You are on page 1of 2

Dr vitri rm1 rm2

1. A. Obstruksi pada sambungan esofagus dan lambung akibat peningkatan sfingter esofagus
bawah (SEB) istirahat jauh di atas normal dan gagalnya SEB untuk relaksasi sempurna.
Beberapa penulis menyebutkan adanya hubungan antara kenaikan SEB dengan sensitifitas
terhadap hormon gastrin. Panjang SEB manusia adalah 3-5 cm sedangkan tekanan SEB basal
normal rata-rata 20 mmHg. Pada akalasia tekanan SEB meningkat sekitar dua kali lipat atau
kurang lebih 50 mmHg.
Gagalnya relaksasi SEB ini disebabkan penurunan tekanan sebesar 30-40% yang dalam
keadaan normal turun sampai 100% yang akan mengakibatkan bolus makanan tidak dapat
masuk ke dalam lambung. Kegagalan ini berakibat tertahannya makanan dan minuman di
esofagus. Ketidakmampuan relaksasi sempurna akan menyebabkan adanya tekanan
residual. Bila tekanan hidrostatik disertai dengan gravitasi dapat melebihi tekanan residual,
makanan dapat masuk ke dalam lambung. (Castell. 1999)

B. Peristaltik esofagus yang tidak normal disebabkan karena aperistaltik dan dilatasi ⅔
bagian bawah korpus esofagus. Akibat lemah dan tidak terkoordinasinya peristaltik sehingga
tidak efektif dalam mendorong bolus makanan melewati SEB. Dengan berkembangnya
penelitian ke arah motilitas, secara obyektif dapat ditentukan motilitas esofagus secara
manometrik pada keadaan normal dan akalasia. (Castell. 1999)
Dapus:
1. Ritcher IE. Achalasia. In: Castell, The Esophagus, 4th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins, 1999.
2. Agianto, dkk. 2015. STUDI KASUS: GANGGUAN MENELAN PADA PASIEN AKALASIA
ESOFAGUS. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin

2. Refluks gastroesofageal terjadi karena tidak seimbangnya antara faktor defensif yang
memproteksi esofagus dan faktor agresif dari isi lambung sehingga cairan lambung refluks menuju
esofagus dan menimbulkan gejala diantaranya heartburn yang merupakan gejala tipikal dimana
penderita merasakan sensasi terbakar, muncul dari area perut atau dada bagian bawah dan menjalar
ke arah leher, tenggorokan dan terkadang ke daerah punggung. (Yamanda, 2009)

Dapus : Yamada T. 2009. Textbook of Gastroenterology 5th ed. Oxford: Blackwell.

Dr reza rm3 lo4

Lo 4

Manifestasi klinis diare akut

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan/atau demam, tenesmus,
hematochezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa
penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di
badan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis
metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa haus, berat badan berkurang,
mata menjadi cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi
serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik. ( Nelwan, 2001)
Dapus : Nelwan RHH. Penatalaksanaan Diare Dewasa di Milenium Baru. Dalam: Setiati S, Alwi I,
Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2001. Jakarta: Pusat
Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI, 2001

Manifestasi ehec

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat (hingga 10-12 kali perhari). Diare awal
tidak berdarah tetapi berkembang menjadi berdarah. Nyeri abdomen berat dan kejang biasa terjadi,
mual dan muntah timbul pada 2/3 pasien. Pemeriksaan abdomen didapati distensi abdomen dan
nyeri tekan pada kuadran kanan bawah. Demam terjadi pada 1/3 pasien. Hingga 1/3 pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit. Lekositosis sering terjadi. Urinalisa menunjukkan hematuria
atau proteinuria atau timbulnya lekosit. (Procop et al, 2003)

Dapus : Procop GW, Cockerill F. Vibrio & Campylobacter. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al,
Editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease, New York: Lange Medical Books,
2003.

Manifestasi amoebiasis

Gejala-gejala klinik dari amoebiasis tergantung daripada lokalisasi dan beratnya infeksi. Penyakit
disentri yang ditimbulkannya hanya dijumpai pada sebagian kecil penderita tanpa gejala dan tanpa
disadari merupakan sumber infeksi yang penting yang kita kenal sebagai “carrier”, terutama
didaerah dingin, yang dapat mengeluarkan berjuta-juta kista sehari. Penderita amoebiasis
intestinalis sering dijumpai tanpa gejala atau adanya perasaan tidak enak diperut yang samar-samar,
dengan adanya konstipasi, lemah dan neurastenia. Infeksi menahun dengan gejala subklinis dan
terkadang dengan eksaserbasi kadang-kadang menimbulkanterjadinya kolon yang “irritable” sakit
perut berupa kolik yang tidak teratur. (Rasmaliah, 2001)

Amoebiasis yang akut mempunyai masa tunas 1 – 14 minggu. Dengan adanya sindrom disentri
berupa diare yang berdarah dengan mukus atau lendir yang disertai dengan perasaan sakit perut
dan tenesmusani yang juga sering disertai dengan adanya demam. Amoebiasis yang menahun
dengan serangan disentri berulang terdapat nyeri tekan setempat pada abdomen dan terkadang
disertai pembesaran hati. Penyakit menahun yang melemahkan ini mengakibatkan menurunnya
berat badan. Amoebiasis ekstra intestinalis memberikan gejala sangat tergantung kepada
lokasiabsesnya. Yang paling sering dijumpai adalah amoebiasis hati disebabkan metastasis
darimukosa usus melalui aliran sistem portal. Sering dijumpai pada orang-orang dewasa muda dan
lebih sering pada pria daripada wanita dengan gejala berupa demam berulang, kadang-kadang
disertai menggigil, icterus ringan, bagian kanan diafragma sedikit meninggi, sering ada rasa sakit
sekali pada bahu kanan dan hepatomegali. Abses ini dapat meluas ke paru-paru disertai batuk dan
nyeri tekan intercostal, pleural effusion dengan demam disertai dengan menggigil. (Rasmaliah, 2001)

Pada pemeriksaan darah dijumpai lekositosis kadang-kadang amoebiasis hati sudah lama diderita
tanpa tanda-tanda dan gejalanya khas yang sukar didiagnosa. Infeksi amoeba di otak menunjukkan
berbagai tanda dan gejala seperti abses atau tumor otak. Sayang sekali infeksi seperti ini baru
didiagnosa pada autopsi otak. Amoebiasis ekstra intestinalis ini dapat juga dijumpai di penis, vulva,
perineum, kulit setentang hati atau kulit setentang colon atau di tempat lain dengan tanda-tanda
suatu ulkus dengan pinggirnya yang tegas, sangat sakit dan mudah berdarah. (Rasmaliah, 2001)

Dapus: Drh. Rasmaliah, M.Kes. 2001. EPIDEMIOLOGI AMOEBIASIS DAN UPAYA PENCEGAHANNYA.
Universitas Sumatera Utara

You might also like