You are on page 1of 8

Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar

Acara I

ACARA I
PENGENALAN , MOSAIK, DAN INTERPRETASI PENGGUNAAN LAHAN
DENGAN TEKNIK INTERPRETASI FOTO UDARA

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi informasi tepi foto udara.
2. Mahasiswa mampu mendefinisikn fungsi setiap informasi tepi foto udara.
3. Mahasiswa mampu melakukan mozaik foto udara secara manual.
4. Mahasiswa mampu menentukan daerah yang overlap maupun sidelap pada foto udara.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi penggunaan lahan pada citra foto berdasarkan
unsur-unsur interpretasi.
6. Mahasiswa dapat membuat peta tentatif penggunaan lahan dengan menggunakan foto
udara sebagai sumbernya.

II. BAHAN ALAT


1. Foto udara pankromatik hitam putih
2. Foto udara pankromatik berwarna
3. Plastik transparan
4. Alat tulis
5. OHP marker
6. Penggaris
7. Selotip

III. DASAR TEORI


1. Sistem Foto Udara

Citra foto/foto udara merupakan produk penginderaan jauh yang menggunakan


sensor kamera dengan detektor film dengan sistem perekaman serentak. Citra foto
merupakan termasuk dalam penginderaan jauh sistem pasif, yang sistem kerjanya
tergantung dari tenaga alami yaitu matahari. Karakteristik citra foto dapat dilihat pada
gambar 2 di bawah ini.

1
Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar
Acara I

Jam terbang

Altimeter

Informasi Tepi
Niveau/level

Panjang Fokus

Tanda Tepi

Gambar 1. Elemen foto udara

Dari gambar 1 tersebut, foto udara terdiri dari beberapa elemen informasi tepi
yang meliputi Jam terbang, altimeter (ketinggian terbang terhadap mean sea levels),
Niveau/level (indikator kedataran pesawat saat pemotretan ), panjang fokus, dan tanda
tepi (tanda pada tengah-tengah sisi atau pojok foto untuk penentuan titik utama foto).
Perkembangan teknologi saat ini telah banyak berkembang dengan kemajuan
teknologi kamera, perekaman yang pada awalnya menggunakan detektor film sudah
mulai ditinggalkan dengan sistem foto udara digital. Perkembangan teknologi ini juga
membawa implikasi berkembangnya jasa-jasa pembuatan foto udara dari ukuran
small format (format kecil) sampai ukuran large format (format besar) yaitu 23cm x
23 cm.
2. Mosaik Foto Udara
Foto udara merupakan salah satu citra foto yang umumnya diambil
menggunakan wahana pesawat terbang. Bentuk wahana lain yang dapat digunakan
sebagai bahan foto udara adalah balon udara, pesawat ulang-alik, satelit, paralayang
dan berbagai wahana lainnya. Dalam teknis perekaman foto udara telah
dipertimbangkan beberapa hal yaitu:
a. Bentuk wilayah, bentuk wilayah ini akan menentukan biaya pemotretan. Semakin
luas suatu wilayah jelas biaya yang dikeluarkan akan semakin mahal, karena biaya
untuk operasional juga semakin besar.

2
Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar
Acara I

b. Jalur terbang, dalam pengambilan jalur terbang biasanya diambil jarak yang
terpanjang untuk melakukan perekaman, hal ini untuk memperoleh kestabilan
pesawat disaat pemotretan.

Gambar ….
c. Area yang bertampalan /overlap dan Sidelap, Overlap merupakan daerah yang
bertampalan antara foto satu dengan foto yang laindnya sesuai dengan nomor urutan
jalur terbang. Besarnya tampalan antar foto tersebut umumnya sebesar 60%.
Misalnya foto X1 memiliki informasi yang sama dengan foto X2 sebesar 60%.
Tujuan dari tampalan ini adalah untuk menghindari daerah yang kosong disaat
perekaman dikarenakan wahana pesawat terbang melaju dengan kecepatan yang
tinggi. Selain overlay foto udara juga harus sidelap. Sidelap merupakan pertampalan
antara foto udara satu dengan foto udara lain yang ada diatas maupun dibawah area
yang direkam. Sidelap ini terjadi pada jalur terbang yang berbeda jadi suatu wilayah
pada jalur terbang 1 yang telah direkam akan direkam kembali sebesar 25% dari
liputan jalur terbang 2. Berikut ini gambaran dari proses Overlap dan Sidelap.
Tujuan dibuatnya sidelap ini adalah untuk menghindari kekosongan foto antara jalur
terbang. Selain tujuan tersebut dibuatnya foto overlap dan sidelap adalah untuk
memperoleh kenampakan 3 dimensi ketika dilihat melalui sterioskop cermin.

3
Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar
Acara I

Gambar 2. Contoh hasil overlap dan sitelap pada kegiatan pemotretan udara

Gambar 3. Gap akibat perubahan topografi ketika menggunakan tampalan kecil

d. Gangguan perekaman, gangguan ini dapat berupa Drift dan Crab. Drif adalah
perpindahan atau pergeseran lateral pesawat udara dari garis terbang yang
direncanakan, yang disebabkan oleh gerakan angina, kesalahan navigasi atau
penyebab-penyabab yang lain. Hasilnya dapat berupa suatu celah (gab) sebagaimana
gambar 2 diantara foto udara yang berdekatan. Crab merupakan keadaan yang
disebabkan kegagalan mengorientasikan kamera sehubungan dengan garis terbang
yang direncanakan. Pada fotografi udara vertical hal tersebut ditunjukkan oleh tipe-
tipe foto yang tidak sejajar dengan garis basis (lintas terbang antara pusat-pusat foto).
Karena alasan ini lokasi garis terbang yang sebenarnya dan pusat foto mungkin
sedikit berbeda daripada lokasi yang direncanakan.
3. Interpretasi Foto Udara
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara
dengan maksud mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan
prinsip-prinsip interpretasi. Interpretasi foto udara dapat dilakukan dengan dua cara

4
Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar
Acara I

yakni visual atau manual dan digital (computer assisted image intrpretation).
Interpretasi visual atau manual dilakukan dengan menggunakan alat stereskop.
Pengenalan objek mrupakan bagian vital dalam interpretasi foto udara. Prinsip
pengenalan objek pada foto udara didasarkan pada penyidikan karakteristiknya pada
foto udara. Karakteristik objek yang tergambar pada foto udara dan digunakan untuk
mengenali objek disebut unsur interpretasi foto udara. Unsur interpretasi foto udara
terdiri dari: rona dan warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs dan
asosiasi (Sutanto, 1992). Untuk menyimpulkan suatu objek yang terdapat pada citra
maka dlakukan konvergensi bukti, yakni penggunaan kombinasi unsur-unsur
interpretasi sebagai pengumpulan dan pemilihan bukti.
1. Rona dan Warna, ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada
citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Contoh : Lapangan sepak
bola memiliki rona yang cerah karena hanya tertutupi rumput.
2. Bentuk, merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau
kerangka suatu obyek. Contoh : gunung api berbentuk kerucut, gedung sekolah
umumnya memiliki bentuk persegi panjang atau seperti huruf I, L dan U.
3. Ukuran, merupakan atribut obyek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi,
lereng, dan volume. Ukuran meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan,
dan volume suatu objek.
4. Tekstur, merupakan rekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona
kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur
dihasilkan oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk
dikenali secara individual dengan jelas pada foto. Tekstur merupakan hasil
bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual.
5. Pola (susunan keruangan), merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek
bentukan manusia dan bagi beberapa obyek alamiah.
6. Bayangan, merupakan kenampakan yang berada di daerah gelap. Bayangan
bersifat menyembunyikan detail obyek yang berada didaerah gelap.
7. Situs, lokasi objek dalam hubungannya dengan objek yang lain dapat sangat
berguna untuk membantu pengenalan suatu objek. Contoh : pemukiman
memanjang pada umumnya pada pada tanggul alam atau sepanjang tepi jalan.
8. Asosiasi, merupakan keterkaitan obyek yang satu dengan obyek yang lainnya.
Misalnya, pada citra terdapat kenampakan poligon persegi panjang di sekitarnya

5
Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar
Acara I

terdapat gawang, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kenampakan tersebut


adalah lapangan sepak bola.
Landuse (penggunaan lahan) dan landcover (penutupan lahan) sering digunakan
secara bersama-sama. Kedua terminologi tersebut berbeda. Mengutip tulisan Mas
Hartanto “Lillesand dan Kiefer pada tulisan mereka tahun 1979 kurang lebih berkata:
penutupan lahan berkaitan dengan jesis kenampakan yang ada di permukaan bumi,
sedangkan penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada obyek tersebut.
Townshend dan Justice pada tahun 1981 juga punya pendapat mengenai penutupan
lahan, yaitu penutupan lahan adalah perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi,
benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan
kegiatan manusia terhadap obyek tersebut. Sedangkan Barret dan Curtis, tahun
1982, mengatakan bahwa permukaan bumi sebagian terdiri dari kenampakan alamiah
(penutupan lahan) seperti vegetasi, salju, dan lain sebagainya. Dan sebagian lagi berupa
kenampakan hasil aktivitas manusia (penggunaan lahan)“
Dari kutipan tersebut di atas tersirat bahwa Penggunaan Lahan adalah
bagaimana suatu lahan tersebut dikelaskan berdasarkan aktifitas manusia, sedangkan
Penutupan Lahan adalah properti alamiah dari lahan tersebut. Beberapa hal kiranya
dapat ditarik dari dua terminologi penggunaan dan penutupan lahan tersebut sebagai
berikut.
a. Penutupan lahan bisa berbeda dengan penggunaan lahan. suatu lahan tanpa vegetasi
dengan kondisi tanah terkupas tanpa vegetasi ataupun tumbuhan bawah akan
diklasifikan sebagai tanah terbuka (baresoil) dalam penutupan lahan, tetapi dalam
penggunaan lahan bisa jadi lahan tersebut masuk ke dalam kelas perkebunan karena
memang adalah lahan yang sedang disiapkan untuk penanaman.
b. Penutupan lahan bisa sama dengan penggunaan lahan. banyak kelas-kelas dalam
penutupan lahan sama dengan penggunaan lahan sepanjang penutupan dan
penggunaannya sejalan. misalkan suatu lahan perkebunan karet (yg sedang
ditumbuhi pohon2 karet) bisa dikelaskan ke dalam penutupan lahan perkebunan dan
penggunaan lahan juga perkebunan

IV. LANGKAH KERJA


1. Identifikasi Informasi Tepi Foto Udara
a. Amatilah foto udara hitam putih (pankromatik) atau berwarna yang telah
disediakan.

6
Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar
Acara I

b. Identifikasi setiap informasi tepi foto udara tersebut.


c. Buatlah tabel hasil identifikasi.
2. Mosaik Foto Udara
a. Ambilah foto udara paket foto udara hitam putih dan berwarna
b. Urutkanlah foto udara tersebut sesuai dengan nomor dan jalur terbang
c. Catatlah nomor foto yang telah berurutan
d. Ambilah satu pasang foto udara yang berurutan
e. Amati dan batasilah daerah yang overlap melalui sterioskop cermin
f. Deliniasilah objek yang tampak pada foto tersebut dengan spidol transparan
3. Interpretasi Foto Udara
d. Siapkan sepasang foto udara skala besar. Pilih pasangan foto tersebut berurutan
pemotretannya (tampalan lebih dari 55-60%).
e. Siapkan plastik (tranparansi sebagai media untuk interprestasi atau deleniasi)
f. Lakukan interprestasi penggunaan lahan pada daerah foto yang bertampalan.
g. Gunakan OHP marker yang berbeda (misal, biru untuk jalan, merah untuk
penutup lahan dll)

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta penggunaan lahan tentatif daerah kajian (hasil delineasi)
2. Tabel hasil interpretasi
3. Nomor urutan foto berdasarkan jalur terbang
4. Perhitungan dan gambar daerah overlap dan sidelap
5. Hasil proses deliniasi berdasarkan interpretasi foto udara

TUGAS PRAKTIKUM
1. Gambarkanlah susunan urutan jalur terbang foto udara yang saudara mozaik.
2. Hitunglah luas daerah yang overlap dan Sidelap pada foto udara yang bertampalan.
3. Interpretasilah penggunaan lahan dengan menggunakan dasar klasifikasi pada peta
Rupa Bumi Indonesia.
4. Pada unsur interpretasi manakah yang banyak saudara gunakan dalam proses
interpretasi?
5. Bagaimanakah tingkat kedetilan penggunaan lahan pada foto udara tersebut?
6. Hitunglah skala foto udara hitam putih atau berwarna.

7
Modul Praktikum Penginderaan Jauh Dasar
Acara I

7. Uraikan tentang keuntungan dan keterbatasan pemanfaatan foto udara untuk


pengenalan : Obyek linear (sungai,jalan), pemukiman, dan daerah pertanian.
8. Bagaimanakah kerterkaitan resolusi spasial dan spektral dalam identifikasi objek?

You might also like