You are on page 1of 24

ACARA IV

UJI PERBANDINGAN JAMAK

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Acara IV Uji Perbandingan Jamak adalah
Mahasiswa mampu melakukan uji pmbedaan khususnya uji perbandingan jamak.

B. METODOLOGI
1. Alat dan Bahan
a. Sendok
b. Piring kecil
c. Gelas Sloky
d. Nampan
e. Wadah Plastik
f. Label
g. Borang
2. Bahan
a. Kue bolu
b. Air
C. METODOLOGI
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1.1 Hasil Pengujian Uji Perbandingan Jamak Parameter Warna
Respon Sampel
Panelis 4 telur 6 telur 10 telur Total
(528) (465) (571)
1 5 5 5 15
2 5 6 3 14
3 5 8 3 16
4 6 6 6 18
5 5 9 4 18
6 6 8 5 19
7 8 9 4 21
8 6 6 5 17
9 5 6 3 14
10 4 9 5 18
11 7 7 5 19
12 8 8 4 20
13 5 8 5 18
14 5 8 7 20
15 5 6 6 17
16 4 7 3 14
17 4 8 6 18
18 4 8 5 17
19 6 2 5 13
20 4 6 5 15
21 6 8 5 19
22 6 7 5 18
23 7 8 5 20
24 8 7 5 20
25 7 6 2 15
26 3 5 5 13
27 6 6 5 17
28 2 7 5 14
29 4 5 4 13
30 5 6 4 15
31 5 6 3 14
32 7 7 5 19
33 5 8 5 18
34 3 3 5 11
35 5 8 5 18
Total 186 237 162 585
Rata-Rata 5,3142 6,7714 4,6285 16,7142
Sumber: Laporan Sementara
Keterangan : 528 : Bolu 4 Telur, 465 : Bolu 6 Telur, 571 : Bolu 10 Telur

Pada praktikum acara IV Uji Perbandingan Jama kini, terdapat


beberapa sampel yang digunakan. Sampel yang digunakan yaitu ada 1 sampel
R sebagai sampel baku atau pembanding dan ada 3 sampel uji dengan kode
masing-masing dengan formulasi 4 telur, 6 telur, 10 telur, dan 8 telur sebagai
sampel R. Untuk jumlah panelis dalam uji perbandingan jamak terdiri dari 35
panelis. Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah total skor sampel dengan
formulasi 4 telur yaitu 186, sampel dengan formulasi 6 telur yaitu 237 dan
sampel dengan formulasi 10 telur yaitu 162. Nilai rata-rata tiap sampel yaitu
sampel dengan formulasi 4 telur adalah 5,3142, sampel dengan formulasi 6
telur adalah 6,7714 dan sampel dengan formulasi 10 telur adalah 4,6285.
Jumlah total dan rata-rata terbesar yaitu pada sampel kedua dengan formulasi
6 telur. Dari hasil tersebut, panelis menilai bahwa sampel dengan formulasi 6
telur menunjukan parameter Warna yang lebih buruk dari sampel baku.
Sampel yang lebih baik dari sampel baku atau pembanding adalah sampel
dengan formulasi 4 telur dan 10 telur.
Tabel 4.1.2 Daftar Sidik Ragam Sampel Kue Bolu
Sumber Varian Df JK JKR Fhitung Ftabel 5%
Sampel 2 83,8286 41,9143 24,3943 3,13
Panelis 34 73,0476 2,1485 1,2504 1,76
Error 68 116,8378 1,7182
Total 104 273,7143 45,781 25,6447 4,583
Sumber: Hasil Percobaan
Hipotesis:
H0 = warna ketiga sampel kue bolu adalah sama dengan sampel R
H1 = warna ketiga sampel kue bolu adalah tidak sama dengan sampel R
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika total F hitung< total F tabel, maka H0 diterima
Jika total F hitung> total F tabel, maka H0 ditolak
Dari tabel 4.1.2 dapat diperoleh nilai Df sampel sebesar 2, Df panelis
sebesar 34, Df error sebesar 68, Df total sebesar 104. Diperoleh pula JK
sampel sebesar 83,8286, JK panelis sebesar 73,0476, JK error sebesar
116,8378, JK total sebesar 273,7143. Diperoleh nilai JKR yaitu untuk JKR
sampel sebesar 41,9143, JKR panelis sebesar 2,1485, JKR error sebesar
1,7182, dan JKR total sebesar 45,781. Dari hasil perhitungan diperoleh F
hitung sampel sebesar 24,3943, sedangkan untuk F tabel 0,05 sebesar 3,13,
sehingga Fhitung lebih besar daripada Ftabel dan dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dengan asumsi warna ketiga sampel kue bolu tidak sama dengan
sampel R.
Tabel 4.1.3 Nilai Rata-rata Contoh dari Nilai Jumlah Telur Menurut
Besarnya
Jumlah Butir A B C
Telur 6 butir 4 butir 10 butir
Skor contoh 237 186 162
Rata-rata
6,7714 5,3143 4,6286
contoh
Sumber: Laporan Sementara
Dari hasil perhitungan diperoleh skor masing-masing sampel. Skor sampel A
dengan kandungan 6 butir telur yaitu 237 dengan rata-rata 6,7714. Skor
sampel B dengan kandungan 4 butir telur yaitu 186 dengan rata-rata 5,3143.
Dan skor sampel C dengan kandungan 10 butir telur yaitu 162 dengan rata-
rata 4,6286. Skor dari yang terbesar hingga terkecil yaitu sampel A,B dan C.
Sampel A dengan yang memiliki kandungan 6 butir telur memperoleh skor
dan rata-rata tertinggi. Maka sampel inilah yang paling tidak disukai panelis
dan berbeda dengan sampel baku atau pembanding dalam parameter warna.
Tabel 4.1.4 Nilai Rentangan Nyata Terdekat (Rp)
P 2 3
Ranges (5%) 2,823 2,97
LSR 0,6256 0,6582
Sumber: Laporan Sementara

A-B= 6,7714 - 5,3143 = 1,4571 > 0,6256 → berbeda nyata


B-C= 5,3143 - 4,6286 = 0,6857 > 0,6256 → berbeda nyata
A-C= 6,7714 – 4,6286 = 2,1428 > 0,6582 → berbeda nyata
LSR disebut juga jarak nyata terkecil adalah jarak nyata dari tiap
sampel yang diujikan, apakah memiliki perbedaan nyata atau tidak. Dari tabel
di atas diperoleh nilai LSR. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian antara
nilai tabel ranges 5% n2=60-80 dikali SE atau Standar Error. Untuk p=2, nilai
LSR yaitu 0,6256, sedangkan untuk p=3, nilai LSR adalah 0,6582
Rentangan nyata diperoleh dengan cara mengalikan nilai tabel Ranges
5% dengan standard error, sehingga diperoleh nilai rentangan nyata terdekat.
A berbeda nyata dengan C, menunjukkan bahwa kue bolu dengan dengan
jumlah telur 4 butir menghasilkan warna berbeda nyata dengan kue bolu
jumlah telur sebanyak 10 butir. Begitu pula A berbeda nyata dengan B, yang
menunjukkan bahwa kue bolu dengan jumlah 4 butir menghasilkan warna
berbeda nyata dengan kue bolu jumlah telur sebanyak 6 butir. Dan B berbeda
nyata dengan C, menunjukkan bahwa kue bolu dengan dengan jumlah telur 6
butir menghasilkan warna berbeda nyata dengan kue bolu jumlah telur
sebanyak 10 butir.
Tabel 4.2.1 Hasil Pengujian Uji Perbandingan Jamak Parameter Rasa
Respon Sampel
Panelis 4 Telur 6 Telur 10 Telur Total
(528) (465) (571)
1 7 6 4 17
2 5 5 3 13
3 5 5 4 14
4 2 8 5 15
5 5 9 6 20
6 6 6 5 17
7 8 9 5 22
8 8 8 5 21
9 4 6 5 15
10 3 9 5 17
11 7 8 5 20
12 8 8 5 21
13 5 8 5 18
14 3 7 5 15
15 4 6 4 14
16 6 8 2 16
17 3 6 6 15
18 4 8 5 17
19 4 8 5 17
20 6 5 2 13
21 4 6 5 15
22 5 5 3 13
23 6 8 7 21
24 9 8 3 20
25 8 7 2 17
26 2 7 4 13
27 7 7 5 19
28 1 8 5 14
29 3 5 3 11
30 5 7 3 15
31 5 7 3 17
32 8 6 5 19
33 8 2 5 15
34 6 6 5 17
35 5 9 5 19
Total 185 241 154 582
Rata-rata 5,286 6,886 4,4 16,6
Sumber: Laporan Sementara
Pada praktikum acara IV Uji Perbandingan Jamak ini, digunakan
beberapa sampel. Sampel yang digunakan yaitu ada 1 sampel R sebagai
sampel baku atau pembanding dan ada 3 sampel uji dengan kode masing-
masing dengan formulasi 4 telur, 6 telur, 10 telur, dan 8 telur sebagai sampel
R. Untuk jumlah panelis dalam uji perbandinga njamak terdiri dari 35 panelis.
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah total skor sampel dengan formulasi 4
telur yaitu 185, dari sampel dengan formulasi 6 telur yaitu 241 dan dari
sampel dengan formulasi 10 telur yaitu 154. Nilai rata-rata tiap sampel yaitu
sampel dengan formulasi 4 telur adalah 5,286, sampel dengan formulasi 6
telur adalah 6,886 dan sampel dengan formulasi 10 telur adalah 4,4. Jumlah
total dan rata-rata terbesar yaitu pada sampel kedua dengan formulasi 6 telur.
Sehingga dari hasil tersebut, panelis menilai bahwa sampel dengan formulasi
6 telur menunjukan parameter rasa yang lebih buruk dari sampel
baku.Sampelyang lebih buruk dari sampel baku adalah sampel dengan
formulasi 4 telur dan10 telur.
Tabel 4.2.2 Daftar Sidik Ragam Sampel Kue Bolu
Sumber
Df JK JKR Fhitung Ftabel 5%
Varian
Sampel 2 111,105 55,75 24,165 3,13
Panelis 34 110,191 3,241 1,405 1,76
Error 68 156,901 2,307
Total 104 378,197 61,298 25,57 4,89
Sumber: Hasil Percobaan
Hipotesisasumsi:
H0 = Rasa ketiga sampel kue bolua dalah sama dengan sampel R
H1 = Rasa ketiga sampel kue bolu adalah tidak samadengan sampel R
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika total F hitung< total F tabel, maka H0 diterima
Jika total F hitung> total F tabel, maka H0 ditolak
Dari tabel 4.4.2 dapat diperoleh nilai Df sampel sebesar 2, Df panelis
sebesar 34, Df error sebesar 68, Df total sebesar 104. Diperoleh pula JK sampel
sebesar 111,105, JK panelis sebesar 110,191, JK error sebesar 156,901, JK total
sebesar 378,197. Diperoleh nilai JKR yaitu untuk JKR sampel sebesar 55,75, JKR
panelis sebesar 3,241, JKR error sebesar 2,307, dan JKR total sebesar 61,298.
Dari hasilperhitungandiperoleh F hitungsampelsebesar24,165, sedangkanuntuk F
tabel 0,05 sebesar3,13, sehingga F hitung lebih besar dari padaF table dan dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dengan asumsi rasa ketiga sampel kue bolu tidak
sama dengan sampel R.
Tabel 4.2.3 Nilai Rata-rata Contoh dari Nilai Jumlah Telur Menurut Besarnya
A (465) B (528) C (571)
Jumlah Butir Telur
6 butir 4butir 10 butir
Skor contoh 241 185 154
Rata-rata contoh 6,886 5,286 4,4
Sumber: LaporanSementara
Dari hasil perhitungan diperoleh skor masing-masing sampel.Skor sampel
A dengan kandungan 6 butir telur yaitu 241 dengan rata-rata 6,886. Sko rsampel
B dengan kandungan 4 butir telur yaitu 185 dengan rata-rata 5,286.Dan skor
sampel C dengan kandungan10 butir telur yaitu154 dengan rata-rata 4,4. Skordari
yang terbesar hingga terkecil yaitu sampel A dengan 6 butir, B dengan4 butir
danCdengan10 butir.SampelAyang memiliki kandungan 6 butir telur memperoleh
skor dan rata-rata tertinggi.Maka sampel inilah yang paling tidak disukai panelis
dan berbeda dengan sampel baku atau pembanding dalam parameter rasa.
Tabel 4.2.4 Nilai Rentangan Nyata Terdekat (Rp)
P 2 3
Ranges (5%) 2,823 2,197
LSR 0,725 0,763
Sumber: Hasil Percobaan

A-B = 6,886 - 5,286=1,6 >0,725→ berbeda nyata


A-C = 6,886-4,4 = 2,486 > 0,763→ berbeda nyata
B-C = 5,286 -4,4 = 0,886> 0,725→berbeda nyata
LSR disebut juga jarak nyata terkecil adalah jarak nyata dari tiap sampel
yang diujikan, apakah memiliki perbedaan nyata atau tidak. Dari tabel di atas
diperoleh nilai LSR. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian antara nilai tabel
ranges 5% n2=60-80 dikali SE atau Standar Error. Untuk p=2, nilai LSR yaitu
0,725, sedangkan untuk p=3, nilai LSR adalah 0,763.
Rentangan nyata diperoleh dengan cara mengalikan nilai tabel Ranges 5%
dengan standard error, sehingga diperoleh nilai rentangan nyata terdekat. A
berbeda nyata dengan C, menunjukkan bahwa kue bolu dengan julah telur 4 butir
menghasilkan rasa berbeda nyata dengan kue bolu jumlah telur 10 butir. Begitu
pula A dengan B dan B dengan C berbeda nyata, menunjukkan bahwa kue bolu 4
butir telur berbeda nyata dengan kue bolu 6 telur dan kue bolu 6 telur berbeda
nyata dengan kue bolu 10 telur.
Tabel 4.3.1 Hasil Pengujian Uji Perbandingan Jamak Parameter Aroma
Respon Sampel
Panelis 4 Telur 6 Telur 10 Telur Total
(528) (465) (571)
1 7 6 4 17
2 5 5 3 13
3 5 5 4 14
4 2 8 5 15
5 5 9 6 20
6 6 6 5 17
7 8 9 5 22
8 8 8 5 21
9 4 6 5 15
10 3 9 5 17
11 7 8 5 20
12 8 8 5 21
13 5 8 5 18
14 3 7 5 15
15 4 6 4 14
16 6 8 2 16
17 3 6 6 15
18 4 8 5 17
19 4 8 5 17
20 6 5 2 13
21 4 6 5 15
22 5 5 3 13
23 6 8 7 21
24 9 8 3 20
25 8 7 2 17
26 2 7 4 13
27 7 7 5 19
28 1 8 5 14
29 3 5 3 11
30 5 7 3 15
31 5 7 3 17
32 8 6 5 19
33 8 2 5 15
34 6 6 5 17
35 5 9 5 19
Total 185 241 154 582
Rata-rata 5,286 6,886 4,4 16,6
Sumber: Laporan Sementara
Pada praktikum acara IV Uji Perbandingan Jamak ini, digunakan beberapa
sampel. Sampel yang digunakan yaitu ada 1 sampel R sebagai sampel baku atau
pembanding dan ada 3 sampel uji dengan kode masing-masing dengan formulasi
4 telur, 6 telur, 10 telur, dan 8 telur sebagai sampel R. Untuk jumlah panelis
dalam uji perbandingan jamak terdiri dari 35 panelis. Dari hasil perhitungan
diperoleh jumlah total skor sampel dengan formulasi 4 telur yaitu185, dari sampel
dengan formulasi 6 telur yaitu 241dan dari sampel dengan formulasi 10 telur yaitu
154. Nilai rata-rata tiap sampel yaitu sampel dengan formulasi 4 telur adalah
5,286, sampel dengan formulasi 6 telur adalah 6,886 dan sampel dengan ormulasi
10 telur adalah 4,4. Jumlah total dan rata-rata terbesar yaitu pada sampel kedua
dengan formulasi 6 telur. Sehingga dari hasil tersebut, panelis menilai bahwa
sampel dengan formulasi 6 telur menunjukan parameter rasa yang lebih buruk
darisampel baku.Sampelyang lebih buruk dari sampel baku adalah sampel dengan
formulasi 4 telur dan10 telur.
Tabel 4.3.2 Daftar Sidik Ragam Sampel Kue Bolu
Sumber
Df JK JKR Fhitung Ftabel 5%
Varian
Sampel 2 111,105 55,75 24,165 3,13
Panelis 34 110,191 3,241 1,405 1,76
Error 68 156,901 2,307
Total 104 378,197 61,298 25,57 4,89
Sumber: Hasil Percobaan
Hipotesis asumsi:
H0 = Rasa ketiga sampel kue bolu adalah sama dengan sampel R
H1 = Rasa ketiga sampel kue bolu adalah tidak sama dengan sampel R
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika total F hitung< total F tabel, maka H0 diterima
Jika total F hitung> total F tabel, maka H0 ditolak
Dari tabel 4.4.2 dapat diperoleh nilai Df sampel sebesar 2, Df panelis
sebesar 34, Df error sebesar 68, Df total sebesar 104. Diperoleh pula JK sampel
sebesar 111,105, JK panelis sebesar 110,191, JK error sebesar 156,901, JK total
sebesar 378,197. Diperoleh nilai JKR yaitu untuk JKR sampel sebesar 55,75, JKR
panelis sebesar 3,241, JKR error sebesar 2,307, dan JKR total sebesar 61,298.
Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung sampel sebesar24,165, sedangkan untuk
F tabel 0,05 sebesar3,13, sehingga F hitung lebih besar dari pada F table dan dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dengan asumsi rasa ketiga sampel kue bolu tidak
sama dengan sampel R.
Tabel 4.3.3Nilai Rata-rata Contoh dari Nilai Jumlah Telur Menurut Besarnya
A (465) B (528) C (571)
Jumlah Butir Telur
6 butir 4butir 10 butir
Skor contoh 241 185 154
Rata-rata contoh 6,886 5,286 4,4
Sumber: LaporanSementara
Dari hasil perhitungan diperoleh skor masing-masing sampel. Skor sampel
A dengan kandungan 6 butir telur yaitu 241dengan rata-rata 6,886. Skor sampel B
dengan kandungan 4 butir telur yaitu185 dengan rata-rata 5,286. Dan skor sampel
C dengan kandungan10 butir telur yaitu 154 dengan rata-rata 4,4. Skor dari yang
terbesar hingga terkecil yaitu sampel A dengan 6 butir, B dengan 4 butir dan C
dengan 10 butir. Sampel A yang memiliki kandungan 6 butir telur memperoleh
skor dan rata-rata tertinggi.Maka sampel inilah yang paling tidak disukai panelis
dan berbeda dengan sampel baku atau pembanding dalam parameter rasa.
Tabel 4.3.4 Nilai Rentangan Nyata Terdekat (Rp)
P 2 3
Ranges (5%) 2,823 2,197
LSR 0,725 0,763
Sumber: Hasil Percobaan
A-B = 6,886 - 5,286=1,6 >0,725→ berbeda nyata
A-C = 6,886-4,4 = 2,486 > 0,763→ berbeda nyata
B-C = 5,286 -4,4 = 0,886> 0,725→berbeda nyata
LSR disebut juga jarak nyata terkecil adalah jarak nyata dari tiap sampel
yang diujikan, apakah memiliki perbedaan nyata atau tidak. Dari tabel di atas
diperoleh nilai LSR. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian antara nilai tabel
ranges 5% n2=60-80 dikali SE atau Standar Error. Untuk p=2, nilai LSR yaitu
0,725, sedangkan untuk p=3, nilai LSR adalah 0,763.
Rentangan nyata diperoleh dengan cara mengalikan nilai tabel Ranges 5%
dengan standard error, sehingga diperoleh nilai rentangan nyata terdekat. A
berbeda nyata dengan C, menunjukkan bahwa kue bolu dengan julah telur 4 butir
menghasilkan rasa berbeda nyata dengan kue bolu jumlah telur 10 butir. Begitu
pula A dengan B dan B dengan C berbeda nyata, menunjukkan bahwa kue bolu 4
butir telur berbeda nyata dengan kue bolu 6 telur dan kue bolu 6 telur berbeda
nyata dengan kue bolu 10 telur.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Uji Perbandingan Jamak Parameter Tekstur
Respon Sampel
Panelis 10 Telur Total
4 telur (528) 6 Telur (465)
(571)
1 7 7 4 18
2 5 3 3 11
3 5 5 4 14
4 9 5 5 19
5 5 9 4 18
6 8 7 5 20
7 8 9 5 22
8 8 8 5 21
9 8 3 5 16
10 4 9 5 18
11 9 8 5 22
12 9 9 7 25
13 5 6 5 16
14 3 9 5 17
15 5 8 6 19
16 6 8 3 17
17 3 6 6 15
18 4 8 5 17
19 4 8 5 17
20 7 5 2 14
21 3 6 5 14
22 6 5 2 13
23 7 9 5 21
24 9 5 4 18
25 7 7 8 22
26 5 2 3 10
27 5 8 5 21
28 5 6 4 18
29 5 8 6 19
30 5 8 2 15
31 7 8 7 22
32 8 7 5 20
33 4 8 5 17
34 6 6 5 17
35 7 8 5 20
Total 217 241 165 623
Rata-rata 6,2 6,8 4,7 17,8
Sumber : Hasil Percobaan
Keterangan :
Bolu 4 telur = 528
Bolu 6 Telur = 465, Bolu 10 Telur = 571

Pada praktikum acara IV Uji Perbandingan Jamak ini, berbagai macam


sampel digunakan. Sampel yang digunakan yaitu ada 1 sampel R sebagai sampel
baku dan ada 3 sampel uji dengan kode masing-masing dengan formulasi 4 telur,
6 telur, 10 telur, dan 8 telur sebagai sampel R. Untuk jumlah panelis dalam uji
perbandingan jamak terdiri dari 35 panelis. Dari hasil perhitungan diperoleh
jumlah total skor sampel dengan formulasi 4 telur yaitu 217, dari sampel dengan
formulasi 6 telur yaitu 241 dan dari sampel dengan formulasi 10 telur yaitu 165.
Nilai rata-rata tiap sampel yaitu sampel dengan formulasi 4 telur adalah 6,2,
sampel dengan formulasi 6 telur adalah 6,8 dan sampel dengan formulasi 10 telur
adalah 4,7. Jumlah total dan rata-rata terbesar yaitu pada sampel kedua dengan
formulasi 6 telur. Sehingga dari hasil tersebut, panelis menilai bahwa sampel
dengan formulasi 6 telur menunjukan parameter tekstur yang paling buruk dari
sampel baku. Sampel yang agak buruk ditunjukkan pada sampel dengan rata-rata
6,2 yaitu sampel dengan formulasi 4 telur. Sampel yang paling disenangi yaitu
sampel dengan rata-rata 4,7 yaitu sampel dengan formulasi 10 telur.

Tabel 4.4.2 Daftar Sidik Ragam Sampel Kue Bolu


Sumber F Tabel
Df JK JKR F hitung
Varian (5%)
Sampel 2 86,2476 43,1238 19,4953 3,13
Panelis 34 123,8666 3,6431 1,6469 1,76
Error 68 150,4191 2,2120
Total 104 360,5333 48,9789 21,1422 4,894
Sumber : Hasil Percobaan

Hipotesis:
H0 = tekstur ketiga sampel kue bolu adalah sama dengan sampel R
H1 = tekstur ketiga sampel kue bolu adalah tidak sama dengan sampel R
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika total F hitung < total F tabel, maka H0 diterima
Jika total F hitung > total F tabel, maka H0 ditolak
Dari tabel 4.4.2 dapat diperoleh nilai Df sampel sebesar 2, Df panelis
sebesar 34, Df error sebesar 68, Df total sebesar 104. Diperoleh pula JK sampel
sebesar 86,2476, JK panelis sebesar 123,8666, JK error sebesar 150,4191, JK total
sebesar 360,5333. Diperoleh nilai JKR yaitu untuk JKR sampel sebesar 43,1238,
JKR panelis sebesar 3,6431, JKR error sebesar 2,2120, dan JKR total sebesar
48,9789. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung sampel sebesar 19,4953,
sedangkan untuk F tabel 0,05 sebesar 3,134, sehingga F hitung lebih besar
daripada F tabel dan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dengan asumsi aroma
ketiga sampel kue bolu tidak sama dengan sampel R.

Tabel 4.4.3 Nilai Rata-rata Contoh dari Nilai Jumlah Telur Menurut Besarnya
A B C
Jumlah Butir Telur
6 butir 4 butir 10 butir
Skor contoh 241 217 165
Rata-rata contoh 6,8857 6,200 4,7143
Sumber : Hasil Percobaan
Dari hasil perhitungan diperoleh skor masing-masing sampel. Skor sampel
A dengan kandungan 6 butir telur yaitu 217 dengan rata-rata 6,2. Skor sampel B
dengan kandungan 4 butir telur yaitu 241 dengan rata-rata 6,8857. Dan skor
sampel C dengan kandungan 10 butir telur yaitu 165 dengan rata-rata 4,7143.
Skor dari yang terbesar hingga terkecil yaitu sampel A, Sampel B dan sampel C.
Sampel C yang memiliki kandungan 10 butir telur memperoleh skor dan rata-rata
terendah lebih baik. Maka sampel inilah yang paling disukai panelis dan berbeda
dengan sampel baku dalam parameter tekstur.

Tabel 4.4.4 Nilai Rentangan Nyata Terdekat (Rp)\


P 2 3
Ranges (5%) 2,823 2,97
LSR 0,7097 0,7467
Sumber : Hasil Percobaan
A-B = 6,8857– 6,200 = 0,685 < 0,7097→ tidak berbeda nyata
A-C = 6,200 – 4,7143 = 1,4857 > 0,7467 → berbeda nyata
B-C = 6,200 – 4,7143 = 1,485 > 0,7097 → berbeda nyata
LSR disebut juga jarak nyata terkecil adalah jarak nyata dari tiap sampel
yang diujikan, apakah memiliki perbedaan nyata atau tidak. Dari tabel di atas
diperoleh nilai LSR. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian antara nilai tabel
ranges 5% n2=60-80 dikali SE atau Standar Error. Untuk p=2, nilai LSR yaitu
0,7097, sedangkan untuk p=3, nilai LSR adalah 0,7467.
Rentangan nyata diperoleh dengan cara mengalikan nilai tabel Ranges 5%
dengan standard error, sehingga diperoleh nilai rentangan nyata terdekat. A
berbeda nyata dengan C, menunjukkan bahwa kue bolu dengan dengan jumlah
telur 4 butir menghasilkan tekstur berbeda nyata dengan roti bolu jumlah telur
sebanyak 10 butir. A tidak berbeda nyata dengan B, yang menunjukkan bahwa
kue bolu dengan jumlah 4 butir menghasilkan tekstur tak berbeda nyata dengan
kue bolu jumlah telur sebanyak 6 butir. Dan B berbeda nyata dengan C,
menunjukkan bahwa kue bolu dengan dengan jumlah telur 6 butir menghasilkan
aroma berbeda nyata dengan roti bolu jumlah telur sebanyak 10 butir.
Panelis Sampel Jumlah

Tabel 4.5.1 Hasil Pengujian Uji Perbandingan Jamak Parameter Overall


528 465 571
4 butir telur 6 butir telur 10 butir telur
1 7 7 4 18
2 5 7 3 15
3 5 5 4 14
4 2 8 5 15
5 5 9 4 18
6 7 7 5 19
7 8 9 5 22
8 9 7 5 19
9 6 3 5 14
10 4 9 5 18
11 8 8 5 21
12 8 8 5 21
13 5 7 5 17
14 5 9 5 19
15 5 8 6 19
16 6 8 3 17
17 7 3 7 17
18 4 8 5 17
19 4 8 5 17
20 7 5 2 14
21 3 6 5 14
22 6 5 2 13
23 3 8 5 16
24 9 7 3 19
25 7 6 2 15
26 5 5 1 11
27 7 7 5 19
28 7 8 5 20
29 3 5 4 12
30 5 7 2 14
31 5 7 8 20
32 8 7 5 20
33 4 8 5 17
34 7 7 5 19
35 7 7 5 19
Jumlah 203 243 155 599
Rata-rata 5,8 6,9 4,4 17,1
Sumber: Laporan Sementara

Pada praktikumacara IV Uji Perbandingan Jamak ini, sampel yang


digunakan yaitu ada 1 sampel R sebagai sampel baku dan ada 3 sampel uji dengan
kode masing-masing dengan formulasi 4 telur, 6 telur, 10 telur, dan 8 telur sebagai
sampel R. Untuk jumlah panelis dalam uji perbandingan jamak ada 35 panelis.
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah total skor sampel dengan formulasi 4
telur yaitu 203, dari sampel dengan formulasi 6 telur yaitu 243 dan dari sampel
dengan formulasi 10 telur yaitu 155. Nilai rata-rata tiap sampel yaitu sampel
dengan formulasi 4 telur adalah 5,8 , sampel dengan formulasi 6 telur adalah 6,94
dan sampel dengan formulasi 10 telur adalah 4,4 . Jumlah total dan rata-rata
terbesar yaitu pada sampel kedua dengan formulasi 6 telur. Sehingga dari hasil
tersebut, panelis menilai bahwa sampel dengan formulasi 6 telur menunjukan
parameter overall yang lebih buruk dari sampel baku atau pembanding. Sampel
yang lebih baik dari sampel baku adalah sampel dengan formulasi 4 telur dan10
telur.
Tabel 4.5.2 Daftar Sidik Ragam Sampel Kue Bolu

Sumber: Hasil Pengamatan


Sumber Varian Df JK JKR Fhitung Ftabel 5%
Sampel 2 133,7905 66,89524 24,165 3,13
Panelis 34 84,51429 2,485714 1,405 1,76
Error 68 175,5429 2,581513
Total 104 393,8476 71,962467 25,57 4,89
Hipotesis:
H0 = overall ketiga sampel kue bolu adalah sama dengan sampel R
H1 = overall ketiga sampel kue bolu adalah tidak sama dengan sampel R
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika total F hitung< total F tabel, maka H0 diterima
Jika total F hitung> total F tabel, maka H0 ditolak

Dari tabel 4.4.2 dapat diperoleh nilai Df sampel sebesar 2, Df panelis


sebesar 34, Df error sebesar 68, Df total sebesar 104. Diperoleh pula JK sampel
sebesar 133,7905, JK panelis sebesar 84,51429, JK error sebesar 175,5429, JK
total sebesar 393,8476. Diperoleh nilai JKR yaitu untuk JKR sampel sebesar
66,89524, JKR panelis sebesar 2,485714, JKR error sebesar 2,581513, dan JKR
total sebesar 71,962467. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung sampel sebesar
24,165, sedangkan untuk F tabel 0,05sebesar3,13, sehingga F hitung lebih besar
dari padaF table dan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dengan asumsi overall
ketiga sampel kue bolu tidak sama dengan sampel R.
Tabel 4.5.3 Nilai Rata-rata Contoh dari Nilai Jumlah Telur Menurut Besarnya
A B C
Jumlah Butir Telur
6 butir 4butir 10 butir
Skor contoh 243 203 155
Rata-rata contoh 6,942 5,8 4,428
Sumber: Hasil Pengamatan
Dari hasil perhitungan diperoleh skor masing-masing sampel. Skor sampel
A dengan kandungan 6 butir telur yaitu 243 dengan rata-rata 6,942. Skor sampel
B dengan kandungan 4 butir telur yaitu 203 dengan rata-rata 5,8.Dan skorsampel
C dengan kandungan 10 butir telur yaitu 155 dengan rata-rata 4,428. Sko rdari
yang terbesar hingga terkecil yaitu sampel A, B danC. Sampel B yang memiliki
kandungan 10 butir telur memperoleh skor dan rata-rata tertinggi. Maka sampel
inilah yang paling disukai panelis danberbeda dengan sampel baku dalam
parameter overall.
Tabel 4.5.4 Nilai Rentangan Nyata Terdekat (Rp)\
P 2 3
Ranges (5%) 2,823 2,197
LSR 0,1041 0,1095
Sumber: Hasil Pengamatan
A-B = 6.942 - 5.8 = 1.142 >0.104109→ berbeda nyata
B-C = 5.8 – 4.428 = 1.372>0.104109→ berbeda nyata
A-C = 6.942 – 4.428 = 2.514>0,1095→ berbeda nyata
LSR disebut juga jarak nyata terkecil adalah jarak nyata dari tiap sampel
yang diujikan, apakah memiliki perbedaan nyata atau tidak. Dari tabel di atas
diperoleh nilai LSR. Nilai LSR diperoleh dari hasil perkalian antara nilai tabel
ranges 5% n2=60-80 dikali SE atau Standar Error. Untuk p=2, nilai LSR yaitu
0,1041, sedangkan untuk p=3, nilai LSR adalah 0,1095
Rentangan nyata diperoleh dengan cara mengalikan nilai tabel Ranges 5%
dengan standard error, sehingga diperoleh nilai rentangan nyata terdekat. A
berbeda nyata dengan C, menunjukkan bahwa kue bolu dengan dengan jumlah
telur 4 butir menghasilkan aroma berbeda nyata dengan kue bolu jumlah telur
sebanyak 10 butir. Begitu pula A berbeda nyata dengan B, yang menunjukkan
bahwa kue bolu dengan jumlah 4 butir menghasilkan aroma berbeda nyata
dengan kue bolu jumlah telur sebanyak 6 butir. Dan B berbeda nyata dengan C,
menunjukkan bahwa kue bolu dengan jumlah telur 6 butir menghasilkan overall
berbeda nyata dengan kue bolu jumlah telur sebanyak 10 butir.

You might also like