You are on page 1of 36

KEGUNAAN ILMU ANATOMI PADA PENDIDIKAN PENJAS

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas


pada Mata Kuliah Anatomi

dosen pengampu Sufyar Mudjianto, M.Pd

Disusun oleh :

Arrizal Rahmatullah

1301868

PJKR B

PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kegunaan Ilmu Anatomi pada Pendidikan
Penjas”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
pelajaran Anatomi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari apa
yang dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki. Walaupun demikian, penulis berharap bahwa makalah ini dapat diterima dan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Tidak berlebihan apabila pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Dan tak lupa penulis menyampaikan banyak terimakasih serta seiring do’a atas
segala amal baik dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Bandung, 10 Desember 2013

Hormat saya,

Arrizal Rahmatullah
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi ......................................................................................................... 2
1. Pengertian Anatomi .............................................................................. 2
2. Sejarah Anatomi ................................................................................... 3
3. Anatomi Sistematis ............................................................................... 8
B. Pendidikan Jasmani ....................................................................................... 17
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ............................................................ 18
2. Pengertian Olahraga ............................................................................. 19
3. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga ........... 20
C. Kegunaan Ilmu Anatomi pada Pendidikan Penjas ........................................ 22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 32
B. Saran .............................................................................................................. 32
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur yang


menyusun tubuh manusia, mulai dari struktur yang terkecil sampai yang
terbesar. Kata Anatomi berasal dari bahsa Yunani, yaitu anatome (ana : satu
dan yang lain, tome : memotong/memisahkan) yang artinya memotong atau
memisahkan satu dari yang lainnya.

Di Prodi PJKR kita dididik untuk menjadi seorang pendidik pendidikan


penjas. Pendidikan Jasmani erat kaitannya dengan mengolah tubuh para
siswa/i di jenjang pendidikan SMA agar kebugaran jasmani mereka tetap
terjaga dan pikiran mereka fresh kembali setelah mengikuti pelajaran teori
dan hafalan yang membuat mereka dongkol dan stress.

Agar cara mengajar tidak salah dan malah membuat murid jatuh sakit
karena memberikan porsi olahraga yang terlalu berat ataupun kesalahan
dalam memberi instruksi sehingga membuat murid terkilir atau semacamnya,
sebagai calon pendidik harus memahami terlebih dahulu ilmu anatomi yang
merupakan cabang ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia dan
kegunaannya pula.

Pada makalah ini penulis akan membahas sedikit mengenai kegunaan


ilmu anatomi pada pendidikan penjas agar tidak terjadi kesalahan dalam
mengajar yang dapat menyebabkan cidera pada murid.

B. Rumusan Masalah

1. Apa kegunaan ilmu anatomi pada pendidikan penjas ?


2. Mengapa sebagai calon pendidik penjas dituntut untuk memahami
ilmu anatomi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui kegunaan ilmu anatomi pada pendidikan penjas


2. Memahami mengapa sabagai seorang calon pendidik penjas dituntut untuk
memahami ilmu anatomi
5

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI
1. Pengertian Anatomi

Anatomi merupakan bagian atau cabang Ilmu Hayat (Biologi). Kata anatomi
berasal dari bahsa Yunani yaitu anatome (ana : satu dan yang lain, tome :
memotong/memisahkan). Jadi arti harfiahnya adalah memotong atau
memisahkan satu dan yang lainnya, maksudnya adalah ilmu yang mempelajari
tubuh manusia dengan cara memotong dan mengiris tubuh manusia yang sudah
meninggal/mayat, kemudian diangkat, dipelajari dan diperiksa.
Berikut terdapat beberapa derfinisi anatomi manusia menurut para ahli :

a. Kimber dkk (1977:3)

“Anatomy is the study of the parts of the living organism and


their relationship to each other.”

b. Mallet (1960:5)

“Anatomy is the study of structure and form an organism, and


human anatomy deals with they structure and form of various parts of the
human body.”

c. Edward (1972:17)

“Human anatomy is the science which treats of the huan body”

2. Sejarah Anatomi

Sejarah anatomi dimulai setidaknya pada permulaan tahun 1600 SM, saat
dikeluarkannya papirus ilmu anatomi oleh ilmuwan peradaban Mesir kuno. Pada
saat itu telah dapat dikenali beberapa organ dan pengetahuan dasar akan
pembuluh darah.

Hippokrates adalah ilmuwan kedokteran Yunani kuno yang karyanya masih


diakui hingga sekarang. Ia adalah seorang dokter pada akhir abad ke-6 SM atau
awal abad ke-5 SM. Hippokrates telah dapat memahami ilmu dasar mengenai
sistem rangka dan otot, dan awal pemahaman lebih dalam akan kerja organ
seperti ginjal. Namun, banyak karya lainnya yang didasarkan pada spekulasi
bukan pada penelitian keilmuan.

Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memulai penelitian yang lebih baik
mengenai sistem tubuh melalui pembedahan tubuh hewan. Ia berhasil
membedakan pembuluh balik (vena) dengan pembuluh nadi (arteri) dan
hubungan organ-organ yang lebih akurat. Penggunaan tubuh mati manusia atau
mayat untuk penelitian ilmu anatomi dimulai pada abad ke-4 SM, saat
Herophilos dan Erasistratus mempertunjukkan pembedahan mayat di
Iskandariyah di bawah bantuan dinasti Ptolemais. Herophilos adalah orang yang

6
pertama kali mengembangkan ilmu anatomi berdasarkan struktur asli tubuh
manusia.

Ilmuwan yang cukup penting dalam masa anatomi kuno adalah Galen (abad
ke-2 M). Ia banyak mengumpulkan ilmu-ilmunya dari ilmuwan terdahulu dan
banyak memahami fungsi organ dengan melakukan pembedahan hidup-hidup
pada hewan. Banyak koleksi gambar anatominya berdasarkan anatomi anjing,
dan dianggap sebagai "Gray's Anatomy" pada dunia kuno selama 1500 tahun.
Karya-karya aslinya banyak yang hilang, dan kebanyakan hanya diketahui oleh
dokter pad masa renaisans. Oleh karena larangan agama untuk pembedahan
manusia hidup-hidup, Galen menganggap struktur anatomi manusia serupa
dengan anatomi anjing.

Kemajuan kecil pada ilmu anatomi terjadi setelah kejatuhan kekaisaran


Romawi. Ilmuwan Arab banyak memberi kemajuan bagi ilmu lainnya, tetapi
tidak dengan ilmu anatomi karena berbagai larangan dan tabu.

Setelah masa Galen, terjadi perkembangan anatomi di Bologna pada abad ke-
14 hingga abad ke-16. Para imuwan mempelajari lebih lanjut hal-hal yang
mereka bisa temukan pada mayat. Akhirnya, mereka dapat memahami lebih baik
lagi mengenai fungsi organ tubuh. Ahli anatomi yang cukup berperan pada masa
ini adalah Mondino de Liuzzi dan Alessandro Achillini.

Pada abad ke-16, Vesalius menerbitkan gambar-gambar anatominya dari


hasil perjalanan Leuven hingga Padua dengan cara membedah korban eksekusi
gantung. Ia berhasil menunjukkan perbedaan besar mengenai gambaran
anatomis tubuh manusia dengan anjing (gambaran Galen).

Ilmuwan pada abad ke-16 dan 17, berhasil memahami mengenai sistem
sirkulasi, penemuan katup pada pembuluh balik, aliran darah dari ventrikel
jantung kiri ke kanan, dan vena hepatika yang diidentifikasi berbeda dengan
sistem sirkulasi lainnya. Begitu pula dengan penemuan sistem limfatik.

Ilmu anatomi berjaya pada abad ke-17 dan 18. Dengan hadirnya perusahaan
pencetakan, pertukaran ide dan pendapat dapat dengan mudahnya dilakukan di
seluruh Eropa. Sejak ilmu anatomi berkonsentrasi pada penelitian dan
penggambaran, ketenaran ahli anatomi pasti sebanding dengan mutu
kemampuan menggambarnya, daripada kemampuan bahasa Latin.

7
Banyak seniman ternama yang turut mempelajari anatomi, melakukan
pembedahan, dan menerbitkan gambarnya untuk uang, dari Michaelangelo
hingga Rembrandt. Untuk pertama kalinya, universitas terkemuka membuka
jurusan anatomi melalui penggambaran. Namun, hambatan kadang kali datang
dari kalangan gereja.

Walaupun masa ini adalah masa panen bagi ilmuwan, namun dapat
berbahaya, seperti yang dialami oleh Galileo Galilei. Beberapa ilmuwan takut
untuk bergerak seperti Descartes. Walaupun semua dokter setuju bahwa ilmu
anatomi akan mendukung perkembangan ilmu kedokteran, hanya ahli anatomi
tertentu dan berijin saja yang boleh melakukan pembedahan. Pembedahan
biasanya didukung oleh dewan kota dan selalu mematok pemungutan biaya.
Banyak kota-kota di Eropa seperti Amsterdam, London, Kopenhagen, Padua,
dan Paris memiliki ahli anatomi kerajaan yang terikat dengan pemerintah
setempat. Walaupun pembedahan sangat sulit dilakukan, tetapi menghadiri
pembedahan adalah hal yang legal. Hal ini membuat banyak mahasiswa anatomi
mengembara berkeliling Eropa.

Banyak masyarakat Eropa, yang tertarik akan ilmu anatomi, menuntut ilmu
ke Italia sebagai pusat pendidikan ilmu anatomi. Hanya di Italia beberapa
penelitian penting dilakukan seperti pembedahan pada tubuh wanita.

Realdo Colombo dan Gabriele Falloppio adalah murid dari Vesalius (ahli
anatomi abad ke-16). Colombo, yang akhirnya menjadi profesor di Roma,
banyak melakukan perkembangan pada anatomi tulang, memperbaiki fakta
mengenai bentuk dan ruangan jantung, pembuluh nadi paru-paru, aorta dan
katup-katupnya, penggambaran baru tentang otak dan pembuluhnya, pembetulan
mengenai pemahaman bagian dalam telinga, dan mengenai ruangan pada laring.

Pada abad ke-19, banyak ilmuwan yang memberikan gambaran anatomi lebih
mendalam dibandingkan abad sebelumnya. Selain itu, dikembangkan pula ilmu
mengenai anatomi mikro yaitu histologi pada manusia dan hewan. Penelitian
anatomi berkembang dimana-mana dengan Inggris sebagai pusatnya.

Permintaan akan mayat semakin meningkat. Untuk itu berbagai cara


dilakukan, bahkan pembunuhan. Melihat perkembangan yang tidak baik ini,
parlemen Inggris mengeluarkan Undang-undang Anatomi 1832, yang

8
memberikan batas-batas hukum untuk penyediaan jenazah. Pembatasan ini
membuat dimulainya pengerjaan sebuah buku teks ilmu anatomi yang akhirnya
terkenal, Gray's Anatomy.

Penelitian anatomi pada ratusan tahun lalu banyak membantu perkembangan


pemahaman pada ilmu-ilmu baru seperti biologi molekuler. Berbagai
perkembangan juga terjadi pada alat-alat canggih untuk memahami tubuh
manusia (terutama tubuh hidup), yakni melalui alat MRI dan pemindaian CAT.

Anatomi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu anatomi macroscopic, anatomi


microscopic, dan anatomi perkembangan (development anatomy) :

a. Anatomi Macroscopic

Anatomi yang akan diajarkan untuk memperdalam atau untuk memahami


ilmu gerak adalah anatomi macroscopia yang tergolong dalam anatomi

systematica yang meliputi Osteologi,arthrologi dan mmyologi,dan


anatomi regionale yang meliputi Regio membri superioris (anggota gerak
atas),Regio membri inferioris (anggota gerak bawah),Regio thoracalis(dada)
dan Regio abdominalis(perut).

Cara mempelajari tubuh manusia menggunakan teknik anatomi


makroskopik tidak memerlukan bantuan alat apapun karena dilakukan
dengan cara mengamati, melihat dan meraba struktur – struktur bagian –

9
bagian tubuh. Umumnya anatomi makroskopik dipelajari pada mayat karena
Anda tidak bisa membedah manusia hidup hanya untuk mempelajari
anatominya, sehingga anatomi makroskopik juga dikenal sebagai anatomi
kadaver.

Ada dua pendekatan untuk mempelajari anatomi makrsokopik:


pendekatan sistemik dan pendekatan regional. Dalam pendekatan sistemik,
tubuh manusia dipelajari dalam sistem yang berbeda-beda (osteologi,
artrologi, miologi, sistem respirasi, sirkulasi, dll). Dalam pendekatan
regional, tubuh manusia dipelajari di bagian per bagian (kepala, tubuh,
toraks, ekstremitas, dll). Hasil akhir dari kedua pendekatan tersebut sama
tetapi umumnya pendekatan regional lebih disukai.

b. Anatomi Mikroskopik

Anatomi mikroskopik merupakan cara mengamati struktur tubuh


manusia dengan menggunakan alat pembesar atau mikroskop karena
struktur tubuh yang diamati tidak dapat dilihat menggunakan mata
telanjang. Bentuk pemeriksaan mikroskopik adalah Citology, Histology, dan
Organology. Sitology mempelajari suatu sel secara individual, Histology

10
mempelajari jaringan, dan Organology adalah ilmu tentang organisasi
jaringan – jaringan yang menyusun organ – organ tubuh.

c. Anatomi Perkembangan (Development Anatomy)

Anatomi perkembangan merupakan cara mengamati perkembangan


struktur tubuh manusia sejak mulai ada (dalam rahim) hingga dewasa.
Proses perkembangan struktur tubuh meliputi fase sebelum dilahirkan dan
fase setelah lahir (postnatal) hingga dewasa.

3. Anatomi Sistematis

Dalam ilmu anatomi terdapat anatomi sistematis yang meliputi :

a. Osteology

Osteologi merupakan cabang ilmu anatomi yang mempelajari


tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa
tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk
sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua
dalam susunan yang teratur.

Mengapa kita bisa bergerak? Manusia bisa bergerak karena ada


rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri,
melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka

11
dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan
sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia.

Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut:

1) Memberi bentuk tubuh. Rangka menyediakan kerangka bagi


tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
2) Tempat melekatnya otot. Tulang-tulang yang menyusun rangka
tubuh manusia menjadi tempat melekatnya otot. Tulang dan otot
ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada
manusia.
3) Pergerakan. Pergerakan pada hewan bertulang belakang
(vertebrae) bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada
rangka tulang.
4) Sistem kekebalan tubuh. Sumsum tulang menghasilkan beberapa
sel-sel imunitas. Contohnya adalah limfosit B yang membentuk
antibodi.
5) Perlindungan. Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital
yakni:

a) Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah


dan dalam.
b) Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
c) Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi
paru-paru dan jantung.
d) Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
e) Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi,
sistem pencernaan, dan pinggul.
f) Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan
siku.
g) Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi
pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

6) Produksi sel darah. Rangka tubuh adalah tempat terjadinya


haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum

12
tulang merupakan tempat pembentukan sel darah. Terutama di
tulang pipih contoh : tulang dada / pada corpus sterni
7) Penyimpanan. Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan
terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu
menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam
metabolisme zat besi.

Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu


bagian poros tubuh (aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian
aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia dewasa umumnya. Sedangkan
bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada manusia dewasa
umumnya.

Bagian aksial terdiri dari:

1) Tulang tengkorak terdiri dari:

a) Tulang tempurung kepala (os cranium)

1)) Tulang dahi (os frontale)


2)) Tulang kepala belakang (os occipitale)
3)) Tulang ubun-ubun (os parietale)
4)) Tulang tapis (os ethmoidale)
5)) Tulang baji (os sphenoidale)
6)) Tulang pelipis (os temporale)

b) Tulang muka (os splanchocranium)

1)) Tulang hidung (os nasale)


2)) Tulang langit-langit (os pallatum)
3)) Tulang air mata (os lacrimale)
4)) Tulang rahang atas (os maxilla)
5)) Tulang rahang bawah (os mandibula)
6)) Tulang pipi (os zygomaticum)
7)) Tulang lidah (os hyoideum)

13
8)) Tulang pisau luku (os vomer)

Tulang Wajah

2) Tulang dada (os sternum)

a) Hulu (os manubrium sterni)


b) Badan (os corpus sterni)
c) Taju pedang (os xiphoid prosesus)

Tulang Dada

3) Tulang rusuk (os costae)

a) Tulang rusuk sejati (os costae vera)


b) Tulang rusuk palsu (os costae sporia)
c) Tulang rusuk melayang (os costae fluctuantes)

14
4) Tulang belakang (os vertebrae)

Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni


bagian anterior yang terdiri dari badan tulang atau corpus
vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus
vertebrae. Arcus vertebrae dibentuk oleh dua “kaki” atau
pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh penonjolan
atau procesus yakni procesus articularis, procesus
transversus, dan procesus spinosus. Procesus tersebut
membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale.
Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan
membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang
belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang
punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen
intervertebrale.

a) Tulang leher (os cervical) C 1-7


b) Tulang punggung (os thoraxalis) Th 1-12
c) Tulang pinggang (os lumbar) L 1-5
d) Tulang kelangkang (os sacrum) S 1-5
e) Tulang ekor (os cocigeus) Co 1-5

Tulang Belakang

5) Tulang gelang bahu

a) Tulang belikat (os scapula)


b) Tulang selangka (os clavicula)

15
6) Tulang gelang panggul

a) Tulang usus (os illium)


b) Tulang pinggul (os pelvis)
c) Tulang duduk (os ichium)
d) Tulang kemaluan (os pubis)

Bagian apendikuler terdiri dari:

1) Tulang lengan

a) Tulang lengan atas (os humerus)


b) Tulang hasta (os ulna)
c) Tulang pengumpil (os radius)
d) Tulang pergelangan tangan (os carpal)
e) Tulang telapak tangan (os metacarpal)
f) Tulang jari tangan (os phalanges manus)

Ekstremitas Superior

2) Tulang tungkai

a) Tulang paha (os femur)


b) Tulang tempurung lutut (os patella)
c) Tulang kering (os tibia)
d) Tulang betis (os fibula)
e) Tulang pergelangan kaki (os tarsal)
f) Tulang telapak kaki (os metatarsal)

16
g) Tulang jari kaki (os phalanges pedis)

b. Artologi

Arthologi merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang


bersangkut paut dengan perhubungan & persendiaan antara yang satu
dengan tulang atau beberapa tulang lainnya atau dengan tulang rawan
sehingga merupakan alat gerak yang lengkap.

Secara fungsional sendi dibagi menjadi :


1) Synarthrosis yaitu sendi yang tidak dapat bergerakpersendian
yang lebih menyerupai perhubungan terus menerus
2) Amphiarthrosis yaitu sendi yg pergerakannya sedikit
3) Dyarthosis yaitu sendi yg pergerakannya bebas.
c. Miologi

Miologi (myology) adalah suatu ilmu pengetahuan tentang otot.


yang dapat diartikan sebagai berikut, Myo adalah Muscle atau otot
sedangkan Logy adalah Ilmu pengetahuan. Sehingga alat gerak
(locomotor apparetus) di dalam tubuh dapat dapat di kelompokan sebagai
berikut:

1) Alat gerak yang bersifat Pasif (digerakan) yang artinya dapat di


gereakan oleh faktor lain. Alat gerak yang bersipat pasif ini boleh
kita jumpai pada Jaringan Tulang, Jaringan Rawan dan Jaringan Ikat.
Jaringan tersebut sering kita katakan sebagai jaringan penyokong
atau jaringan penunjang
2) Alat gerak yang bersifat aktif (yang menggerakan) yang artinya dapat
menggerakan jaringan yang lain/yang bersifat pasif dapat kita sebut
juga jaringan ini adalah jaringan Otot dan jaringan Syaraf.

d. Neurologi

Neurologi adalah ilmu tentang sistem persarafan pada tubuh


manusia. Dokter yang mengkhususkan dirinya pada bidang neurologi
disebut neurolog dan memiliki kemampuan untuk mendiagnosis,

17
merawat, dan memanejemen pasien dan kelainan saraf. Kebanyakan para
neurolog dilatih untuk menangani pasien dewasa. Untuk anak-anak
dilakukan oleh neurolog pediatrik, yang merupakan cabang dari pediatri
atau ilmu kesehatan anak. Di Indonesia, dokter dengan spesialisasi
neurologi diberi gelar Sp.S. atau Spesialis Saraf.

e. Angiologi

Angiologi merupakan deskripsi untuk organ-organ sirkulasi dan


limfa, jantung beserta pembuluhnya, termasuk lien dan thymus, atau
sederhananya Angiologi adalah ilmu yang mempelajari sistem peredaran
darah pada tubuh manusia. Jantung (cor) merupakan organ utama sebagai
penghisap dan pemompa yang menentukan sirkulasi darah. Jantung
terletak dalam kantung jaringan ikat serosa yang disebut pericardium.
Meskipun sistem limfatik juga mengalir ke vena dan membuat kedua
sistem ini saling ketergantungan, tetapi perbedaan morfologi dan
fungsional yang cukup besar membuat keduanya dipisahkan.

f. Dermatologi

Dermatologi (dari bahasa Yunani: derma yang berarti kulit) adalah


cabang kedokteran yang mempelajari kulit dan bagian-bagian yang
berhubungan dengan kulit seperti rambut, kuku, kelenjar keringat, dan
lain sebagainya. Cabang-cabang dari dermatologi antara lain adalah
venereologi yaitu ilmu yang mempelajari penyakit yang ditularkan
melalui alat kelamin, dermatologi kosmetik dan bedah dermatologi.

g. Splankhnologi

Splankhnologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem –


sistem pencernaan, pernafasan, pembuanagn, dan reproduksi dalam tubuh
manusia.

h. Endokrinologi

Endokrinologi adalah cabang ilmu biologi yang membahastentang


hormon dan aktivitasnya. Hormon merupakan senyawa organik yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Kelenjar endokrin
disebut pula kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran tersendiri.

18
Sekresinya disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan
dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon
tersebut akan akan mempengaruhi jaringan dan organ sasaran. Pengaruh
hormon berjalan lambat dan hormon diproduksi berdasarkan mekanisme
kerja umpan bakik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu
akan mempengaruhi produksi hormon yang lain. Mekanisme kerja
hormon yang demikian sebagai homeostatis. Mekanisme homeostatis
berlaku bagi semua kegiatan kelenjar hormon. Ada 3 konsep mekanisme
kerja hormon, yaitu:

1) Konsep klasik, dimana dalam konsep ini endokrin akan menghasilkan


hormon kemudian hormon memasuki sistem sirkulasi dan akhirnta
sampai di sel target.
2) Autokrin, pada konsep ini sel target akan memghasilkan hormon
kemudian hormonnya akan digunakan sendiri oleh sel target tersebut.
3) Parakrin, dalam konsep ini sel target akan memghasilkan hormon
kemudian hormonnya akan digunakan oleh sel target lainnya.

Sistem endokrin akan bekerja sama dengan sisitem saraf dan disebut
sebagai sistem neuroendokrin yang berfungsi untuk koordinasi serta
mengendalikan fisiologis tubuh hewan. Walaupun sistem endokrin
bekerja sama dengan sistem saraf namun kedua sistem ini memiliki
perbedaan cara kerja yang terletak pada:

1) Pembeda
2) Sisten Endokrin
3) Sisten Saraf
4) Transmisi
5) kimia
6) Elektrik
7) Waktu respon
8) Lambat
9) Cepat

19
Kelenjar endokrin menghasilkuan hormon, kemudian hormon akan
berikatan dengan reseptor khusus yang berada pada organ saraf. Ikatan
yang terjadi sesuai dan tepat akan menimbulkan efek biologis yang
berfungsi untuk aktivitas kehidupan hewan. Hormon-hormon yang
aktivitasnya bekerja sama dengan sistem saraf adalah:

1) Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH), berperan dalam sistem


peredaran darah dan denyut jantung.
2) Growth Hormone (GH), berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
3) Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), berperan dalam regenerasi
dan pergantian kulit.
4) Thyroid Stimulating Hormone (TSH), berpran dalam komposisi
darah.
5) Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH),
berperan dalam reproduksi.
6) Prolactin dan Oxytocin berperan dalam pengeluaran.
7) Antideuretic Hormone (ADH), berperan dalam osmoregulasi.

B. PENDIDIKAN JASMANI

Pengertian / definisi Pendidikan Jasmani (penjas), Olahraga, dan Bermain


menurut teori para ahli. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani
harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan
jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi
siswa melalui aktivitas jasmani.

Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan


mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya
tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan
perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan
sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya
mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak

20
seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan
jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan
jasmani.

Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain, dimana


pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah
pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani
(physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan pengembangan
keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan pandangan yang
sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. walaupun
memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun karena tidak
dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-
unsur pedagogi. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas
pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks
pendidikan secara umum (general education). Tentunya proses tersebut dilakukan
dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.

1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan
(body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai
karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght),
perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical prowess),
kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical appearance).

Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika
kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk
frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical
education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas
yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.

Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani


didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan
dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan

21
yang dihasilkan individu dari respons tersebut. Dauer dan Pangrazi (1989: 1)
mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan
keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak,
untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan
jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus
dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak.
Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan
perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran,
yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.

Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian


integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses
pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan
emosional

Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian


integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani
yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional.

Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui


aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat
dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara
seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.

2. Pengertian Olahraga

Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang


dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta
dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus
seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika

22
Serikat) UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik
berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang
lain, ataupun diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan olahraga
sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”.
Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for
All” dan di Indonesia tahun 1983, “memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragaka masyarakat” (Rusli dan Sumardianto,2000: 6).

Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa


segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan
membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan
atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan,
dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas berdasarkan Pancasila.

Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga


harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain
mempunyai karakteristik antara lain :
a. Terpisah dari rutinitas
b. Bebas
c. Tidak produktif
d. Menggunakan peraturan yang tidak baku.

Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik :


a. Ada kompetisi
b. Hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan
ruang lingkup sport; permainan yang dilembagakan.

3. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga


mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport),
sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam
konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru
atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani
secara lebih konseptual.

23
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.
Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak
kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain
bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari
bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata
suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat
kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas
kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang
terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan
diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan
proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis,
digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur
tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas
kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita
tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa
kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.
Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga
tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat
penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain
maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga
harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-
katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan
kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan
penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan
olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk
gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika
digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks

24
dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis
tanpa ada tujuan kependidikan.
Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics)
dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai
olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk
kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi
keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif;
keduanya dapat dan harus beriringan bersama.

C. Kegunaan Ilmu Anatomi pada Pendidikan Penjas

Seperti yang kita ketahui dari kajian teori diatas, bahwa anatomi merupakan ilmu
yang mempelajari struktur tubuh manusia dan anatomi sistematis yang merupakan
cabang dari ilmu anatomi yang lebih spesifik mempelajari sistem pertulangan, otot,
sendi, peredaran darah, persarafan, selaput pembungkus tubuh manusia (kulit),
pencernaan, pernafasan, pembuangan dan sistem reproduksi manusia dan sistem
kelenjar pada tubuh manusia.

Bagi seorang pendidik pendidikan jasmani, hal – hal tersebut patut diketahui dan
dipahami untuk kelancaran mengajar, seorang guru harus memahami kondisi fisik
murid – muridnya agar dapat memberikan porsi olahraga yang sesuai untuk murid –
murid tersebut juga sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yaitu
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pada konteks ini, kegunaan ilmu anatomi pada pendidikan penjas salah satunya
adalah analisis gerak. Pembahasan analisis lebih difokuskan pada dimensi struktur
tubuh. Rangkaian tugas gerak suatu teknik yang tampil melibatkan kerja dari beragam
otot. Penentuan bagian otot mana yang berkontraksi ketika suatu gerakan terjadi
merupakan bagian yang akan dikaji dan dianalisis oleh guru. Kurang jeli menganalisi
gerakan pada akhirnya akan menyebabkan ketidaksinambungan antara latihan yang
dilakukan dengan kebutuhan keterampilan yang diharapkan, dan secara otomatis hal
ini menjadi penyebab utama tidak tercapainya tujuan yang diharapkan. Karena dalam
pendidikan penjas pun murid – dituntut untuk bisa melakukan/menguasai

25
keterampilan dari beberapa cabang olahraga yang terdapat pada kurikulum
pengajaran, meskipun intensitas latihannya tidak seperti latihan atlit namun tetap
murid dituntut agar dapat menguasai cabang olahraga tersebut, tentunya dengan cara
yang menyenangkan. Karena pendidikan jasmani disekolah, tak hanya bertujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, psikomotor, kognitif,
dan afektif siwa/i namun juga sarana merupakan sarana melepaskan kejenuhan
siswa/i dalam belajar melalui olahraga bermain dalam pendidikan jasmani.

Paparan berikut ini mengulas secara spesifik tentang analisis gerakan yang
ditujukan pada setiap tahapan tugas gerak dalam beberapa cabang olahraga. Cabang
oahraga permainan difokuskan pada permainan sepak bola tendangan kaki bagian
dalam serta punggung kali dan softball teknik pitching. Cabang olahraga renang akan
diangkan nomor gaya kupu – kupu (dolphin), sedangkan olhraga senam difokuskan
pada nomor palang tunggal gerakan forward (upstart).

Menganalisis suatu gerakan bukanlah hal yang sederhana, namun demikian


ketidaksederhanaan ini juga bukan merupakan sesuatu yang rumit untuk dipelajari.
Dasar pengetahuan anatomi yang harus dimiliki guru diantaranya terkait erat dengan
miologi, dimana kajiannya banyak diarahkan pada pengetahuan tentang otot,
osteologi dan arthologi yang banyak mengupas tentang tulang dan persendian.
Pengetahuan tentang biomekanika akan menuntun guru lebih memahami analisis
gerak tubuh.

1. Teknik Menendang dalam Sepak Bola

Dinamika olahraga sepak bola ditunjukkan oleh terbaurnya beragam tugas


gerak yang melibatkan hampir seluruh otot tubuh, baik saat menggiring
(dribbling), menendang (kicking), menyarangkan bola (shooting), menyundul
bola (heading) serta gerakan lain yang kerap terjadi dalam permainan ini.

Keterlibatan sebagian besar otot yang terdapat pada bagian kerangka gerak
bawah (lower limb) merupakan salah satu ciri spesifik gerakan shooting. Agar
lebih runtut, berikut ini secara sistematik analisis akan diarahkan mulai dari
tahap persiapan (preparation), pelaksanaan (execution) dan sikap akhir (follow

26
through) berikut keterlibatan beberapa tulang serta persendian yang dominan
bekerja, juga otot yang berkontraksi.

a. Tahap Awal (Preparation)

Sebagai langkah awal melakukan tendangan dengan menggunakan kaki


bagian dalam, gerakan dilakukan dengan ditariknya tungkai ke bagian luar
dalam posisi menyamping. Pada sendi pangkal paha (hip joint) terjadi
gerakan retro flexi, sedangkan gerakan flexi terjadi pada sendi lutut (knee
joint) dan sendi pergelangan kaki (ankle joint). Untuk melaksanakan
gerakan tersebut otot yang bekerja adalah otot bokok besar (gluteus
maximus), paha bagian belakang (biceps feinoris) serta otot flexor yang ada
pada bagian kaki.

b. Tahap Pelaksanaan (Execution)

Untuk melakukan tendangan dengan kaki bagian dalam, gerakan yang


terjadi pada tahap execution adalah sebagai berikut, pada sendi angkal paha
(hip joint) terjadi ente flexi, yakni gerakan mengayun tungkai ke arah depan
dan secara bersamaan pada sendi lutut (knee joint) terjadi gerakan ekstensi.
Otot yang dominan adalah paha bagian dalam (sartorius, adductor magnus,
adductot magnus dan garcilis).

c. Tahap Akhir (Follow Through)

Sikap akhir ditandai dengan mengayunnya tungkai ke arah depan,


sehingga gerakan yang terjadi serta otot yang berkontraksi sma dengan
ketika pelaksanaan tendangan dilakukan.

d. Bentuk Latihan

Untuk memperkuat otot yang ada disekitar tungkai, latihan yang bisa
diberikan adalah squat jump, leg curl, peregangan kontraksi relaksasi untuk
hamstring, step up, heel raise, dll.

27
Gambar Alur Gerak Teknik Menendang dan Bentuk Latihan

2. Teknik Pitching dalam Olahraga Softball

Sebagai salah satu teknik dalam olahraga softball, pitching memiliki


karakteristik yang cukup spesifik, dimana dalam prosesnya keterilbatan sebagian
besar otot anggota gerak atas (upperlimb extremity) sangat mngkin menjadi
pemicu kehebatan seorang pitcher. Untuk memudahkan, analisis dibagi dalam
tiga tahap, yakni gerakan awal (preparation), pelaksanaan (execution) dan
gerakan akhir (follow through)

a. Tahap Persiapan (Preparation)

Alur gerak pitching diawali dengan gerak awal sebagai tahap


preparation dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan
keberhasilan hasil pitching. Tahap gerakan awal dimulai dari sikap menarik
lengan kebelakang dalam posisi siku ditekuk dan bola dipegang oleh kelima
jari tangan. Pada persendian shoulder joint (sendi bahu) posisi lengan bgian
atas harus diupayakan sejajar dengan bahu. Tarikan bagian pinggang ke
posisi menyamping menjadi salah satu bagian dan upaya menghailkan
pitching yang baik. Dengan dibantu oleh sikap siap dari tungkai, maka
teknik pitching menjadi andalan yang sungguh mungkin tampil sebagai
pencetak nilai efektf.

Bagian persendian yang bekerja pada posisi siap adalah sebagai


berikut; ketika posisi tangan menggenggam bola terjadi gerakan adduction
pada sendi antara pergelangan tangan dan sendi antara ruas jari tangan ke 1,
2 dan 3 dengan melibatkan otot sekitar ergelangan tangan (thenar,
hypothenar, dll) pada bagian siku (elbow joint) terjadi gerakan flesi dan

28
melibatkan tulang humerus, radius dan ulna, otot yang dominan bekerja
adalah biceps (otot lengan berkepala luar), otot flexor.

Pada bagian lengan, ketika posisi lengan ditarik kebelakan terjadi


gerakan retro fleksi pada sendi bahu (shoulder joint) otot yang bekerja
adalah deltoid (bahu) dan triceps (otot lengan berkepala tiga.

b. Tahap Pelaksanaan Gerakan (Execution)

Tahap pelaksanaan gerakan (execution) merupakan tahap yang cukup


kritis, sebab akan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya
adalah tingkat ketepatan ketika bola lepas dari tangan. Besarnya sudut
lemparan turut menjadi penentu kemana bola bergerak, disamping itu energi
yang dikeluarkanpun turut menentukan tingkat kesulitan teknik pitching.
Pada sendi bahu terjadi gerakan ante fleksi dengan melibatkan otot dada
(vectoralis mayor) terjadi gerakan extention (meluruskan lengan) dan
melibatkan otot triceps dan ekstensor disekitar lengan. Dalam upaya
melepaskan bola, gerakan yang terjadi pada sendi telapak dan pergelangan
tangan adalah abduction, otot yang bekerja adalah otot sekitar pergelangan
tangan dan otot flexor pada lengan bagian bawah.

c. Tahap Akhir (Follow Through)

Tahap akhir yakni gerakan follow through adalah rangkaian gerak


terakhir yang turur juag menentukan arah lemparan. Dalam tahap pelepasan
ini gerakan pinggang merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya.

d. Bentuk Latihan

Latihan berikut ini merupakan cara untuk membantu atlet agar mampu
melakukan pitching dengan baik : shadow lay dengan menggunakan beban,
arm curl, push up, bench press, dll.

29
Gambar Alur Gerak Teknik Pitching

3. Gaya Dolphin pada Cabang Olahraga Renang

Tahap gerak gaya dolphin pada bagian atas tubuh dibagi dalam gerak awal
(preparation), menarik (push) dang mendorong (pull).

a. Tahap Persiapan (Preparation)

Pada tahapa persiapan, gerakan retro fleksi terjadi pada sendi – sendi
bahu (shoulder joint) dengan melibatkan otot deltoid (bahu), trapezius
(kerudung) dan latissimus dorsi (sayap). Gerakan flexi terjadi antar ruas
tulang belakang (columma vertebrae joint) dan melibatkan hampir seluruh
otot belakang tubuh. Pada anggota gerak bawah, sendi pangkal paha (hip

30
joint) den pergelangan kaki (ankle joint) terjadi gerakan menarik tungkai ke
belakang (extention) dengan melibatkan otot bokong besat (gluteus
maximus) serta otot – otot extensor pada bagian tungkai.

b. Tahap Pelaksanaan (Execution)

Pelaksanaan gerakan push menyebabkan terjadinya gerakana memutar


lengan ke depan (rotation) pada sendi bahu (shoulder joint) dengan
melibatkan otot deltoid, latissmus dorsi, trapezius dan vectoralis mayor,
secara bersamaan terjadi gerakan melentingkan badan ke belakang
(extention bending backward) pada sendi antar lengkung tulang belakang
(columma vertebrae joint) dan pada pangkal paha (hip joint) terjadi gerakan
ekstens otot yang berkontraksi pada bookong (gluteus maksimus) serta paha
bagian belakang.

c. Tahap Akhir (Follw Through)

Pada gerakan pull terjadi gerakan mendekatkan lengan ke bagian tubuh


(adduction) dilanjutkan dengan gerakan retro flexi pada sendi bahu, otot –
otot yang berkontraksi adalah otot – otot pada bagian belakang tubuh.
Secara bersamaan terjadi juga gerakan melencutkan tungkai ke dpan
(flexion/bending upward) yang terjadi pada sendi pangkal paha dan sendi
antar tulang belakang, otot yang bekerja adalah otot sekitar paha bagian
depan den otot – otot perut (rectus abdominus).

d. Bentuk Latihan

Latihan dengan menggunakan beban yang akan membantu atlet


diantaranya adalah ; rowwing, bench press, pull ober, ekstensi tubuh, dll.
Latihan sit up bagian depan dan lateral serta push up akan melatih otot –
otot perut dan pinggang serta bagian dada.

Gambar Alur Gerak Renang Gaya Dolphin

4. Analisis gerak Palang Tunggal Forward Kip (Upstart)

31
Untuk memudahkan, analisis dibagi dalam tiga tahap, yakni gerakan awal
(preparation), pelaksanaan (execution) dan gerakan akhir (follow through)

a. Tahap Persiapan (Preparation)

Tahap pelaksanaan diawali dengan gerakan bergantung pada palang


dalam posisi lurus, otot yang berkontraksi untuk mempertahankan posisi
tersebut adalah otot bahu (deltoid), perut (internal dan external oblique,
rectus abdominis), seerta otot – otot extensor lengan dan otot triceps.

b. Tahap Pelaksanaan (Execution)

Ayunan ke depan sebagai tahap awal pergerakan ditunjukkan dengan


terjadinya perubahan sudut pada sendi pangkal paha (hip joint) dan gerakan
lurus (ekstensi) ke gerakan fleksi dengan melibatkan otot – otot di sekitar
perut. Untuk mempertahankan posisi menggantung, otot – otot flexor yang
ada disekitar tangan dan lengan bagian bawah serta otot – otot biceps dan
delioid haris berkontraksi, dengan demikian seara perlahan terjadi
perubahan gerakan pada sendi bahu (shoulder joint) yaitu gerakan
mendkatnya posisi lengan ke bagian tubuh ( adduction).

Agar dapat mengangkat tubuh mendekati palang sebagai upaya


melaksanakan putaran sebagian besar otot yang ada di bagian tubuh harus
berkontraksi misalnya otot perut (rectus abdominis), otot paha depan (rectus
femoris, sartorius, pectineus), serta sebagian besar otot lengan. Gerakan
fleksi sendi pangkal paha (hip joint) secara berangsur kembali pada posisi
ekstensi, sedangkan pada sendi bahu (shoulder joint)terjadi gerakan
adduction yakni merapatnya lengan pada bagian tubuh.

c. Tahap Akhir (Follow Through)

Rangkaian gerak porward kip diakhiri dengan kembalinya tubuh pada


posisi semula ketika mengawali gerakan yaitu menggantung pada palang.

d. Bentuk Latihan

Latihan yang bisa diberikan adalah ; pull over, rowing, push up, sit up,
triceps strech, wrist, curl, dll.

32
Gambar Alur Gerak palang Tunggal Teknik Forward kip (Upstart) dan
Bentuk Latihan

4 analisis gerak dari beberapa cabang olahraga tersebut merupakan salah satu
kegunaan anatomi pada pendidikan penjas, untuk memberikan latihan yang benar
pada murid – murid agar mencapai tujuan yang dimaksud yaitu agar murid menguasai
cabang olahraga yang telah ditentukan oleh kurikulum dengan maksud untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

Selain itupun ilmu anatomi dapat digunakan pada pendidikan penjas untuk
menentukan latihan apa yang sesuai untuk meningkatkan kekuatan otot tertentu
melalui analisis gerak juga. Contohnya, pada pendidikan jasmani biasanya terdapat
pelajaran permainan bola basket. Dalam permainan bola basket kita harus memiliki
kaki yang kuat untuk meloncat dan pergelangan tangan dan otot triceps untuk
menggenggam bola dan mendribble bola. Dalam analisis gerak dapat diketahui otot
mana yang berkontraksi saat kita meloncat untuk lay up, otot mana yang berkontraksi
untuk mendribble bola dan menggenggam bola. Dengan demikian dapat dengan
mudah menentukan latihan seperti apa untuk melatih otot – otot yang berkontraksi

33
saat melakukan gerakan – gerakan tersebut. Untuk melatih otot tungkai agar kuat dan
lncatan dapat maksimal saat lay up, latihannya dapat berupa shutlle run, lompat di
trampolin, lari jarak jauh dsb.

Mengapa guru penjas perlu memahami ilmu anatomi ? Agar saat mengajar tidak
memberikan pengajaran yang salah yang dapat membuat murid – murid cidera karena
gerakan yang salah yang dicontohkan oleh guru.

34
35

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu anatomi berguna dalam pendidikan penjas, salah satunya dalam hal analisis
gerak sebagai pemicu keberhasilan dalam mengajar agar sesuai dengan tujuan dan
dalam menentukan pola latihan yang sesuai untuk murid.

B. Saran
Calon pendidik penjas sebaiknya memahami ilmu anatomi, meskipun tak
seutuhnya setidaknya memahami ilmu miologi, arthologi, dan osteologi karena 3
anatomi sistematis tersebut merupakan cabang yang mengkaji bagian – bagian tubuh
yang berhubungan dengan gerak tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Yusup, Ucup, M.Kes., AIFO. (dkk). (2013). Anatomi Manusia. Bandung:
redpoint

Artikel, Admin (2013). Pengertian Anatomi. [Online]. Tersedia:


http://www.tugasbiologi.com/2013/05/pengertian-anatomi.html [2013, Desember 13]

Chaidir, Muhamad (2013). Anatomi Tubuh Manusia. [Online]. Tersedia:


http://muhammadchaidiir.blogspot.com/2013/06/anatomi-tubuh-manusia.html [2013,
Desember 13]

Anonim. (2013). Sejarah. [Online]. Tersedia:


http://fk.ui.ac.id/?page=content.view&alias=departemen_anatomi [2013, Desember 13]

You might also like