You are on page 1of 3

Pengaruh Kontekstual Terhadap Persepsian

Penyerapan Anggaran Terkait Pengadaan Barang


dan Jasa (page 182-184)

Dian Juliani and M. Sholihin (2014)

PERTEMUAN 8: METODE PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method), yaitu menerapkan kombinasi
dua pendekatan sekaligus (kuantitatif dan kualitatif).

1. Survei untuk pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner


Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 133 (87,5%) tetapi yang dapat dianalisis sebanyak
111 (73,03%) kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk uji lapangan telah
memenuhi asumsi validitas dan reliabilitas.
2. Wawancara untuk pendekatan kualitatif, dilakukan dengan mewawancarai responden
yang terlibat dalam analisis kuantitatif dengan bertatap muka langsung (Primary Data)
Metode wawancara semi terstruktur, Wawancara semi- terstruktur lebih tepat dilakukan
penelitian kualitatif daripada penelitian lainnya. Ciri-ciri dari wawancara semi-terstruktur
adalah pertanyaan terbuka namun ada batasan tema dan alur pembicaraan, kecepatan
wawancara dapat diprediksi, fleksibel tetapi terkontrol, ada pedoman wawancara yang
dijadikan patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata, dan tujuan wawancara adalah
untuk memahami suatu fenomena.
Transkrip wawancara yang telah dikumpulkan dianalisis oleh peneliti dengan
memberikan kategori-kategori, yaitu pengetahuan peraturan, komitmen manajemen, dan
lingkungan birokrasi.
Beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada responden, yaitu: (a) apakah ada
evaluasi yang dilakukan mengenai penyerapan anggaran; (b) apakah dapat mengumumkan
lelang sebelum tahun anggaran pengadaan; (c) berapa jumlah pegawai yang memiliki
sertifikat pengadaan barang/jasa; (d) apakah kepala dinas dapat menjadi PPK walaupun
tidak memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa; dan (e) apakah masih ada keengganan
pegawai untuk ditunjuk sebagai tenaga pengadaan barang/jasa.
Menurut Creswell (2010), analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan
dengan lima langkah, yaitu mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis; membaca
keseluruhan data; menganalisis lebih detail dengan meng-coding data; menerapkan proses
coding untuk mendeskripsikan setting, orangorang, kategori-kategori, dan tema-tema yang
akan dianalisis; dan menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan
kembali dalam narasi/laporan kualitatif.
Beberapa hasil kuantitatif membutuhkan analisis kualitatif seperti hasil signifikan
secara statistik, hasil tidak signifikan secara statistik, prediktor signifikan kunci, variable
yang membedakan antar kelompok, outlier atau kasus ekstrem, atau membedakan data
demografik (Creswell dan Plano Clark 2011).

PERTEMUAN 9: SAMPLING

 Populasi: Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


 Sampel: Non-Probability Sampling, yaitu purposive sampling dengan pertimbangan
(judgment sampling).
 Kriteria yang digunakan adalah SKPD dalam bentuk badan, dinas, dan kantor serta pegawai
yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa (looking for information that only
a few “expert” can provide). Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Pasal 1 Angka 19 menyatakan
bahwa sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa adalah tanda bukti pengakuan dari
pemerintah atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang pengadaan barang/jasa.

PERTEMUAN 10: PENGUKURAN VARIABEL

Variabel Independen

1. Pengetahuan Peraturan.
2. Komitmen Manajemen.
3. Lingkungan Birokrasi.

Variabel Dependen: Penyerapan Anggaran terkait Pengadaan Barang/Jasa.

A. SKALA: Interval scale dan ratio scale karena pada kuesionor menggunakan interval scale
(Memilih salah satu antara angka 1 sampai dengan 5 pada kuesioner) dan ratio scale pada
pertanyaan terkait identitas responden.
Rating Scale:

1. Likert scale karena kuesioner penyerapan anggaran terkait pengadaan barang/jasa berisi
seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala lima titik
(STS: Sangat Tidak Setuju; TS: Tidak Setuju; R: Ragu-ragu; S: Setuju; SS: Sangat
Setuju).
2. Itemized rating scale dengan balance rating, karena kuesioner komitmen manajemen
dan lingkungan birokrasi menggunakan skala 5 titik dan ada sebuah titik netral (SR:
Sangat Rendah; R: Rendah; S: Sedang; T: Tinggi; ST: Sangat Tinggi).
B. UJI RELIABILITAS (RELIABILITY):
1. Stability: Menggunakan Test-retest reliability. Karena adanya bias tidak merespons,
yaitu bias karena responden mengembalikan kuesioner dengan respons yang terlambat
atau tidak merespons sama sekali. Pengujian bias tidak merespons dilakukan dengan 2
pendekatan, yaitu bias tidak merespons didasarkan waktu pengembalian kuesioner dan
lokasi penelitian. Hasilnya tidak ada perbedaan respons berdasarkan waktu
pengembalian dan lokasi penelitian sehingga kuesioner tersebut dapat digabungkan
untuk analisis selanjutnya.
2. Internal Consistency of Measures: Inter-item consistency, dimana parameter yang
digunakan untuk uji reliabilitas adalah nilai Cronbachs Alpha harus lebih besar daripada
0,6 dan nilai composite reliability harus lebih besar daripada 0,7.
C. UJI VALIDITAS (VALIDITY):

Menggunakan Construct validity, dimana:

- Parameter yang digunakan untuk uji validitas konvergen adalah nilai AVE dan
Communality masing-masing harus lebih besar daripada 0,5.
- Parameter yang dapat digunakan untuk menunjukkan terpenuhinya uji validitas
diskriminan adalah nilai cross loading masing-masing indikator di suatu konstruk akan
mengumpul pada konstruk yang dimaksudkan dan nilai cross loading di suatu konstruk
akan berbeda dengan indikator di konstruk lainnya.

Kesimpulan uji validitas dan reliabilitas: Pada jurnal ini nilai AVE dan Communality masing-
masing > 0,5 sedangkan Cronbachs Alpha > 0.75 sehingga hasil uji pilot telah memenuhi uji
validitas dan reliabilitas serta instrumen yang telah diuji pilot dapat digunakan untuk uji
lapangan.

You might also like