You are on page 1of 2

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan tentang penggunaan senyawa bioaktif
alami untuk pengawetan makanan.
Buah Pickled Pear atau buah kaktus atau opuntia diekstraksi dan dievaluasi aktivitas antioksidan, kinerja
antimikroba in vitro terhadap pembusukan makanan dan bakteri patogen, dan kandungan
betacyanin dan betaxanthin.
Hasil ekstraksi buah kaktus digunakan untuk membungkus irisan daging dan dilihat pengaruhnya
terhadap fisik, kimiawi dan pertumbuhan mikrobia pada daging. Uji antimikroba secara in vitro
dari ekstrak buah kaktus menunjukkan aktivitas spektrum yang luas, karena menghambat
pertumbuhan semua strain target baik Gram positif maupun negative

Pendahuluan
Daging sapi merupakan komoditas yang mudah menurun kualitasnya akibat aktivitas mikroba,
perubahan kimiawi maupun akibat enziatis. Bakteri pembusuk yang ada pada daging umumnya
Enterobacteriaceae dan Pseudomonas spp. Biasannya untuk mempertahankan kualitas daging
digunakan pengawet sintetis,namun untuk daging penggunaan zat aditif dengan antimikrobia dan
antioksidan tidak diizinkan. Untuk itu sudah beberapa kali dikembangkan pengawet alami yang
berasal dari rempah-rempah,namun yang menjadi kendala adalah bau khas dari rempah-rempah
yang tidak bisa dihilangkan.
Buah kaktus berasal dari Amerika tengah dan tersebar luas hingga ke Italia. Buah kaktus terkenal
akan khasiatnya sebagai obat antara lain antiulcer,antiinflamasi, diuretik, jantung,
dan efek diabetes. Ekstrak buah kaktus mampu menghambat aktivitas mikrobia Staphylococcus
aureus, Pseudomonas aeruginosa ,Enterococcus faecium ,Salmonella spp, Escherichia coli,
Listeria monocytogenes.
2. Bahan-bahan dan metode-metode
2.1. Bahan kimia dan reagen
Semua reagen adalah kelas analitis dan dibeli dari Sigma – Aldrich (Milan, Italia): reagen fenol
Folin-Ciocalteu, 2,2- Diphenyl-1-picrylhydrazyl
(DPPH), (±) -6-Hidroksi-2,5,7,8-tetra- asam methylchromane-2-carboxylic (Trolox) 97%, Etanol
(≥96%), Etil asetat (anhidrat, 99,8%), asam hidroklorat, natrium hidroksida dan natrium sulfat
(≥99.0%, anhidrat).
2.2. Persiapan ekstrak buah kaktus
5kg buah kaktus dicuci kemudian dikupas,dihilangkan bijinya, dan daging buahnya dikeringkan .
Untuk mendapatkan ekstraknya 100mg daging buah yang telah kering disuspensikan dalam 50ml
air dan diaduk selama 10 menit. Lalu disentrifugasi dan hasil sentrifugasinya disaring
menggunakan filter berukuran pori 0,20 μm lalu disimpan di suhu -20oC. Ekstrak buah kaktus atau
PPE digunakan untuk tes invitro dan invivo
2.3. Kandungan fenolik total
Total konten fenolik (TPC) dari APD dievaluasi menurut
Metode Singleton dan Rossi (1965) , menggunakan reagen Folin-Ciocalteau
(FC) dan asam galat sebagai standard dan absorbansinya diukur dengan spectrometer UV-VIS
2.4 DPPH radical scavenging activity
Kapasitas antioksidan PPE ditentukan oleh uji DPPH,
. sampel (3 mL) dari larutan DPPH
(0,00394 g / mL metanol) dicampur dengan 50 μL ekstrak dihomogenisasi dan diinkubasi dalam
gelap selama 1 jam pada 25 ° C. Setelah inkubasi, absorbansi setiap sampel adalah spektrofi
fotometri dibaca pada 515 nm menggunakan UV-VIS spectrometer
2.5.Perhitungan Betasianin dan betaxanthin
Perhitungan spektrofotometri dari betacyanin dan betaxanthin dilakukan sesuai dengan metode
Ruiz-Gutierrez et al. (2015) di 536 nm dan 481 nm
2.6. Mikroorganisme dan kondisi kultur
Escherichia coli , Salmonella enterica , Pseudomonas fl uorescens (Gram
negatif) dan Listeria innocua , Staphylococcus aureus , Bacillus subtilis ,
Bacillus cereus (Gram positif) strain milik Di3A (Dipartimento di
Agricoltura, Alimentazione e Ambiente, Universitas Catania, Italia)
2.7. Evaluasi aktivitas antibacterial in vitro ekstrak buah Kaktus
Aktivitas In vitro antibacterial In vitro dari PPE dievaluasi dengan menggunakan Agar well
diffusion test
Dg EKSTRAK Table 1
Prickly pear extracts used for in vitro and in vivo test.
Prickly pear extract Dilution (v/v) in SDW
PPE –
PPE2 1:2
PPE5 1:5
SDW: sterile distilled water.

You might also like