Professional Documents
Culture Documents
PENYUSUN :
Bahan ajar tentang “Teknik Budidaya Tanaman Kakao” sebagai bagian dari materi pokok
dalam mata kuliah Produksi Tanaman Industri (sandi mata kuliah : AH 43256) sebagaimana
yang termuat dalam kurikulum , disusun untuk membantu para mahasiswa agar lebih mudah
dapat memahami segala hal yang berkaitan dengan pembudidayaan tanaman kakao, dimulai
dari penyediaan bahan tanam (bibit), penyiapan lahan dimana bibit kakao akan ditanam,
Bahan ajar ini sebagai review dari berbagai sumber / referensi yang tentunya akan terus
tentunya akan sangat berarti sebagai masukan disamping masukan dari berbagai pihak.
Mudah-mudahan bahan ajar yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat banyak bagi
para mahasiswa khususnya, dan terima kasih atas segala dorongan dan bantuan dari kawan-
Penyusun
I Nengah Artha
NIP. 195401131980031004
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………… 1
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami teknologi budidaya tanaman Kakao
Indikator Pencapaian
Mahasiswa dapat menguraikan dan memberikan argumentasi pada setiap langkah dalam
Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komuditas perkebunan
yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di
Kakao merupakan tanaman tahunan yang dapat mulai berbuah pada umur 4 tahun, dan
apabila dikelola secara tepat maka masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun. Dalam
skala perkebunan penanaman Kakao di Indonesia dimulai pada tahun 1780 di Minahasa
selanjutnya pada tahun 1858 dikembangkan di Ambon serta Seram kepulauan Maluku. Di Jawa
penanaman Kakao berkembang secara pesat pada awal abad 19 sebagai tanaman pengganti
kopi yang rusak oleh serangan penyakit karat daun. Berkembangnya pengusahaan Kakao di
pulau Jawa kemudian menyebar ke Bali. Di Bali produktivitas Kakao rata-rata 777 kg biji kering
per hektar, sementara itu potensi produksinya sebesar 1.100 kg biji kering per hektar. Sampai
saat ini komuditas Kakao tersebut masih memiliki prospek pasar yang baik.
persyaratan tumbuh dan teknologi budidaya yang memadai agar mampu memberikan hasil
yang optimal. Teknologi budidaya yang dimaksud antara lain : persiapan bahan tanam,
Tinggi rendahnya hasil tanaman Kakao disamping sangat dipengaruhi oleh faktor iklim
dan tanah juga sangat dipengaruhi oleh bahan tanam (bibit) yang digunakan. Bibit itu sendiri
mempunyai potensi berproduksi (potensi genetis) sedangkan iklim dan kesuburan tanah sebagai
faktor lingkungan akan memberikan kesempatan bagi bibit untuk mencapai potensinya.
Bibit yang akan ditanam dapat berupa : (1) bibit kakao asal benih atau tanaman semai,
yaitu bibit yang dihasilkan dari penyemaian benih unggul yang sudah teruji potensinya seperti
misalnya benih Hibrida F1, (2) bibit kakao klonal yang diperoleh melalui okulasi , sambung
pucuk, stek, dan cangkokan. Perbanyakan bibit melalui stek dan cangkokan sangat jarang
dilakukan sedangkan yang umum dilakukan untuk mendapatkan bahan tanam yang mudah dan
Bibit Kakao asal benih maupun bibit Kakao klonal dari sambung pucuk maupun okulasi
Dalam mempersiapkan lahan untuk penanaman Kakao, sangat penting diperhatikan hal-
hal yang menyangkut : (a) kandungan humus (bahan organik) yang ada di lahan yang
dipersiapkan untuk kebun kakao agar diusahakan tidak banyak yang hilang, (b) erosi atau
hanyutnya tanah bagian permukaan akibat air hujan hendaknya ditekan sekecil-kecilnya,
misalnya dengan membuat sengkedan / teras bagi lahan yang secara fisiografis miring, (c) cara-
cara pembuangan air yang berlebihan pada saat musim hujan sehingga tidak menggenangi
tanaman, (d) penguapan air dari permukaan tanah di musim kemarau dapat ditekan, misalnya
dengan pemakaian mulsa, penanaman tanaman penutup tanah dan lain sebagainya,(e)
dan pula membersihkan lahan dari sisa-sisa akar tanaman , misalnya karena dilakukan
penggantian tanaman.
Disamping hal-hal seperti yang disebutkan di atas sangat penting pula diperhatikan dan
Berdasar fungsinya ada dua jenis tanaman penanung, yaitu penaung sementara dan
penanung tetap.
dengan baik. Penanung sementara ini dapat berupa “bahan tanaman” seperti
misalnya dibuat dari daun kelapa, daun lontar, alang-alang disamping juga dapat
menggunakan plastik pelindung cahaya matahari. Selain berupa bahan tanaman,
penaung sementara juga dapat berupa “tanaman penaung”, yaitu tanaman yang
sengaja ditanam untuk menaungi tanaman Kakao yang akan ditanam, seperti
misalnya pisang.
maka tanaman penanung tetap ini hendaknya sudah ditanam jauh-jauh hari, 8 – 12
bulan sebelum penanaman bibit Kakao. Jenis penaung tetap yang biasa dipakai,
seperti : pohon Dadap, Gamal, Lamtoro, Albizia. Jarak tanam penaung tetap dapat
dibuat sama dengan jarak tanam tanaman Kakao. Syarat tanaman penaung tetap,
yaitu : 1). Tajuk lebih tinggi dari tanaman Kakao, 2). Pertumbuhan tanaman
cepat,namun tahan dipangkas atau diatur tajuknya, 3) Tidak mudah roboh atau
patah baik batang maupun cabangnya, dan 4) Dapat meneruskan sinar matahari,
Pekerjaan terakhir dalam menyiapkan lahan untuk dijadikan kebun Kakao adalah pembuatan
lobang-lobang tanam. Penggalian lobang tanam ini dapat dilakukan bersamaan dengan
penanaman tanaman penaung tetap atau 1-2 bulan sebelum penanaman bibit Kakao.
Penggalian lobang tanam lebih awal dimaksudkan agar penyakit yang ada dalam lobang
menjadi hilang disamping ada cukup waktu untuk mengisi lubang-lubang tanam dengan
sisa-sisa tanaman , bahan-bahan organic sehingga pada saat menanam bibit Kakao, lobang
tanam sudah penuh berisi campuran tanah dan bahan organik yang sudah matang.
Pada tanah yang cukup subur, lobang tanam digali dengan ukuran sedikitnya 60 cm x 60 cm
x 60 cm, namun apabila lahan yang dipakai bekas kebun, maka ukuran lobang tanam
hendaknya diperbesar. Diusahakan agar lokasi tanaman di dalam barisan dan antar barisan
2.3. PENANAMAN
Apabila tanaman penaung diperkirakan sudah akan dapat menaungi bibit Kakao muda
yang akan ditanam dengan baik, maka pekerjaan berikutnya adalah penanaman. Hal-hal yang
Lobang tanam yang telah penuh berisi campuran tanah galian dan bahan organic perlu
diberi pupuk dasar NPK sebanyak 100 gram per lubang, kira-kira 2 minggu sebelum
penanaman.
Bibit yang akan ditanam tentunya yang subur dan tumbuh seragam hendaknya disiram
sebelum dibawa ke kebun, diangkat secara hati-hati supaya keadaan bibit dan tanah
Bilamana lokasi kebun jauh dari tempat pembibitan, bibit hendaknya dilindungi dari
terpaan angin dan cahaya matahari langsung selama dalam perjalanan pengangkutan.
Pada saat hendak menanam bibit, bagian bawah polybag dipotong dengan pisau tajam
kemudian polybag ditarik dengan hati-hati, diusahakan tidak ada akar terputus, dan
pangkal batang bibit dibiarkan lebih tinggi 2 – 3 cm dari permukaan tanah kebun
setiap pohon bibit diikatkan pada kayu pancang atau bilah-bilah bambu yang kuat.
Desember.
Bibit Kakao yang telah ditanam sesuai langkah-langkah seperti disebutkan di atas
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dan pada akhirnya potensi
produksinya dapat dicapai. Hal ini baru akan terjadi jika selama tanaman tumbuh di lapangan
dilakukan kegiatan pemelihraan tanaman secara terus menerus ,penuh kesabaran dan tekun
1. Penyiangan
Rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman Kakao muda hendaknya dibersihkan
secara berkala untuk menghindari terjadinya persaingan hara maupun cahaya matahari.
Rumput-rumput / tanaman liar yang tumbuh agak jauh dari tanaman Kakao sepanjang tidak
menaungi, sebaiknya dibiarkan saja tumbuh. Namun setelah pertumbuhan tanaman liar ini
maksimum, ditandai dengan mulai berbunga baru kemudian dirabas dan sisa-sisa tanaman
2. Pemupukan
Pemupukan ini dimaksudkan menambah unusur-unsur (hara) yang ada dalam tanah sebagai
akibat telah berkurangnya hara tanah karena dipakai selama pertumbuhan tanaman Kakao
atau hara tanah hilang karena hanyut terbawa air hujan. Pemupukan sebaiknya dilakukan
setiap 3 bulan sekali selama tanah masih cukup lembab menggunakan pupuk N, P, dan K
atau dapat pula menggunakan pupuk organic. Namun apabila tanah tidak cukup lembab
setahun, yaitu pada pemulaan musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. Dosis
pemupukan disesuaikan dengan umur tanaman. Berikut adalah dosis pemupukan sesuai
3. Pemangkasan
Pada garis besarnya maksud dan tujuan pemangkasan tanaman Kakao adalah untuk :
Membentuk kerangka dasar pohon yang baik, kuat menyanggah cabang / ranting /
misalnya tunas-tunas air, cabang mati, cabang rusak, cabang sakit, dll.
lebih tinggi
Menjamin sirkulasi udara di sekitar pertanaman lebih lancar sehingga kondisi kebun
Dari uraian di atas pemangkasan yang dimaksudkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan tanaman untuk membentuk bunga dan buah adalah merupakan perlakuan
pokok pada pemangkasan karena perlakuan ini akan berpengaruh langsung terhadap
hasil yang diperoleh. Secara rinci hal-hal yang dilakukan agar kemampuan tanaman
membentuk bunga dan buah meningkat melalui pemangkasan, adalah sebagai berikut :
kerdil
e. Memangkas cabang-cabang yang terlalu rapat atau sangat berdekatan satu sama lain
f. Memangkas cabang yang saling tindih, baik di dalam individu tanaman itu sendiri
g. Menghilangkan cabang-cabang yang rusak, baik karena serangan hama dan penyakit
Dalam melakukan kegiatan pemangkasan, beberapa hal penting yang sangat perlu
Tidak melakukan pemangkasan pada musim kemarau, kecuali jika tersedia air tanah
diameter 2,5 cm atau lebih) dipotong bersamaan, kecuali jika terpaksa misalnya
karena tanaman tersebut tidak pernah dipangkas dalam waktu yang cukup lama
Sebelum pemangkasan Kakao, sebaiknya pohon penaung dipangkas terlebih dahulu
kira-kira 1-2 bulan sebelum pemangkasan Kakao. Perlu ada jarak antara tajuk
tertinggi dari tanaman Kakao dengan tajuk terendah dari tanaman penaung.
Kebun Kakao yang terpelihara dengan baik melalui pemangkasan tanaman Kakao
maupun tanaman penaung yang benar akan ditandai oleh masuknya cahaya
Organisme pengganggu tanaman yang terdiri dari hama maupun penyakit adalah salah satu
factor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasil
perkembangan dan penyebarannya niscaya akan terjadi penurunan hasil dan bahkan akan
terjadi gagal panen. Beberapa hama utama dan penyakit penting yang perlu mendapatkan
penanganan adalah :
a. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella snellen), biasa disebut PBK. Hama
ini menyerang buah kakao dengan gejala serangan : terdapatnya bekas lubang pada
permukaan kulit buah; buah akan masak sebelum waktunya; perkembangan buah
tidak normal; buah susah dibelah, dan biji-biji saling berdempet. Cara pengendalian
b. Kepik penghisap buah Kakao (Helopeltis sp.). Kepik muda dan dewasa menyerang
buah kakao dengan cara mencucuk dan menghisap cairan sel buah. Akibatnya timbul
bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman sampai buah muda menjadi layu
dan kering. Pada tingkat serangan berat, daun-daun layu kemudian gugur dan
ranting-ranting layu mengeras. Pengendalian hama kepik ini efektif bila : dilakukan
c. Penggerek batang (Squamura sp. ). Ulat (larva) hama ini merusak batang / cabang
Pada permukaan lubang gerekan akan terdapat campuran kotoran dengan serpihan
jaringan tanaman. Akibat gerekan ulat ini, bagian tanaman di atas lubang gerekan
akan merana, layu, kering dan akhirnya mati. Pengendalian terhadap ulat ini adalah :
secara mekanik dengan memotong cabang / batang yang digerek dengan jarak
yang masih muda sampai buah dewasa. Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala
terjadinya pembusukan disertai percak cokelat kehitaman dengan batas yang tegas.
Perkembangan percak cokelat cukup cepat dan dalam waktu yang singkat seluruh
permukaan buah menjadi busuk, basah dan berwarna cokelat kehitaman. Dalam
kondisi lembab pada permukaan buah akan muncul serbuk berwarna putih yang tak
lain adalah spora P. palmivora yang sering kali bercampur dengan jamur sekunder
(jamur lain). Serangan penyakit ini bisa ditangani dengan cara sanitasi dan
pemakaian fungisida racun kontak. Sanitasi yaitu memetik semua buah busuk yang
racun kontak dilakukan dengan cara disemprotkan pada buah sehat setelah
dilakukan sanitasi. Jenis fungisida yang bisa dipakai adalah fungisida yang berbahan
aktif tembaga, seperti misalnya Copper Sandoz, Nordox, Cupravit, Vitigran Blue
dilakukan terhadap buah-buah yang telah berumur rata-rata 3 bulan atau panjang
buah 10 cm. Pengendalian serangan penyakit ini dapat pula dilakukan dengan
pada kulit batang, yaitu bercak-bercak berwarna gelap atau kehitaman dan agak
berlekuk. Pada bercak hitam ini sering ditemukan cairan kemerahan yang lama
kelamaan menjadi seperti lapisan karat. Apabila kulit batang yang terserang dikupas
akan terlihat di bawahnya membusuk dan berwarna merah anggur. Pada batang kecil
yang terserang dapat dilakukan pengendalian dengan mengupas kulit batang atau
cabang yang membusuk sampai batas kulit yang sehat, kemudian diolesi bahan
penutup luka seperti ter, TB 192 atau fungisida berbahan aktif tembaga dengan
dibakar.
menampakkan gejala daun menguning kemudian layu dan akhirnya gugur diikuti
oleh kematian tanaman. Tanaman yang terserang penyakit ini harus dibongkar
Kemudian pada lobang bongkaran ditaburi belerang sebanyak 600 gram. Untuk bias
ditanami lagi , hendaknya lobang tersebut dibiarkan terbuka sampai 1 tahun. Agar
2.5. PANEN
Panen Kakao dimulai setelah buahnya masak yang ditandai oleh adanya perubahan
warna kulit buah. Buah yang waktu muda berwarna hijau setelah masak akan menjadi berwarna
kuning sedangkan buah yang saat mudanya berwarna merah setelah masak akan berubah
menjadi berwarna orange. Dari saat pembuahan samp;ai buah siap panen diperlukan waktu
rata-rata 6 bulan.
Pemetikan buah Kakao dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan pisau
tajam agar tempat tangkai buah yang menempel dengan batang / cabang tidak terkelupas atau
rusak. Buah yang dipetik hendaknya buah yang sudah masak sebab buah yang kurang masak
kandungan gula pada pulpnya kurang, dan ini berakibat terhadap kurang baiknya hasil
permentasi biji coklat. Buah yang sudah dipetik kemudian dikumpulkan untuk dipecah dan
dipisahkan antara biji dengan kulit buah. Biji-biji hasil pemisahan dengan kulit buah kemudian
dapat diproses lebih lanjut untuk kemudian dijemur di bawah terik matahari sampai kering
dengan kadar air lebih kurang 12 % selanjutnya disimpan dalam gudang penyimpanan.
III. PENUTUP
Tanaman Kakao sebagai salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia,
namun menuntut teknologi budidaya yang sesuai untuk setiap klon (varietas) dan lingkungan
spesifik tertentu.
Ada hal yang perlu kita renungkan, bukankah tanaman-tanaman termasuk Kakao sesungguhnya
adalah makhluk hidup ciptaanNYA juga, maka peliharalah mereka dengan sebaik-baiknya
dengan tulus dan penuh kasih, niscaya akan memberikan manfaat bagi kita semua.
Terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga bahan ajar sederhana ini bisa disusun,
DAFTAR PUSTAKA