You are on page 1of 2

Pendahuluan

Industri jeans di indonesia telah ada sejak tahun 90-an (pendahuluan 2). Industri pencelupan atau
pencucian jeans menghasilkan limbah cair hasil sisa proses pewarnaan dari jeans tersebut baik industri
skala besar maupun kecil. Penanganan limbah cair oleh industri skala kecil umumnya kurang baik.
potensi pencemaran air oleh industri tersebut bervariasi tergantung pada proses dan kapasitas
produksi serta kondisi lingkungan tempat pembuangan limbah sehingga akibat dari pencemaran
tersebut berbeda beda(pendahuluan). Di Yogyakarta, beberapa industri kecil pewarnaan jeans
(naptol) tidak mengolahnya terlebih dahulu sebelum dilepaskan ke lingkungan (pendahuluan 2).
Keluhan terkait pencemaran yang terjadi akibat industri pewarnaan jeans umumnya adalah bau yang
ditimbulkan serta limbah tersebut mencemari sumur warga sekitar lingkungan pembuangan limbah.
(pengelolaan lingkungan limbah jeans dari PAK GILI).

Beberapa penelitian untuk mengolah limbah pewarnaan jeans telah dilakukan. Radiasi gamma dapat
digunakan untuk mengolah limbah tersebut. Dengan menggunakan radiasi gamma, zat warna dapat
terurai menjadi senyawa organik yang memiliki berat molekul lebih rendah seperti asam asam organik
(Sugita,2000). (jurnal utama). Penelitian terhadap penguraian zat pewarna dengan iradiasi gamma
telah dilakukan oleh beberapa peneliti.

Dasar teori
Zat pewarna jeans

Zat warna untuk tekstil dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sumbernya yaitu zat warna
alami dan zat warna sintesis. Zat warna sintesis dalam tekstil merupakan turunan hidrokarbon
aromatik seperti benzene, toluene, naftalena dan antrasena. Sifat zat warna sintesis lebih stabil
dibandingkan zat warna alam. Zat warna naptol merupakan salah satu yang banyak digunakana dalam
industri tekstil (Laksono, 2012).

Zat warna naptol adalah zat warna tekstil yang dapat dipakai untuk mencelup secara cepat dan
mempunyai warna yang kuat. Zat warna naptol merupakan senyawa yang tidak larut dalam air terdiri
dari dua komponen dasar yaitu golongan naptol AS (Anilid Acid) dan komponen pembangkit warna
yaitu golongan diazonium atau biasa disebut garam. Kedua komponen tersebut bergabung menjadi
senyawa berwarna jika sudah dilarutkan. Zat warna naptol disebut sebagai Ingrain Colours karena
terbentuk di dalam serat dan tidak terlarut di dalam air (Laksono, 2012).

Salah satu pencemar organik yang bersifat non biodegradable adalah zat warna tekstil. Zat warna
tekstil umumnya dibuat dari senyawa azo dan turunannya yang merupakan gugus benzena. Senyawa
azo bila terlalu lama berada di lingkungan, akan menjadi sumber penyakit karena sifatnya karsinogen
dan mutagenik maka perlu dicari alternatif efektif untuk menguraikan limbah tersebut (Christina,
2007). Senyawa azo memiliki struktur umum R─N═N─R’, dengan R dan R’ adalah rantai organik yang
sama atau berbeda. Senyawa ini memiliki gugus ─N═N─ yang dinamakan struktur azo (Widjajanti dkk,
2011).

Radiasi gamma

Laju reaksi

Orde reaksi

Spektrofotometer UV-Vis
Rumus

Metode

dibuat larutan induk zat pewarna jeans dengan konsentrasi 1000 ppm dengan melarutkan 0,3333
gram (putih) dalam air yang telah dididihkan hingga larut kemudian ditambahkan 0,001 gram (ungu)
lalu ditandabataskan dengan menggunakan labu ukur 1000 mL. Dari larutan induk, dibuat larutan
dengan konsentrasi 100, 200, 300,400, dan 500 ppm.

You might also like