Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau media tumbuh dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan
barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan
Kopi (Coffea spp. L.) merupakan salah satu komoditas unggulan yang
cukup penting bagi perekonomian Indonesia karena perolehan devisa dari kopi
menduduki urutan keempat setelah kelapa sawit, kakao dan karet. Spesies tanaman
ini berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea.
Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan tumbuh dapat
mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing, daun
umumnya akan mulai berbunga setelah berumur sekitar 2 tahun. Tanaman kopi
terdiri dari berbagai jenis yaitu Coffea Arabica, Coffea Robusta dan Coffea
Liberica. Namun pada laporan ini akan dibahas mengenai agroekosistem pada kopi
B. Tujuan
negara agraris dimana komoditi pertanian menjadi salah satu tulang punggung
adalah kopi. Menurut FAO Indonesia pada tahun 1997 merupakan negara ke-4
penghasil kopi terbesar di dunia dengan luas areal tanaman dan hasil produksi yang
cukup besar. Perkebunan adalah kegiatan untuk menanam tanaman tertentu pada
tanah ata media tumbuh dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan
barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan
perkebunan besar . Adapun perbedaan dari kedua jenis tersebut adalah pada kebun
rakyat luas laha sempit, modal yang dikeluarkan kecil, hasil yang didapat sedikit,
kurang memerlukan tenaga ahli, hasil produksi untuk mencukupi kebutuhan sendir.
Sedangkan pada perkebunan besar luas lahan yang digunakan luas, memerlukan
modal yang besar, jenis perkebunan beraneka ragam, tenaga yang diperlukan
merupakan tenaga yang sudah ahli, dan hasil produksi ditujukan sebagai komoditas
cokelat,dll.
Hal tersebut dikarenakan perolehan devisa dari kopi menduduki urutan keempat
setelah kelapa sawit, kakao, dan karet. Kopi merupakan komoditas penting karena
masukan energi bahan pupuk, dan biosida dari para petani untuk memperoleh hasil
ekosistem alami dengan ekosistem buatan yang lebih sederhana sehingga lebih
(polikultur). Tanaman kopi ini sering dikunjungi oleh berbagai jenis serangga
termasuk semut dan kupu-kupu sehingga melalui serangga ini proses penyerbukan
peranan didalam agroekosistem tanaman kopi, ada yang berperan sebagai produsen,
B. Prosedur Kerja
setiap rombongan.
dan hortikultura
7. Serangga dan hama yang bertindak sebagai hama dan musuh alami dikoleksi,
A. Hasil
B. Pembahasan
tanaman kopi dengan varietas robusta (Coffea robusta). Kopi robusta (Coffea
robusta) adalah tanaman budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam famili
Rubiaceae dan genus Coffea. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak
rantingnya. Permukaan atas daun mengkilat, tepi rata, pangkal tumpul, panjang 5-
15 cm, lebar 4,0-6,5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang 0,5-1,0 cm, dan
berwarna hijau. Tanaman kopi memerlukan tinggi tempat dari permukaan laut dan
diatas permukaan laut dengan suhu 16-20ºC. Jenis Robusta mengendaki ketinggian
tempat pada 500-1000 m diatas permukaan laut tetapi yang baik sekitar 800 m
diatas permukaan laut dengan suhu udara 20ºC. (Najiyati dan Danarti, 2012).
A. Ketinggian Tempat
m dpl. Namun, dengan adanya beberapa klon dari luar negeri, tanaman kopi
dapat ditanam di atas ketinggian 500 m dpl. Pada kopi robusta dapat ditanam
pada ketinggian 700 m dpl sedangkan pada kopi arabika sangat baik tumbuh
pada ketinggian di ata 1000 mdpl. Namun, lahan di Indonesia hanya berada
pada ketinggian 700 sampai 900 m dpl. Hal ini menyebabkan tanaman kopi
per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25º C.
selain itu, tempat penanaman akan berkaitan juga dengan cita rasa pada kopi.
Tanaman kopi yang telah diamati sedang berada pada fase reproduktif yang
mana telah terdapat bunga dan biji pada tanaman. Seperti yang dikemukakan oleh
Najiyati dan Danarti (2012), kematangan fisiologis benih tercapai sekitar dalam 220
hari setelah pembukaan bunga. Terdapat 3 tahap pertumbuhan tanaman kopi sampai
Selanjutnya yaitu Tahap II, tahap dimana Perkembangan Bunga. Tahap ini tanaman
melewati dua fase periode kritis, yaitu: periode kritis kebutuhan kelembaban dan
ketersediaan N. Tahap yang terakhir adalah Tahap III, tahap dimana Pengisian Biji.
Sistem pertanaman pada lahan tanaman kopi yang telah diamati adalah
tumpangsari antara tanaman kopi dan tanaman albasia yang memiliki jarak tanam
2m x 2m yang kurang sesuai dengan literatur Davies et. al (2006), sebagai pedoman
tanaman kopi. Misalkan jarak tanam kopi yang digunakan 2,5 m x 2,5 m (populasi
(populasi pohon pelindung 400 batang/ ha). Pada budidaya kopi berkelanjutan
sangat dianjurkan untuk menggunakan tanaman pelindung tidak hanya dari satu
yang lain, seperti Jeruk, Alpukat, Sengon, Kasma, Nangka, dan lain sebagainya.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa:
1. Terdapat 2 hama utama pada tanaman kopi yang telah diamati yaitu hama ulat
api (Setora nitens) dan hama busuk buah (Hyphotenemus hampei F.)
2. Gejala serangan hama ulat api menyebabkan tanaman rusak hingga menjadi
yang lebih teratur dan berkontinue. Hal ini berguna untuk mengurangi jumlah
populasi gulma yang ada agar tidak menimbulkan persaingan nutrisi yang
tinggi bagi tanaman tomat. selain itu dapat juga dilakukan pengendalian dengan
B. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dan cermat dalam mengamati
jenis hama dan mengamati gejala serangan yang ditimbulkan pada perkebunan
albasia.
DAFTAR PUSTAKA
Camargo, M.B.P. 2010. The impact of climatic variability and climate charge on
arabic coffee crop in Brazil. Bragantia, Campinas 69 (1): 239-247.
Najiyati, S dan Danarti. 2012. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Penebar Swadaya. Depok.
Robertson, G.P., E.A Paul and R.R. Harwood. 2002. Greenhouse gases in intensive
agriculture: contributions of individual gases to the radiative forcing of the
atmosphere science 289:1922-1925.