You are on page 1of 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialysis atau transplantasi ginjal.
CKD (Chronic Kidney Disease) disebabkan oleh berbagai penyakit penyebabnya
antara lain penyakit infeksi, penyakit peradangan, penyakit vaskular hipertensif,
gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan hederiter, penyakit metabolik,
nefropati toksik, nefropati obstruktif.1

Di Amerika Serikat, the National Institute of Diabetes and Digestive and


Kidney Disease (NIDDK) melaporkan bahwa 1 diantara 10 laki-laki dewasa Amerika
memiliki penyakit ginjal kronik pada beberapa tingkatan. Penyakit ginjal adalah
penyakit nomor sembilan sebagai penyebab kematian di Amerika Serikat. Berdasarkan
data dari NIDDK, insiden penyakit ginjal kronik di Amerika Serikat pada kelompok
usia 20-64 tahun sepanjang tahun 2000 hingga 2008 adalah kurang dari 0,5%. Hal ini
sangat berbeda dengan yang dijumpai pada kelompok usia 65 tahun atau lebih yakni
terjadi peningkatan insiden dari 1,8% menjadi 4,3%.2

Insidensi gagal ginjal kronik di Indonesia diduga sebesar 100-150 tiap 1 juta
penduduk per tahun. Jika dibandingkan dengan penyakit jantung koroner, stroke,
diabetes mellitus dan kanker, angka gagal ginjal kronik di Indonesia ini jauh lebih kecil,
akan tetapi menimbulkan masalah besar karena biaya pengobatannya mahal dan
berjangka lama. Pada tahun 2000 terdapat sebanyak 2.617 pasien dengan hemodialisis
dengan biaya yang ditanggung oleh Askes sebesar 32,4 milyar rupiah dan pada tahun
2004 menjadi 6.314 kasus dengan biaya 67,2 milyar rupiah.3

You might also like