Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat sabun padat transparan,
bahan apa saja yang dapat digunakan untuk memformulasikan sediaannya.
II. MANFAAT
1. Menjaga dan mempertahankan kesehatan kulit.
2. Mencegah kulit menjadi kusam, layu dan keriput.
3. Menjaga kelembaban, kekenyalan dan kehalusan kulit, menstabilkan pH
kulit serta membantu regenerasi sel kulit.
4. Mencegah timbulnya jerawat.
5. Dapat membunuh bakteri dan jamur.
6. Aman digunakan oleh semua umur (untuk bayi, remaja, dewasa atau bagi
usia lanjut).
7. Dapat digunakan setiap hari sebagai sabun mandi yang aman untuk kulit.
1. Pengertian
Pembuatan sabun sudah dikenal sejak 2000 tahun yang, sampai saat ini
prinsip pembuatannya belum berubah. Banyak sabun merupakan campuran garam
natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak
dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada
suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak
akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara
tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran
tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan,
seperti minyak zaitun.
Untuk mendapatkan sabun yang translusen, jernih, bening dari pada sabun
yang buram atau opaque perlu diperhatikan hal-hal seperti berikut.
Sabun yang didinginkan secara cepat kurang opaque (buram) dari pada yang
didinginkan secara lambat. Untuk mendapatkan bentuk yang transparan sabun
harus didinginkan dengan cepat. Faktor lain yang mempengaruhi transparansi
sabun adalah kandungan alkohol, gula, dan glyserin dalam sabun.
Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling essensial
adalah kualitas gula, alkohol dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan material
mempertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan penting
dalam warna sabun seperti adanya tincture, balsam dan infusi yang digunakan agar
sabun menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan spotting (bintik
hitam). Apabila sabun sengaja diberi pewarna, dipilih pewarna yang tahan alkali.
Air distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan. Glyserin dipilih yang murni.
Alkohol terbaik adalah yang memiliki prosentasi tertinggi. Untuk minyak dan
lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah dan warna yang baik.
Untuk memperoleh transparansi sabun berikut ini adalah metode yang
umum digunakan :
1) Transparan karena gula.
2) Transparan karena glyserin dan alkohol.
3) Dimana 1 dan 2 digabung dengan menggunakan minyak castor.
4) Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun
dimill.
Mengenai pH, diketahui sabun transparan komersial memiliki pH 9,34.
Dalam formulasi sabun transaparan, pH terkait jumlah penggunan basa yang
menentukan jumlah penambahan etanol. Semakin banyak basa yang digunakan,
akan semakin sedikit etanol yang dapat ditambahkan sehingga pH tetap tinggi.
Sementara untuk jumlah busa sebenarnya tidak berkaitan dengan efek
pembersih dari sabun itu sendiri, tetapi jumlah busa yang cukup mempermudah
proses penyebaran sabun di permukaan tubuh. Salah satu langkah yang dilakukan
adalah dengan melakukan variasi pada konsentrasi ”asam stearat”. Dalam
pembuatan sabun asam stearat berfungsi untuk mengeraskan sabun, penggunaan
yang terlalu banyak menyebabkan sabun kurang berbusa dan penggunaan yang
terlalu sedikit menyebabkan sabun tidak keras.
A. Kandungan Utama.
1) Minyak pendukung.
Berbagai macam minyak yang secara relatif sering digunakan untuk
membuat sabun, minyak zaitun, kelapa, kastor dan sawit. Lemak ( yang sudah
diproses ) sering sendiri atau bersama digunakan dengan minyak itu. Minyak yang
berlebihan dalam sabun transparan akan menyebabkan sabun seperti berkabut.
Minyak zaitun
Sangat lunak, sangat cocok untuk pemakai dengan kulit yang sensitif. Sabun
yang dibuat dari minyak zaitun, air dan sodium dinamakan sabun “castile”. Busa
banyak dan sangat halus.
Minyak sawit
Sering dipakai untuk membuat sabun juga, beberapa pemakai ada yang
alergi dengan minyak sawit. Bagi pemakai yang memiliki kulit sensitif hindarkan
penggunaan sabun dari minyak sawit. Membuat sabun menjadi keras dibanding
minyak kelapa dan zaitun.
Minyak Kelapa
Bagi pemakai yang sensitif dapat menyebabkan kulit ruam dan gatal dan
suatu saat muncul reaksi yang sangat hebat. Tetapi sebenarnya yang menyebabkan
pemakai alergi adalah reaksi minyak wangi dan minyak kelapanya atau lebih
cenderung pemakai tidak tahan fragrantnya (minyak wangi sintetis). Sabun dengan
minyak kelapa busanya sangat banyak dan besar - besar.
Minyak Castor
Mengandung bahan yang kaya vitamin, pelembab dan merupakan bahan
minyak yang mendukung untuk transparansi sabun. Sabun dengan minyak kastor
menambah sifat plastis.
2) Sodium Hidroksida.
Sabun terbuat dari sodium hidroksida dimana sangat kaustik, sampai
selesainya reaksi dengan minyak kemudian menjadi sabun dikenal dengan nama
reaksi saponifikasi. Sodium harus terurai sempurna dalam proses saponifikasi
minyak, oleh karena itu tidak akan ada bahan kaustik yang tertinggal dalam sabun.
Agar produk sabun sempurna maka sabun harus di-curing dan rebatching sebelum
penambahan emollien, moisturizer dan minyak essensial. “Fully Curing” berarti
sodium hidroksida benar benar terurai sempurna selama proses saponifikasi dan
tidak bereaksi dengan emollien, moisturizer dan minyak essensial. “Rebatching”
berarti sabun base diparut, dilelehkan kemudian ditambah bahan lainnya,
selanjutnya dimasukkan dalam cetakkan.
3) Alkohol
Adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun, agar sabun menjadi
bening atau transparan. Untuk terjadi transparansi sabun harus benar larut. Alkohol
dengan level yang tinggi dan kandungan air yang rendah menghasilkan produk
sabun yang lebih jernih.
4) Glyserin.
Digunakan sebagai humectan (penjaga kelembaban kulit) dan sampai saat
ini digunakan secara meluas oleh pembuat sabun. Apabila didehidrasi dan
dideodorisasi, glyserin menjadi cairan tak berwarna dan tak berbau. Glyserin
kurang menentukan kejernihan sabun, rasanya manis membakar.
5) Gula.
Bersifat humectan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih
warna gula akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu banyak
gula, produk sabun menjadi lengket, pada permukaan sabun keluar gelembung kecil
– kecil. Penggunaan gula sebagai penjernih sabun harus memperhatikan reaksi yang
terjadi. Beberapa reaksi yang dapat menyebabkan gula menjadi tidak jernih adalah:
Karamelisasi, pemanasan gula sampai suhu tinggi.
Reaksi Maillard, reaksi antara gula, asam amino dan panas.
Reaksi dengan vitamin C.
Ketiga reaksi diatas akan merubah sabun menjadi agak coklat hal tersebut
dapat diatasi dengan penambahan bahan squesteran.
6) Stearic Acid.
Membantu untuk mengeraskan sabun, khususnya minyak dari tumbuhan
yang digunakan. Penggunaannya dengan mencairkan dahulu dalam minyak
kemudian dicampur sodium hidroksida untuk saponifikasi. Penggunaan terlalu
banyak menyebabkan sabun kurang berbusa, jika terlalu sedikit sabun tidak keras
7) Pewarna.
Berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Bahan warna yang aman
digunakan untuk sabun adalah pewarna makanan, minuman dan kosmetik yang
pada umumnya tidak tahan pada kondisi alkali. Untuk lebih amannya bahan
pewarna yang digunakan adalah bahan pewarna untuk makanan.
8) Pewangi
Berfungsi untuk memberikan bau yang sedap pada sabun. Sabun tanpa
pewangi dan pewarna digunakan untuk merawat wajah.
B. Kandungan Tambahan
1) Humectan
Digunakan untuk merawat kulit agar tetap terlihat muda yang mana sangat
erat hubungannya dengan kelembutan kulit. Bahan yang biasa digunakan adalah:
Glyserin
Propilenglykol
Sorbitol
2) Ultra Violet Absorbent
Digunakan untuk menyerap cahaya Ultra Violet seluruh panjang gelombang
dari 290–400 nm untuk mencegah dari kerusakan kulit termasuk erythem kulit,
sunburn, suntan dan penuaan dini. Bahan yang biasa digunakan adalah :
Derivatif benzofenon
Derivatif para amino asam benzoat
Derivatif asam salisilat
3) Anti Oksidan.
Sebab sabun tersusun dari asam lemak, minyak, lilin senyawa itu
mengandung ikatan tidak jenuh, dengan menganggap bahwa bahan yang tidak
jenuh akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan keluarnya bau
tengik pada sabun atau sabun menjadi irritan ke kulit. Untuk menjaga kualitas dari
reaksi oksidasi diperlukan bahan anti oksidan. Bahan yang biasa digunakan adalah:
Tokoferol
BHT (dibutil hydroxytoluen)
BHA (butil hydroxyanisol )
Ester asam gallat
NDGA (Nordihydroxyquaiaretic acid)
4) Agen Sequestering
Apabila logam tercampur dalam bahan sabun atau kosmetik langsung atau
tidak langsung akan merendahkan kualitasnya. Ion logam dapat merubah bau,
warna dan meningkatkan oksidasi bahan mentah yang berasal dari minyak.
Selanjutnya dapat menghambat aksi farmasi (pengobatan) dan menyebabkan
hilangnya penampilan, fungsi dan essensinya. Pada sabun transparan akan
menyebabkan hilangnya transparansinya. Senyawa yang dapat membuat pasif ion
logam tersebut adalah agen sequesteran. Bahan yang biasa digunakan adalah:
EDTA (sering dipakai).
Asam Phosporat.
Asam Sitrat.
Asam Askorbat.
Asam Suksinat.
Asam Glukonat.
IV. PRA FORMULASI
V. FORMULA
Asam Stearat 7
Minyak kelapa sawit 12
Oleum ricini 4
NaOH 30% 11
Gliserin 7
Propilenglikol 7
Etanol 16
Sukrosa 14
Betain 7,5
Asam sitrat 25% 7
Aquadest Ad 100
Pembuatan dalam 500 gram
Perhitungan :
Asam stearat = 7/100 x 500 = 35 gram
Minyak kelapa sawit = 12/100 x 500 = 60 gram
Oleum ricini = 4/100 x 500 = 20 gram
NaOH 30% = 11/100 x 500 = 55 gram
Gliserin = 7/100 x 500 = 35 gram
Propilenglikol = 7/100 x 500 = 35 gram
Etanol = 16/100 x 500 = 80 gram
Sukrosa = 14/100 x 500 = 70 gram
Betain = 7,5/100 x 500 = 37,5 gram
Asam Sitrat 25% = 7/100 x 500 = 35 gram
Aquadest = 500 – (35+60+20+55+35+35+80+70+37,5+35)
= 37,5 gram
Tinggi Busa
Menit Tinggi Busa
0 7 cm
5 6,7 cm
10 6,6 cm
15 6,5 cm
20 6,5 cm
IX. PEMBAHASAN
Untuk tingkat keasaman (nilai pH) dari sabun transparan yang kami buat
menjukkan nilai pH 10 pada indikator. Menurut teori yang kami dapatkan bahwa
nilai pH tersebut sedikit lebih tinggi dari nilai pH yang seharusnya yaitu kurang
lebih Ph = 9,37. Hal tersebut diduga karena terdapat hasil reaksi saponikasi yang
tidak sempurna antara NaOH dengan minyak dan asam stearat sehingga
berpengaruh terhadap pH sediaan.
Tinggi busa sabun transparan yang kami uji berada pada angka (secara
berurutan) : 7 cm; 6,7 cm; 6,6 cm; 6,5 cm; dan 6,5 cm pada menit ke 0; 5; 10; 15;
dan 20. Berdasarkan data tersebut bahwa sabun transparan yang kami uji memiliki
tinggi busa yang baik serta menunjukkan kestabilan yang mantap. Banyaknya busa
dapat dipengaruhi oleh konsentrasi asam stearat yang digunakan. Dalam pembuatan
sabun, asam stearat berfungsi untuk mengeraskan sabun, penggunaan yang terlalu
banyak menyebabkan sabun kurang berbusa dan penggunaan yang terlalu sedikit
menyebabkan sabun tidak keras.
X. KESIMPULAN
Sabun transparan adalah salah satu jenis sabun unik yang digunakan untuk
wajah dan badan. Pada umumnya digunakan untuk kecantikan sebagai bagian dari
kosmetika. Bahan dasar pembuatan sabun transparan adalah minyak atau lemak,
suatu senyawa basa dan berbagai bahan lain seperti asam stearat, gula, gliserin serta
bahan tambahan. Dalam pembuatan sabun transparan ini menggunakan proses
saponifikasi, yaitu hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemak, misalnya NaOH.
Dalam proses pembuatan sabun tidak terlalu sulit, hanya perlu ketelitian
dalam penimbangan bahan, pemilihan bahan dengan kemurnian dan kualitas yang
baik serta teknik yang baik dalam proses pembuatannya. Sabun yang telah
dihasilkan dalam praktikum ini memiliki bentuk (tekstur) yang padat dengan
tingkat kekerasan yang baik, dan warna kuning transparan agak sedikit buram. Nilai
pH sabun = 10 dan tinggi busa sekitar 7 dengan kestabilan yang baik dalam selang
waktu 20 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Lukmayani, Yani dan Sani Ega Priani. 2010. Pembuatan Sabun Transparan
Berbahan Dasar Minyak Jelantah Serta Hasil Uji Iritasinya Pada Kelinci.
SKRIPSI. Bandung : Unversitas Islam Bandung. Diperoleh dari :
http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/Sains/article/download/125/p
df. Diunduh tanggal 26 November 2016.
Widodo, Agus Tri. Sabun Transparan. Diperoleh dari :
https://sites.google.com/site/sabuntransparan/pengetahuan-kandungan.
Diakses tanggal 21 November 2016.
Purwanto, Slamet. 2014. Sabun Transparan : Harga Jual Dan Cara Membuat.
Diperoleh dari : http://adevnatural.com/sabun-transparan/. Diakses tanggal
21 November 2016.
Wikipedia. Sabun. Diperoleh dari : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sabun. Diakses
tanggal 21 November 2016.