Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 9 / IIB
Pada suatu di siang hari ada perawat sedang berjalan – jalan di taman , saat itu juga
perawat mendengar dan melihat ada seorang anak dan ibu sedang berbicara. Mendengar si
anak itu berbicaranya gagap, perawat pun menghampiri anak dan ibu tersebut.
Perawat 1 : “Hallo selamat siang ibu dan adek” (menyapa sambil tersenyum)
Perawat 1 : “Perkenalkan buk nama saya perawat velin, kalau boleh tau nama ibu siapa?”
Perawat 1 : “Iya bu saya perawat di rumah sakit Sehat Sejahtera Senang bertemu anda ,
oh iya buk, kalau boleh tahu anak ibu kenapa ya ? kok saya dengar tadi anak
ibuk sulit bicaranya?”
Ibu : “Iya mbak ini anak saya mulai dari mampu mengucapkan kata hingga
sekarang bicaranya gagap .”
Perawat 1 : “Oh adek Zenith, namanya adek kok bagus banget sih, kaya nama artis
terkenal.”
Perawat 1 : “Nama saya kakak velin dek, siapa dek nama saya?”
Perawat 1 : “Wah Adek nya Pinter ingat namaku ya, padahal namaku sulit lho di
sebutkan” (sambal tersenyum)
Perawa t 1 : “oh mawar, emang mawar itu warnya apa sih dek?”
Perawat 1 : “adek Zenith pinter banget bisa hafal semua warna bunga mawar” ( sambil
tepuk tangan)
Zenith : “hehehe”
Perawat 1 : “ini dek kakak punya permen buat adik enak lho ini heheh”
Perawat 1 : “iya adek sama sama, ini namanya permen apa dek?”
Perawat 1 : “Wah zenith kok pinter banget bisa tau rasa stroberi, emang stoberi itu
warnanya apa sih dek?”
Perawat 1 : “Bagus dek, kamu harus selalu sayang sama ibu ya?”
Perawat 1 : “kakak bicara sama ibu dulu ya dek” ( sambal melihat jam, 2 menit dia
ngobrol dengan zenith)
Ibu : “kelihatanya anak saya senang ngobrol dengan mbak, saya juga senang
melihat anak saya senang begitu, anak saya tidak ada teman, apakah boleh mbak besok
datang kerumah saya dan mengajak main anak saya?”
Perawat 1 : “saya juga berterimakasih karena saya telah diperbolekan mengobrol dengan
anak ibu. Boleh bu dengan senang hati. Mungkin saya juga akan mengajak teman saya,
apakah boleh bu?
Ibu : “tentu boleh mbak. Semakin banyak temannya mungkin akan semakin baik.
Terima kasih banyak mbak, semoga anak saya senang dan bisa belacar berbicara agar
lancar.”
Perawat 1 : “nama saya velin mbak, dek, oh mbaknya adek zenith ya?trus ini adeknya
zenith?”
Perawat 2 :”perkenalkan bu, mbak, dek nama saya ayu. Saya temannya velin”
Ibu : “oh iya mbak silahkan, saya mau bersih bersih rumah dulu”
Zenith : “Se se lamat pa pagi Ka kak, loh ka kak ve ve lin kok kok ke ke sini? I i ini
si si apa kak?
Perawat 2 :”halo adek zenith, kakak temannya kak velin. Nama kakak ayu”
Perawat 2 : “Taraaaaa….”
Zenith : “Hehehe.”
Perawat 2 : “oh iya dek itu tadi mbak mbak di rumah adek siapa sih?”
Zenith : “kakak a aku me mamang baik kak. Kalau ma malam a aku selalu di di
temani di dia kak”
Perawat 2 : “ya sudah , kita mulai ya, ini gambar apa?” (sambil menunjuk gambar sapi di
buku)
Perawat 1 : “Pinter banget dek zenith, kalau yang ini gambar apa?”
Perawat 1 : “Mantappppp sekali, selain kakinya empat, kucing punya apa lagi?”
Zenith : “pu punya e ekor, bub ulu, ku kuping dua, dan kumis”
Perawat 2 : “wah pinter banget ya adek zenith ini, ini aku kasih cokelat”
Zenith : “Terima ka kasih kak” (menerima coklat dan ekspresinya sangat gembira)
Dalam hati perawat sangat senang karena Zenith sudah mau bercerita dan bermain
dengannya serta bicaranya sudah mulai sedikit lancar. Hari demi hari perawat pun setiap hari
datang kerumah Zenith untuk mengajak ngobrol dan bermain. 3 bulan kemudian perawat itu
seperti biasa datang kerumah zenith.
Mereka pun bermain seperti biasanya, setelah selesai ibu memanggil perawat velin
dan perawat ayu untuk menemuinya di dapur.
Ibu : “mbak velin dan mbak ayu, sebelumnya saya minta maaf karena merepotkan
mbak untuk setiap hari datang kesini, saya sangat berterimakasih kepada mbak velin dan
mbak ayu karena setiap hari mbak velin dan mbak ayu melatih kemampuan berkomunikasi
anak saya, jadi sekarang anak saya sudah lancer berbicaranya.”
Perawat 1 : “Iya ibu wiwin saya juga terimakasih kepada ibu karena saya lebih banyak
pengalaman untuk merawat anak anak yang kesulitan dalam hal komunikasi. Saya sarankan
pada ibu untuk mengajak anak ibu berkomunikasi lebih sering, untuk membantu
meningkatkan kelancaran komunikasi anak ibu.”
Ibu : “iya mbak saya akan lakukan, oh iya ini ada sedikit uang untuk mbak velin,
mungkin tidak seberapa tapi semoga berguna untuk mbak velin.”
Perawat 2 : “oh terimakasih bu, tapi saya mohon maaf ,saya tidak bisa menerima imbalan
dari ibu, karena ibu sudah saya anggap seprti keluarga sendiri serta saya tulus dan ikhlas
membantu ibu dan anak ibu. Tolong uangnya buat ibu saja untuk keperluan ibu.”
Setelah sekian lama zenith akhirnya bisa bicara dengan lancar, dan mempunyai banyak
teman.