You are on page 1of 38

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam mempelajari hewan-hewan avertebarata air untuk keperluan ilmu

perikanan, selain taksonomi, klasifikasi dan morfologinya perlu juga ditelaah

mengenai ekologi, fisiologi, parasitologi, kebiasaan hidupnya dan penyebaran daerah

geografisnya. Hewan-hewan avertebrata air terdapat diperairan darat maupun

perairan laut.

Golongan hewan avertebrata air terbagi dalam beberapa Filum, antara lain;

Colenterata, Porifera, Aschelminthes, Rotifera, Gastrotricha, Nematoda, Mollusca,

Anthropoda, Annellida, dan Echinodermata.

Dari sebagian besar jenis avertebrata air tawar berasal dari nenek moyang

jenis laut, hanya beberapa golongan saja yang dianggap berasal dari habitat aslinya

atau habitat darat karena adanya perbedaan sifat-sifat fisik dan kimia antara perairan

darat dan perairan laut, sehingga tidak mudah bagi organisme yang hidup di dalam

nya untuk pindah dan menyesuaikan diri dari satu habitat ke habitat lainnya.

Kesulitan ini terutama disebabkan karena adanya perbedaan kadar garam antara

cairan tubuh dengan lingkungan serta adanya bagian-bagian kulit tubuh yang bersifat

fermiable.

Dengan melihat perbedaan sifat-sifat air laut dengan air tawar dan kadar

garam cairan tubuh hewan avertebrata air, maka dapat dibayangkan bahwa hewan

tersebut melalui proses yang cukup lama untuk beradaptasi dengan lingkungan yang

baru dan melalui proses evolusi.


Cairan tubuh yang hipertonik terhadap lingkungan menyebabkan jenis

avertebrata tawar mempunyai kelenjar osmoregulasi yang lebih besardari pada jenis

laut. Disamping itumasih banyak perbedaan lain seperti telur, larva, ukuran, daya

adaptasi, pembentukan sista dan bio-luminescence.

Perairan daratan sebagai keseluruhan lebih banyak variasinya dibandingkan

dengan perairan laut. Danau atau kolam yang dangkal, dengan banyak tanaman

airnya merupakan tempat yang baik untuk mengumpulkan berbagai jenis avertebrata

air. Habitat semacam ini menyediakan sejumlah besar niche untuk berbagai jenis

siput, cacing, serangga air dan crustacea.

Perpindahan dari laut ke air tawar dan sebaliknya antara lain dihambat oleh

faktor salinitas. Bagi sebagian besar hewan avertebrata air. Perpindahan dari hulu ke

hilir dan sebaliknya dalam suatu aliran sungai tidak merupakan persoalan.

Sebenarnya daratan merupakan penghalang bagi penyebaran dan perpindahan fauna

sungai dan danau. Tetapi penghalang demikian tidak berlaku bagi organisme yang

mampu membentuk telur atau sista. Bentuk-bentuk demikian mudah terbawa angin

atau kaki burung air sampai jarak jauh.

Hewan avertebrata air merupakan bagian dari ekosistem perairan, khususnya

dalam jala makanan yaitu makanan antara makanan-makanan dalam habitat perairan

berdasarkan jumlah species besar dalam siklus kehidupan binatang adalah bahwa

hewan avertebarata air kebanyakan berukuran kecil dan mempunyai umur yang

pendek.

Hewan avertebrata air banayak terdapat di air tawar. Hewan avertebrata yang

hidup di air laut masuk ke perairan tawar, maka ia akan beradaptasi dengan itu akan
muncul hormon osmoregulasi yang berperan untuk cairan tubuh yang banyak jenis

hewan avertebrata air adalah di air tawar. Komponen yang paling besar pada hewan

avertebrata yaitu ada dua : authotrophic dan heterotrophic.

Dalam dunia perikanan hewan avertebatrata sangat penting karena antara lain;

sebagai bahan protein, mengontrol secara biologis, penelitian mengenai genetika,

populasinya. Untuk hal tersebut di atas maka dilakulan suatu penelitian mengenai

jenis, bentuk, ukuran atau dapat dilakukan dengan visual di daerah pantai

Gedambaan Sarang Tiung, kecamatan Pulau Laut Utara Kotabaru.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilakukannya praktek labaratorium ini adalah untuk mengetahui jenis-

jenis dan spesies yang terdapat diperairan laut dan dapat memahami karakter dan

bagian-bagian-bagian dari organisme yang ada di perairan tersebut.

Kegiatan praktik ini berguna bagi kita, dimana kita dapat mengerti dan dapat

menjelaskan dengan baik dan benar tentang fungsi dan karakter serta pembagian

daripada hewan dan spesies yang terdapat di perairan laut.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu hewan merupakan pengetahuan yang mempelajari tentang hewan dan

kadang-kadang disebut dengan biologi hewan. Botani atau biologi tumbuhan

mempelajari tentang tumbuhan, kedua cabang ilmu pengetahuan tersebut bersama-

sama membentuk Biologi (Jasnin, M, 1987).

Makhluk hidup jenis avertebrata air ini dipengaruhi oleh adanya pasang surut,

adanya pasang juga mempengaruhi pergerakan arus, juga turut membantu

percampuran air laut yang relatif lebih berat dari air tawar. Pencampuran ini

mengakibatkan sirkulasi air yang dapat mengangkat nutrient (unsur hara) dari dasar

perairan ke lapisan permukaan. Kejadian ini umumnya menyuburkan perairan dan

dapat menyuburkan nutrient, sebab sirkulasi tidak dapat menghanyutkan nutrient ke

laut, yang mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kelangsungan hidup hewan

avertebrata (Odum, 1971).

Batas toleransi organisme air terhadap derajat keasaman bervariasi tergantung

kepada suhu air, oksigen terlarut, dan adanya berbagai anion dan kation serta jenis

dan stadia organisme (Pescod, 1973). Swingle (1963) menyatakan perairan yang

produktif dan ideal bagi kehidupan ikan dan organisme laut lainnya adalah perairan

dengan derajat keasaman air berkisar antara 6,5 – 8,5. Alabastar (1980) menetapkan

kriteria kualitas air utnuk perikanan kisarannya lebih luas yaitu : 5 – 9.

Hewan avertebrata air terdapat baik diperairan tawar maupun di perairan laut,

yang dimaksud dengan periran tawar adalah segala macam perairan yang buka laut

seperti; danau, sungai, rawa, kolam dan lain sebagainya (Suwignyo, S., 1981).
Jenis hewan avertebrata angat beragam, terdiri dari beberapa

Filumdiantaranya adalah; Mollusca merupakan binatang lunak yang berukuran relatif

besar yang hidup pada dasar perairan yang mempunyai tubuh lunak dan tidak beruas.

Tubuhnya terdiri dari kepala (anterior), kaki (ventral) dan viseral mass, dimana

seluruh tubuhnya ditutupi oleh lapisan mantel yang tipis biasa dilindungi oleh

cangkang. Filum Mollusca terdiri dari beberapa kelas, namun jumlah yang paling

banyak dijumlpai adalah kelas Gasthrophoda yang terdiri dari 35.00 spesies yang

hidup. Contahnya adalah siput.

Filum Anthrophoda adalah merupakan hewan dimana bagian tubuh luarnya

beruas-ruas dan anggota badannya berbuku-buku. Permukaan tubuhnya tertutup

organic exosteleton yang berisi zat tanduk. Filum Anthrophoda menguasai hampir

segala macam habitat laut. air tawar, daratan dan udara sedangkan yang banyak

ditemui adalah kelas crustacea yang tediri dari 30.000 spesies yangkebanyakan

terdapat dilaut.

Adapun ciri-ciri dari kelas Crustacea antara lain :

1. Bernapas dengan insang/seluruh permukaan tubuh

2. merupakan Anthrophoda air dan mempunyai dua pasang antena.

3. Semua/sebagian ruas tubuh (anterior) mengandung apendik yang asli berair.

Contoh : dari kelas Crustacea adalah udang dan kepiting (Wisnu, W., 1990).
III. METODE PRAKTIK

A. Waktu dan Tempat

Praktek Avertebrata Air ini dilaksanankan pada tanggal 19 Desember 2014

Bertempat di Labaratorium Ichtiologi, Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM

Banjarbaru Kalimantan Selatan.

B. Alat dan Bahan

Alat alat yang digunakan pada praktek lab ini adalah :

1. Mikroskop

2. Pinset

3. Pisau

4. Alat tulis

5. Kamera

Sedangkan bahan yang digunakan adalah :

1. Portunus pelagicus (rajungan)

2.

3. Macrobrachium rosenbergii (udang galah)

4. Lumbricus terretris (cacing tanah)

5. Beberapa cangkang species dari fillum Mollusca (Pelecyphoda)


C. Prosedur Kerja

Langkah-langkah praktikum :

 Menyediakan preparat yang akan diteliti

 Meletakkan preparat pada suatu media sehingga mudah diteliti

 Mengamati masing-masing preparat yang akan diteliti sesuai dengan

panduan praktikum

 Manggambar hasil pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Dari praktik Laboratorium yang telah dilakukan maka setelah sampel di

identifikasi dan diketahui jenis masing-masing nya adalah sebagai berikut :

Annelida

1. Mollusca

Achatina fulica (bekicot)

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Family : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina fulica

Struktur luar kerang air tawar

(A) Penampang melintang tubuh Pelecypoda; (B) Penampang melintang cangkok


dan mantel
Struktur dalam kerang air tawar

2. Annelida

A. Polychaeta dengan parapodia B. Polychaeta dengan bagian tubuh


.
Metanefridia pada cacing tanah

a. struktur tubuh cacing tanah (Lumbricus teretris)


b. potongan melintang tubuh
c. bagian system pencernaan didekat kepalka.
Klasifikasi :

Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Cliteluae
Family : Cliteluaeae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terrestris

3. Arthropoda

Macrobrachium rosenbergii (udang galah)

Struktur tubuh Crustacea


Struktur dalam Crustacea
Keterangan :

1. Cephalotorax 11. Arthrodial 19. Uropod


2. Abdomen membrane 20. Endopodit
3. Flagellum 12. Hinge joints 21. Eksopodit
4. Rostrum 13. Abdominal 22. Meropodit
5. Mata majemuk Pleura 23. Basipodit
6. Tangkai mata 14. Telson 24. Coxopodit
7. Karapax 15. Antenula 25. Ischiopodite
8. Duri antenal 16. Antena 26. Karpopodit
9. Duri hepatik 17. Periopod 27. Daktilopodit
10. Maksiliped 18. Pleopod 28. Propodit

 Jumlah gerigi atas rostrum : 15

 Jumlah gerigi bawah rostrum : 13

 Kaki renang : 5 pasang

 Kaki jalan : 3 pasang

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibula
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Malacostracea
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Natantia
Family : Palaemonidae
Genus : Macrobrachium
Spesies : Macrobrachium rosenbergii
Keterangan :
Tampak dorsal dan ventral
1. Karapaks 17. Karpodit
2. Mata 18. Meropodit
3. Tangkai mata 19. ischiopodite
4. Orbit 20. Basipodit
5. Dahi 21. Coxopodite
6. Protogastrik 22. Abdomen
7. Mesogastrik 23. Pleopod
8. Metagastrik 24. Thoracic sterna
9. Epibrankial 25. Maksiliped ke-3
10. Lekuk servik 26. Palpus
11. Mesobrankial 27. Antena ke-1
12. Kardiak 28. Periopod ke-1
13. Pascakardiak 29. Periopod ke-2
14. Median pascakardiak 30. Periopod ke-3
15. Daktilopodit 31. Periopod ke-4
16. Propodit 32. Periopod ke-5
4. Mollusca air tawar dan air laut
A. Pembahasan

Pada pelaksanaan prakik sampel diambil dari medium yang telah ditentukan

baik dengan menggunakan alat atau dengan pengambilan langsung dengan tangan

praktikan sendiri.

Daerah pengambilan sampel yang berupa daerah bebatuan-berlumpur dan

pepohonan bakau. Sampel yang dilihat secara visual (mata telanjang) diambil dalam

jumlah terbatas dari setiap jenis yang ada.

Organisme atau biota yang diambil menjadi sampel pengamatan kemudian

dimasukkan ke dalam formalin untuk penelitian lebih lanjut yang diadakan di

laboratorium. Beberapa biota yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Mollusca

Bellamya, Pila, Brotia, Melanoides dan Lymnaea adalah marga-marga gastropoda

yang hidup disungai, anau, ataupun rawa-rawa yang banyak ditumbuhi tanaman

air. Hidup sebagai perphyton tergolong herbivora, memakan tumbuhan air dan

alga. Lymnaea merugikan manusia karena merupakan inang perantara bagi

cacing Fasciola hepatica/cacing hati.

Jenis-jenis gastropoda yang hidup di air payau adalah Cerithidae, Telescopium

dan Terebralia. Hewan-hewan itu banyak dijumpai di lantai hitan bakau dengan

dasar pasi berlumpur dan memakan serasah.

Insang primitif berjumlah satu/dua buah yang tersusun dalam dua baris filamen;

jantung beruang tiga; nefrida berjumlah dua buah.

Cangkang Turbo bruneus mempunyai tinggi 6 cm dan lebar 4 cm dan permukaan

cangkang turbo bruneus tidak licin dan mengkilap, melainkan berjalur-jalur

kosentris yang menonjol, berwarna hijau muda dan mengapur. Kedua jenis
hewan tersebut mempunyai overcolum dengan tife pausispiral yang berbentuk

cembung pada permukaan luarnya serta berbintik hitam kehijauan ditenahnya.

Overcolum seperti itu merupakan ciri khas suku turbinidae, yaitu tebal, cembung

pada bagian luarnya dan terbuat dari zat kapur. Hidup di daerah pasang surut

pada bebatuan karang yang banyak ditumbuhi alga.

Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.

Pada tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk

membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi

sebagai indera peraba dan pembau. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang

dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut

atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Selanjutnya terdapat kerongkongan,

kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di anus. Gastropoda

umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora.

Pernafasan bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru,

sedangkan Gastropoda yang hidup di air, bernafas dengan insang.

Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil ekskresi

dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem

peredaran darah terbuka.

Jantung terdiri dari serambi dan bilik (vebtrikel) yang terletak dalam rongga

tubuh.

Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak (ganglion

cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan ganglion kaki

(pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal,
sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh

bagian tubuh.

Di dalam ganglion pedal terdapat statosit yang berfungsi sebagai alat

keseimbangan.

Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau

disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu

melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina

fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput

perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).

Kelas Bivalvia atau Pelecypoda

Hewan ini memiliki dua kutub (bi = dua, valve = kutub) yang dihubungkan oleh

semacam engsel, sehingga disebut Bivalvia. Kelas ini mempunyai dua cangkok yang

dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya.

Cangkok ini berfungsi untuk melindungi tubuh. Cangkok di bagian dorsal tebal dan

di bagian ventral tipis. Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki

untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir.

Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

 Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai

pelindung.

 Lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma .

 Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari

lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.


kaki hewan ini berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan ke luar. Hal ini

sesuai dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki). Kerang bernafas

dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran

(lamela) yang banyak mengandung batang insang. Sementara itu antara tubuh dan

mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air.

Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya

bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk

keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan

kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini dicerna

di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan

dikeluarkan melalui anus.

Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua.

Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan

memahami daur hidup

Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium.

Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh

sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang

menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait

dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel

pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan

membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
Peran Mollusca bagi manusia

Mengapa banyak orang yang suka makan cumi-cumi, kerang, bekicot, keong atau

sotong? Alasannya cukup sederhana, di samping rasanya enak, ternyata hewan ini

memiliki kandungan protein yang tinggi. Bagaimana, pernahkah Anda memakannya?

Jika pernah, bagaimana rasanya? Hewan ini juga bisa dibudidayakan dan Andapun

bisa memelihara hewan ini seperti: tutut, bekicot atau keong dapat dipelihara di

kolam.

Selain sebagai bahan makanan yang bergizi, cangkok hewan ini bisa dimanfaatkan

untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang

suka mengumpulkan berbagai macam cangkang Mollusca untuk koleksi atau

perhiasan. Bahkan ada cangkang Mollusca yang digunakan untuk bahan mainan,

seperti kuwuk.

Sejak abad ke-17 mutiara merupakan barang perhiasan mewah yang diburu kaum

jutawan dan harganya cukup mahal. Pernahkah Anda berpikir, darimana mutiara itu

dihasilkan? Mutiara dihasilkan dari tiram mutiara seperti Pinctada margaritifera dan

Pinctada mertensi dari kelas Pelecypoda (Bivalvia).

Mutiara ini ada yang dihasilkan secara alami, dan adapula yang dibudidayakan. Saat

ini banyak orang yang membudidayakan tiram untuk menghasilkan mutiara. Caranya,

benda asing (kerikil, pasir atau arang) dimasukkan diantara mantel dan cangkok

tiram. Ketika benda asing itu ada di tubuhnya, tiram berusaha mengeluarkan dengan

cara membungkusnya dengan lendir. Lendir ini akhirnya mengeras dan menjadi

mutiara.
Memang Mollusca merupakan hewan yang akrab dengan kehidupan manusia, karena

jenis hewan ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bergizi atau untuk barang

perhiasan. Hewan ini hidup di darat, air tawar dan di laut.

Apakah mollusca itu ?

Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik,

bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok

berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar)

yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun

ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita

atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang

bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya.


(a) kerang, (b) siput, (c) cumi-cumi
Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk

seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata.

Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain halnya dengan

kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan

di lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak punya cangkok,

kakinya terletak di bagian kepala yang berfungsi untuk menangkap mangsa.

Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai

radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di

samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik.

Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas

Cephalopoda.

Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau

oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga

pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang

ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya

terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.


2. Arthropoda (Crustacea)

Anggota kelas Crustacea pada umumnya merupakan hewan aquatik. Pembagian

tubuh sudah jelas, terdiri dari bagian kepala – dada – perut. bagian kepala dan

dada menyatu dan disebut Cephalothorax. Bagian kepala merupakan penyatuan

sebuah segmen, ada pula sepasang antena, sepasang mandibula dan 2 pasang

maxliped dan 4 pasang periopod.

Dua pasang antena pre-oral, paling sedikit 3 pasang alat tubuh post oral berfungsi

sebagai rahang, beberapa diantaranya struktur – struktur tersebut dapat tidak

ada/sama sekali hilang pada hewan dewasa jenis-jenis yang parasit.

Anggota tubuh terbagi atas 3 fagmata : 5 dikepala, 8 didadada dan 6 diperut.

Sepasang mata, bertangkai atau sesil, bukaan kelamin betina disegmen dada

kebangsa decapoda (divisi : Eucarida).

Tiga anggota tubuh bagian awal dada termodifikasi menjadi maksiliped, beberapa

rangkaian insang melekat pada dasar anggota tubuh bagian dada dan pada dinding

dada.

A. Ciri-ciri Arthropoda
 Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut

(abdomen).

 Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari

kitin.

 Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap-

tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh.

 Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal

(punggung) rongga tubuh.


 Sistem pernafasan Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang,

sedangkan yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau

permukaan kulit dan trakea.

 Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat

indera.

 Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat

peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran

(pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada Curstacea.

 Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi.

Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam

tubuh).

B. Klasifikasi (penggolongan) Arthoproda

Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas,

yaitu:

Kelas Crustacea (golongan udang).

Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).

Kelas Myriapoda (golongan luwing).

Kelas Insecta (serangga).

Untuk dapat memahami klasifikasi Arthropoda secara menyeluruh, perhatikan bagan

berikut ini.
Hewan-hewan kelompok Arthropoda
CIRI KELAS
1. Crustacea 2. Arachnida 3. Myriapoda 4. Insecta
Tubuh a. Mempunyai Terdiri atas 2 a. Chilopoda: Terdiri atas
rangka yang bagian : kepala- kepala dan kepala, dada
keras dada dan perut badan gepeng dan abdomen
b. Terdiri atas 2 (dorso ventra) (perut)
bagian : b. Diplopoda :
kepala-dada kepala dan
dan perut badan silindris

Kaki 1 pasang pada 4 pasang pada 1 pasang atau 2 3 pasang pada


setiap segmen kepala - dada pasang pada setiap dada atau tidak
tubuh ruas ada
Sayap Tidak ada Tidak ada Tidak ada 2 pasang atau
tidak ada
Antena 2 pasang Tidak ada a. Chilopoda : 1 1 pasang
pasang dan
panjang
b. Diplopoda : 1
pasang dan
pendek

Organ Insang atau seluruh Paru-paru buku Trakea Trakea


Pernafasan permukaan tubuh
Tempat Air tawar, air laut Di darat Di darat Di darat
hidup

 Crustacea

Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:

A Struktur Tubuh

 Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan

dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan)

tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.

Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:

 2 pasang antena

 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya

 1 pasang maksilla

 1 pasang maksilliped

 Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan

menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap

ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau

menempel di dasar perairan.

b. Sistem Organ

 Sistem pencernaan

Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat

pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan

esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini

memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua
sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui

alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.

 Sistem saraf

Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan

alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata

majemuk (facet) yang bertangkai.

 Sistem Peredaran darah

Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah

beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin,

melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.

 Sistem pernafasan

Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang

bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.

 Alat reproduksi

Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea

rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat

kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara

eksternal (di luar tubuh)

 Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit.

Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang

masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu
melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya:

udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap

udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali

melalui proses regenerasi.

 Klasifikasi Crustacea

Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:

 Entomostraca (Udang tingkat rendah)

Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:

o Branchiopoda

o Ostracoda

o Copecoda

o Cirripedia

 Malakostraca (Udang tingkat Tinggi)

Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:

 Isopoda

 Stomatopoda

 Decapoda

 Entomostraca (Udang tingkat rendah)

Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton, adalah

melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan.

 Peran crustacean bagi kehidupan manusia


Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:

 Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan

kepiting.

 Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber

makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.

Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:

 Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.

 Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.

 Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.

3. Annelida

Hewan Phylum Annelida (latin Annul/annelus = cacing gelang, yunani ; eidos =

bentuk) dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh anggota phyllum ini bersegmen,

dengan metamerisme sebagai ciri utamanya ; pembagian rongga tubuh, system

persyarafan, peredaran darah dan sistem ekresinya metamerik. Saluran pencernaan

lengkap (mulut-usus-anus) berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi

dengan epidermis ataupun insang. Organ reproduksi hermaprodit.

Annelida dibagi dalam 4 kelas yaitu archiannelida, Polychaeta, Oligochaeta dan

Hirudinea. Lumbricus, bukaan vasa de ferentia pada segmen pasterior sesudah

segmen testikular berbagai jenis cacing tanah tergolong bangsa ini.

Annelida berasal dari kata Annulus = cincin kecil. Artinya tubuh menyerupai cincin

kecil atau ruas. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf

yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Alat

pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan anus. Mulut
dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung

belakang. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh

dan berlangsung secara difusi.

Sistem peredaran darah tertutup. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki

klitelum sebagai alat kopulasi. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian

ada yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).

Annelida terbagi atas tiga kelas, yaitu:

1. Polychaeta

2. Olygochaeta

3. Hirudinea

a. Polychaeta (cacing berambut banyak)

Ciri-ciri:

Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air

laut. Tubuh memanjang dan mempunyai segmen. Setiap segmen mempunyai

parapodia dan setiap parapodia memiliki setae, kecuali pada segmen terakhir.

Contoh cacing ini adalah :

1. Eunice viridis (cacing wawo)

2. Lysidice oele (cacing palolo)

3. Nereis virens (kelabang laut)


b. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)

Ciri-ciri:

 Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat.

 Hermafrodit, tidak mempunyai parapodia dan terdapat beberapa setae pada

pada setiap ruas

Contoh:

 Pheretima posthurna (cacing tanah – Asia)

 Lumbricus terrestris (cacing tanah – Eropa dan Amerika)

 Perichaeta (cacing hutan)

 Tubifex (cacing air)

Lumbricus terretris

Lumbricus terrestris dikenal dengan cacing tanah,dan ciri-cirinya sebagai berikut

Tubuh dengan segmen yang jelas, berjumlah 15 – 200 buah.Alat eksresi berupa

sepasang nefridia pada setiap segmen dan disebut metanefridia.Pada setiap segmen

terdapat setae kecuali pada segmen pertama dan terakhir.Hewan ini hermafrodit,

tetapi pembuahan sendiri tidak akan terjadi melainkan pembuahan silang yakni pada

waktu dua hewan mengadakan kopulasi.Pada segmen ke 32 sampai segmen ke 37

terdapat klitelum sebagai alat kopulasi.Bernafas dengan menggunakan seluruh

permukaan tubuh yang lembab.Darah terdiri dari plasma darah, mengandung


haemoglobin hingga berwarna merah, sedangkan butir-butir darahnya tidak

berwarna.Sistem saraf merupakan sistem saraf tangga tali. Sistem pencernaan

makanan sempurna, yaitu mulai dari mulut, faring, atau esofagus, tembolok,

lambung, usus dan anus.

Hirudinea

Ciri-ciri Hirudinea:

Banyak terdapat di air tawar, air laut atau di darat.Tubuh tidak memiliki parapodia

atau setae dan memiliki alat penghisap pada bagian anterior dan posterior.Pada hewan

hermafrodit, lubang genetalia jantan terletak di muka lubang genetalia betina.Sistem

pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak

pada bagian dorsal.Peredaran darah tertutup dan pernafasan berlangsung melalui

kulit.Pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap

segmen.Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang menghasilkan sekret yang

mengandung bahan anti koagulasi (mencegah penggumpalan darah).


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang didapat oleh praktikan-praktikan

kelompok ini, antara lain ;

- Avertebrata adalah hewan yang tidak mempunyai ruas tulang belakang

yang terdapat baik diperairan darat maupun laut.

- Pada umumnya hewan avertebrata berukuran kecil, sangat komplek dan

berumur pendek.

- Dalam dunia hewan moluska merupakan filum yang terbesar.

- Moluska dapat dijumpai disemua perairan, baik itu laut-tawar maupun

payau.

- Moluska mempunyai lima (5) kelas besar.

B. Saran

Didalam melaksanakan praktik laboratorium sudah baik, namun perlu

ditingkatkan lagi pelaksanaannya agar didapatkan pengamatan data yang lengkap dan

pelaksanaan praktek praktikum. jangan berdekatanan dengan ujian semester agar

perisapan ujian tidak terganggu.


DAFTAR PUSTAKA

Ananda Yulia. 1992. Usulan penelitian Skripsi sebaran Zoobenthos dan beberapa
lingkungan Abiotik.

Alabaster dan Lioyd. 1980. Water quality criteria for fresh water fish published by
arrangement with the food ang agriculture organitation of united nation butter
worth, London, Boston, Sydney, Wellington, Durban, Toronto. 653 pages

Jasin Maskoeri. Drs. 1987. Sistematik Hewan (Invertebrata dan vertebrata).


Penerbit Sinar Wijaya. Surabaya.

Odum. 1971. Fundamental of ecology. Third edition B. Sounders Company. Toronto,


574 pages.

Pescod, M. B. 1973. Investigation of rational Effluent and stream standart for


tropical countries AIT. Bangkok. 59 pages.

Radiopoetro. Drs. Prof. 1977. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Swingle. H. S. 1963. Methoda of analysis for waters organic matter and pond
bottom soils used in fisheries. Acburn Univ. 105 pages.

Sugiarti Suwignyo. 1981. Diktat kuliah Avertebrata air. FI-IPB. Bogor.

Wardana Wisnu dan Oemarjati S. Boen. 1990. Taksonomi Avertebrata. Pengantar


praktikum. Labotarium. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

You might also like