You are on page 1of 7

ACARA III

DESTILASI

A. Tujuan Praktikum
1. Dapat memisahkan suatu senyawa dalam suatu sampel dengan metode
destilasi sederhana,
2. Mengetahui pengaruh perbedaan pelakuan pendahuluan bahan terhadap
rendemen dan mutu sampel hasil destilasi,
3. Dapat memahami proses yang berlangsung pada saat destilasi.

B. Tinjauan Pustaka
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial
oils atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan
yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Minyak
atsiri dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada
suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau
wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam
pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri jeruk purut
mengandung sitronelal yang cukup tinggi, sitronelol, geraniol dan linalol.
Manfaat komponen aktif minyak atsiri ini dalam industri makanan sebagai
penyedap dan penambah cita rasa. dalam farmasi sebagai anti nyeri dan anti
bakteri, dalam industri bahan pengawet sebagai insektisida. Perlakuan
terhadap jeruk purut sebelum penyulingan sangat mempengaruhi rendemen
minyak atsiri jeruk purut yang dihasilkan. Jika saat perajangan dilakukan
pada ruangan terbuka dan waktu yang lama, maka rendemen minyak yang
dihasilkan berkurang karena sebagian telah menguap. Sebaiknya melakukan
perajangan dengan menggunakan alat perajang tertutup dan suhu rendah
(Simanihuruk, 2013).
Minyak ini bersifat tidak stabil dan mudah mengalami penyatuan
molekul kembali secara intra molekuler. Sifat minyak atsiri mudah menguap
dan mudah teroksidasi oleh adanya panas, udara (oksigen), kelembaban, serta
dikatalisis oleh cahaya dan beberapa kasus dikatalisis oleh logam. Oleh
karena itu, minyak atsiri harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya (Nugraheni, 2009). Minyak atsiri
merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang bukan merupakan
senyawa murni tetapi tersusun atas beberapa komponen yang mayoritas dari
golongan terpenoid (Wijayanti dkk., 2013).
Salah satu teknik ekstraksi yang sering digunakan adalah proses
destilasi. Cara ini populer untuk ekstraksi minyak dari tanaman. Meskipun
caranya masih konvensional, tetapi teknik ini relevan dan disukai untuk
proses industri dan penelitian, karena sistemnya murah, mudah dibersihkan,
produktifitas dan biaya operasinya yang juga tidak mahal, sehingga metode
ini mempunyai beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan metode lain
(Kasuan et al, 2010).
Distilasi adalah pemisahan komponen suatu campuran bahan cair
dengan cara penguapan, sehingga uap yang mengandung proporsi bahan yang
mudah menguap yang lebih tinggi daripada yang tertinggal, yaitu bahan cair.
Kegunaan utama distilasi di dalam industri pangan adalah untuk
mengentalkan minyak atsiri, bahan penyegar beralkohol dan beraroma.
Hubungan keseimbangan di dalam distilasi diatur oleh tekanan uap yang
relatif komponen campuran (Earle, 1969).
Destilasi adalah suatu proses penguapan dan pengembunan kembali,
yang dimaksudkan untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair ke
dalam fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih mereka. Umumnya
destilasi berlangsung pada tekanan atmosfer, dan campurannya dapat
dinyatakan dalam kurva-kurva komposisi atau suhu, atau kurva-kurva
komposisi cairan/uap (biasa disebut diagram y/x pada tekanan konstan)
(Tjokroadikoesoemo, 1985).
Distilasi dilaksanakan dalam praktek menurut salah satu dari dua
metode utama. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan
mendidihkan campuran zat cair yang akan dipisahkan dan mengembunkan
(kondensasi) uap tanpa ada zat cair yang kembali ke dalam bejana didih. Jadi,
tidak ada refluks. Metode kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari
kondensat ke bejana didih dalam suatu kondisi tertentu sehingga zat cair yang
dikembalikan ini mengalami kontak akrab dengan uap yang mengalir ke atas
menuju kondensor. Masing-masing metode ini dapat dilaksanakan dalam
proses kontinu (sinambung) maupun proses tumpak (batch) (McCabe, 1993).
Untuk mencapai kemurnian yang tinggi, maka destilasi harus
dilakukan secara bertingkat. Destilator memiliki beberapa bagian penting
yaitu boiler, kolom beer, kolom rectifier, pre-heater dan kondensor. Boiler
berfungsi untuk menghasilkan uap panas bertekanan tinggi yang akan
digunakan untuk mencuci beer pada kolom destilasi. Kolom Beer berfungsi
untuk mencuci beer sehingga menghasilkan ethnaol dengan kemurnian
rendah, sedangkan kolom rectifier berfungsi untuk memurnikan ethanol
sampai tingkat kemurnian diatas 95 %. Pre-heater berfungsi sebagai tempat
pertukaran panas antara bahan yang masuk kolom destilasi dan uap panas
yang keluar dari destilasi sehingga bahan masuk mengalami pemanasan dan
uap panas mengalami pendinginan. Pendinginan uap panas akan
menyebabkan kondensasi jika kemurnian ethanol masih rendah. Ethanol
dengan tingkat kemurnian yang masih rendah akan dikembalikan menuju
kolom rectifier untuk dimurnikan lebih lanjut. Kondensor berfungsi untuk
mengkondensasi ethanol yang lolos dari tangki pre-heater untuk selanjutnya
menuju tabung penampung (Guritno, 2011).
Destilasi uap menggunakan energi panas dalam proses ekstraksi dan
terkenal dengan metode teknologi. Sebuah uap diproduksi di sebuah stasiun
satelit (boiler) dan diberi makan hingga saat ini masih mana bio-material akan
direbus untuk mengekstrak bagian dalam minyak dan yang diperlukan
mengekstrak minyak didinginkan dalam kondensor. Kepadatan metode beda
digunakan untuk memisahkan campuran cairan (air dan minyak) dalam
pemisah. Pasokan energi termal dapat dikendalikan sesuai dengan jenis
minyak yang akan disuling. Hal ini juga cara terbaik untuk efisiensi energi
yang adalah salah satu dari input mahal utama dalam penting minyak industri
untuk produksi massal. Sebuah sistem distilasi uap dapat digunakan untuk
berbagai jenis tanaman aroma sebagai sama waktu (Kebede, 2008).
Destilasi membran adalah teknik membran yang meyertakan transport
uap air melalui pori membran hidrofobik oleh karena tekanan uap daya
penggerak dipengaruhi oleh suhu dan atau perbedaan konsentrasi yang
melewati membran (Desmukh dan Tajane, 2010). Destilasi membran
merupakan proses pemisahan yang mengkombinasikan massa dan transfer
panas secara bersamaan melalui membran hidrofobik. Transfer panas dalam
proses ini dibawa secara evaporasi oleh zat terlarut yang mudah diuapkan
atau pelarut yang mudah diuapkan (Cath dkk, 2003).
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap rendemen dan mutu
minyak atsiri umumnya dan minyak kayu manis khususnya antara lain adalah
metode destilasi (penyulingan), kondisi bahan (ukuran dan kadar air), kondisi
penyulingan (lama penyulingan, kepadatan dan cara penyusunan bahan dalam
ketel destilasi) dan perlakuan terhadap minyak hasil penyulingan. Mengingat
komponen utama minyak kayu manis adalah senyawa sinamaldehida yang
dapat sedikit larut dalam air, maka metode penyulingan yang dianjurkan
adalah penyulingan uap langsung (steam distillation) atau dengan pengukusan
(water and steam distillation). Metode penyulingan dengan cara direbus
(water distillation) tidak dianjurkan karena akan mengurangi kandungan
sinamaldehida dalam minyak (Sumangat, 2003).
Teknologi tradisional mengenai pemrosesan minyak esensial masih
dipergunakan. Destilasi air, destilasi air dan steam, destilasi kukus, kohobasi,
maserasi dan enfleurage adalah yang paling tradisional dan masih digunakan.
dari semua metode tersebut yang paling populer dan murah adalah destilasi
kukus (Kamaliroosta, 2012). Keuntungan lain metode ini adalah penetrasi uap
yang terjadi secara merata ke dalam jaringan bahan. Selain itu suhu dapat
dipertahankan sampai 100ºC, harga alat lebih murah, dan rendemen minyak
lebih besar dibandingkan dengan penyulingan air. Kelemahan metode
distilasi uap dan air adalah ketel yang digunakan umumnya tidak mampu
memproduksi uap yang banyak (Simanihuruk, 2013)
C. Metodologi
1. Alat
a. Unit destilasi,
b. Timbangan,
c. Alat perajang, dan
d. Piknometer.
2. Bahan
a. Daun jeruk yang telah diperam 1 hari, dan
b. Daun jeruk yang dirajang.
3. Cara kerja
Ditimbang daun jeruk yang telah dilakukan perlakuan
pendahuluan pemeraman atau perajangan

Dimasukkan daun jeruk yang telah dilakukan perlakuan


pendahuluan ke dalam destilator secara terpisah

Diatur, disetel, dan dicek semua unit destilasi

Dinyalakan api, dihidupkan pompa air, dicatat jam mulai


prosesnya

Dipastikan tidak terjadi kebocoran uap, dan dicatat jam


terjadinya tetesan pertama

Dimatikan api, dicatat jam berakhirnya proses destilasi

Dihitung rendemen dan massa jenis minyak atsiri


DAFTAR PUSTAKA

Cath, T.Y., dkk. 2003. Experimental Study of Desalination Using Direct Contact
Membrane Distillation: a New Approach to Flux Enhancement. Journal of
Membrane Science 228.
Deshmukh, Samir K. and Tajane, Mayur M. 2010. Performance Enhancement of
Membrane Distillation Process in Fruit Juice Concentration by
Membrane Surface Modification. International Journal of Chemical and
Biological Engineering. India.
Earle, R. L. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Sastra Hudaya.
Bogor.
Guritno, Bambang., dkk. 2011. Desain Unit Pengolahan Bioetanol Untuk Petani
Di Desa Ngajum Kecamatan Sumber Pucung Kabupaten Malang. Jurnal
Rekayasa Mesin Vol.2, No. 1 Tahun 2011 : 83-91
Kamaliroosta L, Gharachorloo M., Kamaliroosta Z. and Alimohammad Zadeh K.
H. 2012. Extraction of Cinnamon Essential Oil and Identification of Its
Chemical Compounds. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 6(4),
pp. 609-614. ISSN 1996-0875.
Kasuan, Nurhani, Zakariah Yusuf, Mohd Nasir Taib, Mohd Hezri Fazalul
Rahiman, Nazurah Tajuddin, Mohd Azri Abdul Aziz. 2010. Robust Steam
Temperature Regulation for Distillation of Essential Oil Extraction
Process using Hybrid Fuzzy-PD plus PID Controller. Journal World
Academy of Science, Engineering and Technology 71.
Kebede, Abebe, dkk. 2008. The Design and Manufacturing of Essential oil
Distillation Plant for rural poverty Alleviation in Ethiopia. Ethiopian
Journal of Environmental Studies and Management Vol. 1 no.1
McCabe, Warren L dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia, Edisi Keempat, Jilid 2.
Erlangga. Jakarta.
Simanihuruk, Naomi. 2013. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Purut
(Citrus Hystrix D. C.) di Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru sebagai
Bahan Aktif Minyak Gosok. Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian.
Sumangat, Djajeng dan Ma’mun. 2003. Pengaruh Ukuran dan Susunan Bahan
Baku serta Lama Penyulingan terhadap Rendemen dan Mutu Minyak
Kayu Manis Srilangka. Buletin TRO Vol. XIV, No.1, 2003, Hal. 25-34.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
Tjokroadikoesoemo, P Soebiyanto. 1985. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wijayanti, Wahyu Agustina, Yulfi Zetra, dan Perry Burhan. 2013. Minyak Atsiri
dari Kulit Batang Cinnamomum Burmannii (Kayu Manis) dari Famili
Lauraceae sebagai Insektisida Alami, Antibakteri, dan Antioksidan.
Publikasi Ilmiah. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

You might also like