You are on page 1of 3

AVICENNA VAN DAGO

Bulan lalu selama sepekan Google menaruh sketsa gambar Ibnu


Sina – yg pernah hidup 1038 tahun silam itu - sebagai icon pencari
data bagi user-nya di Britania Raya. Alasannya, Ibnu Sina ‘‘ is a man
of the world” atau seorang manusia milik dunia.

(pasang gambar Google)

Jelas saja generasi muda Inggris yang saban harinya hidup bersama
Google sontak bingung dan bertanya siapakah sosok gaek
bersorban dan berjenggot itu ? Tak semua intelektual mengenal
siapa Ibnu Sina. Apalagi orang awam. Ayo kita telusiri siapa tokoh
kita ini.

Lahir di Bukharah, sekarang Uzbekhistan, tahun 980 , bernama


lengkap Abu Ali al-Husayn bin Abdullah bin Sina. Ia berkelana di
berbagai negeri sekitar Persia dan wafat pada tahun 1037 di Iran.

Meski sangat mendalami Al Quran dan menguasai ilmu fiqih tetapi


dunia lebih mengenal Ibnu Sina sebagai seorang scientist atau
ilmuwan tulen dengan pemikiran modern. Dia juga seorang filsuf
dan fisikawan murni tapi juga meyakini bahwa jagad raya dan
semua mahluk yang mendiaminya boleh eksis karena berpusat pada
Sang Pencipta.

Di atas semua itu Ibnu Sina lebih tersohor sebagai juru-obat dan
dokter yang luar biasa hebat. Si jenius Persia ini makin terkenal
sebagai dokter ketika di usianya baru 17 tahun berhasil
menyebuhkan penyakit yang diderita Raja Bukhorah Nur ibnu
Mansyur. Imbalannya ia meminta ijin menggunakan perpustakaan
kerajaan, dari situ dia mendalami dan menguasai berbagai cabang
ilmu pengetahuan perihal logika, fisika, matematika dan metafisika.

Sebagai pemikir dan penulis, Ibnu Sina telah menelorkan


sekurangnya 250 tulisan ilmiah dan membuahkan beberapa buku
yang terkenal sampai saat ini. Bukunya mengenai pengobatan yang
paling dicari ialah Al-qanun fil -Tibb diterjemahkan Barat jadi The
Book of Healing atau The Canon of Medicine sekaligus
menerjemahkan nama Ibnu Sina menjadi AVICENNA, nama yang
banyak dipakai dunia medis menjadi brand dalam bisnis pelayanan
kesehatan.

Di dunia medis, Ibnu Sina adalah seorang pemikir penemu dan


praktisi yang maha hebat. Buku-buku pinter tentang pengobatan
yang ditulisnya dijadikan buku pegangan oleh dunia Barat hingga
abad ke-17.

Tak heran kalau tokoh kedokteran modern yang lahir enam abad
sesudah Ibnu Sina, namanya Sir William Osler menilai Avicenna
adalah seorang penulis text-book medis paling brilian yang pernah
dilahirkan dunia.

Nicholas of Poland (1235 – 1316) menyebut hasil karya Ibnu Sina


telah mengalami pembuktian empiris yang terandalkan secara
konsisten. Tak terbilang ilmuwan medis Barat yang muncul jauh
sesudah Ibnu Sina tak kalah mengagumi hasil karya Ibnu Sina.
Begitupun para raja, pangeran, sultan dan ratu mengakui
kepiawaian Ibnu Sina menyembuhkan mereka dari beragam
penyakit. Tak berlebihan bila Ibnu Sina atau Avicenna mendapat
julukan “bapak kedokteran”. Itu sebabnya UCLA dan Yale University
(USA) masih menggunakan buku Ibnu Sina sebagai bahan pelajaran
sejarah medis.
Sejarah mengakui Ibnu Sina-lah orang pertama yang
menggambarkan anatomi tubuh manusia dan mengurai sistem
peredaran darah. Selama penelitiannya dia mengidentifikasi 760
jenis bahan alam yang dapat diolah menjadi obat.

Munculnya masa Renaissance di abad pertengahan di Eropa telah


mengesampingkan karya-karya yang lahir pada zaman keemasan
Timur Tengah. Karya Ibnu Sina yang sudah sempat ramai di Eropa
terimbas.

Apapun sebuah ilmu tidak akan mampu ditutupi oleh debu 1000
gunung sekalipun. Tinggal masalah waktu dan tempat ilmu yang
baik pasti tetap berfaedah bagi umat manusia.

Tidak perlu jauh mencari. Saat inipun di kawasan Dago, Bandung,


seorang anak bangsa yang tekun mempelajari hitung-hitungan rumus
pengobatan ala Ibnu Sina telah mampu meramu jenis-jenis ekstrak
bahan alami menjadi formula pengobatan berkhasiat baik.

“Avicenna van Dago” ini tidak menelan begitu saja dalil-dalil yg


dipelajarinya dari lembaran-lembaran Canon of Medicinae (sebutan
versi Perancis). Sebelum menerapkan sebagai praktisi, dia
melakukan eksperimen pada medium tertentu seperti pada hewan
kodok, tikus dan kelinci percobaan. Melalui fase yang disebutnya
trial and error kini hasil formula yang diberikan pada pasien-
pasiennya menggembirakan dirinya tertutama bagi pasien.

Setelah lebih 10 tahun melayani pasiennya kini dia semakin percaya


diri dengan kemampuan formulanya. Akhirnya dia tambah yakin
penyembuhan dengan basis bahan hayati sesuai ajaran Avicenna
patut menjadi pilihan masyarakat dan tidak akan pernah lekang
oleh zaman.

You might also like