You are on page 1of 10

ESSENTIALS MEDICINE

System :

Nama Penyakit : Furuncle Pada Hidung

Kompetensi :4A

Overview Penyakit :

Definisi  Furunkel merupakan bagian dari pioderma, merupakan peradangan pada folikel rambut
dan jaringan subkutan sekitarnya

 A furuncle is a deep folliculitis and perifolliculitis caused by a staphylococcal


infection followed by central necrosis .

 Furunkel hidung : peradangan pada folikel rambut dan jaringan subkutan pada hidung

Klasifikasi (klasifikasi singkat dan deskripsi)

Etiologi iritasi, kebersihan yang kurang, daya tahan tubuh yang menurun akan menyebabkan kerusakan
kulit yang merupakan jalan masuk dari staphylococus
Mekanisme 1. Daya tahan Tubuh menurun mudsh terinfeksi bakteri seperti staphylococus
Faktor Resiko aureus furunkel
2. Hygine yang buruk kotoran/ bakteri yang menempel pada permukaan kulit
menghambat pori-pori kulit minyak yang di produksi di lapisan bawah kulit
tidak bisa keluar furunkel
3. Kebiasaan mengorek bagian dalam hidung iritasi pada kulit infeksi bakteri
furunkel
4. Sosio ekonomi rendah  higienitas yang buruk
Epidemiologi Insidensinya rendah, Belum terdapat data spesifik yang menunjukan prevalensi furuncle,
umumnya terjadi pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda.
Komplikasi (3 komplikasi berat dan 3 komplikasi ringan/sedang yang sering terjadi)
 Abses septum nasi
 Furuncle pada hidung potensial berbahaya karena infeksi dapat menyebar ke
vena fasialis, vena optalmika, lalu ke sinus kevernosus sehingga menyebabkan
tromboflebitis sinus kavernosus
 Vestibulitis
Prognosis Prognosis pada umumnya bonam, beberapa kasus dapat terjadi ekstensif atau kronik

Diagnosis a. Anamnesis
- Pasien datang dengan keluhan adanya bisul di dalam hidung
- Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa nyeri dan perasaan
tidak nyaman. Kadang bisa disertai rhinitis
b. Pemeriksaan Fisik
- Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat pada lateral
vestibulumnasi yang mempunyai vibrissae (rambut hidung)
c. Pemeriksaan penunjang:
- Tidak diperlukan
Jika diperlukan Pemeriksaan lab: leukositosis
Gram stain : terdapat coccus gram + disertai leukosit PMN
Tampakan - Terdapat nodul kecil yang mengalami peradangan pada folikel rambut kemudian
Klinis akan menjadi pustul
- Nyeri lokal, berdenyut, sifatnya ringan sampai sedang
- Kulit sekitar tampak ada tanda-tanda inflamasi seperti kemerahan dan bengkak
Tatalaksana Treatment Non-Medikamentosa
dan a. Kompres dengan air hangat tujuannya untuk meredakan nyeri dan mempercepat
Treatment penyembuhan
b. Insisi dilakukan jika telah timbul abses
c. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung
d. Tidak memencet furunkel
e. Selalu menjaga kebersihan diri
Treatment medikamentosa:
a. Nama obat: obat topikal bacitrasin (antibiotik)
b. MoA singkat: yaitu menghancurkan selaput peptidoglikan pada bakteri yang
menyebabkan lisisnya dinding sel bakteri
c. Dosis:
 Infeksi staphilococus
 Anak-anak:
<2,5 kg: 900 U/ kg perhari dibagi dalam 2 atau 3 dosis.
>2,5 kg: 1.000 U/kg perhari dibagi dalam 2 atau 3 dosis.
 Infeksi Optalmik
 Dewasa: Oleskan salep tipis-tipis pada bagian yang terkena infeksi
1 – 3 kali sehari.
 Anak-anak: Sama dengan dosis dewasa.
 Infeksi akibat luka ringan
 Dewasa: Oleskan tipis pada area yang terinfeksi 1 – 3 kali sehari.
 Anak-anak: Sama dengan dosis dewasa.

Precations:
 Jangan menggunakan obat ini pada kulit yang mengalami luka cukup
besar dan dalam. Tindakan pencegahan infeksi dari luka yang parah harus
dilakukan oleh dokter.
 Harap berhati-hati selama menggunakan bacitracin agar tidak mengenai
mulut dan hidung, tertelan, atau mengenai mata karena obat ini hanya
untuk lapisan luar kulit.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lain, termasuk
suplemen dan produk herbal.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter

- Antibiotik oral selama 7-10 hari, yaitu amoxicilin 3x 500 mg/hari

MOA: Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada
ikatan penisilin-protein (PBPs – Protein binding penisilin’s), sehingga menyebabkan
penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding
sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat, dan sel bakteri menjadi pecah
(lisis).

Dosis: 7-10 hari, 3x 500 mg/hari

BHP a. Hindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung


b. Tidak memencet furunkel
c. Selalu menjaga kebersihan diri
IIMC Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang
baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maidah : 6)

Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga
kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang suci.” (HR.
Baihaqi).
Faktor Resiko
Patogenesis +
Patofisiologi

Luka, goresan, Cuaca panas Hygine yang


robekan dan sehingga kurang
iritasi kulit produksi
keringat
berlebih

Kerusakan
integritas kulit

Portal of entry
unntuk
staphylococus

Staphylococus
adhesi

Release Release Release


coagulase sitokin alfa leukosidin
dan beta

Mengumpulkan Memusnahka
fibrinogen di dalam Bakteri invasi n leukosit sel
plasma darah ke folikel inang
rambut

Terlindungi dari
fagositosis

Respon
inflamasi
Aktivasi sel
Release sitokin endotel dan
makrofag

Release kemokin
histamin Bradikinin dan
prostaglandin
Sel PMn begerak
menuju tempat
Merangsang infeksi

gatal vasodilatasi nosiseptor


Fagositosis dan
cell tissue dead
nyeri
digaruk Blood flow
meningkat
Membentuk pus

Integritas
kulit menurun
heat kemerahan pustule

Resiko Luka
infeksi meluas
sekunder
BASIC SCIENCE PENUNJANG PADA KASUS:

Anatomi kulit
Kulit terdari dari: epidermis, dermis dan hipodermis
1. Epidermis
- Merupakan lapisan kulit yang paling superfisial terdiri dari Epitel gepeng berlapis berkeratin
- Terdiri dari 4 tipe sel : keratinosit, melanosit (menghasilkan melanin), Langerhans (sel imun),
merkel cell
- Epidermis dibagi terbagi menjadi 5 lapisan kulit :
 Stratum corneum : epidermis paling luar, terdiri dari 25-30 lapis keratinosit yang mati
 Stratum lucidum : hanya terdapat pada kulit keras, terdiri dari 3-5 lapis keratinosit
mati yang pipih dan jernih
 Stratum granulosum : terdiri dari 3-5 lapisan keratinosit mati yang pipih dan jernih
dan mengalami apoptosis.
 Stratum spinosum : paling tebal. berisi 8-10 lapis keratinosit kuboid – gepeng. Nuclei
aktif mensintesis keratin --- membentuk tonofibril
 Stratum basal : lapisan terdalam. Terdiri dari selapis keratinoist kuboid – kolumnar.
Aktivitas mitosis banyak
2. Dermis
Terbagi atas 2 regio :
- Papillary regio : Bagian yang melekuk menyerupai papil, terdiri dari areolar connective tissue
- Reticular regio : Terdiri dari jaringan ikat padat irreguler yang mengandung fibroblast, kolagen dan
serat elastin. Terdapat sel adiposa, folikel rambut, saraf, kelnejar keringat dan minyak.

3. Hypodermis
Terdiri atas areolar connective tissue dan jaringan adiposa

Kelenjar pada kulit


1. Kelenjar Sebasea (Kelenjar minyak)
• Kelenjar berbentuk kantung bermuara ke folikel rambut melalui saluran pendek.
• menghasilkan sebum(lipid, wax, skualen, kolesterol, dan trigliserida)
• Sebum berfungsi untuk membantu mempertahankan stratum corneum dan rambut, dan berperan
sebagai zat antibakteri dan antijamur lemah pada permukaan kulit
2. Kelenjar keringat
derivat jaringan epidermis tertanam pada lapisan dermis yang bermuara ke permukaan kulit atau ke
dalam folikel rambut.
1. Kelenjar ekrin
• bermuara langsung ke permukaan kulit.
• Terletak lebih superficial
• sekret lebih encer.
2. Kelenjar apokrin
• bermuara ke folikel rambut
• Terletak lebih dalam
• Sekret lebih kental. Kelenjar keringat
• apokrin terutama terbatas pada kulit ketiak dan region perineal
Fungsi Kulit

Kulit memiliki fungsi sebagai berikut :


1. Proteksi
Kulit memberikan perlindungan dengan beberapa cara.
- Keratin di kulit melindungi kulit dari mikroba, abrasi, panas, dan bahan kimia.
- Lipid yang dilepas lamellar granule akan menghambat evaporasi air sehingga mencegah
dehidrasi, juga menghambat banyaknya air masuk melewati permukaan kulit (cth: ketika
berenang / mandi)
- Sebum minyak dari kelenjar sebasea melindungi kulit dan rambut dari kekeringan dan
mengandung bakterisida yang membunuh bakteri permukaan
- pH asam menghambat pertumbuhan sejumlah mikroba
- Pigmen melanin membantu melindungi efek sinar UV.
- 2 tipe sel yang memiliki fungsi protektif immunological:
sel Langerhans epidermis dan makrofag di dermis
2. Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh : tebal tipisnya kulit, kelembaban, dan metabolisme.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui
muara saluran kelenjar.
3. Ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam
tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan amonia.
4. Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutan yang sensitif terhadap
rangsangan. Rangsangan panas oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutan. Rangsangan dingin
oleh badan-badan krause di dermis. Rangsangan rabaan oleh badan taktil meissner di papila dermis.
Rangsangan tekanan oleh badan paccini di epidermis.
5. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara :
Pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di kapiler.
6. Pembentukan pigmen/warna
Jumlah melanosit dan jumlah melanosom menentukan warna kulit ras maupun individu.
7. Pembentukan vitamin D
Kulit membentuk cholecalciferol (D3) dengan bantuan sinar matahari.

Efloresensi kulit
EFLORESENSI KULIT

Lesi Primer

Jenis Lesi Lapisan Yang terkena Ciri Khas Contoh


- Datar - Freckles
Macule Epidermis - Area perubahan warna - Nevi
terbatas, d= <1cm - Pethechie
- Menonjol - Warts
Epidermis , sedikit
Papule - Tidak mobile, area - Lichen planus
bagian dermis
terbatas, d <1cm
- Datar, tidak teraba - Vitiligo
Patch Epidermis
- Ireguler, d < 1 cm - Mongolian spot
- Menonjol - Psoriasis
Epidermis, sedikit - Mobile - Seborrheic
Plaque
bagian dermis - Lesi kasar, permukaan
rata
Wheal Epidermis, sedikit - Menonjol - Gigitan serangga
bagian dermis - Bentuk irregular - Urticaria
- Padat - Reaksi alergi
- D = variasi
- Menonjol - Erythema nodosum
Nodule Dermis - Immobile - Lipomas
- D 1-2 cm
- Menonjol - Neoplasma
Epidermis, sampai ke - Padat - Benign tumor
Tumor
dermis - D > 2 cm - Lipoma
- Batas jelas
- Menonjol - Varicella
- Area terbatas - Herpes zoster
Vesicle Epidermis
- Isi cairan serous
- D < 1 cm
- Vesicle besar - Blister
Bulla Epidermis
- D > 1 cm - Pemphigus vulgaris
- Menonjol - Acne
Epidermis, sampai
Pustule - Mirip vesicle, tapi - Impetigo
dermis
isinya cairan pustule
- Menonjol - Sebaceous cyst
- Area terbatas - Cystic acne
Epidermis, sampai - Lesi berkapsul pada
Cyst
dermis lapisan dermis
- Isi cairan / material
semisolid
- Garis kemerahan - Telangiectasia in
Telangiectasia Epidermis ireguler karna dilatasi rosasea
kapiler

Lesi Sekunder

Jenis Lesi Lapisan Yang Terkena Ciri Khas Contoh


- Seperti timbunan - Flaking of skin
- Akibat proliferasi sel
keratin yang terus
menerus dan tidak
Scale Epidermis
beraturan
- Ireguler
- Kering / berminyak
- Seperti sisik
- Kasar - Dermatitis Chronic
Lichenification Epidermis - Gatal
- Iritasi kulit
- Irteguler - Pembentukan
- Menonjol keloid setelah
- Karna pembentukan operasi
Keloid Epidermis
kolagen saat
penyembuhan luka yang
berlebihan
- Berupa jaringan fibrosa - Penmyembuhan
yang menggantikan luka
Epidermis sampai ke
Scar lapisan kulit norma; - Sayatan bekas
dermis
diikuti adanya injury operasi
atau laserasi dermis
- Hilangnya lapisan - Abrasi
epidermis - Scratch
Excoriation Epidermis - Seperti lubang / saluran - Scabies
- Area seperti terkoyak /
hancur
Epidermis sampai ke - Berupa celah linier - Celah ujung mulut
Fissure
dermis - Lembab / kering - Athlete’s foot
- Hilangnya lapisan - Varicella
epidermis, sehingga - Variola yang te;ah
terlihat lembab, bening, rupture
Erosion Epidermis lebih rendah dari lapisan
disekitarnya
- Bisa terjadi akibat
rupturnya vesicle / bulla
- Hilangnya lapisan - Decubital
Epidermis sampai ke epidermis sampai ke - Statis Ulcer
Ulcer
dermis dermis
- Ukuran variasi
- Menipisnya permukaan - Aged skin
kulit - Striae
- Hilangnya lapisan
Epidermis sedikit
Atrophy epidermis dan atau
bagian dermis
dermis dari dalam kulit
bukan karna terluka dari
luar

LAB ACT/SKILLS LAB PENUNJANG PADA KASUS:

1. LAB ACT;
- Alasan dan tujuan
- Prosedur
- Hasil dan interpretasi
2. Skills Lab: Physical Examination in Dermatology
- Alasan dan tujuan
Untuk menentukan lesi, sebaran lesi, dan tingkat keparahan lesi
- Prosedur: menilai dimana lesi yang berasa
- Hasil dan interpretasi: adanya lesi yang khas dan juga region lesi
Daftar Pustaka

1. Fitzpatrick’s
2. Buku pedoman praktek klinis
3. Histologi Junquera
4. Wardani,R.S. Mangunkusumo, E. Infeksi Hidung dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorokan. Ed ke-6 .Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007
5. Sjamsoe Daili,Emmy,S. Menaldi, Sri. Wisnu,I Made. Penyakit Kulit yang Umum di
Indonesia.Jakarta:Medical Multimedia Indonesia

You might also like