You are on page 1of 4

Konsep Simulasi Separator

Konsep? Mendengar kata konsep saya jadi teringat bapak saya pernah punya sopir pribadi,
namanya pak Konsepsiono. Dalam tulisan kali ini saya tidak berbicara mengenai sopir, tugas
sopir, persopiran, kewajiban sopir, hak sopir, waktu istirahat sopir, makanan sopir atau apapun
juga yang berkaitan dengan sopir… saya tidak akan terpancing! (lho, kok jadi sewot sendiri?)

Balik bakul dulu aaah… Separator adalah salah satu peralatan proses yang selalu dan wajib
untuk ada di industri migas. Penggunaan separator tak ayal lagi adalah hal yang tak terelakkan
untuk dilakukan. Oleh sebab itu perlu kita ketahui konsep dasar dari sebuah separator. Sebelum
membahas lebih lanjut mengenai separator, ini dia gambar skematiknya separator, siapa tahu
nyangkanya bentuknya kayak bakul bakso hehehe…

Konsep dasar dari separator dalam simulasi proses adalah unit pemisah fasa.

…. ?

Sudah begitu saja konsepnya, ga ada yang lain. Namanya aja separator, tukang separasi, tukang
memisahkan. Apanya yang dipisahkan? Ya fluida fasa gas dan fasa cairnya hihihi..

Dalam palette Hysys, terdapat dua buah tipe separator. Pertama adalah separator 2 fasa yang
berfungsi untuk mensimulasikan pemisahan fasa gas dan fasa cair. Kedua adalah separator 3 fasa
yang berfungsi untuk mensimulasikan pemisahan fasa gas, fasa cair “ringan” dan fasa cair
“berat”. Maksudnya cair ringan dan cair berat? Contohnya adalah minyak dan air. Minyak itu
kan lebih ringan daripada air, makanya disebut sebagai cair ringan, namun relatif terhadap air.

Meskipun agak berbeda, secara prinsip keduanya sama saja. Saya bahas yang separator 2 fasa
saja ya, kalau ga mau ya sudah. Saya akan tetap membahas separator 2 fasa wekekekek…

Selain memisahkan fasa cair dan fasa gas, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
pensimulasian separator:

 Fluida yang keluar dari separator akan otomatis dalam keadaan kesetimbangan masing-
masing fasa. Maksudnya kalau fasanya gas, maka gas tersebut dalam keadan uap jenuh.
Sedangkan kalau fasanya cair, maka cairan tersebut dalam keadaan cair jenuh. Kita bisa
buktikan dengan bantuan mas Hysys nanti.
 Secara standar tidak terjadi liquid carry over ke dalam fasa gas ataupun entrained gas ke
dalam fasa cair. Meskipun volume separator ini kita kecilkan sedemikian rupa, tetap saja
pemisahan fasa terjadi sempurna. Secara praktek hal demikian tidak mungkin terjadi.
Liquid carry over dan entrained gas masih terjadi meskipun secara hitungan desain
sebuah separator mampu memisahkan fasa gas dan cair secara komplit.

Mari sekarang kita bereksperimen dengan bantuan mas Hysys!… mariii…

Kasus: tetap sama seperti yang dulu. Bikin stream 1 dengan spesifikasi sbb. Methane=0.6,
Ethane=0.4, Pressure= 700 Psig, Temperature= 15 degF. Kali ini spesifikasikan stream 1 dengan
molar flow sebesar 1 MMSCFD.

Tekan F4 untuk memunculkan palette. Pilih separator 2 fasa. Kemudian sambung-sambungkan


antara fluida umpan, produk gas dan produk cair. Konfigurasi di Mas Hysys menunjukkan
gambar sbb.

Sekarang buka semua stream (dobel klik masing-masing stream), stream 1, stream vapour dan
stream liquid. Perhatikan empat poin berikut:

1. Molar flow dan vapour fraction stream. Sekarang berapa molar flow dari stream 1? 1
MMSCFD. Berapa vapour fraction dari stream 1? 0.5259. Berapa liquid fraction dari stream 1?
1-0.5259 = 0.4741. Ini artinya dari stream 1 sendiri terdapat 0.5259 MMSCFD dalam bentuk gas
dan 0.4741 MMSCFD dalam bentuk cair. Sekarang kita lihat pada stream vapour dan stream
liquid, berapa laju alir molar masing-masingnya? Molar flow stream vapour= 0.5259 MMSCFD,
molar flow stream liquid = 0.4741 MMSCFD. Dari sini kita bisa simpulkan bahwa separator
memang benar memisahkan fasa secara sempurna.

2. Tekanan dan temperatur. Cek tekanan dan temperatur dari stream 1, vapour dan liquid. Sama
semua bukan dengan fluida umpannya? Hal ini disebabkan mas Hysys secara standar
menspesifikasikan 0 (zero) pressure drop dari sebuah separator.
3. Kondisi jenuh uap dan jenuh cair. Produk dari separator selalu dalam keadaan jenuh.
Bagaimana mengecek kondisi jenuh atau tidaknya? Ini yang belum kita bahas di bagian akhir
tulisan terdahulu mengenai arti penspesifikasian fraksi uap.

Jika kita melihat angka 1.00 pada vapour fraction dari sebuah stream , bisa jadi fasa dari stream
tersebut adalah uap sepenuhnya (superheated) atau bisa jadi uap jenuh (saturated vapour).
Sedangkan jika kita melihat angka 0.00 pada vapour fraction dari sebuah stream, bisa jadi fasa
dari stream tersebut adalah cair sepenuhnya (subcooled) atau bisa jadi cair jenuh (saturated
liquid).

Makna Penspesifikasian vapour fraction

Jika kita menspesifikasikan vapour fraction sebesar 1.00 pada mas Hysys, maka itu berarti kita
menyuruh mas Hysys untuk menghitung kondisi sebuah stream dalam keadaan jenuh uap. Jika
kita menspesifikasikan vapour fraction sebesar 0.00 pada mas Hysys, maka itu berarti kita
menyuruh mas Hysys untuk menghitung kondisi sebuah stream dalam keadaan jenuh cair.

Contoh gampang nih. Dobel klik stream 1. Hapus spesifikasi temperatur dan isikan VF = 1.00.
Temperatur akan terisi 32.50 degF dan tidak bisa dispesifikasikan lagi (ingat 3 aturan yang
pernah dibahas di tulisan terdahulu). Demikian juga bila VF = 0.00, maka temperatur akan
berubah pada kondisi jenuhnya(-18.98 degF). Masih ingat dengan pengertian titik embun dan
titik gelembung? Ya, sebenarnya kita telah memainkan konsep titik embun dan titik gelembung.

Pada temperatur 32.50 degF dan tekanan 700 Psig, komponen campuran mengalami jenuh uap.
Artinya, jika temperatur disenggol sedikit lebih rendah, maka komponen campuran ini
menembus titik embunnya sehingga cairan akan mulai terbentuk. Coba saja dengan temperatur
sedikit lebih rendah saja, seperti 32 degF. VF akan berubah menjadi 0.9820. Sedangkan jika kita
senggol sedikit lebih tinggi (i.e: 33 degF), maka akan dalam keadaan uap sepenuhnya dan
VF=1.00. Itulah sebabnya tidak bisa dibedakan apakah dalam keadaan jenuh uap atau uap
sepenuhnya.

Bagaimana membedakan suatu stream dalam keadaan jenuh atau tidak? Nah ini sekalian kita
mengecek pernyataan bahwa keluaran dari separator selalu dalam keadaan jenuh. Buat satu
stream lagi, kasih nama “2”. Dobel klik stream 2 dan tekan tombol Define from Other Stream.
Pilih stream vapour. Terlihat bahwa tekanan (700 psig) dan temperatur (32 degF) bisa
dispesifikasikan sedangkan fraksi uap sudah terspesifikasikan oleh mas Hysys. Hapus temperatur
tersebut dan spesifikasikan VF=1.00. Hasilnya temperatur tetap 32 degF yang berarti produk uap
dari separator tersebut benar dalam keadaan uap jenuh. Bisa dicoba sendiri untuk yang stream
liquid.

4. Harga K dan komposisi. Coba periksa harga K dari stream 1, stream vapour dan stream
liquid. Ya, kesemuanya mempunyai harga K yang sama karena bekerja pada kondisi
kesetimbangan yang sama. Sedangkan kalau kita lihat komposisi stream 1. Perbesar window-nya
dengan cara men-drag window stream 1. Lihat komposisi dalam vapour phase. Bandingkan
dengan komposisi dari stream vapour. Keduanya sama nilainya, demikian juga untuk komposisi
cairnya.
https://cacingproses.wordpress.com/2009/08/02/konsep-simulasi-separator/

You might also like