You are on page 1of 7

PETUNJUK TEKNIS/INSTRUKSI KERJA

Komponen dalam petunjuk teknis dapat dibuat sesuai dengan kepentingan asal dapat
dijamin bahwa langkahlangkah dilakukan dengan jelas. Petunjuk teknis bagi pemeriksaan
(tahapan analitik) dapat mengandung komponen sebagai berikut:

1. Nama petunjuk/instruksi
2. Pelaksana : dituliskan jabatan dari pelaksana
3. Prinsip kerja/metode yang digunakan. Cantumkan bilamana ada
4. Bahan yang digunakan: cantumkan dengan spesifik semua bahan ang digunakan (atau
yang dapat digunakan). Termasuk disini adalah reagen dengan nama spesifik (bila
merupakan reagen komersial dalam bentuk kit, sebaiknya dicantumkan pula nomor
katalog).
5. Alat yang dgunakan

Contoh dari petunjuk teknis/instruksi kerja

logo Instruksi kerja No. ik

Judul : Analisis Kadar Air No. Revisi

Tanggal

Halaman

I. PELAKSANA :

PRINSIP : Menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampel berat konstan yang berarti semua air sudah
diuapkan.

II. REAKSI YANG TERJADI:

III. METODE : Metode Oven


IV. Sampel : Garam Meja
(i). Jenis : 3 gram
(ii) jumlah

V. ALAT - Oven
- Botol timbang/cawan porselin
- Penjepit/gegep besi
- Desikator
- Neraca Analitik
- Sendok Tanduk

VI. LANGKAH KERJA 1. Cawan porselin di bersihkan dan di keringkan


pada oven dengan suhu 150°C selama 2 jam
2. Kemudian cawan tersebut ditimbang ( berat
kosong ), pekerjaan ini di lakukan sampai
didapat bobot konstan (a gr )
3. Sampel dimasukkan kedalam cawan yang telah
di timbang tadi ± 3 gram, lalu di timbang (b gr ).
4. Setelah ditimbang, kemudian di keringkan di
dalam oven pada suhu 150°C selama 2 jam.
5. Kemudian di dinginkan di dalam desikator.
6. Ditimbang (c gr ) dan di panaskan selama 30
menit di dalam oven. ( perlakuan ini di lakukan
sampai dicapai berat konstan, selisih
penimbangan berturut-turut ≤ 0,2 ).

VII. DATA DAN (c−a)


PERHITUNGAN Kadar air (%) = x 100 %
( b−a )

Daftar Pustaka Dibuat Oleh


Disetujui :
PETUNJUK TEKNIS/INSTRUKSI KERJA

Komponen dalam petunjuk teknis dapat dibuat sesuai dengan kepentingan asal dapat dijamin
bahwa langkahlangkah dilakukan dengan jelas. Petunjuk teknis bagi pemeriksaan (tahapan
analitik) dapat mengandung komponen sebagai berikut:

1. Nama petunjuk/instruksi
2. Pelaksana : dituliskan jabatan dari pelaksana
3. Prinsip kerja/metode yang digunakan. Cantumkan bilamana ada
4. Bahan yang digunakan: cantumkan dengan spesifik semua bahan ang digunakan
(atau yang dapat digunakan). Termasuk disini adalah reagen dengan nama spesifik
(bila merupakan reagen komersial dalam bentuk kit, sebaiknya dicantumkan pula
nomor katalog).
5. Alat yang dgunakan

Contoh dari petunjuk teknis/instruksi kerja

logo Instruksi kerja No. ik

Judul : Analisis Kadar Abu No. Revisi

Tanggal

Halaman

I. PELAKSANA :

PRINSIP : Untuk menentukan jumlah mineral dalam bentuk aslinya sangat sulit, sehingga
di lakukan dengan menentukan sisa-sisa pembakaran mineral tersebut di kenal
dengan pengabuan.

II. REAKSI YANG TERJADI:

III. METODE : Metode Pengabuan


IV. Sampel : Madu
(i). Jenis : 2 gram
(ii) jumlah

V. ALAT - Cawan porselin


- Pemanasan bunsen
- Oven
- Desikator
- Timbangan analitik
- Penjepit
- Kompor listrik

VI. LANGKAH KERJA 1. Cawan porselin di keringkan di dalam oven


selama 30 menit pada suhu 150°C. Kemudian di
dinginkan di dalam desikator.
2. Kemudian cawan tersebut di timbang ( berat
kosong ), pekerjaan ini dilakukan sampai didapat
bobot konstan ( a gr ).
3. Sebanyak 2 gram sampel ditimbang di
masukankedalam cawan ( b gr ), kemudian
dibakar di atas pembkar sampai tidak berasap
4. Sampel yang berada di dalam cawan porselin
dipanaskan sampai menjadi arang
5. Dipijarkan sampai menjadi abu berwarna putih
6. Kemudian didinginkn ke dalam desikator lalu di
timbang ( c gr ).

VII. DATA DAN (c−a)


PERHITUNGAN Kadar Abu % = x 100 %
( b−a )

Daftar Pustaka Dibuat Oleh


Disetujui :
PETUNJUK TEKNIS/INSTRUKSI KERJA

Komponen dalam petunjuk teknis dapat dibuat sesuai dengan kepentingan asal dapat
dijamin bahwa langkahlangkah dilakukan dengan jelas. Petunjuk teknis bagi pemeriksaan
(tahapan analitik) dapat mengandung komponen sebagai berikut:

1. Nama petunjuk/instruksi
2. Pelaksana : dituliskan jabatan dari pelaksana
3. Prinsip kerja/metode yang digunakan. Cantumkan bilamana ada
4. Bahan yang digunakan: cantumkan dengan spesifik semua bahan ang digunakan (atau
yang dapat digunakan). Termasuk disini adalah reagen dengan nama spesifik (bila
merupakan reagen komersial dalam bentuk kit, sebaiknya dicantumkan pula nomor
katalog).
5. Alat yang dgunakan

Contoh dari petunjuk teknis/instruksi kerja

logo Instruksi kerja No. ik

Judul : Analisis Kadar No. Revisi


Iodium (Kio3)
Tanggal

Halaman

I. PELAKSANA :

1. PRINSIP : Penentuan kadar kalium iodat dilakukan dengan metode titrasi


iodometri. (Titrasi tidak langsung). Pada prinsipnya titrasi iodometri tidak langsung
titrasi iod yang di bebaskan dalam natrium. Tiosulfat dalam bentuk garam
pentahidrat (Na2S2O3.5H2O). Larutan Na Tiosulfat tidak boleh distandarisasi dengan
penimbangan langsung, tetapi harus distandarisasi dengan larutan standar primer.

II. REAKSI YANG TERJADI:

III. METODE : Metode Iodometri


IV. Sampel : Garam Meja
(i). Jenis : 10 gram
(ii) jumlah

V. ALAT
- Timbangan Analitik
- Buret
- Erlemeyer
- Gelas Ukur
- Pipet Gondok
- Pipet Ukur
- Karet Penghisap
- Klem Statif
- Sendok Tanduk
- Batang Pengaduk
-

VI. LANGKAH KERJA 1. Timbang 10 gram sampel garam, masukkan


kedalam Erlemeyer 250 ml
2. Tambahkan75 ml aquadest, kocok sampai
Larut
3. Ditimbang lagi 10 ml KI 10 % dan 10 ml
H2SO42 N
4. Ditambahkan 0,5 ml indikator amilum 1%
5. Dititrasi dengan Na Tiosulfat x.N sampai
warna biru tepat hilang sebagai blangko
timbang 10 gram NaCL pa, dilarutkan dalam
75 ml aquadest
6. Diperlakukan sama seperti pada sampel

VII. DATA DAN 1000


(PPM) Kadar KIO3= x mg KIO3
PERHITUNGAN gr Sampel

Daftar Pustaka Dibuat Oleh


Disetujui :

You might also like