Professional Documents
Culture Documents
9.3 Peran perawat dalam rehabilitasi fisik, psikologis dan komunitas pasca
bencana
Selama masa perbaikan perawat berperan untuk membantu masyarakat
kembali pada kehidupan normal. Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin
memerlukan jangka waktu untuk bisa normal kembali atau bahkan ada yang
mengalami kecacatan. Menurut Bai & Liu (2009) masalah fisik yang biasa timbul
dipengungsian seperti masalah kurang gizi, penyakit menular, ISPA, diare dan
sebagainya merupakan kondisi yang butuh peran perawat didalamnya. Dalam
situasi ini perawat menggunakan kompetensi dan keterampilannya dalam
mengatasi masalah fisik misal perawatan luka, edukasi tetang kebersihan
lingkungan, konsultasi kesehatan, pelayanan home care dan sebagainya (Fery &
Makhduli, 2009).
Menurut Barbara Maria (1995) fase postimpact bencana merupakan saat
dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga tahap dimana
masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal. Secara umum
dalam fase postimpact ini para korban akan mengalami tahap respon psikologis
mulai dari penolakan (denial), marah (angry), tawar menawar (bargaining),
depresi hingga penerimaan (acceptance). Masalah psikis yang perlu mendapat
perhatian khusus adalah Post Traumatic Stress Disaster (PTSD). Perawat berperan
dalam memberikan treatment psikologis yang berfokus pada depresi seperti
problem solving therapy, konseling dan cognitive behavioral therapy (Wiley &
Sons 2004). Selain itu manajemen terhadap aspek intrapersonal dapat dilakukan
dengan peningkatan kesadaran terhadap diri sendiri, keyakinan/nilai serta
mimpi/harapan. Bisa dilakukan dengan terapi spiritual, management anxiety,
exposure therapy dan cognitive behavioral therapy, group therapy atau terapi
bermain pada anak-anak (Sukmaningrum, Richard & Diane, 2001).
Dalam rehabilitasi komunitas perawat tidak bisa bekerja sendiri dan harus
melibatkan lintas sektor. Sebagai contoh bekerjasama dengan kelompok
masyarakat untuk membersihkan lingkungan akibat bencana, membangun
kembali rumah dan sarana prasarana yang dibutuhkan. Bekerjasama dengan
pemerintah daerah, lembaga sosial, TNI atau lembaga lain dalam rangka
pembangunan daerah bencana. Selain itu perawat juga dapat berperan dalam
peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan community building, menambah
ketrampilan untuk peningkatan ekonomi dan membangun hubungan sosial
masyarakat. Semua tindakan ditujukan untuk mempercepat fase pemulihan
menuju keadaan sehat dan aman (Fery & Makhduli, 2009). Pada kondisi ini juga
bisa dibentuk sebuah networking volunteer antar tenaga kesehatan dan berbagai
disiplin ilmu lain dalam memulihkan kondisi pasca bencana (Stucki, Cieza &
Melvin, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (2008). Statistik Bencana
Tahun 2008
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (2013). Info bencana
Fery Efendi, Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika)
Kemenkes R.I (2011). Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana, Jakarta.