You are on page 1of 10

Tugas Agama Hindu

Kerukunan Umat Beragama

OLEH KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. Kadek Bayu Ananda TD (1813511028)
2. I Kadek Aldi Wahyu Andika Maha Putra (1813511034)
3. Ida Bagus Putu Adi Gita Saputra (1813511036)
4. I Gede Adittya Griya Anwin (1813511046)
5. Putu Astri Pratiwi (1813521014)
6. Dwi Kurnia (1813521017)
7. Kadek Prayuda Sathyananta (1813521020)

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN


UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, beraneka
ragam ras, bermacam-macam golongan, beragam budaya dan berbagai
macam agama serta penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang berbeda-beda. Hal ini merupakan anugrah dari tuhan, dengan
perbedaan yang ada menjadikan begitu banyaknya keberagaman yang ada di
Indonesia. Bagaikan pelangi diangkasa, menjadi sangat indah karena disusun
oleh berbagai spektrum warna yang berbeda-beda. Namun, apabila warna
tersebut tidak tersusun dengan baik apakah akan sama indahnya seperti yang
sering kita lihat. Begitu juga dengan keanekaragaman agama yang dianut oleh
masyarakat Indonesia. Apabila perbedaan ini tidak dipersatukan maka tidak
akan tercipta keindahan yang nantinya bisa menjadi pemersatu bangsa. Salah
satu cara yang dipakai guna mempersatukan keanekaragaman ini yaitu
dengan adanya kerukunan. Kerukunan merupakan salah satu pilar penting
dalam memelihara persatuan rakyat dan bangsa Indonesia. Tanpa terwujudnya
kerukunan diantara berbagai suku, agama, ras dan antar golongan bangsa
Indonesia akan mudah terancam oleh perpecahan dengan segala akibatnya
yang tidak diinginkan. Perpecahan ini dapat terjadi karena sifat-sifat manusia
yang serakah, mudah marah, dan nafsu yang tidak terkendali. Sifat manusia
yang penuh nafsu, serakah dan cepat marah seringkali menimbulkan komplik
di masyarakat. Kelalaian dalam menyikapi setiap konflik kecil dimasyarakat
dapat meluas menjadi bentrokan antar suku, agama, ras dan antar golongan
(SARA), sehingga menimbulkan perpecahan yang sangat merugikan
kerukunan dan kesatuan bangsa.
Oleh karena itu setiap pemimpin umat beragama, tokoh-tokoh adat,
komponen masyarakat lainnya maupun pemerintahan agar selalu
mewaspadai, munculnya potensi komplik dilingkungannya dan dapat
mendeteksi agar mengambil langkah cepat dalam mengatasi setiap potensi
konflik dan tetap menjaga kerukunan antara umat beragama, suku, ras dan
antar golongan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, adapun rumusan
masalah yang ditemukan, antara lain:
1. Bagaimana makna kerukunan umat beragama?
2. Perintah apa saja yang terdapat dalam pustaka suci Weda yang
berhubungan dengan kerukunan umat beragama?
3. Bagaimana implementasi kerukunan umat beragama di dunia nyata?
4. Apa saja penyebab terganggunya kerukunan umat beragama?
5. Apa manfaat kerukunan umat beragama?
6. Bagaimana cara menjaga kerukunan umat beragama?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, adapun tujuan yang
ingin disampaikan dalam makalah ini, antara lain:
1. Mengetahui makna kerukunan umat beragama.
2. Mengetahui perintah apa saja yang terdapat pada kitab suci Weda yang
berhubungan dengan kerukunan umat beragama.
3. Mengetahui implementasi kerukunan umat beragama didunia nyata.
4. Mengetahui penyebab terganggunya kerukunan umat beragama.
5. Mengetahui manfaat kerukunan umat beragama.
6. Mengatahui cara menjaga kerukunan umat beragama.

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu menambah wawasan penulis dan pembaca
agar ajaran Agama Hindu tetap bertahan seiring dengan perkembangan
jaman.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna Kerukunan Umat Beragama


Kerukunan antar umat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika
kehidupan umat beragama dalam segla aspek kehidupan, seperti aspek
ibadah, toleransi, dan kerjasama antar umat beragama. Kerukunan umat
beragama juga dapat diartikan bahwa antara pemeluk-pemeluk agama yang
berbeda bersedia secara sadar hidup rukun dan damai saling menghormati dan
saling bergotong royong/bekerjasama. Hidup rukun dan damai dilandasi oleh
toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam
kesetaraan dan bekerjasama dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Menurut ajaran agama hindu, manusia ditakdirkan Sang Hyang Widhi
sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial
dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kerja
sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan material, kebutuhan spiritual, maupun kebutuhan akan rasa aman.
Penjelasan diatas membuktikan betapa pentingnya kerukunan yang terjalin
antar umat beragama untuk menjalin interaksi sosial.
Semua manusia menginginkan suatu ketenangan dalam menjalin interaksi
sosial. Pada ajaran agama hindu terdapat doa yang ditujukan untuk memohon
adanya kerukunan atau ketenangan antara satu dengan yang lainnya, yaitu :
1. Samjnanam nah svebhih, Samjnanam aranebhih, Samjnanam asvina
yunam, ihasmasu ni ‘acchalam.(Atharvaveda VII.52.1)
Artinya:
Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang yang
dikenal dengan akrab, Semoga kami memiliki kerukunan yang sama
dengan orang-orang asing, semoga Engkau memberkahi kami dengan
keserasian (kerukunan/keharmonisan)
2. Janam bibhrati bahudha vivacasam, nanadharmanam prthivi
yathaukasam, sahasram dhara dravinasya me duham, dhruveva dhenur
anapasphuranti (Atharvaveda XII.I.45)
Artinya:
Semua orang berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda, dan memeluk
Agama (kepercayaan) yang berbeda-beda, Sehingga Bumi Pertiwi
bagaikan sebuah keluarga yang memikul beban. Semoga Ia melimpahkan
kemakmuran kepada kita dan menumbuhkan penghormatan diantara kita,
seperti seekor sapi betina kepada anak-anaknya
3. Om Ksamasva mam mahadewa,sarwaprani hitangkara, mam moca sarwa
papebyah, palayaswa Sadasiwa. (bait ke 5 Puja Trisandya)
Artinya:
Hyang Widdhi ampunilah hamba, semoga semua mahluk hidup
(Sarwaprani)memperoleh keselamatan ( hitangkara ),bebaskan hamba dari
segala dosa dan lindungilan hamba. (Keterangan. : Mahadewa dan
Sadasiwa adalah nama-nama ke-Maha Kuasa-an Hyang Widdhi
Wasa/Tuhan YME).

2.2 Perintah-perintah Sang Hyang Widhi dalam Pustaka Suci Weda


Didalam pustaka suci weda terdapat perintah-perintah Hyang Widhi
tentang hidup rukun diantaranya :
1. Tri Hita Karana
Tri Hita Karana artinya tiga penyebab kebahagiaan yaitu :
a. Parahyangan adalah Membina hubungan yang harmonis antara
manusia dengan Hyang Widdhi Wasa/ Tuhan YME
b. Pawongan adalah Membina hubungan harmonis antara manusia
dengan manusia tanpa membedakan asal usul, ras, suku, agama,
kebangsaan dll.
c. Palemahan adalah Membina hubungan harmonis antara manusia
dengan alam lingkungan
Ketiga-tiga hubungan yang harmonis ini dapat mendatangkan
kebahagiaan, kedamaian, kerukunan bagi kehidupan manusia.
2. Tri Kaya Parisudha
Tri Kaya Parisudha artinya tiga perilaku yang harus disucikan yaitu :
a. Manacika Parisudha, yaitu mensucikan pikiran, antara lain: selalu
berpikir positif terhadap orang lain, mampu mengendalikan diri.
b. Wacika Parisudha, yaitu mensucikan ucapan, antara lain : berkata
yang lemah lembut, berkata yang tidak melukai hati/tidak
menyinggung perasaan orang lain.
c. Kayika Parisudha, yaitu mensucikan perbuatan, antara lain :
bertingkah laku yang santun, hormat pada orang orang sekitar kita,
tidak menyakiti/membunuh mahluk lain (ahimsa).
Tri Kaya Parisudha diperintahkan supaya setiap orang selalu berpikir
positif terhadap orang lain, berkata-kata yang lemah lembut dan
menyenangkan orang lain, serta menghindari berperilaku yang membuat
orang lain tidak senang. Melaksanakan Tri Kaya Parisudha untuk
menghindari adanya rasa kurang menghormati harkat dan martabat manusia
yang dapat menimbulkan kemarahan dan rasa dendam yang berkepanjangan
di antara sesama manusia.
3. Catur Paramita
Catur Paramita berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari Catur
yang artinya empat dan Paramitha yang artinya sifat atau sikap utama, jadi
Catur Paramitha berarti empat sifat atau sikap utama yang menjadi landasan
dalam melakukan perbuatan sehari-hari. Bagian dari Catur Paramitha yaitu:
a. Maitri, mengembangkan rasa kasih sayang.
b. Mudhita, membuat orang simpati.
c. Karuna, suka menolong.
d. Upeksa, mewujudkan keserasian, keselarasan, kerukunan dan
keseimbangan.
4. Tat Twam Asi
Apabila diterjemahkan secara artikulasi Tat Twam Asi berarti Itu adalah
Aku atau kamu adalah aku. Dalam pergaulan hidup sehari-hari manusia
diperintahkan selalu berpedoman kepada Tat Twam Asi, sehingga tidak
mudah melaksanakan perbuatan yang dapat menyinggung perasaan bahkan
dapat menyakiti hati orang lain dan pada akhirnya menimbulkan rasa iri hati
benci dan kemarahan. Dengan menganggap orang lain adalah diri kita
sendiri, berarti kita memperlakukan orang lain, seperti apa yang ingin orang
lain lakukan terhadap kita. Tat Twam Asi menjurus kepada Tepa Selira atau
Tenggang Rasa yang menuntun manusia dalam berpikir, berkata-kata dan
berperilaku, sehingga tidak berpikir negatif terhadap orang lain, tidak
berkata-kata yang dapat menyinggung perasaan orang lain, dan tidak
berperilaku yang dapat merugikan orang lain.

2.3 Implementasi Kerukunan Umat Beragama di Dunia Nyata


Untuk menumbuhkan, memelihara dan mmbina kerukunan hidup dan
toleransi antar umat beragama di Indonesia, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Setiap pemeluk agama agar memahami secara benar, taat dan patuh
menjalankan perintah agamanya.
2. Hindarkan adanya prasangka yang buruk, baik di antara intern umat
beragama,di antara pemeluk-pemeluk agama atau di antara pemeluk umat
peragama danpemerintah.
3. Pemerintah hendaknya benar-benar mengayomi semua pemeluk
agama/umatberagama secara adil. Adil bukan dalam arti
menyamaratakan, tapi dalam artimemberikan kedudukan, bagian atau
fasilitas serta perlakuan sesuai dengan kenyataandan kondisi yang ada.
4. Setiap pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh agama,penegak hukum,
hendaklah memberikan contoh suri teladan yang baik kepada masyarakat,
agar mereka menaruh kepercayaan dan menaati kepemimpinannya.
5. Menghormati keyakinan orang lain
6. Memberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitas keagamaan
7. Saling membantu antara umat beragama
8. Mengakui hak setiap orang dan Saling mengerti
9. Hidup rukun dan damai
10. Tidak memusuhi agama lain
11. Menjaga keamanan dan ketenangan

2.4 Penyebab Terganggunya Kerukunan Umat Beragama


Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terganggunya
kerukunan agama, yaitu :
1. Pendirian Tempat Ibadah. Tempat ibadah yang didirikan tanpa
mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan umat beragama
setempat sering menciptakan ketidak-harmonisan umat beragama yang
dapat menimbulkan konflik antar umat beragama.
2. Penyiaran Agama. Penyiaran agama, baik secara lisan, melalui media cetak
seperti brosur, pamflet, selebaran dsb, maupun media elektronika, serta
media yang lain dapat menimbulkan kerawanan di bidang kerukunan
hidup umat beragama, lebih-lebih yang ditujukan kepada orang yang telah
memeluk agama lain.
3. Bantuan Luar Negeri. Bantuan dari Luar negeri untuk pengembangan dan
penyebaran suatu agama, baik yang berupa bantuan materiil / finansial
ataupun bantuan tenaga ahli keagamaan, bila tidak mengikuti peraturan
yang ada, dapat menimbulkan ketidak-harmonisan dalam kerukunan hidup
umat beragama, baik intern umat beragama yang dibantu, maupun antar
umat beragama.
4. Perkawinan beda Agama. Perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang
berbeda agama, walaupun pada mulanya bersifat pribadi dan konflik antar
keluarga, sering mengganggu keharmonisan dan mengganggu kerukunan
hidup umat beragama, lebih-lebih apabila sampai kepada akibat hukum
dari perkawinan tersebut, atau terhadap harta benda perkawinan, warisan,
dsb.
5. Perayaan Hari Besarkeagamaan. Penyelenggaraan perayaan Hari Besar
Keagamaan yang kurang mempertimbangkan kondisi dan situasi serta
lokasi dimana perayaan tersebut diselenggarakan dapat menyebabkan
timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama.
6. Penodaan Agama. Perbuatan yang bersifat melecehkan atau menodai
agama dan keyakinan suatu agama tertentu yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang, dapat menyebabkan timbulnya kerawanan di
bidang kerukunan hidup umat beragama.
7. Kegiatan Aliran Sesat. Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang didasarkan pada keyakinan terhadap suatu agama
tertentu secara menyimpang dari ajaran agama yang bersangkutan dapat
menimbulkan keresahan terhadap kehidupan beragama, sehingga dapat
pula menyebabkan timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup
beragama.
8. Aspek Non Agama yang mempengaruhi. Aspek-aspek non agama yang
dapat mempengaruhi kerukunan hidup umat beragama antara lain :
kepadatan penduduk, kesenjangan sosial ekonomi, pelaksanaan
pendidikan, penyusupan ideologi dan politik berhaluan keras yang
berskala regional maupun internasional, yang masuk ke Indonesia melalui
kegiatan keagamaan.
Di tingkat budaya hukum masih terdapat isu-isu yang cenderung
provokatif yang terkadang berpengaruh pada sebagian masyarakat sehingga
dapat menimbulkan sikap saling curiga. Sementara itu, sikap memandang
atau menilai agama orang lain berdasarkan kriteria keyakinan agamanya
sendiri, selain tidak menghargai keyakinan orang lain, juga dapat memicu
munculnya rasa kurang senang atau bahkan antipati antar kelompok agama.
Selain itu, dalam agama hindu juga diajarkan tentang Sad Ripu dan Sad
Atatayi. Sad Ripu dan Sad Atatayi dapat menjadi penyebab terganggunya
suatu kerukunan agama jika Sad Ripu dan Sad Atatayi ini tidak dapat
dikendalikan atau dihilangkan dari dalam diri manusia.
Adapun yang dimaksud dengan Sad Ripu adalah enam musuh utama
dalam diri manusia yang harus dikalahkan untuk meningkatkan spiritualitas
manusia. Ke-enam musuh tersebut yaitu :
1. Kama artinya sifat penuh nafsu indriya terutama nafsu sex.
2. Lobha artinya sifat loba dan serakah.
3. Krodha artinya sifat pemarah/mudah marah.
4. Mada artinya sifat suka mabuk-mabukan
5. Moha artinya sifat angkuh dan sombong.
6. Matsarya artinya sifat dengki dan iri hati
Selain Sad Ripu, terdapat juga Sad Atatayi yang berarti enam kejahatan
yang membuat manusia menderita, sehingga dilarang untuk dilakukan yaitu:
1. Agnida: membakar milik orang lain.
2. Wisada: meracuni ( baik menggunkanan insektisida maupun bahan kimia
atau obat-obat terlarang) orang lain atau mahluk lain.
3. Atharwa: menggunakan ilmu hitam (black magic, misalnya santet, sihir,
gendam, leak dll) untuk menyengsarakan orang lain.
4. Sastraghna: mengamuk atau membunuh .
5. Dratikrama: memperkosa termasuk juga pelecehan sexual.
6. Rajapisuna: memfitnah
Kedua hal tersebut dapat menjadi faktor internal dalam diri manusia yang
dapat menjadi penyebab terganggunya suatu kerukunan agama.

2.5 Manfaat Kerukunan Umat Beragama


Kerukunan antar umat beragama dapat memberi manfaat diantaranya
adalah:
1. Menumbuhkan rasa saling toleransi terhadap semua orang.
2. Dapat terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama
3. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
4. Terwujudnya keamanan dan ketentraman hidup sesama anggota
masyarakat.
5. Terpenuhi hak-hak setiap anggota masyarakat sehingga menimbulkan
kepuasan batin.
6. Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan.
7. Mencegah terjadinya pertentangan antara agama yang satu dengan yang
lainnya.
8. Mempersatukan perbedaan antar umat beragama.
9. Dapat mempererat tali silaturahmi.

2.6 Cara Menjaga Kerukunan Umat Beragama


 Menjunjung tinggi toleransi antar umat Beragama di Indonesia. Baik yang
merupakan pemeluk Agama yang sama, maupun dengan yang berbeda
Agama. Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal. Misalnya
seperti, pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling
mengejek dan mengganggu umat lain dalam interaksi sehari – harinya,
atau memberi waktu pada umat lain untuk beribadah bila memang sudah
waktunya mereka melakukan ibadah. Banyak hal yang bisa dilakukan
untuk menunjukkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga
tali kerukunan umat beragama di Indonesia, karena jika rasa toleransi antar
umat beragama di Indonesia sudah tinggi, maka konflik – konflik yang
mengatasnamakan Agama di Indonesia dengan sendirinya akan berkurang
ataupun hilang sama sekali.
 Selalu siap membantu sesama dalam keadaan apapun dan tanpa melihat
status orang tersebut. Jangan melakukan perlakuan diskriminasi terhadap
suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan bantuan. Misalnya, di
suatu daerah di Indonesia mengalami bencana alam. Mayoritas
penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang memeluk
agama lain, jangan lantas malas dan enggan untuk membantu saudara
sebangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama. Justru
dengan membantu mereka yang kesusahan, kita akan mempererat tali
persaudaraan sebangsa dan setanah air kita, sehingga secara tidak langsung
akan memperkokoh persatuan Indonesia.
 Hormatilah selalu orang lain tanpa memandang Agama apa yang mereka
anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan sopan kepada siapapun.
Biasakan pula untuk menomor satukan sopan santun dalam beraktivitas
sehari harinya, terlebih lagi menghormati orang lain tanpa memandang
perbedaan yang ada. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat
beragama di Indonesia.
 Bila terjadi masalah yang membawa nama agama, tetap selesaikan dengan
kepala dingin dan damai, tanpa harus saling tunjuk dan menyalahkan. Para
pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan
peranannya dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak
– pihak manapun, atau mungkin malah menguntungkan semua pihak. Hal
ini diperlukan karena di Indonesia ini masyarakatnya sangat beraneka
ragam.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kerukunan antar umat beragama bermakna rukun dan damainya
dinamika kehidupan umat beragama dalam segla aspek kehidupan. Hidup
rukun dan damai dilandasi oleh toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan dan bekerjasama
dalam kehidupan sosial di masyarakat. Didalam pustaka suci weda
terdapat perintah-perintah Hyang Widhi tentang hidup rukun diantaranya :
Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Catur Paramitha dan Tat Twam Asi.
Terganggunya kerukunan umat beragama disebabkan oleh faktor eksternal,
contohnya perkawinan beda agama dan faktor internal contohnya Sad
Ripu dan Sad Atatayi. Dengan terwujudnya kerukunan umat beragama
akan tercapai beberapa manfaat salah satunya menumbuhkan rasa saling
toleransi terhadap semua orang, dan salah satu cara menjaga kerukunan
umat beragama adalah menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.

You might also like