You are on page 1of 8

Akuntabilitas, Maret 2007, hal. 150-157 Vol. 6, NO.

2
lSSN 1412-0240

Analisis GAP Sensitivitas Sebagai Instrumen Manajemen


Risiko pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk.

STEPH SUBANIDJA * & LA.M. UTAMI

Sekolah Tinggi IImu Ekonomi PERBANAS


Jln. Perbanas, Karet Kuningan Setiabudi Jakarta 12940
Tel. 021. 5222501, Fax. 021.5228460, website: www. stieperbanas.ac.id

Diterima 26 November 2006, Disetujui 10 Januari 2007

Abstract: The aim ofthis study is to understand or to identify the structure and sensitivity position
at the BRI. By using monthly report data and classification method on assets and obligations stimulation,
it showed that the sensitivity gap is negative on the first and second period, but positive on the third. The
structure of sensitivity gap tends to follow the BI rate. The structure of sensitive assets rate and sensitive
liabilities rate of Bank BRI can be divided into three periods of sensitivity, which are less than a month,
between one up to three months, and more than three months. The rest of this period called as a none-rate.
The short term period is suggested as better priority of Bank BRI, in order to reduce sensitivity gap
position.

Key words: Gap-sensitivity, risk management, sensitivity asset, sensitivity liabilities

PENDAHULUAN bidang, termasuk pembenahan manajemen risiko dan


infrastruktur teknologi. Gap adalah selisih asset yang
Peri ode krisis regional yang terjadi di kawasan sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Assets
Asia pada awal tahun 1997 juga berimbas pada dunia (RSA)) dengan Liability yang sensitifterhadap suku
perbankan Indonesia. Bisnis perbankan terguncang bunga (Rate Sensitive Liability (RSL)). Struktur
dengan perubahan kondisi moneter regional yang gap-sensitivitas BRI terbentuk oleh RSA yang terdiri
sangatcepat yang mendorong masyarakat melakukan dari diperdagangkan dan menggunakan suku bunga
penarikan dana secara besar-besaran (rush). variabel berupa secondary reserve, efek-efek yang
Ketidakmampuan bank dalam menghadapi rush ini diperdagangkan dan menggunakan suku bunga
memperlihatkan lemahnya struktur permodalan variabel, obligasi pemerintah, serta kredit yang
perbankan Indonesia. Keadaan tersebut mendorong diberikan.
Pemerintah melakukan program rekapitalisasi RSL terbentuk dengan komponen utamanya
perbankan yang berdasarkan Keppres NO.27 dan adalah DPK. Struktur RSA dan RSL BRI dibagi
NO.34 1998 dilaksanakan program penyehatan dan dalam tiga peri ode sensitivitas yaitu peri ode 1(kurang
rehabilitasi sektor perbankan Indonesia, ditandai dari satu bulan), periode 2 (lebih dari satu sampai tiga
dengan pembentukan Badan Penyehatan Perbankan bulan), peri ode 3 (lebih dari tiga sampai dua belas
Indonesia (BPPN) sebagai tindak lanjut deregulasi bulan), sedangkan sisanya digolongkan dalam AIL
perbankan pada November 1998 (PakNov 1998). non rate atau tanpa jatuh tempo. Posisi gap yang
Krisis ekonomi tahun 1997 juga memberikan dampak terbentuk pada peri ode 1 dan 2 tahun 2003 adalah
yang buruk terhadap BRI. Sebagian besar portofolio negative gap, sedangkan periode 3 adalah positive
kreditnya menjadi kredit bermasalah, yang meng- gap, dengan volume berturut-turut sebesar -51.935.
akibatkan modal BRI menu run tajam. Keadaan 481 triliun rupiah; -1.572.826 triliun rupiah; dan 4.657.
tersebut memaksa pemerintah melalui BPPN, agar 691 triliun rupiah. Sedangkan manajemen risiko adalah
bank melakukan program rekapitalisasi. Program sebagai suatu proses untuk mengen-dalikan,
rekapitalisasi yang dilakukan bank-bank termasuk mengurangi, ataupun menghilangkan risiko yang telah
BRI mensyaratkan pembenahan BRI di berbagai teridentifikasi sebelumnya yang sistematik dan
dinamis serta berkesinambungan. Tujuan yang ingin
* Penulis untuk korespondensi. Hp. 0818190911 dicapai dengan manajemen risiko antara lain adalah
email: steph@stieperbanas.ac.id mencegah perusahaan mengalami kegagalan,
http://www.univpancasila.ac.id 8/13
151 SUBANIDJA & UTAMI Akuntabilitas

mengurangi pengeluaran, mengelola Net Interest Risk analysis. Analisis terhadap gap yang teIjadi:
Income (NIl) atau Net Interest Margin (NIM) untuk Gap = RSA - RSI
meningkatkan keuntungan perusahaan, dan menekan
biaya produksi. IRS = RSA
RSL
METODE dalam hal ini:
RSA = Merupakan Rate Sens itive Assets (dalam Rp)
Langkah analisis gap-sensitivitas adalah sebagai RSL = Merupakan Rate Sensitif Liabilities (dalam Rp)
berikut: IRS = Merupakan rasio sensitivitas
Menyusun mismatched rate sensitivity. Menyusun risk limit. Limit gap dirumuskan
Menurut Masyhud Ali (2004:205): kerangka gap sebagai: Potential Loss Limit = Nominal gap x .1
dilakukan dengan mengelompokkan assets-liabilities Interest Rate, dimana ~ Interest Rate = Confidence
dalam empat kelompok yaitu Rate Sensitive Assets factor x Volatility x linterest rate Gap Limit = NIM
(RSA), Fixed dan Non Rate Sensitive Assets Risk (desired) x NIM (level) x 100 % Interest Rate
(NRSA), Rate Sensitive Liabilities (RSL), dan Change.
Fixed Rate dan Non Rate Sensitive Liabilities Menyusun contingensi plan. Rencana
(NRSL). Penggolongan komponen tergambar dalam kontigensi ditetapkan berdasarkan traffict light
tabel I matriks GAP. contingency plan yang berarti Bank BRI harus bisa
menjaga posisi gapnya, agar selalu positif dan
Tabeli. Matriks Gap
mengacu pada pencapaian gap yang dibandingkan
RSA dengan level referensi (lihat tabeI2).
• Penempatan di BI dan bank lain Tabel2. Level referensi rencana kontingensi
• Efek-efek
• Lain-lain: Kondisi Gap Range Gap Keterangan
- Tagihan wesel Ekspor 1. Dark Green 0% -20 % Aman
- Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Dalam Batas
• Obligasi Pemerintah (traded) 2. Light Green 20% -40 %
Toleransi
Fixed Rate & NRSA 3. Light Yellow 40 % - 60 % Menghawatirkan
• Simpanan 4. Dark Yellow 60 % - 80 % Siaga
• Simpanan dari bank lain 5. Red 80 % - 100 % Bahaya
• Pinjaman yang diterima
• Pinjaman Subordinasi Sumber: Harinugroho (2002:37 )
• Kewajiban Lainnya
Volatilitas. Pengukuran kerawanan risiko pasar
RSL mencakup suatu faktor risiko yaitu volatilitas .
• Simpanan
Volatilitas merupakan nilai maksimum deviasi dari
• Simpanan dari bank lain
perubahan tingkat suku bunga dalam peri ode dan
• Pinjaman yang diterima
tingkat kepercayaan (condidence level) tertentu.
• Pinjaman Subordinasi
• Kewajiban Lainnya
Suku bunga yang menjadi ukuran dalam penelitian
ini adalah menggunakan standar minimum dan
Fixed Rate, NRSL, & Ekuitas
maksimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
• Pinjaman Jangka Panjang
(benchmark) adalah sm, karena sm merupakan
• Ekuitas
instrumen kebijakan moneter Bank Indonesia dan
Sumber: MasyhudAli (2004:206) nilainya menjadi referensi suku bunga bebas risiko.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel3. Posisi Gap-Sensitivitas BRI per Desember 2003 (dalam jutaan rupiah)

Keterangan < 1 Bulan > 1-3 Bulan> 3-12 Bulan> 1 Tahun Jumlah
Assets, RSA:
- Penempatan pada BI dan Bank lain 3,741,640 3,741,640
- Efek-efek (variabel &Traded) 3,785,919 48,661 16,850 142,106 3,993,536
- Tagihan wesel ekspor 217,258 28,536 17,301 263,095
- Obligasi rekapitalisasi pemerintah 2,534,801 - 25,043,794 27,578,595
http://www.univpancasila.ac.id 8/13
Vol. 6,2007 Akuntabilitas 152

Tabel3 (lanjutan). Posisi Gap-Sensitivitas BRI per Desember 2003 (dalam jutaan rupiah)

Keterangan < 1 Bulan > 1-3 Bulan> 3-12 Bulan> 1 Tahun Jumlah
- Efek yang dibeli denganjanji dijual kembali 20,220 20,220
- Kredit yang diberikan 3,382,647 3,650,444 11,907,280 28,582,631 47,523,002
Total RSA: 13,682,485 3,727,641 11,941,431 53,768,531 83,120,088
NonRSA:
Total Non RSA : - 11,589,638 11,589,638
Total Assets 13,682,485 3,727,641 11,941,431 65,358,169 94,709,726
Kewajiban & Ekuitas, RSL :
- Simpanan 64,862,536 4,772,788 6,556,522 124,572 76,316,418
- Simpanan dari bank Lain 465,281 4,120 469,401
- Pinjaman yang diterima 182,000 522,271 691,705 596,597 1,992,573
- Pinjaman Subordinasi 5,398 1,288 35,513 1,709,836 1,752,035
- Efek yang dijual dengan
janji dibeli kembali 102,751 102,751
Total RSL: 65,617,966 5,300,467 7,283,740 2,431,005 80,633,178
NonRSL:
- Pinjaman Jangka Panjang 5,082,308 5,082,308
- Ekuitas 8,994,240 8,994,240
Total Non RSL : - 14,076,548 14,076,548
Total RSL & Non RSL 65,617,966 5,300,467 7,283,740 16,507,553 94,709,726
GAP -51,935,481 -1,572,826 4,657,691 48,850,616
IRS = RSA / RSL 0,209 0,703 1,639 3,959
Komulatif GAP -51,935,481 -53,508,307 -48,850,616 0
Rasio Komulatif GAP 0,209 0,072 0,375 1,000

Kerangka Gap menggunakan Masyhud Ali (2003 :217)

Tabel 4 menyajikan Net Interest Income (NIl) Tingkat bunga yang digunakan merupakan tingkat
oleh masing-masing posisi RSAyang sensitifterhadap bung a tertimbang (weighted rate) dari rata-rata
suku bunga. Selama kurun waktu tahun 2003, RSA tingkat bunga yang diperoleh selama setahun. Dari
kumulatif selama satu tahun kedepan yang terbentuk aset-aset sensitif dalam periode tersebut dihasilkan
oleh BRI adalah sebesar 29.351.557 miliar rupiah. pendapatan bunga sebesar 5.351.636,909 miliar
Komposisi ini tersusun atas secondary reserve rupiah. Nilai pendapatan ini akan berubah sejalan
berupa call money placement pada bank lain, Surat dengan perubahan tingkat bunga menyusunnya.
berharga Pasar Uang (SBPU), efek-efek, dan obligasi Perubahan NIl terse but sebesar perubahan basis poin
pemerintah yang diperdagangkan; serta kredit jangka suku bunga yang menjadi reference yield dikalikan
pendek. dengan volume RSA.
Tabel4. Pembentukan Interest Income oleh Rate Sensitive Assets BRI per Desember 2003 (dalam miliar rupiah)

Keterangan Average Balance Rate (%)* Income


RSA:
- Penempatan di BI & Bank Lain 3.741.640 6,39 % 239.090,796
- Efek-efek 3.851.430 6,95 % 267.674,385
- Lain-lain:
*Tagihan Wesel Ekspor 263.095
*Efek yang dibeli denganjanji dijual kembali 20.220 4,50 % 12.749,175
- Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 2.534.801 11,30 % 286.432,513
- Kredit yang diberikan 18.940.371 24% 4.545.689,04
Total: 29.351.557 5.351.635,909

Sumber: Annual Report BRl (2003:4) diolah menggunakan tingkat bunga tertimbang
http://www.univpancasila.ac.id 8/13
153 SUBANIDJA & UTAMI Akuntabilitas

Tabe15 menyajikan komponen Non RSA terdiri Tabel6. Pembentukan Interest Expense oleh Rate
dari sekuritas yang dimiliki untuk tujuan investasi, Sensitive Liabilities BRI per Desember 2003
obligasi dengan tujuan Hold To Maturity (HTM) (dalam miliar rupiah)
serta kredit jangka panjang. Sedangkan non rate
Average
assets terdiri dari aset-aset yang tidak menghasilkan Keterangan Rate (%) Income
Balance
pendapatan bunga, antara lain kas, eadangan giro bank RSL:
di Bank Indonesia, eadangan penyisihan kerugian, - Simpanan 76.191.846 8,79% 6.697.263,263
aktiva-aktiva tetap, dan aktiva tangguhan yang tidak - Simpanan 469.401 5,90% 27.694,659
merniliki jatuh tempo maupun repricing. Kredit jangka dati Bank lain
panjang dikategorikan tidak sensitif dalam periode - Pinjaman 1.395.976 8,27 % 115.447,2152
yang diterima
tersebut dan menghasilkan pendapatan bunga
- Pinjaman 42.199 7,43 % 3.135,3857
tertinggi dibandingkan dengan komponen aset lain.
subordinasi
Total pendapatan bung a yang diperoleh BRI dari - Efek yang 102.751 10% 10.275,1
kelompok Non RSA dan Non Rate ini adalah sebesar dijual dengan
9.717.365,295 miliarrupiah. janji dibeli
kembali
Tabel5. Pembentukan Interest Income oleh Fixed Rate Total: 78.202.173 6.853.815,623
dan Non Rate Assets BRI per Desember 2003
(dalam miliar rupiah) Sumber: Annual Report BRI (2003 :6) diolah menggunakan
tingkat bunga tertimbang
Average Rate
Keterangan Income
Balance (%) Tabe17, total RSL dan Non RSL tersebut meng-
Fixed Rate hasilkan beban bunga sebesar 7.041.132,431 miliar
Assets: rupiah. Kelompok non sensitive dan non rate BRI
-Sekuritas 142.106 10,60 % 15.063,236 hanya merupakan sebagian keeil dari total kewajiban
Investasi dan ekuitas BRI. Dampaknya adalah stabilitas beban
-Obligasi (HTM) 25.043.794 11,35 % 2.842.470,619 bunga akan kecil, karena volume yang keci!. Apabila
-Kredit Jangka 28.582.631 24% 6.859.831,44 suku bunga berubah maka variabilitas beban bunga
Panjang akan sangat berubah karena komposisi sensitif
Non Rate
kewajiban lebih besar daripada non sensitifnya.
Perubahan suku bunga yang diharapkan adalah
Sensitive Assets: 11.589.638
menurun sehingga biaya bunga menurun. Apabila
Total: 65.358.169 9.717.365,295
suku bunga eenderung stabil maka selama kenaikan
Sumber: Annual Report BRI (2003:5) diolah menggunakan biaya dana masih berputar oleh kenaikan pendapatan
tingkat bunga tertimbang bunga maka BRI masih akan mengalami positive
spread.
Tabe16, RSL yang terbentuk selama periode ter- Tabel 7. Pembentukan Interest Expense oleh Fixed
sebut adalah sebesar 78.202.173 miliar rupiah, total Rate, Non Rate Liabilities dan Ekuitas BRI
RSL tersebut menghasilkan beban bunga sebesar per Desember 2003 (dalam miliar rupiah)
6.853.815,623 rniliar rupiah. Jauh lebih besar daripada
Average Rate
pendapatan bung a yang dihasilkan oleh RSA. Gap Keterangan Income
Balance (%)*
yang besar ini terbentuk terutama, karena volume
Non RSL:
simpanan yang besar dan sensitif selama periode - Simpanan 124.572 8,78 % 10.937,4216
terse but. Nilai sensitif biaya bunga yang demikian - Pinjaman 596.597 8,27 % 49.338,5719
besar menjadikan biaya bunga yang dibayar oleh BRI - Pinjaman 1.709.836 7,43 % 127.040,8148
akan sangat fluktuatif, terutama karena komponen Subordinasi
ini didorriinasi oleh simpanan. Apabila dalam rentang - Pinjamanjangka 5.082.308
panjang
periode sensitivitas tersebut suku bunga SBI 3 bulan
Total Non RSL: 7.513.313
mengalami penurunan, maka dimungkinkan suku Fixed RSL:
bunga deposito dan tabungan juga akan mengalami - Ekuitas 8.994.240
penurunan. Penurunan suku bunga simpanan ini pada Sub Total: 16.507.553 187.316,8083
akhirnya akan menurunkan biaya bunga dana, Total RSL & 94.709.726 7.041.132,431
sehingga beban bunga BRI akan turon. Penurunan NonRSL
beban bunga ini, dengan asumsi ini menyebabkan Sumber: Annual Report BRI (2003 :6) diolah menggunakan
pendapatan bunga bersih BRI akan meningkat. tingkat bunga tertimbang
http://www.univpancasila.ac.id 8/13
Vol. 6,2007 Akuntabilitas 154

Perbandingan pembentukan pendapatan dan 9 berikut akan memberikan gambaran dampak


pengeluaran untuk bunga BRI yang berasal dari perubahan suku bunga terhadap arah pendapatan
komponen RSA, Non RSA, RSL, dan Non RSL BRI. Menurut Masyhud Ali (2004: 210): Simulasi
disajikan dalam tabel 8. Dari tabel 8 dapat dilihat dampak perubahan suku bunga diasumsikan berjalan
bahwa pendapatan bunga jauh lebih besar daripada mempengaruhi tingkat bunga asset dan kewajiban
beban bunga, sehingga pendapatan bunga bersih BRI secara searah dan dengan pengaruh yang sarna besar.
positif sebesar 8.027.868,769 miliar rupiah. PositifNII Dengan kenaikan tingkat bunga pasar sebesar 1%
tersebut diperoleh dan negatif gap yang teIjadi selama pendapatan bunga akan mengalami kenaikan sebesar
peri ode sensitivitas dimana RSA BRI lebih kecil dan 1% dari total rate sensitif asset at au sebesar
RSL. 29.351.557 miliar rupiah. Kenaikan ini temyata tidak
cukup untuk me-roll over kenaikan tingkat bunga
TabelS. Pembentukan Interest Income dan Interest
Expense oleh RSA, Non RSA, RSL, Non RSL BRI yang mencapai 78.202.173 miliar rupiah, sehingga
per Desember 2003 (dalam miliar rupiah) terjadi penurunan pendapatan bersih sebesar
48.850.616 miliar rupiah atau sebesar 13,41% dari
Average pendapatan pada keseimbangan awal.
Keterangan Income
Balance Simulasi ke dua mengasumsikan teIjadi penurunan
Aset: suku bunga pasar yang mempengaruhi suku bunga
-RSA 29.351.557 5.351.635,909 aset dan kewajiban dengan arah dan besar yal,1gsarna
- Non RSA 65.358.169 9.717.365,295 yaitu 1%. Penurunan suku bunga sebesar 1% akan
Total kewajiban: 94.709.726 15.069.001,2 direspon oleh penurunan pendapatan bunga dan asset
-RSL 78.202.173 6.853.815,623 sebesar pendapatan awal dikurangidengan 1% dari
- Non RSL 7.513.313 187.316,8083 jumlah total asset sensitifterhadap perubahan bunga.
Ekuitas: 8.994.240 Sehingga penurunan aset ini sebesar 29.351.557 miliar
Total 94.709.726 7.041.132,431 rupiah. Dari sisi kewajiban suku bunga ini akan
menyebabkan turunnya pengeluaran untuk bunga
Imam Rusyamsi (1999:107): penurunan suku sebesar selisih antara pengeluaran awal dikurangi 1%
bung a tersebut membuat kewajiban yang sensitif dari total pengeluaran bung a ini sebesar 78.202.173
terhadap suku bunga akan di re-price sehingga teIjadi miliar rupiah. Penurunan pengeluaran ini lebih besar
penurunan biaya bunga akan lebih besar daripada daripada penurunan pendapatan bunga sehingga
penurunan pendapatan bunga. pendapatan bersih akan mengalami kenaikan sebesar
Menurut MasyhudAli (2004: 110): Simulasi tabel 48.850.616 miliar rupiah atau sebesar 13,41%

Tabel9. Simulasi dampak perubahan suku bunga terhadap pendapatan BRI untuk periode sensitivitas
per Desember 2003 (dalam miliar rupiah)

Keterangan Base Rate Kenaikan 1% Penurunan 1%


Interest Income:
-RSA 5.351.635,909 5.645.151,479* 5.058.120,339***
- Fixed & Non RSA 9.717.365,295 9.717.365,295 9.717.365,295
Total Interest Income: 15.069.001,2 15.362.516,77 14.775.485,63
Interest Expense:
-RSL 6.853.815,623 7.635.837,353** 6.071.793,893****
- Fixed & Non RSL 187.316,8083 187.316,8083 187.316,8083
Total Interest Expense: 7.041.132,431 7.823.154,161 6.259.110,701
NIl 8.027.868,769 7.539.362,609 8.516.374,929
Net Non Interest Expense 4.384.991 4.384.991 4.384.991
EBT 3.642.877,773 3.154.371,609 4.131.383,929
Perubahan Pendapatan -13,41% 13,41 %

Kerangka menggunakan MasyhudAli (2003 :210)

Po tens ial loss yang mungkin terjadi pada BRI Volatilitas tersebut dihitung dalam satuan persen.
dengan gap-sensitivitas terse but diperhitungkan Volatilitas yang terjadi secara absolut tertinggi
berdasarkan volatilitas suku bunga yang terjadi dan mencapai 4,31 % yang terdapat pada SBI. Sedangkan
dibandingkan dengan traffict light contigency plan. minimum volatilitas adalah O.Selama periode tahun
http://www.univpancasila.ac.id 8/13
155 SUBANIDJA& UTAMI Akuntabilitas

2001-2004 statistik volatilitas suku bunga domestik Pertumbuhan NIl yang akan datang diasumsikan
diperlihatkan oleh tabel 10. \6latilitas rata-rata SBI berjalan lebih konservatif antara lain dengan tingkat
adalah sebesar -0,15957 dan berupa penurunan. volatilitas suku bunga semakin menurun sehingga
Simulasi potensialloss memberikan gambaran tentang keuntungan dari perbedaan suku bunga pasar
posisi NIl pada periode yang akan datang. Untuk diperkirakan akan menurun. Di samping itu tingkat
menghitung potensial loss maka harus ditentukan persaingan antar bank semakin tinggi. Persaingan
target NIl yang hendak dicapai. Pertumbuhan NIl antar bank diwamai dengan penawaran suku bunga
pada tahun 2004 lebih disebabkan, karena penurunan simpanan yang semakin tinggi dan penurunan suku
beban bunga yang sangat besar. Hal ini teljadi karena bunga kredit, dampaknya adalah akan mendorong
negatif gap dan selama periode tersebut terjadi tercapainya efisiensi suku bunga dimana akan terjadi
penurunan suku bunga sebesar 105 basis poin. tekanan terhadap NIM.

TabellO. Statistik volatilitas suku bunga domestik periode Januari 2001-Desember 2004
Keterangan Mean Median Max Min Stan dar Deviasi
SBI -0,15957 -0,08 4,31 0 0,982391
JIBOR -0,15809 -0,15 3,67 0 0,869814
Working Capital -0,08851 -0,06 0,19 0 0,158004
Investasi -0,0483 -0,03 0,28 Om 0,174385
Deposito -0,15957 -0,16 0,54 0 0,396073
Tabungan -0,10213 -0,03 0,19 0 0,207594

Data dio1ahdengan menggunakan SPSS For Windows versi 11.5

Potential loss dirumuskan sebagai hasil kali periode sensitivitas kurang dari satu bulan, lebih dari
antara nominal gap yang terjadi dikalikan dengan satu bulan sampai tiga bulan, lebih dari tiga bulan
perubahan suku bunga, sedangkan perubahan suku sampai dengan satu tahun masing-masing adalah
bunga merupakan hasil dari perkalian antara volatilitas sebesar -51.935.481 triliun rupiah; -1.572.826 triliun
dan tingkat bunga. Potential loss limit merupakan rupiah; 4.657.691 triliun rupiah. Dengan posisi negatif
persentase tertentu dari target NIl. Dengan asumsi untuk dua periode sensitivitas awal. Riil penurunan
BRI mempertahankan posisi gap sebesar 48.850.616 bunga yang teljadi selama periode 2003-2004 adalah
miliar rupiah pada tingkat kepercayaan 95% dan sebesar 105 basis poin. Dengan skema simulasi
menggunakan volatilitas maksimal sebesar 4,31 % dan seperti tabel 9 didapatkan bahwa apabila suku bunga
rata-rata tingkat SBI adalah 7,3% diperoleh potensial secara pararel dengan arah dan kecepatan yang sarna
loss sebesar 64.385.111.890 triliun rupiah Rasio nilai mempengaruhi suku bunga AIL, maka pendapatan
ini terhadap NIl target adalah sebesar 0,29%. Dalam bunga yang didapat adalah 15.069.001,2 miliar rupiah,
tabel 2, traffict light contigency plan reference sedangkan beban bunga yang dikeluarkan mencapai
level, nilai ini dalam rentang aman. Potensi kenaikan 7.041.132,431 miliar rupiah. Sehingga NIl yang
NIl dan perbandingannya dengan NIl Riil tahun 2004. diproyeksikan dengan gap sebesar 8.027.868,769
Gap yang terjadi pada akhir posisi tahun 2003 untuk miliar rupiah (lihat tabelll).

Tabeill. Perbandingan estimasi NIl 2003 menggunakan Gap dengan NIl Rill Tahun 2004 (dalam miliar rupiah)

Keterangan Base Rate Simulasi 1 Simulasi 2 RiliA/L


Interest Income:
-RSA 5.351.635,909 5.043,381,681 5.351.635,909
- Fixed & Non RSA 9.717.365,295 9.717.365,295 9.717.365,295
Total Interest Income: 15.069.001,2 14.760.746,98 15.069.001,2 15.451.000
Interest Expense:
-RSL 6.853.815,623 6.032.728,511 6.032.728,511
- Fixed & Non RSL 187.316,8083 187.316,8083 187.316,8083
Total Interest Expense: 7.041.132,431 6.220.045,32 6.220.045,32 4.760.000
NIl 8.027.868,769 8.540.701,66 8.848.955,88 10.691.000
Net Non Interest Expense 4.384.991 4.384.991 4.384.991 4.384.991
EBT 3.642.877,769 4.155.710,66 4.463.964,88 6.306.009
Kerangka menggunakan MasyhudAli (2003:211)

http://www.univpancasila.ac.id 8/13
Vol. 6,2007 Akuntabilitas 156

Dalam tabelll pendapatan dan beban bunga yang Struktur gap-sensitivitas BRI terbentuk oleh RSA
sebenamya terjadi untuk tahun 2004 adalah sebesar yang terdiri dari diperdagangkan dan menggunakan
15.451 miliar rupiah dan 4.760 miliar rupiah, sehingga suku bunga variabel berupa secondary reserve, efek-
NIl yang terbentuk adalah sebesar 10.691 miliar efek yang diperdagangkan dan menggunakan suku
rupiah. Tabel 11 menunjukkan perubahan NIl yang bunga variabel, obligasi pemerintah, serta kredit yang
terjadi pada tahun 2004 dengan menggunakan gap diberikan. RSL terbentuk dengan komponen utama-
pada tahun 2003. Simulasi 1 mengasumsikan nya adalah DPK. Struktur RSA dan RSL BRI dibagi
perubahan suku bunga ditransmisikan secara pararel dalam tiga periode sensitivitas yaitu periode 1 (kurang
terhadap suku bung a AIL dengan nilai perubahan dari satu bulan), periode 2 (lebih dari satu sampai tiga
sebesar 105 basis poin. Sedangkan simulasi 2 meng- bulan), peri ode 3 (lebih dari tiga sampai dua belas
asumsikan suku bung a aset kurang sensitif sehingga bulan), sedangkan sisanya digolongkan dalam AIL
dalam jangka waktu satu tahun belum mengalami non rate atau tanpa jatuh tempo. Posisi gap yang
perubahan, sedangkan suku bunga kewajiban terbentuk pada peri ode 1 dan 2 tahun 2003 adalah
mengalami penurunan dengan kecepatan yang sarna negatif gap, sedangkan peri ode 3 adalah positif gap,
dengan perubahan SBI. dengan volume berturut-turut sebesar -51.935.481
Dari tabel 11 terlihat bahwa apabila selama triliun rupiah; -1.572.826 triliun rupiah; dan 4.657.691
peri ode sensitivitas satu tahun ke depan, maka bila triliun rupiah.
suku bunga berpengaruh secara pararel (simulasi 1) Berdasarkan simulasi, dengan penurunan suku
dengan adanya penurunan suku bunga sebesar 105 bunga sebesar 105 basis poin selama periode 2003-
basis poin, BRI minimal akan memperoleh kenaikan 2004, negative gap BRI memiliki potensi untuk
NIl sebesar 14,08% dari pendapatan awal. Sedangkan menaikkan NIl BRI sebesar 22,53 % dari periode
bila suku bunga tidak bergerak secara pararel sebelumnya. Kenaikan NIl tersebut didorong oleh
(simulasi 2), misal suku bunga kredit yang merupakan penurunan tajam beban bunga. Peningkatan NIl riil
penyusun RSA terbesar tidak berubah, maka yang diperoleh selama periode 2004 melebihi proyeksi
kenaikan NIl BRI adalah sebesar 22,53%. Kedua gap-sensitivitas yaitu sebesar 33,18 % dari periode
simulasi tersebut menunjukkan minimal peningkatan sebelumnya. Faktor-faktor yang berpotensi mem-
NIl dengan mempertahankan kondisi gap-sensitivitas pengaruhi peningkatan NIl yang melebihi proyeksi
seperti pada akhir-akhir periode. NIl riil yang terse but antara lain adalah perubahan suku bunga
diperoleh BRI pada tahun 2004 adalah sebesar 10.691 SBI tidak ditransmisikan secara pararel dengan arah
miliar rupiah, atau 33,18 % dari periode sebelumnya. dan kecepatan yang sarna terhadap suku bunga yang
Perbedaan yang sangat mendasar tersebut mempengaruhi aset dan kewajiban. Ketidak-
memperlihatkan bahwa terdapat faktor-faktor yang pararelan ini tercermin dalam suku bunga yang
mempengaruhi kesesuaian antara proyeksi NIl terbentuk. Faktor lain adalah adanya suku bunga
dengan NIl riil yang dicapai BRI. kredit, dimana bank cenderung akan mempertahan-
Dari tabel 11 ditarik kesimpulan bahwa gap- kan margin yang tinggi, karena kebijakan untuk
sensitivitas sebagai instrumen manajemen risiko menutupi penurunan pendapatan dari aset yang
perubahan suku bunga dapat menggambarkan arah mereferensikan yieldnya terhadap suku bunga SBI,
perubahan NIl yang disebabkan oleh perubahan suku disamping itu juga karena adanya biaya restrukturisasi
bunga. Pada (simulasi 1) NIl yang diperoleh lebih yang tinggi untuk menyesuaikan suku bunga kredit
rendah yaitu 8.540.701,66 miliar rupiah dibandingkan dengan penurunan suku bunga SBI. Ketidaksesuaian
dengan (simulasi 2) yaitu sebesar 8.848.955,88 miliar NIl proyeksi dengan NIl riil juga disebabkan karena
rupiah. Namun karen a gap menilai secara ke- gap-sensitivitas berasal dari satu posisi statis neraca
seluruhan portofolio aset dan kewajiban maka gap yang didorong menjadi dinamis dengan membuat
tidak bisa secara tepat memberikan estimasi NIl skenario peri ode sensitivitas.
periode yang akan datang karena masih rna sing- Berdasarkan simulasi terlihat bahwa terjadi
masing komponen aset dan kewajiban dipengaruhi kecenderungan BRI mengutamakan pendapatan
oleh berbagai faktor yang berbeda. jangka pendek. Tercermin dari negatif gap yang
sangat besar untuk periode sensitivitas kurang dari
SIMPULAN satu bulan. Dengan semakin berkurangnya volatilitas
suku bunga maka BRI harus lebih mempertimbang-
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis gap- kan keseimbangan dan kebijakanjangka panjangnya.
sensitivitas sebagai instrumen manajemen risiko pada Perubahan arah suku bunga menyebabkan adanya
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. peri ode 2001-2004, kecenderungan penurunan NIl yang disebabkan oleh
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: posisi negative gap BRI.
http://www.univpancasila.ac.id 8/13
157 SUBANlDJA & UTAMI Akuntabilitas

Untuk mengurangi kerawanan karena pernbahan Benston, GJ.1986. Perspective on save and Sound
arah suku bunga terse but maka gap BRI harns Banking, Past, Present, and Future. The MIT Press,
didorong ke arah suku bunga tersebut maka gap BRI Cambridge, Massachusetts.
harns didorong ke arah yang lebih positif. Altematif Cooper, R. Donald & Emory Wiliam, R. 1999. Metode
Penelitian Bisnis II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
langkahnya adalah dengan merestrukturisasi karakter
Greuning, H. 2000. Analizing Banking Risk, Aframework
jatuh tempo asetnya didorong ke arahjangka waktu
for Asessing Corporate Governance and Financial
yang lebih pendek sehingga RSA akan meningkat. Risk Mangement. The World Bank, Washington.
Altematiflain adalah mengupayakan penggunaan Harinugroho, A. 2002. Materi Kursus Risk management
varia bel rate untuk aset sementara suku bunga in Banking. Institut Bankir Indonesia. Jakarta.
kewajiban diusahakan menggunakan fIX rate. Dengan Husein Umar. 2000. Riset Sumber Daya Manusia dalam
pembatas biaya restrnkturisasi yang besar maka Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
pengunaan variabel rate dapat diterapkan untuk aset- Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta Raja Grafindo
aset yang masih barn dibentuk. Apabila terdapat Persada.
kesamaan pandangan (similarity of view) antara Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis &
Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
nasabah dengan manajemen tentang penerapan
Mankew, N. 1989. Teori Makro Ekonomi. Nurmawan I,
sistem suku bunga maka manajemen akan lebih baik
Penerjemah: Sumiharti Y, editor. Terjemahan dari
bila mempertimbangkan fleksibilitas suku bunga untuk Macroeconomics 4th edition. Jakarta: Penerbit
membangun kebijakanjangka panjang. Erlangga.
Dalam menjalankan fungsi menawarkan jasa- Putranto, Hartri. 2005. Diktat Manajemen Aktiva Pasiva I.
jasa keuangan, bank perlu mengambil atau menerima Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS. Jakarta.
dan mengelola berbagaijenis risiko keuangan secara PT Bank Rakyat Indonesia, Prospektus Bank Rakyat
efektif, agar dampak negatifnya tidak teIjadi. Sebelum Indonesia Tahun 2003
kesadaran akan perlunya manajemen risiko ini muncul, PT Bank Rakyat Indonesia, Annual Report Bank Rakyat
hampir semua bank berpendapat bahwa risiko harns Indonesia Tahun 2003
PT Bank Rakyat Indonesia, Annual Report Bank Rakyat
dihindari atau dihilangkan. Bisnis bank berkaitan satu
Indonesia Tahun 2004
sarna lain. Tidak ada satu risiko pun yang berdiri
Rax, R. 1996.ALCO :Teori, Teknik, Aplikasi. Prentice Hall.
sendiri, maka dari itu diharapkan bank memiliki sebuah
Riyadi, Siamet. 2004. Banking Assets and Liability
sistem yang bersifat terpadu atau terintegrasi untuk Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
mengelola semua risiko yang timbul dari usahanya. Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Rose, Peter. 2002. Banking Management. New Jersey:
DAFTAR PUSTAKA Printice Hall.
Rusyamsi, Imam. 2004. Perencanaan Strategis Bank.
Ali, Masyhud. 2004. Risiko Operasional Dalam Perbankan, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.
Jumal Bank dan Manajemen. Jakarta, pp: 4-8. Jakarta.
Ali, Masyhud. 2004. Asset Liability Management, Siamat, Dahlan.2004. Manajemen Lembaga Keuangan.
Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional Dalam Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Perbankan. Jakarta: PT Gramedia. Indonesia.
Bank Indonesia. KineIja Bank Indonesia Triwulan IV-2004. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Business. Bandung:
http://www.bi.go.id/evaluasi_ kinerj a_dan arah_ CY.Alfabeth.
kebijakan _monetertw12005. Sukristono. 1992. Perencanaan Strategis Bank. Jakarta:
Bank Indonesia, Laporan Keuangan Bank Persero, http:// Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.
www.bi.go.id/laporanKeuangan Tampubolon, Robert. 2004. Risk Management. Jakarta:
Bank Indonesia, Suku Bunga Domestik, http:// PT Elex Media Komputindo.
www.bi.go.id/datastatistik Viraguna, I Gusti Bagus Oka. 2004. Pengawasan Bank
Basel Committee on Banking Supervision. 2005. Indonesia Dengan Pendekatan Risiko, Jumal Bank &
Management and Supervision of Interest Rate Risk. Manajemen, pp: 9-13.
BIS. http://bis.org/managing interest rate risk.

http://www.univpancasila.ac.id 8/13

You might also like