Professional Documents
Culture Documents
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Alhamdulillah, bulan Dzulhijah telah menghampiri kita. Bulan mulia dengan
berbagai amalan mulia terdapat di dalamnya. Lantas apa saja amalan utama yang
bisa kita amalkan di awal-awal Dzulhijah? Moga tulisan sederhana berikut bisa
memotivasi saudara untuk banyak beramal di awal Dzulhijah.
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh
yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para
sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat
jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“[1]
Dalil lain yang menunjukkan keutamaan 10 hari pertama Dzulhijah adalah firman
Allah Ta’ala,
“Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr: 2). Di sini Allah menggunakan
kalimat sumpah. Ini menunjukkan keutamaan sesuatu yang disebutkan dalam
sumpah.[2] Makna ayat ini, ada empat tafsiran dari para ulama yaitu: sepuluh
hari pertama bulan Dzulhijah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari
pertama bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.[3] Malam
(lail) kadang juga digunakan untuk menyebut hari (yaum), sehingga ayat tersebut
bisa dimaknakan sepuluh hari Dzulhijah.[4] Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan
bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dzulhijah, itulah yang lebih tepat.
Pendapat ini dipilih oleh mayoritas pakar tafsir dari para salaf dan selain mereka,
juga menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas.[5]
Lantas manakah yang lebih utama, apakah 10 hari pertama Dzulhijah ataukah 10
malam terakhir bulan Ramadhan?
Sebagian ulama mengatakan bahwa amalan pada setiap hari di awal Dzulhijah
sama dengan amalan satu tahun. Bahkan ada yang mengatakan sama dengan
1000 hari, sedangkan hari Arofah sama dengan 10.000 hari. Keutamaan ini semua
berlandaskan pada riwayat fadho’il yang lemah (dho’if). Namun hal ini tetap
menunjukkan keutamaan beramal pada awal Dzulhijah berdasarkan hadits shohih
seperti hadits Ibnu ‘Abbas yang disebutkan di atas.[7] Mujahid mengatakan,
“Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan.”[8]
Ada 6 amalan yang kami akan jelaskan dengan singkat berikut ini.
`1 Pertama: Puasa
إال باعد هللا بذلك، ما من عبد يصوم يوما ً في سبيل هللا
اليوم وجهه عن النار سبعين خريف
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah
pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama
tujuh puluh tahun”. [Hadits Muttafaqun ‘Alaih].
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
صيام يوم عرفة أحتسب على هللا أن يكفر السنة التي قبله
والتي بعده.
“Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur
dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”.
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan,
َّ سو ُل
- َّللا ُ ت َكانَ َرْ َ قَال-صلى هللا عليه وسلم- ع ْن بَ ْعض أ َ ْز َواج النَّبى َ
َورا َء َوثَالَثَة
َ شُ عاَ صو ُم ت ْس َع ذى ْالح َّجة َويَ ْو َم ُ َ ي-صلى هللا عليه وسلم
َ ش ْهر َو ْالخَم
.يس َّ ش ْه ٍر أ َ َّو َل اثْنَيْن منَ ال
َ أَي ٍَّام م ْن ُكل
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal
Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap
bulannya[9], …”[10]
Catatan:
Sedangkan ada juga takbir yang sifatnya muqoyyad, artinya dikaitkan dengan
waktu tertentu yaitu dilakukan setelah shalat wajib berjama’ah[13].
Takbir muqoyyad bagi orang yang tidak berhaji dilakukan mulai dari shalat
Shubuh pada hari ‘Arofah (9 Dzulhijah) hingga waktu ‘Ashar pada hari tasyriq
yang terakhir. Adapun bagi orang yang berhaji dimulai dari shalat Zhuhur hari
Nahr (10 Dzulhijah) hingga hari tasyriq yang terakhir.
Cara bertakbir adalah dengan ucapan: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaha
illallah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits
shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له
جزاء إال الجنة
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di
antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah
Surga”.
Keempat: Memperbanyak Amalan Sholeh
Sebagaimana keutamaan hadits Ibnu ‘Abbas yang kami sebutkan di awal tulisan,
dari situ menunjukkan dianjurkannya memperbanyak amalan sunnah seperti
shalat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan beramar ma’ruf nahi mungkar.
Kelima: Berqurban
Di hari Nahr (10 Dzulhijah) dan hari tasyriq disunnahkan untuk berqurban
sebagaimana ini adalah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Silakan baca tentang
keutamaan qurban
Termasuk yang ditekankan pula di awal Dzulhijah adalah bertaubat dari berbagai
dosa dan maksiat serta meninggalkan tindak zholim terhadap sesama.
Intinya, keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijah berlaku untuk amalan apa saja,
tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut bisa shalat,
sedekah, membaca Al Qur’an, dan amalan sholih lainnya.[14]
Sudah seharusnya setiap muslim menyibukkan diri di hari tersebut (sepuluh hari
pertama Dzulhijah) dengan melakukan ketaatan pada Allah, dengan melakukan
amalan wajib, dan menjauhi larangan Allah.[15]