Alur cerita dan plot adalah unsur penting dalam sebuah cerita. Ada tiga jenis alur yaitu alur maju, mundur, dan campuran. Alur maju memiliki tahapan lurus dari awal hingga akhir, alur mundur memulai dari akhir, dan alur campuran memadukan klimaks awal dan lihat masa lampau. Pengaturan plot dilakukan berdasarkan alur yang dipilih.
Alur cerita dan plot adalah unsur penting dalam sebuah cerita. Ada tiga jenis alur yaitu alur maju, mundur, dan campuran. Alur maju memiliki tahapan lurus dari awal hingga akhir, alur mundur memulai dari akhir, dan alur campuran memadukan klimaks awal dan lihat masa lampau. Pengaturan plot dilakukan berdasarkan alur yang dipilih.
Alur cerita dan plot adalah unsur penting dalam sebuah cerita. Ada tiga jenis alur yaitu alur maju, mundur, dan campuran. Alur maju memiliki tahapan lurus dari awal hingga akhir, alur mundur memulai dari akhir, dan alur campuran memadukan klimaks awal dan lihat masa lampau. Pengaturan plot dilakukan berdasarkan alur yang dipilih.
Salah satu unsur terpenting dalam sebuah cerita adalah alur. Ibarat sebuah kapal, maka alur adalah mesin yang berfungsi untuk menjalankan kapal tersebut. Jika tidak ada mesin, kapal tidak akan bisa berjalan. Begitu pun dengan alur, cerita tidak akan bisa “berjalan” jika tidak terdapat alur di dalamnya. Nantinya, alur akan membuat seorang penulis bisa mengatur struktur plot dan konflik dalam cerita. Alur adalah urut-urutan kejadian dalam sebuah cerita. Alur mengatur jalannya cerita hingga menjadikan cerita itu bernalar. Dalam sebuah cerita, alur harus bersifat detail dan kompleks. Detail, yang berarti dalam menentukan alur, seorang penulis harus betul-betul memikirkan agar cerita dapat berjalan dan tidak menimbulkan pertanyaan bagi pembaca. Sedangkan, kompleks artinya alur yang ada harus mencakup keseluruhan cerita, tidak boleh ada bagian dari cerita yang inkoheren. Jenis-jenis alur dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu, alur maju, alur mundur, dan alur sorot balik. Sebelum kita masuk ke dalam pengertian dari masing-masing alur, terlebih dahulu kita harus tahu bahwa alur mempunyai tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah perkenalan, pembeberan mula, konflik, klimaks, anti klimaks, penyelesaian. Tahapan- tahapan inilah yang nanti akan membentuk alur. Proses pembentukkannya tinggal membolak- balikkan tahapan-tahapan yang ada. Tahapan-tahapan itu bisa dikatakan sebagai aturan baku yang akan mempermudah kita dalam menjalankan sebuah cerita. Alur maju atau biasa juga disebut alur lurus. Alur ini mempunyai tahapan yang lurus mulai dari perkenalan, pembeberan mula, konflik, klimaks, antiklimaks, penyelasaian. Biasanya penulis-penulis yang menggunakan alur ini adalah penulis-penulis pemula. Dengan menulis menggunakan alur ini, akan terbangun kebiasaan menulis bagi mereka karena penggunaan alur ini tidak terlalu sulit. Dan alur ini kebanyakan digunakan terhadap cerita- cerita yang mudah untuk dicerna, seperti cerita-cerita untuk anak-anak. Tetapi, bukan berarti alur ini tidak bisa digunakan untuk cerita-cerita serius, seperti roman, drama, dll. Alur mundur/sorot balik adalah alur yang memulai cerita dengan penyelesaian. Alur ini lebih sering kita temui pada cerita-cerita yang menggunakan setting waktu di masa lampau. Seorang penulis yang menggunakan alur ini harus pintar dalam menyusun cerita agar cerita tidak membingungkan pembaca. Tips bagi Anda yang ingin menggunakan alur ini dalam cerita adalah buatlah penyelesaian yang sederhana tapi bermakna dalam cerita Anda. Lalu, berikan gambaran yang jelas pada penyelesaian cerita tentang keseluruhan cerita. Contoh dibawah ini mungkin bisa memberikan ilustrasi kepada Anda: “ Aku sekarang berdiri disini. Dengan memakai baju Toga. Aku sedikit merasa sombong dengan diriku karena akhirnya bisa kutunjukkan pada dunia, “ Aku akan diwisuda”. Ku masih ingat dahulu bagaimana perjuanganku di kampus ini. Bahkan kuhabiskan 5,5 tahun berada disini. Wisuda yang tidak normal bagi kebanyakan mahasiswa. Berjalan-jalan lagi, pikiranku tentang bagaimana aku dahulu memulai langkahku di kampus ini, kampus yang banyak dibanggakan. Disinilah ku memulai langkahku... “ (Dikutip dari cerpen, Wisuda Kebanggaanku, karya Fachrino Zulyamansyah) Kutipan cerpen diatas bisa memberikan gambaran yang jelas kepada kita bagaimana si pelaku atau tokoh akan bercerita tentang perjuangannya di kampus dan akhirnya bisa lulus. Kutipan diatas berada pada bagian awal cerita, tapi dimulai dengan penyelesaiaan. Inilah yang disebut dengan alur mundur/sorot balik. Sedangkan yang terakhir adalah alur campuran. Alur ini adalah alur yang diawali dengan klimaks, kemudian melihat lagi masa lampau dan diakhiri dengan penyelesaian. Alur ini jarang sekali dgunakan oleh penulis karena sulit dipahami. Tapi, kalau kita mengerti trik- trik atau cara mengatur plot cerita, kita akan mudah menggunakannya. Ini adalah contoh penggalan cerpen yang menggunakan alur campuran. “ Pagi ini, aku terbangun dari lelapku. Tak ayal, aku masih melihat tanganku tertusuk infus, masih terbaring di tempat tidur yang bisa naik dan turun secara otomatis, semua tampak serba putih di sekelilingku. Aku masih berada disini. Di tempat orang-orang sakit. Masih terlintas dalm pikiranku ihwal apa yang menyebabkan aku berada disini. Rasa menyesal itu pun seketika hadir kembali. Mengingat kebodohan-kebodohan apa saja yang telah kulakukan dahulu. Padahal, tak bosan-bosannya orang tuaku, keluargaku, bahkan teman-temanku dahulu menasehatiku untuk menjauhi perbuatan-perbuatan kotor itu. Akhirnya sekarang ku pun hanya bisa terbaring lemah disini. Betapa bodohnya aku yang dulu percaya begitu saja dengan perkataan mereka. Mereka memaksaku melakukan ini, melakukan itu tanpa berpikir panjang dampaknya bagiku. Sungguh bodohnya aku saat itu. “ (Dikutip dari cerpen, Aku yang Terbaring Lemah, karya Fachrino Zulyamansyah) Setelah kita mengetahui dengan jelas alur apa yang akan kita gunakan, kita bisa langsung mengatur plot. Plot merupakan cara bagaimana cerita itu bisa berjalan dan dimengerti. Intinya, plot merupakan pengembangan dari alur yang kita gunakan. Mengatur struktur plot dapat kita lakukan saat proses penulisan berjalan. Oleh karena itu, jika kita ingin tahu plot itu sperti apa, kita harus mempraktekkannya dalam penulisan. “Menulislah, maka Ia akan melihat apa yang kau tulis”.