 gelas ukur plastik yang kosong dan memasukkan Glukotain 10 ml
11. Dituangkan isi tederjen yang sudah jadi kedalam jerigen atau botol plastik yang sudah
disediakan.

V. Hasil pengamatan
1. Hasil
Gambar Keterangan
Penimbangan semua bahan:
1. Sodium sulfat 7 kg
2. Texapon 10 kg
3. Soda ash 10 gr

4
Bahan yang digunakan dam pembuatan deterjen

Wadah tempat pencampuran semua bahan

Alat yang digunakan untuk mencampur atau


mengaduk semua bahan yang telah dicampur dalam
wadah atau ember.

Semua bahan tercampur merata atau homogen dan


menghasilkan produk yang sesuai harapan

VI. Pembahasan
Setelah melakukan percobaan, maka telah didapatkan hasil berupa deterjen cair yang
cukup bagus, dan telah dicoba daya cuci dari deterjen cair cukup baik dapat mengangkat
kotoran-kotoran dari pakaian sekaligus pakaian menjadi harum karena adanya parfum yang
telah ditambahkan. Adapun penyebab pakaian menjadi bersih dikarenakan fungsi dari
bahan-bahan yang dicampurkan, yang pertama fungsi penambahan dari sodium sulfat yang

5
dimana sodium sulfat bentuknya serbuk yang berfungsi mempercepat pengangkatan
kotoran dan juga sebagai penegntal. Selanjutnya penambahan texapon yang dimana
senyawa ini adalah surfaktan, texapon ini berbentuk jel yang berfungsi sebagai pengangkat
kotoran. Pewangi atau parfum yang digunakan dalam bentuk cair yang berfungsi sebagai
pewangi sabun cair. Dan penambahan pewarna pada pembuatan deterjen ini untuk
memberkan warna pada deterjen supaya kelihatan lebih menarik.
Kelebihan dari detergen cair ini adalah mempermudah dalam pencucian jika
menggunakanmesin cuci, busa dari deterjen cair ini lebih sedikit disbanding
deterjen bubuk sehingga dapat mengurangi polusi air, pemakaian deterjen cair ini lebih
sedikit dibanding deterjen bubuk karena deterjen cair ini mudah larut dengan air. Jika kita
mencuci dengan cara manual deterjen cair kurang bisa bersih pada pakaian karena mungkin
dikarenakan si pencuci kurang bisa mencampur seluruh pakaian kotor dengan larutan
deterjen cair. Kelemahan dari deterjen cair ini adalah jika terlalu lama direndam dengan
air maka akan terjadi pengendapan yang akan menghilangkan daya cuci dari deterjen,
jika di dalam mesin cuci akan mengalami kerusakan apabila setelah pencucian tidak
langsung dibuang sisa dari larutan deterjen cair tersebut akan mengendap didalam mesin
cuci yang sulit dibersihkan.

I. Kesimpulan
Dari pembuatan deterjen cair yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Proses pembuatan deterjen cair itu mudah
2. Harganya murah dan
3. Lebih hemat dibandingkan dengan deterjen bubuk.
4. Karakteristik deterjen cair adalah sebagai berikut :Larutan agak kental, Jika belum
digunakan tidak berbusa, jika digunakan busanya sedikit. Warnanya bening putih keruh
jika tidak ditambahkan pewarna.

6
Daftar pustaka

http://elysa-chem.blogspot.com/2013/03/usaha-sabun-cuci-piring.html
http://programukm.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-sabun-cuci-piring.html
http://spygirlzone.blogspot.com/2012/11/makalah-satuan-proses-pembuatan-sabun.html
http://www.semilirsenja.blogspot.com
http://www.yevuzseli3.blogspot.com

You might also like