You are on page 1of 14

LIP BALM

I. Tujuan
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat lipbalm, bahan apa saja

yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediaan lip balm.


II. Manfaat
a. Menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan lip balm.
b. Dapat mengetahui bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sediaan

lip balm.
III. Dasar Teori
Bibir memiliki ciri yang berbeda dari kulit bagian lain, karena lapisan

jangatnya sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium

mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan

kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit

bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu

basah, sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada bibir, menyebabkan bibir

hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan

jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang

melekat padanya mudah penetrasi ke stratum germinativum (Ditjen POM, 1985).


Kosmetik rias bibir selain untuk merias bibir ternyata disertai juga dengan

bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang merusak,

misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik,

lip crayon, krim bibir (lip cream), pengkilap bibir (lip gloss), penggaris bibir (lip

liner) dan lip sealer (Wasitaatmadja, 1997).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1175/ MenKes/ Per/ VII/

2010, menyatakan bahwa kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan

untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir,

dan organ genital bagian luar), atau gigi, dan membran mukosa mulut terutama
untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan atau

memperbaiki bau badan atau melindungi dan memelihara tubuh dalam kondisi

baik. Kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit dibagi menjadi kosmetik

perawatan kulit (skin care cosmetics), kosmetik dekoratif (dekoratif atau make

up), kosmetik perawatan rambut (hair care cosmetics), kosmetik untuk mulut

(oral cosmetics), dan wangi-wangian (fragrances) (Mitsui, 1993).

Penggolongan kosmetik menurut kegunaaanya bagi kulit adalah sebagai

berikut (Tranggono dan Latifah, 2007) :

1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics) Jenis ini perlu untuk merawat

kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk didalamnya :


a) Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser)
b) Kosmetik untuk melembabkan kulit (mouisturizer)
c) Kosmetik pelindung kulit
d) Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling)
2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up) Jenis ini diperlukan untuk merias

dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih

menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri

(self confidence).

Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu

(Tranggono dan Latifah, 2007):

1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan

pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, perona pipi, eye shadow,

dan lain-lain.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama

baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting

rambut, dan preparat penghilang rambut.


Lipstik adalah bagian dari kosmetik yang digunakan untuk rias bibir agar

terlihat lebih menarik dan juga disertai bahan yang dapat melindungi bibir dari

lingkungan yang merusak misalnya sinar ultraviolet. (Wasitaatmadja, 1997).

Lipbalm atau salep bibir adalah lilin substansi dioleskan pada bibir dari mulut.

Tujuannya untuk melembabkan bibir agar tidak mudah kering dan pecah-pecah.

Biasanya lipbalm digunakan untuk bibir yang membutuhkan proteksi,

umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang rendah atau karena suhu yang

terlalu dingin, untuk mencegah penguapan air dan sel-sel epitel mukosa bibir.

Lipbalm sering mengandung beeswax atau lilin karnauba, kapur barus, setil

alkohol, lanolin, parafin, petrolatum, dan bahan-bahan lainnya. Lipbalm

merupakan sediaan kosmetik yang dibuat dengan basis yang sama dengan basis

lipstik.

Macam-macam Lipstik

a. Liquid
Berbentuk cair, mengkilap, dan pekat. Lipstik dalam bentuk cair

sudah dilengkapi dengan spoon atau kuas sehingga mudah dioles.

Biasanya, lipstik cair juga berfungsi sebagai pengkilap/pengilap dan

pelembab.
b. Palette
Dalam satu wadah palette terdapat beberapa warna. Bentuknya

bisa krim padat atau balm yang berfungsi melembabkan bibir. Gunakan

lipstik palette dengan kuas.


c. Pen lip polish
Lipstik jenis ini berbentuk cair dalam kemasan seperti pena

dengan ujung yang dilengkapi kuas. Lipstik dapat memberikan efek

mengkilap di bibir dengan cara aplikasi yang sama dengan lipstik


biasa. Berbentuk gel padat dan dikemas dalam bentuk tube, jenis ini

aplikasinya sama dengan lipstik pen polish atau liquid.


d. Gloss
Bentuk cair dan mengkilap. Bisa mengandung glitter untuk

memberikan efek berkilau keperakan atau bening untuk kesan natural.

Lip gloss mengkilat bisa memberi efek bibir lebih menonjol, jadi tidak

disarankan untuk bibir tebal.


e. Stick
Jenis ini biasanya tidak mengilap dan sedikit lembab. Agar

tahan lama, oleskan seperti biasa lalu hapus dengan tisu. Setelah itu,

oleskan kembali.
f. Mate
Dikenal memiliki ribuan warna indah, lipstik matte ini

menyerupai warna alami bibir. Dinamakan matte karena memang

bahan penyusunnya tidak mengandung banyak moisturizer, dan

minyak, sehingga tidak mengkilat dan memberikan kesan doff alami.

Warnanya cenderung warna yang terang dan berani.


g. Krim
Lipstik jenis ini memiliki kandungan wax lebih banyak dari

jenis lipstik lainnya, melindungi bibir dari sinar matahari, udara dan

debu, namun sama seperti matte, menyebabkan bibir kering. Karena

ada kandungan wax, lipstik jenis ini memberikan sedikit kesan basah.

Lipstik krim ini juga cocok digunakan oleh mereka yang memiliki

bibir tipis dan tampil penuh secara sempurna.


h. Fros/ pearly
Lipstik ini pas digunakan pada malam hari, karena akan

memberikan kesan menyala dan mewah. Efek glitternya membuat bibir

tampak berkilau. Pas jika digunakan pada pesta atau sekedar hang out

dengan sahabat di malam hari.


i. Long lasting
Senada dengan lipstik lainnya, lipstik jenis ini sebenarnya

merupakan hasil dari pengembangan lipstik matte, hanya saja ia dapat

bertahan beberapa jam lebih lama. Sayangnya, lipstik jenis ini juga

mengancam kekeringan pada bibir. Dan tentunya pelembab sangat

dibutuhkan untuk menjaga bibir dari kekeringan dan pecah-pecah.

Komponen utama antara lain:

1. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan

kelembutan, kilauan, dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat

warna (Poucher, 2000). Minyak yang sering digunakan antara lain

minyak jarak, minyak mineral, dan minyak nabati lain. Minyak jarak

merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki viskositas yang

tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik.

Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam banyak

lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan

dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat

pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata (Balsam,

1972).
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada

lipstik dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat.

Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya

pada suhu 50 dan mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau

berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada

bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang digunakan antara

lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti


dan setil alkohol. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang

yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85 .

Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur

dan kekerasan lipstick (Balsam, 1972).


3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat

yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi

tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat

mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang

lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam

basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi

untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik

adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan

lain-lain (Jellineck, 1976).

Komponen zat tambahan

Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula

lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi

kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik,

tidak menimbulkan alergi, stabil, dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain

dalam formula lipstik. Zat tambahan yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet

dan parfum (Senzel, 1977).

1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh

lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E

adalah antioksidan yang paling sering digunakan (Poucher, 2000).


Antioksidan yang digunakan harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja S,

1997):
a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam
kosmetika
b. tidak berwarna
c. Tidak toksik
d. Tidak berubah meskipun disimpan lama.

2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik

sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan

tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi

kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan

mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam

formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben

dan propil paraben (Poucher, 2000).


3. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan,

menutupi bau dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat

menutupi bau yang mungkin timbul selama penyimpanan dan

penggunaan lipstik (Balsam, 1972).


IV. Pra Formulasi
1) Coconut Oil
Pemerian : lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik,

rasa
khas, lemak agak rapuh.

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam

kloroform dan eter

Khasiat : Pelarut (Anonim, 1979)

Konsentrasi : 15-26% (Rowe,dkk,2009)


2) Cocoa Butter
Pemerian : Lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik,

rasa khas lemak agak rapuh


Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam

kloroform dan eter


Suhu lebur : 310C-340C
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di

tempat sejuk
Penggunaan : pelembut (Anonim, 1979)
3) Castor Oil
Pemerian : cairan kental, jernih, kuning pucat, atau hamper tidak

berwarna, bau lemah, rasa manis kemudian agak pedas,

umum nya memualkan


Kelarutan : larut dalam 2,5 bagian etanol (90%), mudah larut

dalam etanol mutlak, dan dalam asam asetat glasial


Bobot per mil : 0,953 g – 0,964 g
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di

tempat sejuk
Konsentrasi : 5-12,5% (Rowe dkk, 2009)
4) Carnauba wax
Pemerian : serbuk agak kasar atau serpihan warna coklat muda

hingga kuning pucat, bau khas lemah tidak tengik


Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol (95%), mendidih larut dalam kloroform hangat

dan dalam toluene, mudah larut dalam benzen hangat


Suhu lebur : 810C – 860C
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di

tempat sejuk
Penggunaan : dapat meningkatkan kelembabab dan kekuatan dalam

lip balm, serta meningkatkan kekerasan lip balm


(Rowe dkk, 2009).
V. Formulasi

Nama Bahan Jumlah (%) b/v


Coconut Oil 50
Cocoa Butter 15
Castor Oil 25
Carnauba Wax 10

Catatan: pembuatan dalam 150 gram.


VI. Prosedur Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Menimbang masing-masing bahan
3) Memasukkan cocoa butter dan carnauba wax ke dalam slow cooker

hingga meleleh
4) Masukkan coconut oil ke dalam slow cooker sambil diaduk sampai

homogen
5) Masukkan castor oil ke dalam slow cooker sambil diaduk sampai homogen
6) Masukkan sediaan ke dalam wadah yang telah disediakan.

VII. Label Kemasan


Foto Hasil Sediaan
VIII. Pembahasan

Setelah dilakukan pengamatan secara organoleptis terdapat perbedaan antara lip

balm tidak berwarna dengan lip balm yang berwarna (merah), lip balm tidak

berwarna sediaan bolong-bolong dan memiliki tekstur keras seperti balsem dan lip

balm yang berwarna (merah) sediaan padat dan memiliki tekstur yang lembek.

Tetapi dari kedua lip balm tersebut tidak mengalami perubahan warna dan bau.

IX. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengamatan organoleptis selama 2 (dua) minggu terdapat

perbedaan antara lip balm tidak berwarna dan yang berwarna dalam hal sediaan

dan tekstur ip balm.


DAFTAR PUSTAKA

Balsam, M.S.1972. Cosmetic Science and Technology Second Editio. London: Jhon Willy
and Son, Inc.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 1755/
Menkes/ Per/ VII/ 2010 Tentang Produksi Dan Peredaran Kosmetika. Jakarta:
Departemen Kesehatan Indonesia. Diakses dari
(http://www.ikatanapotekerindonesia.net/ pharmaceutical-law/ saranaproduksi/2204-
permenkes-no-1176-thn-2010-kosmetika.html).Pada tanggal 28 maret 2015.

Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta.

Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Jellinek, J.S. (1976). Formulation and Function of Cosmetics. New York: Wiley Interscience.

Mitsui, T. 1993. New Cosmetics Science. Japan: Nanzando Ltd.

Poucher, J. (2000). Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps. Edisi Kesepuluh. London:
Kluwer Academic Publisher.

Rowe, C.R., Paul, J.S., dan Marian E. Q. 2009. Handbook of Pharmaceutical


Excipients.Edisi Ke-enam. Washington: Pharmaceutical Press.

Senzel, A. (1977). Newburger’s Manual of Cosmetic Analysis. Edisi Kedua. Washington DC:
Association of Official Analytical Chemists, Inc.

Tranggono Dan Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Editor: Jhosita
Djadjadisastra. Jakarta: Penerbit Pustaka Utama.

Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press.

You might also like