You are on page 1of 20

68

III. ANALISA ALGAE DAN PROTOZOA DARI ALAM

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Sekitar lingkungan kita terdapat banyak makhluk hidup seperti
halnya algae dan protozoa. Menurut kita oragnisme tersebut tidak tampak
jelas perannya. Namun setelah kita analisi ternyata algae dan protozoa
memiliki peran yang sangat penting khusunya bagi kehidupan manusia.
Ganggang dan protozoa milik kerajaan Protista. Sebenarnya, ada empat
kerajaan lain di mana semua organisme dikelompokkan ke dalam. Empat
lainnya adalah kerajaan: Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Protista
dikenal paling penting dalam kehidupan, sebab dalam ekosistem perairan,
mereka merupakan produser yang kehadirannya mendukung komunitas
yang ada disana.
Algae (tunggal : alga) adalah tanaman mikroskopik, fotosintetis,
dalam bentuk yang sangat sederhana, tidak berakar, berbatang maupun
berdaun. Berukuran sel tunggal yang kecil, di dalam air memberikan
warna hijau, mencabang dengan tembus pandang mata dengan kebanyakan
menampilkan lumut hijau. Algae sel tunggal kadang-kadang juga disebut
diatomeae, terdapat melekat pada silika kerang. Anacystis, Anahaena, dan
Aphanizomenon merupakan algae hijau yang akan nampak pandang mata
dalam bentuk rumput pendek terikat jika tersuspensi dalam air.
Protista ini sering disebut juga protozoa yang berarti hewan pertama.
Kelompok tersebut merupakan makhluk hidup bersel tunggal, mempunyai
variasi bentuk yang kompleks dan kebanyakan dapat bergerak dengan cara
yang berbeda. Seperti halnya hewan, protozoa adalah konsumen, jadi
hanya dapat hidup dengan mengambil makanan dari makhluk hidup lain.
Protozoa berperan sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan
terutama di lingkungan perairan. Dalam hal ini Protozoa berperan sebagai
zooplankton (plankton hewan) yang menjadi makanan bagi
organismeorganisme perairan yang lebih besar. Peran penting lainnya,
69

yaitu mereka dapat menjaga keseimbangan ekologis pada banyak


komunitas baik dalam lingkungan daratan basah maupun di lingkungan
perairan. Protozoa semacam ini adalah Protozoa saprofitik dan Protozoa
pemakan bakteri.
Perlunya mengenal dan mempelajari kelompok-kelompok
mikroorganisme yang termasuk dalam golongan protista dikarenakan
perannya yang begitu penting dalam kehidupan manusia. Baik yang
menguntungkan maupun merugikan, sehingga kita dapat mengadakan
langkah yang tepat dalam menghadapi keberadaan protista. Sebagai
mahasiswa pertanian sangat penting menganalisa algae dan protozoa.
Karena organisme memiliki banyak manfaat yang dapat kita terapkan pada
bidang pertanian.

2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum mikrobilogi pertanian ini adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui cara mengisolasi algae dan protozoa dari alam.
b. Mengetahui cara mengidentifikasi secara visual algae dan protozoa dari
alam.
c. Memahami perbedaan antara algae dan protozoa.
d. Mengetahui peranan algae dan protozoa dalam lingkungan pertanian.
70

B. Tinjauan Pustaka

a. Protista
Alga atau ganggang laut (seaweed) adalah bagian terbesar dari
tumbuhan laut, dimana secara morfologi dapat dikelompokkan kedalam
golongan tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta) karena tidak
memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan
daun.(Marina, 2011)
Protozoa merupakan salah satu kelompok fauna bersel tunggal.
Kebanyakan dari spesies protozoa terutama yang hidup dalam tanah
merupakan organisme mikroskopik yang hanya bisa diamati dengan
menggunakan mikroskop. Peran utama protozoa adalah menyobek,
menginokulasi dan mengubah serasah tanaman secara kimia, Protozoa
juga meningkatkan mineralisasi dan penyerapan N tanaman melalui rantai
makanan. (Ea Kosman, Subowo 2010)
Protista merupakan salah satu dari lima kingdom sistem klasifikasi,
meliputi organisme bersel tunggal atau bersel banyak tetapi tanpa
diferensiasi yang jelas, ukurannya sangat kecil, diameter antara 0,1 – 200
, kebanyakan uniseluler, beberapa hidup berkoloni, ada yang mampu
mensintesis makanan sendiri (fotosintesis) dan banyak pula anggotanya
yang mempunyai flagella sehingga mampu berpindah tempat. Sebelum
biokimia dan mikroskop elektron berkembang, protista memiliki sifat
antara tumbuhan dan hewan sehingga sejak tahun 1866 HAECKEL
memasukkan organisme intermediate antara tumbuhan dan hewan ke
dalam dunia tersendiri yaitu protista. Protista juga berbeda dari Fungi
(jamur), secara evolutif memiliki jalur perkembangan tersendiri. Hingga
kini dalam pengklasifikasian organisme, Protista tetap sebagai Kingdom
tersendiri. Seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini Protista
dibedakan atas protista prokariotik, eukariotik dan non seluler. Protista
prokariotik dicirikan oleh tidak adanya membran inti, mitokondria,
plastida seperti bakteri sehingga Cyanophyta kemudian beralih nama
menjadi Cyanobacteria. Protista eukariotik dicirikan oleh adanya
71

membran inti yang jelas, DNA berasosiasi dengan protein histone,


mitokondria dan kloroplast.(Soeprabowati, 2016).
b. Manfaat dan peran algae dan protozoa bagi lingkungan.
Alga memiliki banyak peranan bagi manusia baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan. Alga hijau (Chlorophyta) berperan sebagai plankton
dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar, dapat dipakai
sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella, dan penghasil O2 dari proses
fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air. Peran negatif(merugikan)
dari alga/ganggang hijau ini dapat mengganggu bila perairan terlalu subur,
sehingga air akan berubah warna dan berbau. Alga keemasan (Chrysophyta)
memiliki peran yaitu diatomnya berguna sebagai bahan penggosok, bahan
pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap
suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam, campuran semen, bahan
peledak. Alga coklat juga memiliki berbagai peranan bagi kehidupan khususnya
manusia, contohnya Gymnodinium breve merupakan
penghasil brevetoksin (toksin saraf) sehingga dmanfaatkan sebagai industry
makanan atau farmasi, Macrocystis dan Laminaria sebagai penghasil algin atau
asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim,
pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, Laminaria lavaniea
dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi,
sedangkan kandungan folfornya rendah. Laminaria digitalis sebagai penghasil
yodium untuk obat penyakit gondok. Sargasum dan Turbinaria penghasil ekstrak
berupa senyawa natrium alginat. Alginat berperan dalam pembuatan obat anti
bakteri, antitumr, penurunan darah tinggi dan mengatasi gangguan kelenjer. Ada
alga merah (Rhodophyta) yang memiliki banyak sekali peran, yaitu sebagai
penyedia makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di
laut, sebagai bahan makanan bagi manusia juga misalnya Chondrus
crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus
crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan
untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut, medium
biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam
banyak makanan, perekat tekstil, dan sebagai obat pencahar (laksatif) (Pandani,
2015).
72

Salah satu pemanfaatan alga oleh manusia yaitu rumput laut.


Rumput laut (alga) merupakan makroalga yang umumnya memiliki thallus
dan pigmen fotosintetik untuk memproduksi makanan dan oksigen dari
karbondioksida dan air. Rumput laut diklasifikasikan berdasarkan warna
pigmennya. Rumput laut hijau (Chlorophyta) mengandung klorofil
sebagai pigmen utamanya. Alga coklat (Phaeophyta) mengandung pigmen
fucoxantin. Alga merah (Rhodophyta) mengandung pigmen-pigmen
seperti phycoerythrine, phycocyanin,phycobilins, klorofil a,β-karoten, dan
xanthophyl. Rumput laut mengandung berbagai metabolit yang
bermanfaat bagi manusia. Dibandingkan dengan rumput laut hijau dan
coklat, rumput laut merah (Rhodopyta) merupakan jenis rumput laut yang
paling banyak mengandung senyawa metabolit primer dan sekunder.
Rumput laut merah dikenal sebagai penghasil phycocolloids seperti
agarose, agar, karagenan, dan metabolit sekunder penting lainnya
(Amaranggana dan Wathoni, 2017).
Alga laut merupakan sumber yang kaya akan senyawa bioaktif
struktural beragam dengan berbagai aktivitas biologis. Baru-baru ini,
pentingnya alga sebagai sumber zat bioaktif baru berkembang pesat dan
berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa alga laut berasal senyawa
menunjukkan berbagai aktivitas biologis. Dewasa ini, banyak penelitian
yang membuktikan bahwa produk laut memiliki banyak kegunaan dalam
berbagai bidang, seperti nutraseutikal, farmaseutikal, maupun
kosmeseutikal. Kosmeseutikal merupakan produk kosmetik yang
memiliki efek medis sehingga dapat mempengaruhi fungsi biologis kulit
dikarenakan jenis zat bioaktif yang dikandungnya. Alga laut berpotensi
tinggi sebagai sumber bahan baku kosmeseutikal. Kandungan senyawa
bioaktif dalam alga laut yang berpotensi dalam bidang kosmesetikal
diantaranya MAA, fenol, fukoidan, fosfolipid, β-Karoten, derivat
phlorotannin, fukosantin, DPHC, oxysterol, polisakarida, astaxanthin, dan
lutein. Kandungankandungan tersebut dapat berfungsi sebagai
antioksidan, protektor terhadap radiasi UV (UV filter), sintesis kolagen,
73

regenerasi kulit, pelembab, serta menghambat pembentukan melanin


(Lestari dan Mita, 2011).
c. Pengertian dan Manfaat Azolla
Azolla adalah jenis tumbuhan paku air yang mengapung banyak
terdapat di perairan yang tergenang terutama di sawah-sawah dan di
kolam, mudah berkembang dengan cepat dan hidup bersimbosis dengan
Anabaena azollae yang dapat memfiksasi Nitrogen (N2) dari udara.
(Elisabeth, 2013)
Azolla merupakan salah satu jenis tanaman ganggang yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik khususnya untuk kegiatan budidaya
tanaman padi. Azolla dapat digunakan sebagai pupuk organik yang
mampu memenuhi kebutuhan hara terutama N bagi tanaman. Kemampuan
Azolla menyediakan N bagi tanaman adalah karena pada Azolla terdapat
Cyanobacteria yang kemudian kedunya melakukan simbiosis mutualisme.
Simbiosis keduanya kemudian di namakan Anabaena azollae. Anabaena
azollae dapat memfiksasi N2 bebas diudara sehingga dapat meyumbang
kebutuhan N bagi tanaman didalam tanah.( Briljan Sudjana, 2014)
Azolla merupakan jenis tumbuhan paku air yang hidup di perairan.
Seperti halnya tanaman leguminosae, Azolla mampu mengikat N2 dari
udara karena berasosiasi dengan sianobakteri (Anabaena azollae) yang
hidup di dalam rongga daun Azolla. Kemampuan Azolla mengikat N2 dari
udara berkisar antara 400-500 kg N/ha/tahun. Azolla berkembang sangat
cepat dan dapat menghasilkan biomassa sebanyak 10-15 ton/ha dengan
C/N rasio 12 - 18, sehingga dalam waktu satu minggu Azolla telah
terdekomposisi dengan sempurna. Azolla adalah salah satu sumber bahan
organik yang potensial untuk dikembangkan karena dapat meningkatkan
efisiensi pemupukan pada lahan padi sawah. (Iwan, 2012)
Kelebihan yang dimiliki oleh tanaman mata lele A. pinnata ialah
kemampuannya bersimbiosis dengan alga hijau-biru Anabaena azollae
STRASSB. Mekanisme simbiotik dari proses fiksasi nitrogen yang terjadi,
dapat membuat tanah yang ditumbuhi menjadi subur dan kaya akan nutrisi,
74

khususnya senyawa golongan nitrogen. Selain itu, tanaman ini memiliki


berbagai kelebihan, diantaranya menyerap limbah cair, bahan uji
ekotoksikologi, dan salah satu bahan pakan ternak yang mempunyai nilai
nutrisi tinggi (Husna, 2008)
d. Simbiosis antara Azolla dan Anabaena
Hubungan yang terjadi antara Azolla dengan Anabaena telah
menciptakan suatu simbiosis yang bersifat mutualisme. Simbiosis yang
terjadi antara Azolla dan Anabaena dapat memberikan keuntungan, yakni
dapat melakukan fiksasi N2 di udara. Pada asosiasi Azolla-Anabaena,
proses fiksasi N2 terjadi pada simbion Anabaena azollae, dengan sebagian
besar energi berasal dari Azolla pinnata. Nitrogen diikat oleh
mikrosimbion dan diberikan kepada tanaman inang, selanjutnya tanaman
inang mengubah N tersebut dalam bentuk asam amino, hal tersebut diduga
sebagian asam amino tersebut dimanfaatkan kembali oleh simbionnya
(Sudjana, 2014).
Azolla merupakan ienis tumbuhan paku pakuan berukuran kecil
yang hidup pada habitat perairan. Tanaman ini mempunyai kemampuan
untuk mengikat nitrogen bebas (Nr) udara melalui simbiosis dengan
sianobakteri (Anabaena azzola) yang hidup di dalam rongga daunnya.
Simbiosis azolla dengan Anabaena dapat memanfaatkan energy yang
berasal dari fotosintesis untuk mengikat N2 udara. Kemampuan untuk
mengikat N, udara lebih besar atau melebihi kebutuhannya, sehingga
sebagian nitrogen yang diikat dilepaskan dalam media atau lingkungan
pertumbuhannya. Azolla dapat digunakan sebagai pupuk organik yang
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, maupun biologi tanah, sehingga
bermanfaat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Pada kondisi
lingkungan yang optimal pertumbuhan azolla dapat mencapai 35 % per
hari. Kandungan nutrisinya cukup memadai, yaltu protein 24 - 30 %, dan
kandungan asam amino lisin O,42 %, kandungan tersebut lebih tinggi dari
pada kandungan lisin pada konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah
lArlfin dolam Wikipedia, 2010). Azolla memiliki nisbah C/N antara 12 -
75

18, sehingga dalam waktu satu minggu biomasanya telah terdekompcisa


secara sempurna. Hasil percobaan lapangan menunjukkan bahwa
penggunaan azzola sebagai pupuk organik dapat menghemat penggunaan
pupuk buatan sebesar 50 % (Jeanne, 2010).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi Pertanian Acara III yang berjudul Analisis
Algae dan Protozoa dari Alam dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2018 di
Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Alat dan Bahan.
a. Alat
1) Mikroskop binokuler
2) Mikroskop stereo
3) Pipet tetes
4) Mortar dan pastle
5) Kaca preparat
6) De glass
b. Bahan
1) Sampel air sawah Palur
2) Sampel air telaga
3) Sampel air kolam
4) Sampel air rendamanjerami
5) Azolla sp.
3. Cara Kerja
a. Pengamatan Algae dan Protozoa dari sample air
1) Mengambil sampel air menggunakan pipet dan diletakkan pada kaca
preparat.
2) Mengamatai kaca preparat di bawah mikroskop stereo.
3) Melakukan identifikasi morfologi mikrobiota (Algae dan Protozoa)
yang ada di air.
76

4) Menggambar hasil pengamatan serta memberi keterangan.


b. Pengamatan Azolla sp.
1) Pengamatan morfologi Azolla sp.
a) Mengamati Azolla secukupnya.
b) Meletakkan pada petridish
c) Mengamati morfologi Azolla dan sporangium yang terbentuk
pada mikroskop binokuler.
d) Mengidentifikasi dan memberi keterangan pada morfologi Azolla
sp. yang diamati.
2) Pengamatan sel Anabaena azollae
a) Mengamati Azolla secukupnya.
b) Meletakkan pada mortar dan menambahkan sedikit aquades,
kemudian menumbuknya hingga halus.
c) Mengambil sedikit dengan pipet, meletakkan di atas kaca
preparat, kemudian menutup dengan de glass.
d) Mengamati pada mikroskop stereo.
e) Mengidentifikasi sel Anabaena azollae.
f) Menggambar serta memberi keterangan sel vegetative dan sel
heterosit.
81

2. Pembahasan
Algae (tunggal : alga) adalah tanaman mikroskopik, fotosintetis, dalam
bentuk yang sangat sederhana, tidak berakar, berbatang maupun berdaun.
Berukuran sel tunggal yang kecil, di dalam air memberikan warna hijau,
mencabang dengan tembus pandang mata dengan kebanyakan menampilkan
lumut hijau. Algae sel tunggal kadang-kadang juga disebut diatomeae,
terdapat melekat pada silika kerang. Anacystis, Anahaena, dan
Aphanizomenon merupakan algae hijau yang akan nampak pandang mata
dalam bentuk rumput pendek terikat jika tersuspensi dalam air. Oosystic dan
Pediastrum adalah algae hijau. Ratusan varitas algae dari struktur sel berwarna
hijau muda, kecoklat-coklatan dan merah. Menurut Tampubolon (2013),
melihat esensi karakteristik algae dapat diidentifikasi dengan cara observasi
mikroskopik. Standar metoda, terdiri dari ilustrasi warna dari algae biasa
dihubungkan dengan rasa dan bau, clogging dalam filter, air yang tercemar, air
bersih dan lain-lain
Protista ini sering disebut juga protozoa yang berarti hewan pertama.
Kelompok tersebut merupakan makhluk hidup bersel tunggal, mempunyai
variasi bentuk yang kompleks dan kebanyakan dapat bergerak dengan cara
yang berbeda. Seperti halnya hewan, protozoa adalah konsumen, jadi hanya
dapat hidup dengan mengambil makanan dari makhluk hidup lain. Protozoa
berperan sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan terutama di
lingkungan perairan. Menurut Riani (2009), protozoa berperan sebagai
zooplankton (plankton hewan) yang menjadi makanan bagi
organismeorganisme perairan yang lebih besar. Peran penting lainnya, yaitu
mereka dapat menjaga keseimbangan ekologis pada banyak komunitas baik
dalam lingkungan daratan basah maupun di lingkungan perairan. Protozoa
semacam ini adalah Protozoa saprofitik dan Protozoa pemakan bakteri
82

Kata “ganggang” mengacu pada berbagai macam organisme yang


berasal dari berbagai filum yang berbeda dalam sistem taksonomi, tetapi semua
berasal dari kerajaan “Protista.” Semua alga mengandung klorofil dan dapat
menciptakan energi mereka sendiri, seperti tanaman, dan dianggap tanaman-
seperti. Beberapa uniseluler sementara yang lain multiseluler, dengan rumput
laut menjadi tipe terkenal alga multiseluler.
Protozoa juga milik kingdom “Protista.” Organisme ini uniseluler
dan diklasifikasikan berdasarkan metode gerakan. Mereka dapat berenang
dengan menggunakan flagela, yang helai whiplike, silia atau pseudopodia,
yang merupakan perpanjangan dari sel yang menariknya bersama, atau mereka
tidak bergerak sama sekali. Amuba adalah jenis protozoa yang sangat akrab.
Beberapa protozoa bertanggung jawab untuk penyakit manusia, seperti
malaria.
Alga/ganggang dan protozoa berasal dari kingdom yang sama yaitu
Protista. Perbedaan utama keduanya terletak pada cara memperoleh mereka
energi. Alga/ganggang dapat membuat makanan mereka sendiri, sebagai
tanaman lakukan, sementara protozoa menelan organisme lain atau molekul
organik, seperti yang dilakukan oleh binatang. Dalam istilah ilmiah, ganggang
adalah “autotrof” dan protozoa yang “heterotrof.” Kata “protozoa” sebenarnya
mengacu pada perbedaan mendasar ini, dengan “pro” yang berarti pertama dan
“zoa” yang berarti hewan.
Pada saat praktikum acara 3 yaitu “ Analisis Alga dan Protozoa dari
Alam” mahasiswa melakukan pengamatan terhadap keragaman alga yang ada
di lima tempat yang berbeda. Menurut Marnix (2011), perairan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat rekreasi, wisata dan mencari
nafkah lewat pekerjaan sebagai nelayan. Aktivitas-aktivitas tersebut cenderung
mempengaruhi keanekaragaman alga makro sehingga sangat perlu dianalisis
keanekaragaman dan dideskripsikan untuk menghindari terjadi kerusakan
habitat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi keberadan alga makro di
perairan tersebut.
83

Algae laut memiliki jumlah keanekaragaman yang tinggi, namun


dalam kuantitas yang kecil. Selain itu juga rentan terhadap perubahan dan
tekanan ekologis habitatnya. Menurut Hairati, (2014), habitat algae laut
secara langsung atau tidak langsung akan mengalami degradasi akibat
aktifitas manusia, kehadiran jenis-jenis rumput laut menunjukkan bahwa
kombinasi struktur substrat sangat menentukan variasi jenis rumput laut. Di
pantai yang struktur substratnya hampir sama keanekaragaman jenisnya
mendekati kesamaan.
Berikut merupakan hasil pengamatannya.
a. Air danau : Diatoma
b. Air sawah
- Mojolaban : Pediastrum
- Palur : Stigeoclonium, Flagiralia
- Tasikmadu : Diatoma
c. Air sungai tasikmadu : Oocystis, Nodularia
d. Air rendaman jerami : Diatoma, Oocystis
e. Air kompos : Closterium
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, jenis dan jumlah alga
yang ada di air sawah lebih tinggi daripada air telaga atau air kolam. Alga
yang didapatkan dari air telaga FP yaitu jenis diatoma. Alga yang di
dapatkan dari air sawah yaitu jenis pediastrum, stigeodonium, flagilaria
dan diatoma. Alga yang ditemukan di air sungai yaitu jenis oocystis dan
nodularia. Alga yang di temukan di kolam yaitu jenis oocystis. Sedangkan
alga yang ditemukan pada air rendaman jerami adalah jenis oocystis dan
diatoma. Menurut Agrialin (2013), wilayah pesisir dan lautan Indonesia
memiliki keanekaragaman yang tinggi dan letak geografis yang strategis.
Tingginya keanekaragaman hayati juga dipengaruhi oleh arus laut dari
Samudera Pasifik, Iklim musiman, dan tipe habitat dan ekosistem dan alga
makro memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi di perairan
Indonesia, sampai saat ini sudah ada beberapa yang di manfaatkan menurut
potensinya.
84

Pada saat praktikum, mahasiswa melakukan pengamatan terhadap


keragaman protozoa yang ada di lima tempat yang berbeda. Berikut merupakan
hasil pengamatannya.
a.Air danau : Stylonychia
b.Air sawah
- Mojolaban : Vorticella
- Tasikmadu : Trepomonas
c.Air sungai tasikmadu : Stylonychia
d.Air rendaman jerami : Lionotus,
e.Air kompos : Colpoda
Hasil pengamatan dari protozoa yang ditemukan banyak berasal dari air
sawah, iar danau, air rendaman jerami ,air kompos dan air kolam. Protozoa
yang ditemukan di air danau adalah Stylonychia, pada air sawah adalah
Vorticella, Trepomonas, Stylonychia. Pada air rendaman jerami adalah
lionotus dan pada air kompos adalah colpuda. Menurut Ryanta (2010),
protozoa merupakan salah satu mikroba yang hidup secara anaerob dalam
rumen dan ikut mempengaruhi fermentasi rumen. Dalam pembentukan biogas,
protozoa berperan dalam tahap fermentasi karena adanya persamaan proses
pada fermentasi anaerob pembentukan CH4 di dalam rumen sapi potong dan
fermentasi anaerob pembentukan CH4 di dalam digester.
Menurut Purwaningsih (2010), protista mirip hewan lebih dikenal
dengan istilah protozoa. Protozoa berukuran mikroskopik dan mempunyai
bentuk tubuh bervariasi dan termasuk organisme uniseluller. Protozoa hidup
secara soliter ataupun berkoloni dan ditemukan hidup bebas di perairan baik
air laut ataupun air tawar. Protozoa diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu
Rhizopoda (Sarcodina), Cilliata, Flagellata dan Sporozoa .
Protozoa merupakan mikroorganisme eukariotik bersel tunggal dan
termasuk kedalam kingdom animalia. Dengan satu selnya, protozoa memiliki
semua organ atau struktur yang memiliki beragam fungsi. Menurut Choudary
(2017) Protozoa dapat ditemukan dalam berbagai kondisi atau lingkungan.
Protozoa dapat ditemukan di perairan yang dalam, perairan yang dangkal, di
85

musim panas maupun salju, di bawah tanah atau bahkan di salju di puncak
pegunungan.
Protozoa dapat ditemukan dibeberapa tempat. Contoh Protozoa
menurut Wulandari (2010), misalnya Stentor yang hidup di sawah-sawah atau
air menggenang yang banyak mengandung bahan organik. Kemudian
Didinium yang hidup di perairan yang banyak mengandung protozoa. Serta
Stylonichia yang mirip dengan Paramecium yang berbentuk seperti siput.
Silianya berkelompok disebut sirus, yang bentuknya seperti duri-duri. Hidup
di perairan yang banyak mengandung sampah organik atau di permukaan daun
yang terendam air
Kelas Cyanophyceae yang ditemukan genus Oscillatoria dan
Anabaena. Kelas ini memiliki karakteristik morfologi ada yang berfilamen dan
ada yang tidak berfilamen, ada yang uniseluler dan ada yang berkelompok.
Menurut Junda (2012), fitoplankton dari kelas ini yang kurang menguntungkan
jika terjadi blooming (ledakan populasi) karena akan menyebabkan perairan
berwarna hijau biru bahkan hitam karena mengeluarkan toksin yang berbahaya
bagi udang dan ikan sehingga hewan target akan mati sebelum masa panen.
Menurut Winaya dkk (2010), Azolla sp. yang berasosiasi dengan
mikroalga A. azollae, dimana mikroalga ini kaya akan vitamin antioksidan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian imbuhan pakan Azolla sp.
yang bersimbiosis dengan A. azollae pada pakan jadi merk Malindo yang
diujikan untuk ayam pedaging strain Hubbard, baik fase awal (starter) dan
kemudian fase akhir (finisher) memberikan performa Pertambahan Bobot
Badan Harian (PBBH) ayam broiler strain Hubbard sebesar 52,42 gram/ekor.
Sedangkan pencapaian bobot badan akhir rata-rata sebesar 1,880.95
gram/ekor. Azolla sp. yang bersimbiosis dengan mikroalga A. azollae dapat
digunakan sebagai imbuhan pakan pada pakan komplit ayam pedaging dengan
tidak memberikan efek terhadap penurunan palatabilitas maupun metabolisme,
dan juga sumber bahan pakan ini merupakan non konvensional, sehingga hal
ini merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk masa mendatangkan
dengan meningkatkan efisiensi pakan dan kemampuan produksi ayam broiler.
86

Azolla merupakan satu-satunya genus paku air yang mengapung.


Menurut Suarsana (2011), Anabaena azollae dapat mengubah nitrogen menjadi
ammonia (NH4+) yang selanjutnya diangkut ke inang (Azolla). Inang
menginkorporasikan hasil fiksasi N2 menjadi asam-asam amino. Daun Azolla
yang tidak terdapat Anabaena akan menyebabkan unsur N yang diserap dari air
sawah bersama fosfat tidak bisa diubah menjadi ammonia, sehingga dalam
tubuh Azolla terjadi penumpukan N. Akumulasi N yang terjadi dalam tubuh
Azolla yang melewati batas kemampuan daya tampung N dalam tubuhnya,
akan membuat sel-sel tubuh Azolla mengalami lisis akibat keracunan N,
dengan adanya simbiosis antara Anabaena dengan Azolla sehingga akan
menghasilkan Anabaena azolla yang mampunyai enzim nitrogenase sehingga
mampu mengubah N2 dari udara bebas menjadi ammonia
Azolla merupakan satu-satunya genus paku air yang mengapung.
Terdapat tujuh spesies yang termasuk dalam genus ini. Azolla dikenal
mampu bersimbiosis dengan bakteri biru - hijau Anabaena azollae dan
mengikat nitrogen langsung dari udara. Potensi ini membuat Azolla
digunakan sebagai pupuk hijau baik di lahan sawah maupun lahan kering.
Pada kondisi optimal Azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan
35% tiap hari Nilai nutrisi Azolla mengandung kadar protein tinggi antara
24-30%. Kandungan asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42% lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah.
Penggunaan Azolla sebagai pupuk organik dapat memberikan
banyak keuntungan dari berbagai sudut. Dengan mengguankan Azolla,
kebutuhan hara N yang selama ini disuplai oleh urea dapat dikurangi, hal
tersebut dapat berdampak pada penurunan biaya produksi padi sehingga
dapat meningkatkan keuntungan. Segi perbaikan kualitas lahan pertanian,
pupuk organik dapat memberikan efek positif terhadap sifat fisik, kima dan
biologi tanah. Efek negative terhadap tanah akibat dari penggunaan pupuk
anorganik dapat berkurang. Perbaikan area rhizosfer tanah sawah, maka di
harapkan sistem pertanian berkelanjutan yang merupakan target dunia
pertanian dapat tercapai.
87

Manfaat dari terjadinya simbiosis mutualisme antara Azolla dengan


Anabaena tidak hanya memberikan keuntungan terhadap kedunya.
Simbiosis antara Anabaena dengan Azolla mempunyai beberapa
keunggulan terutama di bidang pertanian, yaitu :
a. Mengurangi penggunaan pupuk kimia khususnya pupuk N
b. Sebagai alternatif bahan pakan ternak karena bisa mengurangi biaya
pembelian pakan
c. Meningkatkan kualitas mutu gabah
d. Meningkatkan pendapatan petani karena lebih efisien dalam biaya
pengelolaan budidaya padi sawah
e. Dalam jangka panjang akan menguntungkan kondisi tanah menuju
sistem pertanian yang berkelanjutan.
88

3. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Analisis Alga dan
Protozoa dari Alam yaitu:
a. Algae merupakan protista yang menyerupai tumbuhan dan kebanyakan
memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof.
b. Protozoa merupakan protista yang menyerupai hewan dan bersifat
heterotrof.
c. Keragaman algae di lima tempat berbeda yaitu air danau FP, air sawah,
air kolam ikan, air sungai, dan air rendaman jerami dapat ditemukan
tujuh jenis algae, antara lain Oscilatoria, Diatoma, Mougeotia,
Oocystis, Navicula, Ulothrix, dan Stygeoclonium.
d. Keragaman protozoa di lima tempat berbeda yaitu air danau FP, air
sawah, air kolam ikan, air sungai, dan air rendaman jerami dapat
ditemukan empat jenis protozoa, antara lain Colpoda, Lionotus,
Stylonchia, dan Paramecium.
e. Alga ada yang bersifat tunggal (uniseluler), membentuk koloni filament
(kumpulan sel berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk
filament.
f. Salah satu jenis alga yang berperan dalam bidang pertanian yaitu alga
hijau biru. Alga hijau biru mempunyai arti penting dalam
mempertahankan kesuburan tanah sawah karena fungsinya dalam
fiksasi nitrogen
g. Penggolongan protozoa didasarkan pada alat geraknya yaitu, bulu
cambuk (flagella), bulu getar (silia), atau kaki semu (pseudopodium).
h. Asosiasi Azolla pinnata dan Anabaena azollae saling menguntungkan
karena dapat mengikat nitrogen, sedangkan Azolla pinnata
memberikan perlindungan kehidupan bagi Anabaena azollae.
Penambatan nitrogen dipengaruhi oleh kandungan unsur hara tertentu
dalam medium tubuhnya dan keadaan lingkungan.
89

i. Hasil identifikasi sel Anabaena yaitu didapat bagian sel vegetatif dan
sel heterosit.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum Analisis Alga dan Protozoa
dari Alam adalah Praktikan lebih mandiri dan dapat kondusif dalam
menjalankan praktikum. Sebaiknya jumlah mikroskop menyesuaikan
dengan kebutuhan agar dapat menghemat waktu praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Amaranggana, Alam dan Wathoni, Nasrul. 2017. Manfaat Alga Merah (Rhodopyta)
Sebagai Sumber Obat dari Bahan Alam. Majalah Farmasetika, Vol. 2 No.1
Hlm 16.
Arfah, Hairati. Simon. 2014. Keanekaragaman Dan Biomassa Makro Algae Di Perairan
Teluk Kotania, Seram Barat. Jurnal Ilmiah Platax. Vol. 2:(2), 2014.
Choudhary, Daya. 2017. ”Protozoa : Habitat, Morphology, Structure, Classification
& Life Cycle”. http://www.doctoralerts.com/protozoa/ (diakses 14 Mei
2018).
Elisabeth, Devi wahyu, Mudhi Santosa, Ninuk Herlina. 2013. Pengaruh
Pemberian Berbagai Komposisi Bahan Organik Pada Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Bawang Merah. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 3
Gunawan, , Raida Kartina. 2012. Substitusion of Rice Nitrogen Need by Water
Plants Azolla (Azolla Pinata). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol. 12
(3) : 175-180.
Jaenne, Paulus.2010. Pemanfaatan Azolla Sebagai Pupuk Organik Pada Budidaya
pada Sawah. Warta Wiptek. No 36
Junda,M, Hasrah, Yuminah. 2012. Identifikasi Genus Fitoplankton Pada Salah Satu
Tambak Udang Di Desa Bontomate’ne Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.
Jurnal Bionature, Volume 13, Nomor 2 ,Oktober 2012, hlm 108-115
Kosman,Ea , Subowo G. 2010. Peranan cacing Tanah Dalam Meningkatkan
Kesuburan dan Aktivitas Hayati Tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 4 .
Lestari,Imas Laili dan Mita, Soraya Ratnawulan. 2011. Potensi Alga Laut Dan
Kandungan Senyawa Biologisnya Sebagai Bahan Baku Kosmeseutikal.
Jurnal Farmaka Vol. 4 No. 3. Hlm. 114.
Marina. 2011. Aktivitas anti bakteri ekstrak alga laut Caulerpa racemosa di perairan
pulau Nian. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. Vol.VII (3) : 123-127.
Marnix, Saroyo, Farha. 2011. Deskripsi alga makro di taman wisata alam
batuputih, kota bitung. Jurnal Ilmiah Sains. Vol. II (2) : 219-224.
Pandani. 2015. Peranan Alga Bagi Manusia. http://pak.pandani.web.id/2015/10/
peranan-algae-bagi-manusia.html. (Diakses pada tanggal 19 Mei 2018
pukul 23.00 WIB.)
Suarsana, Made I. 2011. Habitat dan Niche Paku Air Tawar (Azolla pinnata Linn.)
(Suatu Kajian Komponen Penyusun Ekosistem). Vol. 11 No. 2. Fakultas
Pertanian UNIPAS Singaraja. Medan.
Soeprobowati, Tri Retnaningsih, Riche Haryati. 2016. Biologi Protista. Kaloka
Media.
Sudjana, Briljan. 2014. Pengunaan azolla untuk pertanian berkelanjutan. Jurnal
Ilmiah Solusi. Vol. 1(2) :72-81
Tampubolon A, Gerung GS dan Wagey B. 2013. Pemanfaatan Algae Chlorella
Pyrenoidosa untuk Menurunkan Tembaga (Cu) pada Industri Pelapisan
Logam. Jurnal Biodiversitas 2(1): 35-43
Tampubolon A, Gerung GS dan Wagey B. 2013. Biodiversitas Alga Makro Di
Lagun Pulau Pasige,Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro. Jurnal
Pesisir dan Laut Tropis. Vol 2(1): 35-43.
Purwaningsih, Fatimah. 2010. Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber
Belajar Biologi Materi Protista Di Kelas X Sma Negeri 1 Kramat Tegal. Skripsi
Sarjana Pendidikan Biologi : Universitas Negeri Semarang
Wulansari. 2010. Mengenal Protozoa. Semarang: PT Sindur Pres
Winaya A, Maftuchah dan Zainudin A. 2010. Tanaman Air Azolla sp. Sebagai
Imbuhan Pakan dan Pengaruhnya Terhadap Tampilan Produksi Ayam
Broiler Starin Hubbard. Jurnal Sain Peternakan Indonesia 5(1): 1-12.
Yani Riani, Musarofah, Tintin Atikah dan Widi Purwianingsih. 2009. Biologi 1.
Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

You might also like