You are on page 1of 16

UNIVERSITAS INDONESIA

SUMMARY
“Research Method for Business Chapter 4, 5, and 6 by Uma Sekaran”

GROUP ASSIGNMENT
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Akuntansi

Oleh:

Fazlan Muallif Resnulius (1606952944)

Irena Aulia Putri (1606953064)

St Fauziyah Nurul Amri MH (1606953493)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI EKSTENSI - AKUNTANSI
DEPOK
SEPTEMBER 2018
Chapter 4 : The Critical Literature Review

Literature review adalah pemilihan dokumen-dokumen yang tersedia (baik yang publish
ataupun tidak) mengenai topik, yang berisi informasi, ide, data, dan bukti yang ditulis dari sudut
pandang tertentu untuk memenuhi tujuan tertentu atau mengungkapkan pandangan tertentu
tentang sifat topik dan bagaimana hal itu akan diselidiki , dan evaluasi efektif dari dokumen-
dokumen tersebut dalam kaitannya dengan penelitian yang diusulkan (Hart, 1998, p. 13).
Secara umum, literature review berfungsi untuk memastikan beberapa hal, yaitu :
1. Upaya riset diposisikan sesuai dengan pengetahuan yang sudah ada dan memang
dibangun atas pengetahuan tersebut;
2. Melihat masalah dari sudut pandang yang spesifik, sehingga akan membentuk cara
berpikir dan medapatkan wawasan yang berguna mengenai toipik yang diteliti;
3. Penelitian yang akan dilakukan bukan menemukan kembali sesuatu yang
sebenarnya sudah diketahui;
4. Memperkenalkan terminologi yang relevan dan mendefinisikan istilah-istilah kunci
yang digunakan dalam penelitian. Ini penting karena istilah yang sama mungkin
memiliki arti yang berbeda, tergantung pada konteks di mana itu digunakan.
Definisi juga akan membantu dalam memberi struktur pada esai, artikel, atau
laporan nantinya.
5. Mendapatkan wawasan yang berguna dari metode penelitian yang telah digunakan
oleh peneliti lain untuk memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian yang
serupa. Pengetahuan tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti lain
memungkinkan peneliti untuk mereplikasi penelitian yang sudah ada, yang akan
membantu untuk menghubungkan temuan riset dengan temuan riset peneliti
sebelumnya
Literature review dimaksudkan untuk mensintesis (tidak perlu meringkas) penelitian
yang relevan tentang topik yang akan diangkat. Mensintesis adalah menggabungkan dua atau
lebih elemen untuk membentuk suatu keseluruhan yang baru.

How To Approach Literature Review


Langkah-langkah dalam melakukan literature review :
1. Menentukan sumber-sumber data (Data Source)
Kualitas dari sebuah literature review tergantung pada pemilihan yang hati-hati
dan pembacaan baik itu buku, jurnal akademis dan profesional, laporan, tesis,
prosiding konferensi, naskah yang tidak diterbitkan, dan sejenisnya. Peneliti perlu
menggunakan kombinasi dari sumber informasi yang ada. Kombinasi dari
sumber informasi yang tepat bergantung pada sifat dan tujuan penelitian. Ada
begitu banyak sumber data yang tersedia, yaitu : Textbooks; Academic and
professional journals; Theses; Conference proceedings; Unpublished manuscripts;
Reports of government departments and corporations; Newspapers; and The
Internet.
2. Mencari Literature (Searching for The Literature)
Dengan teknologi yang semakin modern, mencari sumber di mana topik terkait
yang telah dipublikasikan menjadi lebih mudah. Hampir setiap perpustakaan saat
ini memiliki sistem online komputer untuk menemukan informasi yang telah
dipublikasikan. Database terkomputerisasi memberikan sejumlah keunggulan.
Sebagian besar perpustakaan memiliki sumber daya elektronik berikut, yaitu :
Electronic journals; Full-text databases; Bibliographic databases dan Abstract
databases.
3. Mengevalusi Literatur (Evaluating The Literature)
Proses pencarian literatur bisa menemukan bahkan lebih 100 atau lebih hasil, oleh
karena itu peneliti harus berhati-hati dalam memilih buku atau artikel-atikel
yang relevan. Inilah pentingnya bagi seorang peneliti untuk mengevaluasi hasil-
hasil dari literatur yang telah didapatkan dari proses sebelumnya. Untuk
literatur yang berasal dari artikel dan buku, pandangan sekilas pada judul artikel
atau buku yang bersangkutan akan menunjukkan mana dari mereka yang mungkin
relevan dan mana yang kurang berhubungan dengan studi yang akan dilakukan.
Abstrak dari sebuah artikel biasanya memberikan gambaran tentang tujuan
penelitian dan strategi umum penelitian. Sebuah abstrak yang baik bisa membantu
peneliti untuk menentukan apakah literatur tersebut relevan dengan penelitian yang
akan dilakukan. Di samping itu, melihat kepada daftar isi dan bab pertama dari
sebuah buku juga dapat membantu untuk menilai relevansi buku tersebut terhadap
penelitian. Selain itu, kualitas jurnal yang menerbitkan artikel juga dapat
digunakan sebagai indikator kualitas artikel.
4. Mendokumentasikan Literature (Documenting The Literature)
Mendokumentasikan literature review penting untuk meyakinkan pembaca bahwa
peneliti memiliki pengetahuan tentang area masalah dan telah melakukan
preliminary homework yang diperlukan untuk melakukan penelitian.
Jadi setelah semua tahapan dari literature review tersebut dilakukan, maka akan
membatu peneliti untuk memperkenalkan subject of study, mengidentifikasi problem statement,
dan membangun pemahaman dari penelitian sebelumnya sebagai basis untuk masuk ke tahapan
selajutnya yaitu theoretical framework and hypothesis development

Ethical Issue
Ketika meringkas, menambah, atau menantang pekerjaan orang lain (summarize, add
to, or challenge) ada dua “perangkap” penting yang harus diwaspadai, yaitu :
1. Menyalahartikan karya penulis lain dengan sengaja, yaitu, sudut pandang, ide,
model, temuan, kesimpulan, interpretasi, dan sebagainya.
2. Plagiarisme, yaitu penggunaan kata-kata, argumen, atau ide asli orang lain tetapi
seolah-olah itu milik sendiri, walaupun jika ini dilakukan dengan itikad baik, karena
kecerobohan, atau karena ketidaktahuan.

Chapter 5: Theoretical Framework and Hypothesis Development

Setelah tinjauan kritis literatur, tahap selanjutnya adalah mengembangkan kerangka


teoritis. Kerangka teoritis adalah landasan penelitian hipotetis-deduktif karena merupakan dasar
dari hipotesis yang akan dikembangkan. Pengembangan kerangka teoritis sangat penting dalam
penelitian deduktif, pengujian-teori, kausal atau sebab akibat, tetapi tidak pada penelitian
eksplorasi atau deskriptif.

Kebutuhan akan kerangka teoritis


Kerangka teoritis mewakili keyakinan tentang bagaimana (how) fenomena tertentu (atau
variabel atau konsep) terkait satu sama lain (model) dan penjelasan mengapa (why) variabel-
variabel ini terkait satu sama lain (teori). Model dan teori mengalir secara logis dari dokumentasi
penelitian sebelumnya di area masalah. Proses membangun kerangka teoritis meliputi:
1. Memperkenalkan definisi konsep atau variabel dalam model.
2. Mengembangkan model konseptual yang memberikan gambaran deskriptif dari teori.
3. Menyajikan teori yang memberikan penjelasan atas hubungan antar variabel dalam model.

Dari kerangka teoritis, maka, hipotesis yang dapat diuji (testable hypothesis) dapat
dikembangkan untuk menguji apakah teori tersebut valid atau tidak. Hubungan yang
dihipotesiskan dapat diuji melalui analisis statistik yang tepat.

Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat membedakan atau memberikan nilai yang
berbeda. Nilai-nilai dapat berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau
pada saat yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh variabel adalah unit produksi,
ketidakhadiran, dan motivasi. Empat jenis variabel utama:
1. Variabel dependen (juga dikenal sebagai variabel kriteria).
2. Variabel independen (juga dikenal sebagai variabel prediktor).
3. Variabel moderasi.
4. Variabel mediasi.

Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel utama peneliti. Sasaran peneliti adalah untuk
memahami dan menggambarkan variabel dependen, atau untuk menjelaskan variabilitasnya, atau
memperkirakannya. Dengan kata lain, variabel dependen adalah variabel utama yang cocok
untuk penyelidikan sebagai faktor yang layak. Melalui analisis variabel dependen, dimungkinkan
untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah tersebut. Untuk tujuan ini, peneliti akan
tertarik dalam mengukur variabel dependen, serta variabel lain yang mempengaruhi variabel ini.
Dimungkinkan juga untuk memiliki lebih dari satu variabel terikat.

Variabel Independen
Secara umum, variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel dependen
dengan cara positif atau negatif. Artinya, ketika terdapat variabel independen, terdapat juga
variabel dependen, dan dengan setiap unit peningkatan dalam variabel independen, ada
peningkatan atau penurunan dalam variabel dependen. Untuk menetapkan bahwa perubahan
dalam variabel independen menyebabkan perubahan dalam variabel dependen, keempat kondisi
berikut harus dipenuhi:
1. Variabel independen dan dependen harus covary: dengan kata lain, perubahan dalam variabel
dependen harus dikaitkan dengan perubahan dalam variabel independen.
2. Variabel independen (faktor penyebab yang diduga) harus mendahului variabel dependen.
Dengan kata lain, harus ada urutan waktu di mana keduanya terjadi: penyebab harus terjadi
sebelum efeknya.
3. Tidak ada faktor lain yang mungkin menjadi penyebab perubahan variabel dependen. Oleh
karena itu, peneliti harus mengendalikan efek dari variabel lain.
4. Penjelasan yang logis (teori) diperlukan dan harus menjelaskan mengapa variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.

Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel yang memiliki efek kontingen kuat pada hubungan
variabel independen - variabel dependen. Artinya, kehadiran variabel ketiga (variabel moderasi)
memodifikasi hubungan asli antara variabel independen dan dependen.

Variabel Mediasi
Variabel mediasi (atau variabel intervening) adalah variabel yang muncul di antara waktu
ketika variabel independen mulai beroperasi untuk mempengaruhi variabel dependen dan waktu
dampaknya dirasakan di variabel tersebut. Dengan demikian ada kualitas temporal atau dimensi
waktu untuk variabel mediasi. Dengan kata lain, membawa variabel mediasi dapat membantu
untuk memodelkan suatu proses.

Bagaimana Teori Dihasilkan


Kerangka teoritis adalah fondasi seluruh proyek penelitian deduktif didasarkan. Setelah
mengidentifikasi variabel yang sesuai, langkah selanjutnya adalah menguraikan jaringan asosiasi
antar variabel, sehingga hipotesis yang relevan dapat dikembangkan dan selanjutnya diuji.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, sejauh mana masalah dapat dipecahkan menjadi jelas.
Kerangka teoretis merupakan langkah penting dalam proses penelitian.
Hubungan antara tinjauan literatur dan kerangka teoritis adalah bahwa yang tinjauan
literatur memberikan landasan yang kuat untuk mengembangkan yang kerangka teoritis. Artinya,
tinjauan pustaka mengidentifikasi variabel yang mungkin penting, sebagaimana ditentukan oleh
temuan penelitian sebelumnya.

Komponen Kerangka Teoritis


Ada tiga fitur dasar yang harus dimasukkan dalam kerangka teoritis:
1. Variabel yang dianggap relevan dengan penelitian harus didefinisikan secara jelas.
2. Sebuah model konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel dalam model
harus diberikan.
3. Harus ada penjelasan yang jelas tentang mengapa kita mengharapkan hubungan ini ada

Pengembangan Hipotesis

Setelah mengidentifikasi variabel-variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan


hubungan di antara mereka melalui penalaran logis dalam kerangka teoritis, maka hubungan
tersebut harus diuji. Dengan menguji hubungan ini secara ilmiah melalui analisis statistik yang
sesuai, atau melalui analisis kasus negatif dalam penelitian kualitatif, informasi yang dapat
dipercaya tentang jenis hubungan apa yang ada di antara variabel yang beroperasi dalam situasi
masalah tersebut dapat diperoleh. Hasil dari tes ini memberikan beberapa petunjuk tentang apa
yang bisa diubah dalam situasi tersebut untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan
yang dapat diuji seperti itu disebut pengembangan hipotesis.

Definisi Hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan tentatif, namun dapat diuji, yang
memprediksi apa yang diharapkan ditemukan dalam data empiris. Hipotesis berasal dari teori
dimana model konseptual didasarkan dan sering bersifat relasional. Hipotesis juga dapat
didefinisikan sebagai hubungan konkret logis antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan
dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Dengan menguji hipotesis dan mengkonfirmasi
hubungan yang diduga, diharapkan solusi dapat ditemukan untuk memperbaiki masalah yang
dihadapi.

Pernyataan Hipotesis: Format


If-then statements
Untuk menguji apakah ada atau tidak hubungan atau perbedaan yang diduga ada, hipotesis dapat
ditetapkan sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan if – then. Terdapat dua format dengan
contoh sebagai berikut:
1. Wanita muda akan lebih mungkin mengungkapkan ketidakpuasan dengan berat badan
mereka, ketika mereka lebih sering terkena gambar model kurus dalam iklan.
2. Jika wanita muda lebih sering terkena gambar model kurus dalam iklan, maka mereka
akan lebih mungkin mengungkapkan ketidakpuasan dengan berat badan mereka.

Hipotesis Langsung dan Tidak Langsung

Jika, dalam menyatakan hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua
kelompok, istilah-istilah seperti positif, negatif, lebih dari, kurang dari, dan sejenisnya
digunakan, maka ini adalah hipotesis langsung karena arah hubungan antara variabel (positif/
negatif) ditunjukkan, seperti pada contoh pertama, atau sifat perbedaan antara dua kelompok
pada variabel (lebih dari/kurang dari) dinyatakan, seperti pada contoh kedua.
1. Semakin besar stres yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah kepuasan kerja
karyawan.
2. Wanita lebih termotivasi daripada pria.
Di sisi lain, hipotesis tidak langsung adalah hipotesis yang melakukan postulat suatu
hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi arah hubungan atau perbedaan ini.
Dengan kata lain, meskipun dapat diduga bahwa ada hubungan yang signifikan antara dua
variabel, mungkin tidak dapat dikatakan apakah hubungan itu positif atau negatif, seperti pada
contoh pertama. Demikian juga, bahkan jika kita dapat mengira bahwa akan ada perbedaan
antara dua kelompok pada variabel tertentu, kita mungkin tidak dapat mengatakan grup mana
yang akan lebih banyak dan mana yang kurang pada variabel itu, seperti pada contoh kedua.
1. Ada hubungan antara kecenderungan pencarian gairah dan preferensi konsumen
untuk desain produk yang kompleks.
2. Ada perbedaan antara nilai-nilai etika kerja karyawan Amerika dan Asia.

Hipotesis Null dan Alternatif


Metode hipotetis-deduktif mengharuskan hipotesis dapat disalahkan: mereka harus ditulis
sedemikian rupa sehingga peneliti lain dapat menunjukkannya salah. Untuk alasan ini, hipotesis
kadang-kadang disertai dengan hipotesis nol. Hipotesis nol (H 0) adalah hipotesis yang ditetapkan
untuk ditolak untuk mendukung hipotesis alternatif, berlabel H A. Ketika digunakan, hipotesis nol
dianggap benar sampai bukti statistik, dalam bentuk uji hipotesis, menunjukkan sebaliknya.
Misalnya, hipotesis nol dapat menyatakan bahwa iklan tidak mempengaruhi penjualan, atau
bahwa perempuan dan laki-laki membeli sepatu dalam jumlah yang sama. Dalam istilah yang
lebih umum, hipotesis nol dapat menyatakan bahwa korelasi antara dua variabel sama dengan nol
atau bahwa perbedaan dalam sarana dua kelompok dalam populasi sama dengan nol (atau
beberapa angka pasti lainnya). Biasanya, pernyataan nol dinyatakan dalam hal tidak ada
(signifikan) hubungan antara dua variabel atau tidak ada perbedaan (signifikan) antara dua
kelompok. Hipotesis alternatif, yang merupakan kebalikan dari nol, adalah pernyataan yang
menyatakan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antar kelompok.
Hipotesis nol sehubungan dengan perbedaan kelompok yang dinyatakan dalam contoh
"Wanita yang lebih termotivasi daripada pria" adalah H0 : μm = μw atau H0 : μm - μw = 0 dimana
H0 mewakili hipotesis nol, μm adalah tingkat motivasi rata-rata laki-laki, dan μw adalah tingkat
motivasi rata-rata perempuan. Sedangkan alternatif untuk contoh di atas secara statistik akan
ditetapkan sebagai HA : μm < μw yang sama dengan HA : μw > μm dimana HA mewakili hipotesis
alternatif dan μm dan μw adalah tingkat motivasi rata-rata pria dan wanita.
Untuk hipotesis tidak langsung dari perbedaan rata-rata kelompok dalam nilai-nilai etika
kerja dalam contoh “Ada perbedaan antara nilai-nilai etika kerja karyawan Amerika dan Asia,”
hipotesis nol akan menjadi H0 : μAM = μAS atau H0 : μAm - μAS = 0 dimana H0 mewakili hipotesis
nol, μAM adalah nilai etis kerja rata-rata orang Amerika dan μ AS adalah nilai etis kerja rata-rata
orang Asia. Hipotesis alternatif untuk contoh tersebut secara statistik akan ditetapkan sebagai
HA:μAm ≠ μAS dimana HA mewakili hipotesis alternatif dan μAM dan μAS adalah nilai etik kerja rata-
rata orang Amerika dan Asia.
Hipotesis nol untuk hubungan antara dua variabel dalam contoh "Semakin besar stres
yang dialami dalam pekerjaan, semakin rendah kepuasan kerja karyawan," akan menjadi H 0:
Tidak ada hubungan antara stres yang dialami pada pekerjaan dan kepuasan kerja karyawan. Ini
secara statistik dinyatakan oleh H0 : ρ = 0 dimana ρ mewakili korelasi antara stres dan kepuasan
kerja, yang dalam hal ini sama dengan 0 (yaitu, tidak ada korelasi). Sedangkan, hipotesis
alternatif dapat dinyatakan secara statistik sebagai HA : ρ < 0 (korelasi negatif).
Untuk contoh "Ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja," yang telah dinyatakan
tidak langsung, hipotesis nol akan dinyatakan secara statistik sebagai H 0 : ρ = 0 sementara
hipotesis alternatif dinyatakan sebagai HA : ρ ≠ 0.
Setelah merumuskan hipotesis nol dan alternatif, tes statistik yang sesuai (t-tes, F-tes)
kemudian dapat diterapkan, yang menunjukkan apakah dukungan telah atau tidak ditemukan
untuk hipotesis alternatif yaitu, bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok atau
bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel, seperti yang dihipotesiskan. Langkah-
langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah:
1. Nyatakan hipotesis nol dan alternatif.
2. Pilih uji statistik yang sesuai tergantung pada apakah data yang dikumpulkan adalah
parametrik atau nonparametrik.
3. Tentukan tingkat signifikansi yang diinginkan (p = 0,05, atau lebih, atau kurang).
4. Lihat apakah hasil keluaran dari analisis komputer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
terpenuhi. Jika tingkat signifikansi tidak ditunjukkan dalam hasil cetak, mencari nilai-nilai
kritis yang menentukan wilayah penerimaan pada tabel yang sesuai (yaitu, (t, F, χ2). Nilai
kritis ini mendemarkasi wilayah penolakan dari penerimaan hipotesis nol. Ketika nilai yang
dihasilkan lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai
yang dihitung kurang dari nilai kritis, nol diterima dan alternatif ditolak.

Implikasi Manajerial

Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka teoritis dikembangkan,
dan hipotesis dihasilkan, memungkinkan manajer untuk menjadi penentu yang cerdas dari
laporan penelitian yang diajukan oleh konsultan. Pemahaman tentang konsep "variabel
moderasi" dapat memungkinkan manajer untuk memahami bahwa beberapa solusi yang
diusulkan mungkin tidak menyelesaikan masalah untuk semua orang atau dalam setiap situasi.
Demikian juga, pengetahuan tentang arti signifikansi, dan mengapa hipotesis tertentu diterima
atau ditolak, membantu manajer untuk bertahan dalam atau berhenti dari mengikuti firasat, yang,
meskipun masuk akal, tidak berhasil.

Chapter 6: Elements of Research Designs

Desain penelitian adalah rencana pengumpulan, pengukuran, dan analisis data, yang
dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kualitas desain penelitian tergantung pada
seberapa cermat memilih alternatif desain yang sesuai, dengan mempertimbangkan tujuan
spesifik, pertanyaan penelitian, dan kendala proyek, seperti akses ke data, waktu, dan / atau uang.
Strategi penelitian
Strategi adalah rencana untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi penelitian akan
membantu untuk memenuhi tujuan penelitian dan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pilihan
untuk strategi penelitian tidak hanya bergantung pada tujuan penelitian dan (jenis) pertanyaan
penelitian, tetapi juga pada sudut pandang tentang apa yang membuat penelitian yang baik dan
pada aspek praktis seperti akses ke sumber data dan kendala waktu.

Eksperimen
Tujuan eksperimen adalah untuk mempelajari hubungan kausal antar variable atau
kurang tepat menjawab pertanyaan penelitian eksploratif dan deskriptif. Dalam sebuah
eksperimen, peneliti menggunakan variabel independen untuk mempelajari pengaruh variabel
dependen..

Penelitian survey
Survei adalah sistem untuk mengumpulkan informasi dari atau tentang orang-orang
untuk menggambarkan, membandingkan, atau menjelaskan pengetahuan, sikap, dan perilaku
mereka (Fink, 2003). Strategi survei memungkinkan mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen survei biasanya diatur ke dalam kuesioner.
Instrumen survei lainnya adalah wawancara dan observasi terstruktur.

Etnografi

Etnografi adalah strategi penelitian di mana peneliti “mengamati secara dekat, mencatat,
dan terlibat dalam kehidupan sehari-hari dari budaya lain [. . .] dan kemudian menulis budaya
ini, menekankan detail deskriptif” (Markus & Fischer, 1986, hal. 18). Bertujuan untuk
menghasilkan pemahaman tentang budaya dan perilaku kelompok sosial dari "sudut pandang
orang dalam.” Observasi partisipan erat kaitannya dengan etnografi. Etnografi dan observasi
partisipan terkadang digunakan secara bergantian dalam literatur. Untuk beberapa orang, baik
etnografi dan observasi partisipan adalah strategi penelitian yang melibatkan pengeluaran jangka
waktu lama mengamati orang dan berbicara kepada mereka tentang apa yang mereka lakukan,
pikirkan, dan katakan, dengan tujuan menghasilkan pemahaman tentang kelompok sosial yang
sedang diteliti (Delamont, 2004). ). Dari perspektif ini, observasi partisipan adalah sumber utama
data etnografi. Metode lain, seperti wawancara dan kuesioner, juga dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian etnografi.

Studi kasus
Studi kasus fokus pada pengumpulan informasi tentang objek tertentu, acara atau
kegiatan, seperti unit atau organisasi bisnis tertentu. Dalam studi kasus, kasusnya adalah
individu, kelompok, organisasi, peristiwa, atau situasi yang diminati peneliti. Gagasan di balik
studi kasus adalah bahwa untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang masalah seseorang
harus memeriksa situasi kehidupan nyata dari berbagai sudut dan perspektif menggunakan
berbagai metode pengumpulan data. Seseorang dapat mendefinisikan studi kasus sebagai strategi
penelitian yang melibatkan penyelidikan empiris dari fenomena kontemporer tertentu dalam
konteks kehidupan nyata menggunakan beberapa metode pengumpulan data (Yin, 2009). Studi
kasus dapat memberikan data kualitatif dan kuantitatif untuk analisis dan interpretasi.

Grounded Theory
Grounded theory adalah prosedur sistematis untuk mengembangkan teori yang
diturunkan secara induktif dari data (Strauss & Corbin, 1990). Alat penting dari grounded theory
adalah sampling teoretis, pengkodean, dan perbandingan konstan. Pengambilan sampel teoritis
adalah “proses pengumpulan data untuk menghasilkan teori di mana analis mengumpulkan,
mengkode, dan menganalisis data secara bersama-sama dan memutuskan data apa yang harus
dikumpulkan berikutnya dan di mana menemukannya, untuk mengembangkan teorinya (Glaser
& Strauss, 1967, hlm. 45). Dalam hal ini anda membandingkan data (misalnya, wawancara)
dengan data lain (misalnya, wawancara lain). Setelah teori muncul dari proses ini, Anda
membandingkan data baru dengan teori. Jika ada kesesuaian antara data (wawancara), atau
antara data dan teori, maka kategori dan teori harus dimodifikasi hingga kategori dan teori sesuai
dengan data.

Penelitian tindakan

Penelitian tindakan terkadang dilakukan oleh konsultan yang ingin memulai proses
perubahan dalam organisasi. Dengan kata lain, penelitian tindakan adalah strategi penelitian yang
bertujuan mempengaruhi perubahan yang direncanakan. Efek setelah implementasi kemudian
dievaluasi, ditentukan, dan didiagnosis, dan penelitian berlanjut secara berkelanjutan sampai
masalah sepenuhnya terselesaikan.

Tingkat interen peneliti dengan penelitian


Sebuah studi korelasional (bersifat deskriptif) dilakukan di lingkungan dengan intervensi
minimal oleh peneliti. Sebagai contoh, jika seorang peneliti ingin mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas pelatihan (studi korelasional), semua yang harus dilakukan oleh
individu adalah menggambarkan variabel yang relevan, mengumpulkan data yang relevan, dan
menganalisanya untuk menghasilkan temuan
Dalam penelitian hubungan sebab-akibat, peneliti mencoba untuk memainkan variabel
tertentu sehingga dapat mempelajari efek penggunaan tersebut pada variabel dependen yang
menarik. Sebagai contoh, seorang peneliti mungkin ingin mempelajari pengaruh pencahayaan
terhadap kinerja pekerja; maka ia menggunakan pencahayaan dalam situasi kerja ke berbagai
intensitas. Dengan demikian, bisa ada berbagai tingkat campur tangan oleh peneliti dalam
manipulasi dan kontrol variabel dalam studi penelitian diantaranya adalah minimal, moderat, dan
berlebihan.

Pengaturan studi: direncanakan dan tidak direncanakan

Studi eksploratif dan deskriptif (korelasional) selalu dilakukan di lingkungan yang


tidak direncanakan, sedangkan kebanyakan studi kausal dilakukan dalam lingkungan yang
direncanakan. Ada tiga macam studi yang dikembangkan yaitu field study, field experiment, dan
lab experiment. Perbedaan diantaranya adalah (1) field study, di mana berbagai faktor diperiksa
dalam pengaturan alam di mana kegiatan sehari-hari berjalan seperti biasa dengan campur tangan
peneliti yang minimal, (2) field experiment, di mana penyebab ‐ dan - hubungan efek dipelajari
dengan sejumlah campur tangan peneliti, tetapi masih dalam lingkungan di mana peristiwa terus
berlanjut dalam mode normal, dan (3) lab experiment, di mana peneliti mengeksplorasi
hubungan sebab-akibat, tidak hanya melaksanakan tingkat tinggi kontrol tetapi juga dalam
pengaturan buatan dan sengaja dibuat.

Unit analisis: individu, pasangan, kelompok, organisasi, budaya


Unit analisis mengacu pada tingkat agregasi data yang dikumpulkan selama tahap analisis
data selanjutnya. Jika, pertanyaan masalah berfokus pada bagaimana meningkatkan tingkat
motivasi karyawan secara umum, maka kita tertarik pada karyawan individu.. Jika peneliti
tertarik untuk mempelajari interaksi dua orang, maka beberapa kelompok dua orang, juga dikenal
sebagai dyad, akan menjadi unit analisis. Analisis interaksi suami-istri dalam keluarga dan
hubungan antara atasan-bawahan di tempat kerja adalah contoh unit analisis pasangan. Jika
pernyataan masalah terkait dengan efektivitas kelompok, maka unit analisis akan berada di
tingkat grup.
Karakteristik dari "tingkat analisis" ini adalah bahwa tingkat yang lebih rendah
dimasukkan ke dalam level yang lebih tinggi. Individu tidak memiliki karakteristik yang sama
dengan kelompok (misalnya struktur, keterpaduan), dan kelompok tidak memiliki karakteristik
yang sama dengan individu (misalnya, IQ, stamina). Ada variasi dalam persepsi, sikap, dan
perilaku orang-orang dalam budaya yang berbeda.

Horison waktu: studi cross-sectional versus longitudinal


Studi cross-sectional
Sebuah penelitian dapat dilakukan mungkin selama beberapa hari atau minggu atau
bulan, untuk menjawab pertanyaan penelitian. Misalnya perusahaan obat ingin melakukan survey
terhadap orang orang yang obesitas untuk mengetahui ketertarikan obat pengurus badan yang
baru mereka produksi (hanya pada satu titik waktu keteka diproduksi).

Penelitian longitudinal
Peneliti mungkin ingin mempelajari orang atau fenomena pada lebih dari satu titik waktu
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Misalnya, peneliti mungkin ingin mempelajari perilaku
karyawan sebelum dan sesudah perubahan dalam manajemen puncak, sehingga dapat
mengetahui apa dampak perubahan yang dicapai. Di sini, karena data dikumpulkan pada dua titik
waktu yang berbeda, penelitian ini dilakukan secara longitudinal sepanjang periode waktu.

METODE CAMPURAN
Penelitian metode campuran berfokus pada pengumpulan, analisis, dan pencampuran data
kuantitatif dan kualitatif dalam satu studi atau serangkaian studi. Daya tarik pendekatan metode
campuran adalah memungkinkan peneliti untuk menggabungkan pemikiran induktif dan
deduktif, untuk menggunakan lebih dari satu metode penelitian untuk mengatasi masalah
penelitian, dan untuk memecahkan masalah ini menggunakan berbagai jenis data. Triangulasi
adalah teknik yang juga sering dikaitkan dengan penggunaan metode campuran. Beberapa jenis
triangulasi dari berbagai perpektif dimungkinkan:
 Metode triangulasi: menggunakan beberapa metode pengumpulan dan analisis data.
 Triangulasi data: mengumpulkan data dari beberapa sumber dan / atau pada periode
waktu yang berbeda.
 Triangulasi Peneliti: beberapa peneliti mengumpulkan dan / atau menganalisis data.
 Triangulasi Teori: berbagai teori dan / atau perspektif digunakan untuk menafsirkan dan
menjelaskan data

TRADE-OFFS DAN KOMPROMIS


Peneliti menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain penelitian
berdasarkan perspektif penelitian, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, tingkat ketelitian yang
diinginkan, dan pertimbangan praktis. Kadang-kadang, karena waktu dan biaya yang terlibat,
seorang peneliti mungkin dibatasi untuk menyelesaikan kurang dari desain penelitian yang
"ideal". Sebagai contoh, peneliti mungkin harus melakukan penelitian cross-sectional daripada
studi longitudinal, melakukan studi lapangan daripada desain eksperimental.

IMPLIKASI MANAJERIAL
Pengetahuan tentang masalah desain penelitian membantu manajer untuk memahami apa
yang peneliti coba lakukan. Salah satu keuntungan utama dalam memahami sepenuhnya
perbedaan antara studi kausal dan korelasional adalah bahwa manajer tidak jatuh ke dalam
asumsi penyebab implisit ketika dua variabel hanya terkait satu sama lain. Mereka menyadari
bahwa A dapat menyebabkan B, atau B dapat menyebabkan A, atau keduanya A dan B dapat
menjadi covary karena beberapa variabel ketiga. Pengetahuan tentang perincian desain penelitian
juga membantu manajer untuk belajar dan berkomentar secara cerdas mengenai proposal dan
laporan penelitian.

You might also like