Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN
STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur Perkembangan Hewan II
Yang diampu oleh Dr. Umie Lestari, M.Si
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Balqis Hanun H (170342615566)
1.1 Tujuan
1. Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
2. Mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
1.2 Dasar Teori
Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang
Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang
mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang
karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki
bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga dapat
meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat (Campbell, 2008).
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup
unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi
dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri
dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung
menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang
meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap,
kantung udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat
baik (Campbell, 2008).
Aves memiliki ciri-ciri sebagai berikut : adanya bulu yang menutupi
tubuhnya, anggota gerak depan sudah termodifikasi menjadi sayap, anggota gerak
belakang teradaptasi untuk berjalan, berenan dan bertengger, pada tungkai terdapat
sisik, rahang bawah tidak mempunyai gigi, mulut termodifikasi menjadi paruh,
jantung terdiri dari empat ruang, mempunyai kantong udara atau kantong yang
berperan dalam membantu sistem pernapasan terutama pada saat terbang,
berkembang biak dengan bertelur. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk
mengenali kelas aves ini di antaranya yaitu menentukan ukuran dapat dilakukn
dengan membandingkan ukuran burung yang telah dikenal umumya, bentuk
burung tersebut gemuk, langsing, sayap pendek dan membulat atau panjang dan
meruncing, dan cara yang tidak kalah pentingnya dalam mengidentifikasi burung
adalah dengan mengenali suaranya (Priyono, 2011).
Anggota kelas aves memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya, sehingga hewan ini mampu bertahan dan berkembang biak pada
suatu tempat. Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara
untuk penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antara semuanya adalah
sayap. Meskipun sekarang sayap itu memungkinkan burung untuk terbang jauh
mencari makanan yang cocok dan berlimpah, mungkin saja sayap itu dahulu timbul
sebagai adaptasi yang membantu hewan ini lolos dari pemangsanya (Kimball,
1999).
Menurut Djuhanda (2010), tidak ada adaptasi gerakan lain yang
menghendaki sebegitu banyak pengkhususan struktur Aves selain daripada terbang
dan semua burung terbang atau keturunan penerbang. Yang menarik perhatian yaitu
perbedaannya dengan Reptil bahwa burung itu kelas yang paling homogen dan
dapat dikenal dari semua kelas-kelas Tetrapoda. Bagaimanapun juga untuk semua
sifat-sifat diantara hewan-hewan hidup, burung tidak begitu banyak berbeda dari
reptilia tertentu yang menjadi nenek moyangnya. Oleh karena itu, pengenalan Aves
melalui ciri-ciri morfologinya sangat diperlukan untuk membedakannya dari kelas-
kelas vertebrata yang lain, sekaligus dapat diketahui hubungan kekerabatan dengan
kelas lain di vertebrata (Iskandar, 2012).
Aves memiliki kemampuan mobilitas yang tinggi sehingga penyebarannya
sangat luas. Penyebaran itu didukung oleh kemampuan adaptasi yang tinggi
terhadap berbagai faktor-faktor lingkungan dimana mereka dapat hidup dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang mereka tempati (Iskandar, 2012).
Banyak ciri burung merupakan adaptasi yang memfasilitasi kemampuan
terbang, termasuk modifikasi peringan-tubuh yang menjadikan terbang lebih
efisien. Misalnya, burung tidak memiliki kandung kemih dan betina dari
kebanyakan spesies burung hanya memiliki sa tu ovarium. Gonad betina maupun
jantan biasanya berukuran kecil, kecuali pada saat musim kawin, saat ukuran
gonad membesar. Burung yang masih ada juga tidak memiliki gigi, adaptasi yang
memangkas bobot kepala (Campbell, 2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
Mikroskop cahaya
Mikroskop stereo
Bahan :
Sediaan utuh embrio ayam
Pada embrio ayam utuh umur 48 jam, diperhatikan terjadinya fleksi dan torsi, diamati bagian-bagian berikut : telensefalon
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tahap perkembangan embrio aves yaitu melalui tahap pembelahan, blastul, gastrula,
neurula, dan organogenesis. Pada embrio ayam umur 24 jam mulai adanya porta
usus, somit berjumlah 4, terdapat juga bakal pembuluh darah yang berupa pulau-
pulau darah. Setelah embrio ayam berumur 33 jam, pada embrio ayam ditemukan
adanya vesikula optic, serta pulau darah beranastomosis membentuk vena vitelin,
jantung berupa tabung yang membelok kekanan, somitnya berjumlah 13. Embrio
ayam pada umur 48 terbentuknya lensa mata, optic cup, 28 somit, otak dan jantung
terbagi menjadi antrium, ventrikel, sinus venosus, dan trunkus anteriosus. Terakhir
pada embrio ayam berumur 72 jam, pada tahap ini bakal hidung terbentuk berupa
lekuk hidung, tunas sayap terbentuk berupa tonjolan, serta somit berjumlah 52.
2. Lapisan embrional yang membentuk bakal organ : Lapisan ektodermal neural akan
membentuk otak, ektodermal somatik akan membentuk mata, hidung, telinga. pada
lapisan Endoderm akan membentuk saluran pencernaan, hati dan paru-paru. Pada
lapisan endoderm akan terbentuk jantung, pembuluh darah, dan sistem urogenital
Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan agar lebih teliti dalam melakukan
pengamatan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan praktikum yang ingin
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neiil .A., J.B. Reece., L.A. Urry., dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
3. Erlangga : Jakarta