Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Disusun oleh :
Arrizal Rahmatullah
1301868
PJKR B
PENDIDIKAN OLAHRAGA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kegunaan Ilmu Anatomi pada Pendidikan
Penjas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
pelajaran Anatomi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari apa
yang dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki. Walaupun demikian, penulis berharap bahwa makalah ini dapat diterima dan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Tidak berlebihan apabila pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dan tak lupa penulis menyampaikan banyak terimakasih serta seiring do’a atas
segala amal baik dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Hormat saya,
Arrizal Rahmatullah
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi ......................................................................................................... 2
1. Pengertian Anatomi .............................................................................. 2
2. Sejarah Anatomi ................................................................................... 3
3. Anatomi Sistematis ............................................................................... 8
B. Pendidikan Jasmani ....................................................................................... 17
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ............................................................ 18
2. Pengertian Olahraga ............................................................................. 19
3. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga ........... 20
C. Kegunaan Ilmu Anatomi pada Pendidikan Penjas ........................................ 22
A. Kesimpulan .................................................................................................... 32
B. Saran .............................................................................................................. 32
4
BAB I
PENDAHULUAN
Agar cara mengajar tidak salah dan malah membuat murid jatuh sakit
karena memberikan porsi olahraga yang terlalu berat ataupun kesalahan
dalam memberi instruksi sehingga membuat murid terkilir atau semacamnya,
sebagai calon pendidik harus memahami terlebih dahulu ilmu anatomi yang
merupakan cabang ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia dan
kegunaannya pula.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI
1. Pengertian Anatomi
Anatomi merupakan bagian atau cabang Ilmu Hayat (Biologi). Kata anatomi
berasal dari bahsa Yunani yaitu anatome (ana : satu dan yang lain, tome :
memotong/memisahkan). Jadi arti harfiahnya adalah memotong atau
memisahkan satu dan yang lainnya, maksudnya adalah ilmu yang mempelajari
tubuh manusia dengan cara memotong dan mengiris tubuh manusia yang sudah
meninggal/mayat, kemudian diangkat, dipelajari dan diperiksa.
Berikut terdapat beberapa derfinisi anatomi manusia menurut para ahli :
b. Mallet (1960:5)
c. Edward (1972:17)
2. Sejarah Anatomi
Sejarah anatomi dimulai setidaknya pada permulaan tahun 1600 SM, saat
dikeluarkannya papirus ilmu anatomi oleh ilmuwan peradaban Mesir kuno. Pada
saat itu telah dapat dikenali beberapa organ dan pengetahuan dasar akan
pembuluh darah.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memulai penelitian yang lebih baik
mengenai sistem tubuh melalui pembedahan tubuh hewan. Ia berhasil
membedakan pembuluh balik (vena) dengan pembuluh nadi (arteri) dan
hubungan organ-organ yang lebih akurat. Penggunaan tubuh mati manusia atau
mayat untuk penelitian ilmu anatomi dimulai pada abad ke-4 SM, saat
Herophilos dan Erasistratus mempertunjukkan pembedahan mayat di
Iskandariyah di bawah bantuan dinasti Ptolemais. Herophilos adalah orang yang
6
pertama kali mengembangkan ilmu anatomi berdasarkan struktur asli tubuh
manusia.
Ilmuwan yang cukup penting dalam masa anatomi kuno adalah Galen (abad
ke-2 M). Ia banyak mengumpulkan ilmu-ilmunya dari ilmuwan terdahulu dan
banyak memahami fungsi organ dengan melakukan pembedahan hidup-hidup
pada hewan. Banyak koleksi gambar anatominya berdasarkan anatomi anjing,
dan dianggap sebagai "Gray's Anatomy" pada dunia kuno selama 1500 tahun.
Karya-karya aslinya banyak yang hilang, dan kebanyakan hanya diketahui oleh
dokter pad masa renaisans. Oleh karena larangan agama untuk pembedahan
manusia hidup-hidup, Galen menganggap struktur anatomi manusia serupa
dengan anatomi anjing.
Setelah masa Galen, terjadi perkembangan anatomi di Bologna pada abad ke-
14 hingga abad ke-16. Para imuwan mempelajari lebih lanjut hal-hal yang
mereka bisa temukan pada mayat. Akhirnya, mereka dapat memahami lebih baik
lagi mengenai fungsi organ tubuh. Ahli anatomi yang cukup berperan pada masa
ini adalah Mondino de Liuzzi dan Alessandro Achillini.
Ilmuwan pada abad ke-16 dan 17, berhasil memahami mengenai sistem
sirkulasi, penemuan katup pada pembuluh balik, aliran darah dari ventrikel
jantung kiri ke kanan, dan vena hepatika yang diidentifikasi berbeda dengan
sistem sirkulasi lainnya. Begitu pula dengan penemuan sistem limfatik.
Ilmu anatomi berjaya pada abad ke-17 dan 18. Dengan hadirnya perusahaan
pencetakan, pertukaran ide dan pendapat dapat dengan mudahnya dilakukan di
seluruh Eropa. Sejak ilmu anatomi berkonsentrasi pada penelitian dan
penggambaran, ketenaran ahli anatomi pasti sebanding dengan mutu
kemampuan menggambarnya, daripada kemampuan bahasa Latin.
7
Banyak seniman ternama yang turut mempelajari anatomi, melakukan
pembedahan, dan menerbitkan gambarnya untuk uang, dari Michaelangelo
hingga Rembrandt. Untuk pertama kalinya, universitas terkemuka membuka
jurusan anatomi melalui penggambaran. Namun, hambatan kadang kali datang
dari kalangan gereja.
Walaupun masa ini adalah masa panen bagi ilmuwan, namun dapat
berbahaya, seperti yang dialami oleh Galileo Galilei. Beberapa ilmuwan takut
untuk bergerak seperti Descartes. Walaupun semua dokter setuju bahwa ilmu
anatomi akan mendukung perkembangan ilmu kedokteran, hanya ahli anatomi
tertentu dan berijin saja yang boleh melakukan pembedahan. Pembedahan
biasanya didukung oleh dewan kota dan selalu mematok pemungutan biaya.
Banyak kota-kota di Eropa seperti Amsterdam, London, Kopenhagen, Padua,
dan Paris memiliki ahli anatomi kerajaan yang terikat dengan pemerintah
setempat. Walaupun pembedahan sangat sulit dilakukan, tetapi menghadiri
pembedahan adalah hal yang legal. Hal ini membuat banyak mahasiswa anatomi
mengembara berkeliling Eropa.
Banyak masyarakat Eropa, yang tertarik akan ilmu anatomi, menuntut ilmu
ke Italia sebagai pusat pendidikan ilmu anatomi. Hanya di Italia beberapa
penelitian penting dilakukan seperti pembedahan pada tubuh wanita.
Realdo Colombo dan Gabriele Falloppio adalah murid dari Vesalius (ahli
anatomi abad ke-16). Colombo, yang akhirnya menjadi profesor di Roma,
banyak melakukan perkembangan pada anatomi tulang, memperbaiki fakta
mengenai bentuk dan ruangan jantung, pembuluh nadi paru-paru, aorta dan
katup-katupnya, penggambaran baru tentang otak dan pembuluhnya, pembetulan
mengenai pemahaman bagian dalam telinga, dan mengenai ruangan pada laring.
Pada abad ke-19, banyak ilmuwan yang memberikan gambaran anatomi lebih
mendalam dibandingkan abad sebelumnya. Selain itu, dikembangkan pula ilmu
mengenai anatomi mikro yaitu histologi pada manusia dan hewan. Penelitian
anatomi berkembang dimana-mana dengan Inggris sebagai pusatnya.
8
memberikan batas-batas hukum untuk penyediaan jenazah. Pembatasan ini
membuat dimulainya pengerjaan sebuah buku teks ilmu anatomi yang akhirnya
terkenal, Gray's Anatomy.
a. Anatomi Macroscopic
9
bagian tubuh. Umumnya anatomi makroskopik dipelajari pada mayat karena
Anda tidak bisa membedah manusia hidup hanya untuk mempelajari
anatominya, sehingga anatomi makroskopik juga dikenal sebagai anatomi
kadaver.
b. Anatomi Mikroskopik
10
mempelajari jaringan, dan Organology adalah ilmu tentang organisasi
jaringan – jaringan yang menyusun organ – organ tubuh.
3. Anatomi Sistematis
a. Osteology
11
dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan
sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia.
12
tulang merupakan tempat pembentukan sel darah. Terutama di
tulang pipih contoh : tulang dada / pada corpus sterni
7) Penyimpanan. Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan
terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu
menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam
metabolisme zat besi.
13
8)) Tulang pisau luku (os vomer)
Tulang Wajah
Tulang Dada
14
4) Tulang belakang (os vertebrae)
Tulang Belakang
15
6) Tulang gelang panggul
1) Tulang lengan
Ekstremitas Superior
2) Tulang tungkai
16
g) Tulang jari kaki (os phalanges pedis)
b. Artologi
d. Neurologi
17
merawat, dan memanejemen pasien dan kelainan saraf. Kebanyakan para
neurolog dilatih untuk menangani pasien dewasa. Untuk anak-anak
dilakukan oleh neurolog pediatrik, yang merupakan cabang dari pediatri
atau ilmu kesehatan anak. Di Indonesia, dokter dengan spesialisasi
neurologi diberi gelar Sp.S. atau Spesialis Saraf.
e. Angiologi
f. Dermatologi
g. Splankhnologi
h. Endokrinologi
18
Sekresinya disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan
dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon
tersebut akan akan mempengaruhi jaringan dan organ sasaran. Pengaruh
hormon berjalan lambat dan hormon diproduksi berdasarkan mekanisme
kerja umpan bakik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu
akan mempengaruhi produksi hormon yang lain. Mekanisme kerja
hormon yang demikian sebagai homeostatis. Mekanisme homeostatis
berlaku bagi semua kegiatan kelenjar hormon. Ada 3 konsep mekanisme
kerja hormon, yaitu:
Sistem endokrin akan bekerja sama dengan sisitem saraf dan disebut
sebagai sistem neuroendokrin yang berfungsi untuk koordinasi serta
mengendalikan fisiologis tubuh hewan. Walaupun sistem endokrin
bekerja sama dengan sistem saraf namun kedua sistem ini memiliki
perbedaan cara kerja yang terletak pada:
1) Pembeda
2) Sisten Endokrin
3) Sisten Saraf
4) Transmisi
5) kimia
6) Elektrik
7) Waktu respon
8) Lambat
9) Cepat
19
Kelenjar endokrin menghasilkuan hormon, kemudian hormon akan
berikatan dengan reseptor khusus yang berada pada organ saraf. Ikatan
yang terjadi sesuai dan tepat akan menimbulkan efek biologis yang
berfungsi untuk aktivitas kehidupan hewan. Hormon-hormon yang
aktivitasnya bekerja sama dengan sistem saraf adalah:
B. PENDIDIKAN JASMANI
20
seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan
jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan
jasmani.
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan
(body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai
karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght),
perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical prowess),
kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical appearance).
Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika
kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk
frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical
education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas
yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
21
yang dihasilkan individu dari respons tersebut. Dauer dan Pangrazi (1989: 1)
mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan
keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak,
untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan
jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus
dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak.
Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan
perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran,
yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
2. Pengertian Olahraga
22
Serikat) UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik
berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang
lain, ataupun diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan olahraga
sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”.
Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for
All” dan di Indonesia tahun 1983, “memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragaka masyarakat” (Rusli dan Sumardianto,2000: 6).
23
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.
Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak
kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain
bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari
bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata
suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat
kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas
kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang
terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan
diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan
proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis,
digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur
tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas
kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita
tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa
kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.
Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga
tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat
penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain
maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga
harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-
katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan
kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan
penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan
olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk
gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika
digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks
24
dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis
tanpa ada tujuan kependidikan.
Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics)
dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai
olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk
kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi
keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif;
keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
Seperti yang kita ketahui dari kajian teori diatas, bahwa anatomi merupakan ilmu
yang mempelajari struktur tubuh manusia dan anatomi sistematis yang merupakan
cabang dari ilmu anatomi yang lebih spesifik mempelajari sistem pertulangan, otot,
sendi, peredaran darah, persarafan, selaput pembungkus tubuh manusia (kulit),
pencernaan, pernafasan, pembuangan dan sistem reproduksi manusia dan sistem
kelenjar pada tubuh manusia.
Bagi seorang pendidik pendidikan jasmani, hal – hal tersebut patut diketahui dan
dipahami untuk kelancaran mengajar, seorang guru harus memahami kondisi fisik
murid – muridnya agar dapat memberikan porsi olahraga yang sesuai untuk murid –
murid tersebut juga sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yaitu
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Pada konteks ini, kegunaan ilmu anatomi pada pendidikan penjas salah satunya
adalah analisis gerak. Pembahasan analisis lebih difokuskan pada dimensi struktur
tubuh. Rangkaian tugas gerak suatu teknik yang tampil melibatkan kerja dari beragam
otot. Penentuan bagian otot mana yang berkontraksi ketika suatu gerakan terjadi
merupakan bagian yang akan dikaji dan dianalisis oleh guru. Kurang jeli menganalisi
gerakan pada akhirnya akan menyebabkan ketidaksinambungan antara latihan yang
dilakukan dengan kebutuhan keterampilan yang diharapkan, dan secara otomatis hal
ini menjadi penyebab utama tidak tercapainya tujuan yang diharapkan. Karena dalam
pendidikan penjas pun murid – dituntut untuk bisa melakukan/menguasai
25
keterampilan dari beberapa cabang olahraga yang terdapat pada kurikulum
pengajaran, meskipun intensitas latihannya tidak seperti latihan atlit namun tetap
murid dituntut agar dapat menguasai cabang olahraga tersebut, tentunya dengan cara
yang menyenangkan. Karena pendidikan jasmani disekolah, tak hanya bertujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, psikomotor, kognitif,
dan afektif siwa/i namun juga sarana merupakan sarana melepaskan kejenuhan
siswa/i dalam belajar melalui olahraga bermain dalam pendidikan jasmani.
Paparan berikut ini mengulas secara spesifik tentang analisis gerakan yang
ditujukan pada setiap tahapan tugas gerak dalam beberapa cabang olahraga. Cabang
oahraga permainan difokuskan pada permainan sepak bola tendangan kaki bagian
dalam serta punggung kali dan softball teknik pitching. Cabang olahraga renang akan
diangkan nomor gaya kupu – kupu (dolphin), sedangkan olhraga senam difokuskan
pada nomor palang tunggal gerakan forward (upstart).
Keterlibatan sebagian besar otot yang terdapat pada bagian kerangka gerak
bawah (lower limb) merupakan salah satu ciri spesifik gerakan shooting. Agar
lebih runtut, berikut ini secara sistematik analisis akan diarahkan mulai dari
tahap persiapan (preparation), pelaksanaan (execution) dan sikap akhir (follow
26
through) berikut keterlibatan beberapa tulang serta persendian yang dominan
bekerja, juga otot yang berkontraksi.
d. Bentuk Latihan
Untuk memperkuat otot yang ada disekitar tungkai, latihan yang bisa
diberikan adalah squat jump, leg curl, peregangan kontraksi relaksasi untuk
hamstring, step up, heel raise, dll.
27
Gambar Alur Gerak Teknik Menendang dan Bentuk Latihan
28
melibatkan tulang humerus, radius dan ulna, otot yang dominan bekerja
adalah biceps (otot lengan berkepala luar), otot flexor.
d. Bentuk Latihan
Latihan berikut ini merupakan cara untuk membantu atlet agar mampu
melakukan pitching dengan baik : shadow lay dengan menggunakan beban,
arm curl, push up, bench press, dll.
29
Gambar Alur Gerak Teknik Pitching
Tahap gerak gaya dolphin pada bagian atas tubuh dibagi dalam gerak awal
(preparation), menarik (push) dang mendorong (pull).
Pada tahapa persiapan, gerakan retro fleksi terjadi pada sendi – sendi
bahu (shoulder joint) dengan melibatkan otot deltoid (bahu), trapezius
(kerudung) dan latissimus dorsi (sayap). Gerakan flexi terjadi antar ruas
tulang belakang (columma vertebrae joint) dan melibatkan hampir seluruh
otot belakang tubuh. Pada anggota gerak bawah, sendi pangkal paha (hip
30
joint) den pergelangan kaki (ankle joint) terjadi gerakan menarik tungkai ke
belakang (extention) dengan melibatkan otot bokong besat (gluteus
maximus) serta otot – otot extensor pada bagian tungkai.
d. Bentuk Latihan
31
Untuk memudahkan, analisis dibagi dalam tiga tahap, yakni gerakan awal
(preparation), pelaksanaan (execution) dan gerakan akhir (follow through)
d. Bentuk Latihan
Latihan yang bisa diberikan adalah ; pull over, rowing, push up, sit up,
triceps strech, wrist, curl, dll.
32
Gambar Alur Gerak palang Tunggal Teknik Forward kip (Upstart) dan
Bentuk Latihan
4 analisis gerak dari beberapa cabang olahraga tersebut merupakan salah satu
kegunaan anatomi pada pendidikan penjas, untuk memberikan latihan yang benar
pada murid – murid agar mencapai tujuan yang dimaksud yaitu agar murid menguasai
cabang olahraga yang telah ditentukan oleh kurikulum dengan maksud untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Selain itupun ilmu anatomi dapat digunakan pada pendidikan penjas untuk
menentukan latihan apa yang sesuai untuk meningkatkan kekuatan otot tertentu
melalui analisis gerak juga. Contohnya, pada pendidikan jasmani biasanya terdapat
pelajaran permainan bola basket. Dalam permainan bola basket kita harus memiliki
kaki yang kuat untuk meloncat dan pergelangan tangan dan otot triceps untuk
menggenggam bola dan mendribble bola. Dalam analisis gerak dapat diketahui otot
mana yang berkontraksi saat kita meloncat untuk lay up, otot mana yang berkontraksi
untuk mendribble bola dan menggenggam bola. Dengan demikian dapat dengan
mudah menentukan latihan seperti apa untuk melatih otot – otot yang berkontraksi
33
saat melakukan gerakan – gerakan tersebut. Untuk melatih otot tungkai agar kuat dan
lncatan dapat maksimal saat lay up, latihannya dapat berupa shutlle run, lompat di
trampolin, lari jarak jauh dsb.
Mengapa guru penjas perlu memahami ilmu anatomi ? Agar saat mengajar tidak
memberikan pengajaran yang salah yang dapat membuat murid – murid cidera karena
gerakan yang salah yang dicontohkan oleh guru.
34
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu anatomi berguna dalam pendidikan penjas, salah satunya dalam hal analisis
gerak sebagai pemicu keberhasilan dalam mengajar agar sesuai dengan tujuan dan
dalam menentukan pola latihan yang sesuai untuk murid.
B. Saran
Calon pendidik penjas sebaiknya memahami ilmu anatomi, meskipun tak
seutuhnya setidaknya memahami ilmu miologi, arthologi, dan osteologi karena 3
anatomi sistematis tersebut merupakan cabang yang mengkaji bagian – bagian tubuh
yang berhubungan dengan gerak tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Yusup, Ucup, M.Kes., AIFO. (dkk). (2013). Anatomi Manusia. Bandung:
redpoint