You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang memiliki
sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara ingin berdiri kokoh, tidak
mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara.Tidak
terkecuali negara Indonesia. Negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki
ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh. Di era yang serba modern ini, makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia sedikit dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh
perkembangan tekhnologi yang sangat canggih. Padahal sejarah perumusan Pancasila melalui
proses yang sangat panjang dan rumit. Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi
bangsa Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk
menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah
diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-gagasan. Ideologi secara
fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan negara yang dianggap baik. Ciri-ciri ideologi pancasila
merupakan ideologi yang membedakan dengan ideologi yang lainnya. Ciri-ciri tersebut yang
pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berarti pengakuan bangsa Indonesia terhadap
Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.Kedua adalah penghargaan kepada
sesama umat manusia, suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Ketiga adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat
adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi. Makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan agar dapat menganalisis dan
bersikap kristis terhadap para petinggi negara yang menyimpang dari Ideologi bangsa dan
negara Indonesia.

1
1.2. Rumusan Masalah
Jadi berdasarkan latar belakang yang tertulis di atas maka rumusan masalah yang akan
kita bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang menjadi kekuatan ideologi?
2. Apa yang menjadi kelemahan ideologi?
3. Apa yang menjadi peluang ideologi?
4. Apa yang menjadi ancaman ideologi?
5. Apa yang menjadi gangguan ideologi?
6. Apa yang menjadi hambatan ideologi?
7. Apa yang menjadi tantangan ideologi?
8. Bagaimana geostrategi dalam menyelesaikan masaalah ideologi?
1.3. Tujuan Penulisan
Jadi setelah membaca apa yang telah menjadi rumusan masalah di atas, makalah ini
bertujuan :
1. Untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan ideologi di indonesia
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi kelemahan ideologi dalam menyelesaiakan
suatu konflik
3. Untuk mengetahui yangakan menjadi peluang ideologi di Indonesia
4. Untuk mengetahui apa ancaman yang akan ideologi dapatkan dalam suatu konflik
5. Untuk mengetahui apa gangguan ideologi dalam suatu konflik
6. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang ada dalam ideologi
7. Untuk mengetahui tantangan apa saja yang ideologi dapat selesaikan dalam suatu
konflik
8. Untuk mengetahui peran geostrategi dalam menyelesaikan suatu masaalah ideologi
1.4. Manfaat Penulisan
1. Untuk memahami kekuatan ideologi dalam suatu konflik
2. Memahami kelemahan ideologi di Indonesia dalam menyelesaikan suatu konflik
3. Dapat memahami masuknya peluang ideologi di Indonesia
4. Memahami ancaman yang akan ideologi dapatkan dalam suatu konflik
5. Untuk memahami ancaman ideologi di Indonesia
6. Dapat memahami hambatan yang ada dalam ideologi di Indonesia
7. Memahami tantangan ideologi di Indonesia dalam suatu konflik
8. Dan dapat mengetahui peran geostrategi dalam menyelesaikan suatu masaalah
ideologi di Indonesia

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Wawasan Nusantara


Istilah Wawasan Nusantara dapat diartikan secara etimologis dan terminologis.
1. Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata wawas (bhs. Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan indriawi. Selanjutnya, muncul kata wawas yang berarti, memandang,
meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap
indriawi. Wawasan berarti pula cara pandang , cara melihat.
Secara etimologi, kata “nusantara” tersusun dari dua kata, “nusa” dan “antara”.
Kata “nusa” dalam bahasa Sansakerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam
bahasa Latin, kata “nusa” berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung,
bahkan suatu bangsa. Merujuk pada pernyataan tersebut maka kata ”nusa” juga
mempunyai kesamaan arti kata dengan nation dalam bahasa Inggris yang berarti
bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata “nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu
kepulauan dan bangsa.
Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang
berarti antara atau dalam suatu kelompok. “Antara” juga mempunyai makna yang
sama dalam kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi.
Sedangkan dalam bahasa Sansakerta, kata “antara” dapat diartikan sebagai laut,
seberang, atau luar. Bisa ditafsirkan bahwa kata “antara” mempunyai makna antar
(antara), relasi, seberang, atau laut. Dari penjabaran di atas, penggabungan kata
“nusa” dan “antara” menjadi kata “nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang
dipisahkan oleh laut atauu bangsa – bangsa yang dipisahkan oleh laut
Perkataan nusantara pertama kali kita ketahui dari bunyi Sumpah Palapa dari Patuh
Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih di
Kerajaan Majapahit tahun 1336 M, tertulis dalam Kitab Pararaton (Kitab Raja – Raja).
Selanjutnya, kata sebutan nusantara pernah coba dihidupkan oleh Ki Hajar Dewantara
untuk menggantikan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie), namun setelah
disetujuinya penggunaan sebutan Indonesia oleh Kongres Pemuda Indonesia (dalam
Sumpah Pemuda) tahun 1928, sebutan nusantara digunakan sebagai sinonim untuk
menyebut kepulauan Indonesia, Nama Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani,
yaitu indo/ indu yang berarti Hindu/ Hindia dan nesia/ nesos yang berarti pulau.

3
Dengan demikian kata nusantara bisa dipakai sebagai sinonim kata Indonesia, yang
menunjuk pada wilayah (sebaran pulau – pulau) yang berada di antara dua samudra,
yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
2. Secara terminologi, berikut ini Wawasan Nusantara menurut beberapa pendapat.
Menurut Prof. Dr. Wan Usman :
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.”
a. Pengertian Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuann bangsa,
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Berikut ini menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi
Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999.
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, secara sedeerhana Wawasan
Nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
Diri yang dimaksud adalah diri bangsa Indonesia sendiri, serta nusantara sebagai
lingkungan tempat tinggalnya.
2.2 Pengertian Geostrategi Indonesia
Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-
cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan
terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan
bermartabat.
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai
usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun
SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam
memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan

4
kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan
berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.
Strategi diartikan suatu upaya memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan
kondisi lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik). Geostrategi Indonesia
diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana
yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945.
Geostrategi merupakan upaya untuk mencapai tujuan atau sasaran ditetapkan
sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi sendiri merupakan upaya
pelaksanaan, maka strategi pada hakekatnya merupakan suatu seni yang
implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman. Strategi juga
merupakan ilmu yang langkah-langkahnya selalu berkaitan dengan data dan fakta
yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina atau mengelola sumber
daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan
2.3 Pengertian Ideologi
Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang
ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran
politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme).

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kekuatan Ideologi

Yang menjadi kekuatan ideologi yaitu `secara real ideologi hidup di dalam dan
bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah masyarakat dan bangsanya sehingga
ideologi terus hidup dan berkembang sesuai dengan zaman
Ideologi juga memberikan harapan masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
di dalam praktik kehidupan sehari-hari secara bersama-sama dan sudah bisa kita lihat
bahwa ideologi memberikan gambaran`akan cita-cita bangsa kedepannya.
Ideologi juga memberikan keluasan dalam merangsang perkembangan pemikiran-
pemikiran baru yang relevan dengan ideologi yang bersangkutan tanpa menghilangkan
atau mengikari jati diri yang terkandung pada nilai-nilai dasar tersebut maka dari itu
dengan adanya ideologi kita bisa memunculkan pemikiran-pemikiran baru yang dapat
menjadikan negara lebih baik lagi dan tentunya dapat mewujudkan cita-cita negara
sehingga aspek-aspek inilah yang menjadi kekuatan dari ideologi.
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara memiliki tiga dlmensi penting yang
merupakan kekuatan sebagai ideologi, yaitu dimensi realita. idealisme. Dan fleksibilitas.
Dimensi realita yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi
tersebut secara riil hidup di dalam masyarakat serta bersumber dari budaya dan
pengalaman sejarah masyarakatatau bangsanya(menjadi volkgeist/jiwa bagsa).
Dimensi idealisme yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut rnengandung
idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Dimensi fleksibilitas yaitu ideologi tersebut memiliki keIueesan yang memungkinkan
dan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi
yang bersangkutan tanpa menghiIangan atau mengingkari jati din yang terkandung dalam
nilai-nilai dasarnya.

6
3.2 Kelemahan Ideologi

Salah satu kelemahan ideologi yang sangat menonjol yaitu adanya perbedaan tafsir-
tafsir atau perbedaan pendapat antara masyarakat sehingga munculnya pertentangan yang
menyebabkan perpecahan karena belum bisa menghargai berbagai macam pendapat yang
timbul.
Terlalu ditinggi-tinggikan (berlebihan) Kelemahan Pancasila dibandingkan ideology-
ideologi lain sangatlah sulit untuk dicari. Karena Pancasila sendiri mengambil segala hal-
hal positif yang ada dalam setiap ideology yang ada. Untuk bangsa Indonesia Pancasila
memang sudah tepat apabila dijadikan sebagai ideology bangsa, hanya saja cara
pengamalan bangsa kita saat ini terhadap Pancasila sudah salah kaprah. Segala sesuatu
yang menjadi makna atau nilai Pancasila tersebut seakan-akan sudah tidak ada lagi. Dan
pratek untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila lama-kelamaan mulai memudar.

3.3 Peluang Ideologi

Peluang ideologi khususnya untuk suatu bangsa yaitu sebagai pemersatu bangsa
dengan adanya ideologi bisa menjadi pandangan hidup masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara sehingga dapat mewujudkan cita-cita negara yang telah di buat.
Kemudian dapat memperkuat bangsa agar tidak mudah goyah dan lengah jika
menghadapi suatu masalah atau pertentangan yang dapat memecah belah suatu bangsa
tersebut.
Dan bisa menjadi dasar dari suatu negara agar bisa mewujudkan cita-cita bangsa dan
menjadi landasan suatu negara agar tetap kuat dan berpegang teguh pada prinsip cinta
tanah air.

3.4 Ancaman Ideologi

Yang menjadi ancaman ideologi saat ini yaitu biasanya berasal dari dalam negeri itu
sendiri salah satu contohnya yaitu aksi kekerasan yang di lakukan oleh orang-orang
yang sangat tidak bermoral sehingga melakukan hal-hal yang dapat menjadikan acaman
bagi negeri sendiri dan dapat menimbulkan berbagai masalah baru dan tanpa adanya
kesadaran diri untuk bersatu membangun negeri yang lebih aman dan damai.
Adapun ancaman yang berasal dari luar negeri yaitu seperti pencurian kekayaan alam
dan dan masuknya pesawat asing tanpa izin sehingga dari masalah-masalah ini dapat
memecah belah kedamaian anatara satu negara dengan negara lainnya.

7
3.5 Gangguan Ideologi

Yang menjadi gangguan ideologi yaitu salah satunya pembakaran hutan yang di
lakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang tidak mementingkan
kepentingan bersama di masa depan nanti jika banyak hutan-hutan yang terbakar maka
bisa menimbulkan masalah seperti gangguan kesehatan karena asap yang di timbulkan
dari pembakaran hutan tersebut dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan pada
masyarakat yang tinggal di sekitar daerah tempat pembakaran tersebut, banyak flora dan
fauna yang mati dan kehilangan tempat tinggalnya, dan juga akan mudahnya terjadi
bencana alam.

3.6 Hambatan Ideologi

Yang menjadi hambatan ideologi yaitu salah satunya pembajakan kapal yang banyak
terjadi sehingga muncul hambatan-hambatan pekerjaan ataupun pembangunan yang
mengganggu perkembangan negeri itu sendiri dan itu juga bisa meresahkan masyarakat
setempat dan pembajakan ini pula perlu di antispasi agar tidak mengahalangi proses
keamanan.

3.7 Tantangan Ideologi

Yang menjadi tantangan ideologi saat ini yaitu seperti tantangan disintegrasi yang
muncul karena adanya perbedaan pendapat dan ketidakpuasan individualis antara satu
wilayah dan wilayah yang lain sehingga dapat menimbulkan sebuah perbedaan presepsi
antara satu orang dengan orang yang lain sehingga dengan ini menjadi sebuah tantangan
untuk ideology kedepannya agar lebih di perkuat.

Tantangan dari dalam negeri

a.) Tantangan disintegrasi, adanya perpecahan-perpecahan yang


disebabkan tidak puasnya sikap daerah menimbulkan
permasalahan-permasalahan yang dapat menghancurkan persatuan
dan kesatuan NKRI, seperti lepasnya Timor Timur pada tahun
1999.
b.) Permesta dan pemberontakan-pemberontakan lainnya sejak jaman
Revolusi.
c.) Tantangan dari masalah agama: adanya usaha-usaha yang timbul

8
karena keinginan untuk mengganti Pancasila dengan simbol-simbol
keagamaan, antara lain: Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS),
Pemberontakan DI/TII dan lain-lain.
d.) Tantangan dari masalah SARA: adanya perpecahan yang mengatas
namakan SARA menyebabkan beberapa peristiwa yang dapat
menghancurkan Pancasila antara lain: Peristiwa Poso, Peristiwa
Tanjung Periok, Peristiwa Mei 1998, dan masih banyak lagi.
Tantangan dari Luar Negeri

a.) Adanya tantangan dari ideologi lain yang ingin mengganti ideologi

Pancasila dengan ideologi lainnya seperti ideologi Komunisme

yang berasal dari China dan Soviet. Atau ideologi Liberal dalam

Peristiwa Ratu Adil dan Pembantaian di Sulawesi oleh Westerling.

b.) Adanya intervensi dari negara lain untuk menghancurkan NKRI

Contohnya privatisasi BUMN atau campur tangan Amerika dalam


penanganan hukum dan keamanan di Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila
bagaimana pun juga akan berusaha untuk Tetap mempertahankan diri dari
segala macam tantangan tersebut demi kelangsungan negara Indonesia.

3.8 Geostrategi Dalam Menyelesaikan Masaalah Ideologi

Sejarah Indonesia, khususnya sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945,


mencatat bahwa di dalam dinamika mengisi kemerdekaannya, bangsa Indonesia terus-
menerus dihadapkan pada berbagai kesulitan, tantangan, dan ancaman yang berasal baik
dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang hampir membinasakan kelangsungan
hidupnya. Berbagai macam kesulitan dan ancaman itu meliputi seluruh bidang
kehidupan nasional. Kondisi ini secara langsung ataupun tidak langsung menimbulkan
dampak negatif terhadap seluruh aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun
aspek sosial/ kemasyarakatan, mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup
dan eksistensi NKRI. Meskipun demikian, atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,
ternyata sampai saat ini bangsa Indonesia masih dapat mempertahankan kelangsungan
hidup. Kemampuan bangsa Indonesia mempertahankan negara untuk tetap tegak berdiri
karena bangsa Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan yang dibimbing oleh

9
kesadaran, pengakuan, dan kemauan untuk mengembangkan kekuatan nasional, didasari
oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional
Wawasan Nusantara. Kenyataan sejarah itulah yang memberi inspirasi bangsa Indonesia
untuk membangun Ketahanan nasional di masa kini dan masa yang akan datang. Istilah
keuletan dan ketangguhan merupakan dua hal yang membentuk Ketahanan Nasional.
Dinamika ketahanan nasional dapat dipelajari dari gerak langkah bangsa Indonesia di
dalam mengisi kehidupan nasionalanya.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat penting.Karena
Ideologi merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan negara Indonesia
yang kokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi.

Tanpa Ideologi bangsa akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai sumber
nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan
yang luhur, hal ini menandakan bahwa denganPancasila bangsa Indonesia menolak
segala bentuk penindasan, penjajahan darisatu bangsa terhadap bangsa yang lain.
Ideologi bangsa Indonesia itu adalah Pancasila.

Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan mampu untuk membawa


bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih bagus dari sekarang. Ideologi juga
diharapkan mampu untuk membangkitkan kesadaran bangsa. Setiap pengambilan
keputusan harus berdasarkan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Supaya dalam
pengambilan keputusan keputusan tidak keluar dari aturan dan kaidah negara
Indonesia.

Tidak hanya negara yang menganut ideologi Pancasila, tetapi juga masyarakat
Indonesia, masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku juga harus berpedoman teguh
pada ideologi Pancasila supaya cita-cita yang diharapkan oleh masyarakat tersebut
dapat terwujud dengan benar

4.2 Saran

Pancasila sebagai suatu ideologi yang memuat pandangan dasar dan cita-cita
mengenai sejarah, manusia, masyarakat, recht dan negara Indonesia, yang bersumber
dari kebudayaan Indonesia yang digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakat kita sendiri. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa sebaiknya
tetap menggunakan dan terus mempertahankan Pancasila sebagai nilai dasar sebagai
ciri khas kita sebagai suatu bangsa. Tanpa harus terpengaruh dengan budaya luar yang
terus menerpa bangsa kita ini.

11

You might also like