You are on page 1of 37

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu komponen yang dapat mempercepat kinerja sesuatu adalah alat.

Alat-alat yang terdapat di alam semesta ini terdiri dari berbagai macam. Bahn dari

alat-alat tersebut ada yang terbuat dari kaca atau gelas, porselin, tanah liat, logam,

plastik kapas, alumunium, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan pendidikan,

alat-alat yang dapat membantu memperlancar proses pendidikan seperti

pelaksanaan praktikum yaitu alat-alat yang terdapat di laboratorium. Laboratorium

merupaka suatu tempat dimana mahasiswa yang disebut sebagai praktikan, dosen,

maupun peneliti melakukan suatu percobaan. Bekerja di dalam laboratorium

kimia tidak akan lepas dari piranti seperti alat-alat laboratorium dan bahan-bahan

kimia.Perlu diperhatikan bahwa alat-alat laboratorium dan bahan-bahan kimia di

laboratorium beberapa memiliki sifat yang sensitif dan berbahaya bagi tubuh

manusia.

Oleh karena itu, penggunaannya harus memperhatikan petunjuk pemakaian

dan petunjuk dari asisten. Setiap melakukan percobaan, praktikan akan

menggunakan alat-alat yang berbeda atau meskipun sama namun ukurannya

berbeda. Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan

peralatan laboratorium, maka praktikum pengenalan alat dan bahan di

laboratorium sangat dianjurkan. Karena, sebagian besar alat di laboratorium

terbuat dari gelas, maka penggunaannya harus hati-hati dan sesuai dengan

petunjuk pemakaian. Selain itu, di dalam praktikum kimia bahan-bahan kimia

merupakan bahan utama. Oleh karena itu, praktikan perlu mengetahui tentang
bahan-bahan kimia khususnya yang sering digunakan dalam pelaksanaan

praktikum. Pengetahuan mengenai bahan-bahan kimia dimaksudkan agar

praktikan mampu menangani bahan-bahan kimia secara baik. Denga demikian,

pelaksanaan praktikum akan berjalan dengan lancar dan kecelakaan karena

ketidaktahuan mengenai alat-alat laboratorium dan bahan-bahan kimia dapat

dihindari.

B. Tujuan

Mahasiswa dapat mengenal bermacam-macam alat dan bahan kimia yang

sering dipakai dalam analisis atau percobaan serta penggunaannya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada hakikatnya, pembelajaran teori dan praktikum di laboratorium

merupakan kegiatan-kegiatan yang tidak terpisahkan dalam proses belajar

mengajar (PBM). Ilmu kimia sebagai bagian dari sains memiliki karakteristik

yang dibangun dengan mengedepankan eksperimen sebagai media/cara untuk

memperoleh pengetahuan, kemudian dikembangkan atas dasar pengamatan,

pencarian, dan pembuktian (Pusat Kurikulum, 2003:7).

Pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas dengan

memperhatikan guru memberikan penjelasan di depan kelas. Dalam

pelajaran kimia terdapat pembelajaran praktikum di laboratorium untuk

meningkatkan keterampilan atau aspek psikomotorik peserta didik, di mana

banyak digunakan peralatan untuk menunjang berjalannya praktikum, sehingga

perlu keterampilan khusus dalam menggunakan peralatan laboratorium kimia.

Selama proses pembelajaran ada berbagai faktor yang mempengaruhi

tercapainaya tujuan pembelajaran diantaranya guru, peserta didik,

lingkungan, metode/teknik serta media pembelajaran (Gunawan, 2012).

Kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium merupakan metode

yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar kimia,

siswa dapat mempelajari kimia dengan mengamati secara langsung gejala-gejala

ataupun proses–proses kimia, dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat

menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan

memecahkan berbagai masalah yang ada melalui metode ilmiah dan sebagainya

(Rahmiyati, 2008).
Tingkat keefektifan dalam pemanfaatan laboratorium kimia sangat

berdampak terhadap keberhasilan pembelajaran kimia dan keefektifan

penggunaan laboratorium kimia ini ditentukan oleh sejauh mana intensitas

penggunaan, pengorganisasian baik struktur organisasi personil penyelenggara

laboratorium maupun pengorganisasian siswa peserta praktikum (Dirjen

Kelembagaan Agama Islam, 2002: 2)

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau

mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum

tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan

percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi.

Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium.

Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada

pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas

piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik.

Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas

untuk bisa bersih benar (Day dan Underwood, 1998).

Di dalam laboratorium kimia akan didapatkan berbagai macam alat mulai

yang sederhana, misalnya alat-alat gelas sampai pada alat yang cukup rumit,

misalnya spektrofotometer, inkubator, neraca analitik, dan sebagainya. Selain itu,

terdapat alat-alat canggih yang digunakan serta memerlukan keahlian tersendiri,

misalnya kromotograf gas dan spektrofotometer NRM (Marham, 2012).


Mengenal alat dan bahan kimia serta cara pemakaiannya hal yang sangat

penting dalam praktikum. Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-

hati karena sifatnya berbahaya dan beracun (Padjaatmaka, 1990).

Secara umum, fungsi setiap alat telah diberikan karena tidak mungkin

semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk

memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium yang dapat digunakan

dalam waktu relative lama dan dalam keadaan baik, maka diperlukan

pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai (Wirjosoemarto, 2004).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat dan bahan kimia

meliputi alat yang terbuat dari gelas seperti buret, pipet seukuran, pipet tetes, labu

ukur (volumetric flask), gelas ukur, labu erlenmeyer, labu didih (labu Kjeldahl),

labu destilasi, kuvet (cuvet), eksikator atau desikator, tabung reaksi, dan gelas

arloji. Alat-alat yang terbuat dari porselin diantaranya cawan porselin, mortir, dan

sendok porselin. Alat-alat yang terbuat dari karet yaitu filler dan prop (tutup

karet). Alat-alat yang terbuat dari logam meliputi statif, oven listrik, waterbath

(penangas air), pH-meter, timbangan analitik, DHL-meter, muffle furnace,

spektrofotometer, flamefotometer, shaker, dan centrifuge. Bahan kimia dalam

praktikum pengenalan alat dan bahan kimia meliputi ammonium nitrat (NH 4NO3),

magnesium oksida (MgO), sukrosa (C12H22O11), kalium klorida (KCl), natrium

karbonat (Na2CO3), ammonium florida (NH4F), asam oksalat (C2H2O4.2H2O),

natrium hidroksida (NaOH), ammonia (NH3), asam asetat (CH3COOH), asam

klorida (HCl), dan asam sulfat (H2SO4). Beberapa derajat kemurnian kemikalia

yang terkenal antara lain kemikalia teknik (commercial grade), USP grade

(United State Pharmacope), CP grade (Chemical pare grade), reagent grade atau

analyzed grade, Primary Standard Grade (Pro Analisis). Derajat kemurnian

bahan-bahan kimia tersebut hampir seluruhnya merupakan Pro Analisis kecuali

pada magnesium oksida (MgO), sukrosa (C 12H22O11), asam klorida (HCl), dan

asam sulfat (H2SO4) tidak diketahui derajat kemurniannya.

B. Prosedur Kerja
1. Tabel digambar di kertas polio dengan masing-masing nama kolom terdiri

dari nama alat, merek, kegunaan, dan gambar.

2. Alat-alat yang ada di laboratorium diamati.

3. Nama alat, merek, dan kegunaan ditulis di tabel sesuai dengan nomor yang

tertera pada alat-alat laboratorium.

4. Alat-alat laboratorium yang telah diamati, kemudian digambar pada tabel.

5. Setelah alat-alat laboratorium selesai diamati dan ditulis, tabel kedua

digambar yang terdiri dari kolom nama bahan kimia, rumus kimia, bobot

molekul, derajat kemurnian, dan keterangan lain.

6. Nama bahan kimia, rumus kimia, bobot molekul, derajat kemurnian, dan

keterangan lain ditulis di dalam tabel kedua.

7. Hasil pengamatan alat-alat laboratorium dan bahan-bahan kimia ditulis dalam

bentuk tabel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Alat-Alat Laboratorium

No. Nama Alat Merek Kegunaan Gambar


Untuk mengukur

volume cairan yang

akan dikeluarkan atau


1. Buret Assisten
dipindahkan secara

akurat sesuai dengan

titik ekuivalen.
Untuk memindahkan

larutan atau zat cair


Pipet
dalam satu ukuran
2. e-mil
Seukuran
volume tertentu.

Untuk memindahkan

larutan dengan cara

meneteskan larutan
3. Pipet Tetes -
atau zat cair tanpa

memperhatikan

volumenya.
4. Labu Ukur PYREX a. Mengencerkan

(Volumetric larutan.

Flask) b. Menampung
larutan atau zat

cair dengan

volume yang tepat.

c. Membuat larutan

standar dengan

tepat dan teliti.


Untuk mengukur

volume larutan atau


5. Gelas Ukur Herma
zat cair dengan tepat.

Labu gelas untuk

mengukur volume
Labu
6. PYREX larutan.
Erlenmeyer

Labu gelas untuk


Labu Didih
mendidihkan larutan.
7. (Labu PYREX

Kjeldahl)

8. Labu Kimax Labu gelas untuk

Destilasi penyulingan

(destilasi).
Untuk menampung

larutan yang akan


Kuvet
diukur dengan
9. -
(cuvet)
spektrofotometer.

Untuk menyimpan

Eksikator bahan atau benda

10. atau - supaya tetap kering,

Desikator terutama untuk bahan

yang higroskopis.
Tabung gelas untuk

mereaksikan zat.
Tabung
11. PYREX
Reaksi

Alat untuk penguapan

atau pengeringan zat


12. Gelas Arloji PYREX
yang terlarut.

13. Cawan - Untuk penguapan atau

Porselin pengeringan dalam

bentuk tepung.
Untuk menghancurkan

zat dalam bentuk

14. Mortir - padatan.

Untuk mengaduk dan


Sendok
mengambil bahan
15. Porselin -
kimia berbentuk
atau Spatula
tepung dan padatan.
Untuk menyedot dan

mengeluarkan larutan

yang berbahaya.
16. Filler Assisten

Untuk pipa destilasi.


Prop atau
17. -
Tutup Karet

Untuk memanaskan
Waterbath
larutan tanpa kontak
18. (Penangas Nuohai
langsung dengan
Air)
sumber panas.
19. Statif - Untuk memegang

buret atau gelas

lainnya.
Mengukur tingkat

Russel keasaman atau

(R1060p) kebasaan larutan.


20. pH-meter

(Thermo)

Mengocok (3 – 10)

minggu tergantung

21. Shaker - larutan.

Daya pertikel kuat

akan semakin lama.


Fungsinya hampir

Kompor sama seperti kompor


22. -
Listrik pada umumnya.

Untuk menimbang

Timbangan bahan yang akan


23. -
Analitik diteliti.

24. Deep - Fungsinya sama

Freezer dengan kulkas, hanya

saja deep freezer dapat

mencapai suhu
terendah -86°C

(menjaga agar bahan

yang akan dianalisis

tetap pada keadaan

yang diinginkan).
Mensterilisasi alat

atau bahan kimia yang

25. Auto Clafe - akan digunakan.

Suhu = 120°C

Tekanan = ±17 atm


Tabel 2. Hasil Pengamatan Bahan-Bahan Kimia

Nama Bahan Bobot Derajat Keterangan


No. Rumus Kimia
Kimia Molekul Kemurnian Lain
Bentuk serbuk,

warna putih,
Ammonium 80,04 Pro
1. NH4NO3 higroskopis,
Nitrat gr/mol Analisis
dan mudah

terbakar.
Bentuk serbuk,

Magnesium 40,30 warna putih,


2. MgO -
Oksida gr/mol dan

higroskopis.
3. Sukrosa C12H22O11 342,30 - Dibentuk oleh

gr/mol tumbuhan,

struktur
mengandung

cincin glukosa

dan 5 cincin

fruktosa, bentuk

padat dan putih.


Tidak berbau,
Kalium 14,55 Pro
4. KCl kristal
Klorida gr/mol Analisis
putih/berwarna.
Natrium 105,99 Pro Bubuk dan
5. Na2CO3
Karbonat gr/mol Analisis warna putih.
Ammonium 37,04 Pro
6. NH4F Bentuk kristal.
Forida gr/mol Analisis
Ditemukan

126,07 Pro dalam bentuk


7. Asam Oksalat C2H2O4.2H2O
gr/mol Analisis bebas dan

garam.
Bentuk putih,

padat.

Natrium 40,00 Pro Bentuk bulir,


8. NaOH
Hidroksida gr/mol Analisis sisik, dan

batang yang

berwarna putih.
17,03 Pro Cairan tidak
9. Ammonia NH3
gr/mol Analisis berwarna.
10. Asam Asetat CH3COOH 60,05 Pro Cairan bening,

gr/mol Analisis tidak berwarna,


mudah terbakar,

96% bahaya untuk

lingkungan.
36,46 Cair dan
11. Asam Klorida HCl -
gr/mol bersifat korosif.
Cairan seperti

98,08 minyak, tidak


12. Asam Sulfat H2SO4 -
gr/mol berwarna, dan

asam kuat.

B. Pembahasan

Peralatan yang digunakan di laboratorium terbuat dari berbagai macam

bahan seperti dari gelas, porselin, karet, dan logam. Akan tetapi, sebagian besar

alat yang digunakan dalam analisis kimia terbuat dari gelas. Beberapa alat yang

terbuat dari logam, memiliki fungsi dan prinsip kerja yang cukup rumit. Day dan

Underwood (1998) menyebutkan bahwa alat-alat di laboratorium beserta

fungsinya meliputi:

1. Botol Cuci

Botol cuci memiliki fungsi mengalirkan air suling yang kecil dan terarah

dari dalam ujung paruh yang disambung ke bagian utama botol itu, seperti

bila membilas dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya

tetesan larutan sampel yang hilang.

2. Batang Pengaduk
Sesuai namanya, batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau

suspensi, biasanya dalam beker. Disamping itu, batang pengaduk digunakan

dalam memindahkan larutan dari bejana yang satu ke bejana yang lain.

Batang pengaduk juga berperan sebagai pengangan untuk “rubber

policemen” sepotong slang karet yang satu ujungnya dilelehkan sehingga

merekat menjadi satu, dan lewat ujung lain batang pengaduk dimasukkan ke

dalam selang ini; benda ini digunakan untuk menyelamatkan sejumlah kecil

endapan yang menempel pada dinding dalam beker).

3. Desikator

Desikator adalah sebuah bejana, biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-

kadang dari logam, yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan

atmosfer terkontrol.

4. Pipet

Beberapa jenis pipet yang biasa digunakan antara lain pipet transfer, pipet

ukur, pipet lambda, dan spuit mikroliter.

Pipet transfer berfungsi untuk memindahkan larutan yang volumenya sudah

pasti, dari satu wadah ke wadah lain. Pipet itu harus dibersihkan bila air

suling tidak menetes keluar dengan seragam, tetapi menyisakan tetesan kecil

yang menemoel pada dinding dalam. Pipet ukur sangat mirip dengan buret

dan digunakan untuk mengukur volume larutan dengan ketepatan di atas

gelas ukur. Tetapi biasanya pipet ukur tidakdigunakan biladituntut ketepatan

yang tinggi. Pipet yang biasa disebut lambda digunakan untuk menampung

sejumlah volume dibilas dengan pelarut yang sesuai. Spuit mikroliter


umumnya digunakan untuk menghantarkan volume kecil dalam suatu

kromatografi gas.

5. Buret

Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang sudah pasti namun

dapat diubah-ubah, kebanyakan dalam titrasi.

6. Labu Volumetri

Labu volumetri tidak pernah digunakan untuk mengukur volume larutan

yang akan dipindahkan ke wadah-wadah lain. Labu itu digunakan bilamana

ingin membuat larutan dengan volume yang eksak.

7. Gelas ukur

Untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair dan tidak memerlukan

tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.

8. Pembakar Bunsen

Pembakar Bunsen digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dengan

dipanaskan.

9. Gelas arloji

Untuk penguapan, tempat saat menimbang bahan kimia, sebagai penutup

gelas kimia saat memanaskan sampel.

10. Cawan porselen

Sebagai wadah sampel dalam proses pengabunan.

11. Batang Pengaduk


Batang yang digunakan untuk mengaduk larutan kimia didalam alat gelas

hingga homogen.

Bahan-bahan kimia di laboratorium berbahaya bagi manusia. Bahan-bahan

kimia yang berbahaya itu antara lain:

1. Aluminium Sulfat (AlSO4)

Berbentuk kristal berwarna putih, larut dalam air. Aluminium sulfat

digunakan sebagai pengganti tawas.

2. Amoniak Pekat (NH4OH)

Larutan pekat gas amoniak dalam air, jika terkena kulit dan mata dapat

menyebabkan iritasi. Dalam wujud uap dapat mengganggu alat pernafasan.

Amoniak pekat jika tertelan sangat berbahya.

3. Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat merupakan zat cair tak berwarna, beracun dan sangat korosif.

Asam sulfat dapat menimbulkan luka bakar pada kulit, mata, dan dapat

merusak pakaian.

4. Asam Klorida (HCl)

Asam klorida merupakan zat cair, bersifat racun, korosif, dan dalam wujud

uap dapat merusak kulit, mata, dan alat pernafasan.

5. Etanol (C2H3OH)

Etanol sering disebut alkohol. Etanol mempunyai sifat mudah terbakar dan

digunakan sebagai pelarut.

6. Formalin 40% (HCHO)


Formalin bersifat racun, baik berwujud cair maupun gas. Formalin

digunakan untuk membunuh hama.

7. Klorofrom (CHCl3)

Kloroform merupakan zat cair tak berwarna dan bersifat beracun. Kloroform

digunakan sebagai obat bius dalam laboratorium.

8. Metilin Biru

Metilin berwujud zat padat berwarna biru tua. Bahan kimia ini digunakan

sebagai pewarnaan inti sel.

9. Natrium Hidroksida (NaOH)

Natrium hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap

uap air, udara, bersifat racun dan korosif. Natrium hidroksida termasuk

bahan berbahaya yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.

10. Kobalt Klorida (CoCl6H2O)

Kobalt klorida merupakan zat padat, kristal berwarna merah, sangat mudah

menyerap air, dan dapat mengikat uap air. Kobalt klorida digunakan untuk

menguji kelembaban udara.

11. Natrium Klorida (NaCl)

Natrium klorida merupakan zat padat berwarna putih, berbentuk kristal.

Natrium klorida disebut juga garam dapur.

Secara garis besar komponen spektrofotometer, baik spektrofotometer

berkas-tunggal maupun berkas-rangkap, dan instrumen yang beroperasi dalam

berbagai daerah spektrum, semua memiliki komponen penting, meskipun


rinciannya sangat berlainan dalam beberapa hal. Komponen-komponen

spektrofotometer menurut Day dan Underwood (1998) meliputi:

1. Sumber Cahaya

Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran

radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang

biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah

sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram. Pada kondisi

operasi biasa, keluaran lampu wolfram ini memadai dari sekitar 325 atau

350 nm hingga sekitar 3µm.

2. Monokromator

Monokromator adalah piranti optis untuk mengisolasi suatu berkas radiasi

dari suatu sumber berkesinambungan, berkas mana yang mempunyai

kemurnian spektral yang tinggi dengan panjang gelombang apa saja yang

diinginkan. Komponen yang hakiki dari sebuah monokromator adalah suatu

sistem celah dan suatu unsur dispersif.

3. Sel Absorpsi

Sebagian besar spektrofotometri melibatkan larutan, dan karenanya

kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas

cahaya spetrofotometer. Sel harus meneruskan energi radiasi dalam daerah

spektral yang diminati; jadi sel kaca melayani daerah tampak. Sel tampak

dan ultraviolet yang khas mempunyai panjang lintasan 1 cm, namun tersedia

sel dengan ketebalan yang beraneka ragam.

4. Detektor
Detektor dalam spektrofotometer diharapkan memiliki kepekaan tinggi

terhadap daerah spektral, respons linier terhadap daya radiasi, waktu respons

yang cepat, dapat digandakan, dan kestabilan yang tinggi. Detektor

fotolistrik digunakan dalam daerah tampak dan ultraviolet, dan detektor

yang didasarkan pada efek termal digunakan dalam inframerah.

5. Penguatan dan Pembacaan (Rekorder)

Penguatan dan pembacaan merupakan suatu sistem baca yang menangkap

besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor dan dinyatakan dengan

angka.

Gambar 26. Bagan susunan alat Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak.
Prinsip kerja Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak menurut Triyati

(1985), seperti pada bagan alat susunan Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar

Tampak, suatu sumber cahaya; dipancarkan melalui monokromator (B). Monokromator

menguraikan sinar yang masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang

gelombang yang diinginkan untuk pengukuran suatu zat tertentu seperti yang tertera pada

Tabel 3, yang menunjukkan bahwa setiap gugus kromofor mempunyai panjang

gelombang maksimum yang berbeda. Dari monokromator tadi cahaya/energi radiasi

diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan diperiksa di dalam kuvet. Kemudian

jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan menghasilkan signal elektrik pada detektor,

yang mana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan

tersebut. Besarnya signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka.

Komponen-komponen dari sebuah Spektrofotometer Absorpsi Atom dasar tampak

adanya unsur-unsur yang sama seperti pada Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar

Tampak meliputi sumber cahaya, daerah sampel, detektor, dan sebagainya, namun

terdapat perbedaan dalam sifat dasar beberapa unsur tersebut, komponen tersebut

menurut Day dan Underwood (1998) antara lain:

1. Sumber

Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda

memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda

pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan
diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran

unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :

Lampu Katoda Monologam: Digunakan untuk mengukur 1 unsur

Lampu Katoda Multilogam: Digunakan untuk pengukuran beberapa logam

sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.

Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi

sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi.

2. Tabung Gas

Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi

gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan

ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen,

dengan kisaran suhu ± 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi

untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang

berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator

merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Gas ini

merupakan bahan bakar dalam Spektrofotometri Serapan Atom.

3. Pembakar dan Tanur

Terdapat dua macam pembakar yang digunakan. Sistem pengabut-pembakar

pracampur (premix nebulizer-burner), aliran oksidan melewati ujung atas suatu


tabung kapiler menarik sampel dari dalam wadah dan memecahkannya menjadi

tetes-tetes halus yang mirip dengan kerja penyemprot parfum. Jenis pembakar lain

yang kadang-kadang digunakan dalam absorpsi atom adalah konsumsi-total

pembakar-penghembus integral, yang awalnya dikembangkan untuk kerja pancaran

nyala. Dengan tanur, denyut sampel sangat singkat dan lebih baik merekam

keluaran rangkaian detektornya sebagai fungsi waktu.

4. Monokromator

Monokromator dalam Spektrofotometer Absorpsi Atom dapat melewatkan garis

resonansi yang dipilih, tanpa dibarengi garis-garis lain dalam spektrum sumber

cahaya yang timbul dari katoda logam atau gas inertnya.

5. Detektor

Detektor adalah tabung pengganda-foton daerah UV-tampak dari spektrum itu.

Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi

listrik, yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya

radiasi yang diserap oleh permukaan yang peka. Fungsi detektor adalah

mengubah energi sinar menjadi energi listrik, dimana energi listrik yang

dihasilkan digunakan untuk mendapatkan data. Detektor SSA tergantung

pada jenis monokromatornya, jika monokromatornya sederhana yang biasa

dipakai untuk analisa alkali, detektor yang digunakan adalah barier layer

cell. Tetapi pada umumnya yang digunakan adalah detektor photomultiplier

tube. Photomultiplier tube terdiri dari katoda yang dilapisi senyawa yang

bersifat peka cahaya dan suatu anoda yang mampu mengumpulkan elektron.

Ketika foton menumbuk katoda maka elektron akan dipancarkan, dan

bergerak menuju anoda. Antara katoda dan anoda terdapat dinoda-dinoda


yang mampu menggandakan elektron. Sehingga intensitas elektron yang

sampai menuju anoda besar dan akhirnya dapat dibaca sebagai sinyal listrik.

Untuk menambah kinerja alat maka digunakan suatu mikroprosesor, baik

pada instrumen utama maupun pada alat bantu lain seperti autosampler.

6. Galvanometer Sederhana

Galvanometer sederhana merupakan salah satu piranti baca dalam

Spektrofotometer Absorpsi Atom.

7. Voltmeter Digital

Voltmeter digital merupakan salah satu piranti baca dalam Spektrofotometer

Absorpsi Atom.

8. Potensiometer Perekam Pena Tinta

Potensiometer perekam pena tinta merupakan salah satu piranti baca dalam

Spektrofotometer Absorpsi Atom.

9. Sistem Pembacaan

Untuk laboratorium dengan beban yang berat, keluaran penguat dapat digitalkan

dan diproses dengan komputer

10. Ducting

Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa

pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap


bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak

berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran

pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar polusi yang

dihasilkan tidak berbahaya.

Gambar Bagan Alat SSA (Spektrofotometri Serapan Atom)

Prinsip kerja spektrofotometri serapan atom terdiri atas 2 langkah yaitu

atomisasi sampel dan absorpsi radiasi dari sumber sinar oleh atom bebas. Proses

atomisasi terjadi dalam komponen alat yang dinamakan atomizer. Atomizer terdiri

dari nebulizer dan burner. Sampel yang berupa cairan diambil dengan

menggunakan selang kecil (disedot) kemudian menuju nebulizer untuk dirubah

dalam bentuk kabut. Setelah itu sampel dipanaskan menggunakan burner dengan

suhu tertentu sampai sampel berubah menjadi atom-atom bebas pada keadaan

ground state. Setelah itu, atom-atom bebas tersebut akan mengabsorpsi radiasi

dari sumber sinar yang berasal dari hollow cathode lamp (untuk mngukur unsur

yang berbeda maka digunakan lampu katode yang berbeda juga), sehingga atom-
atom bebas itu akan mengalami eksitasi. Jadi, energi radiasi yang bersal dari

Hollow Cathode Lamp (HCL) ada yang diserap oleh atom-atom bebas, dan ada

juga yang diteruskan. Benergi radiasi yang diteruskan inilah yang akan memasuki

monochromator untuk diubah menjadi cahaya monokromatis kemudian

dilewatkan melalui sebuah celah dan dikur dengan detektor. Besarnya intensitas

cahaya yang diukur setelah melalui monokromator ini sebanding dengan besarnya

konsentrasi unsur dalam sampel.

Lahan pertanian yang ditanami terus-menerus, semakin lama akan berkurang

kesuburannya. Oleh karena itu, lahan tersebut perlu dipupuk secara berkala untuk

menjaga kesuburannya. Selain tanah yang subur, tanaman juga memerlukan perlindungan

dari serangan hama. Untuk mencegah hama perusak tanaman, petani membutuhkan bahan

kimia pembasmi hama seperti pupuk dan pestisida. Tumbuhan memiliki jenis makanan

yang berbeda dengan manusia dan hewan. Jenis makanan yang dibutuhkan tumbuhan

dalam kelangsungan hidupnya berupa unsur hara. Terdapat 16 unsur hara yang diperlukan

oleh tumbuhan, yang dikelompokkan ke dalam unsur mikro dan makro. Unsur makro

adalah unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar yang semuanya merupakan

unsur-unsur kimia meliputi C, H, O, N, P, K, S, Mg, dan Ca. Adapun unsur mikro adalah

unusr dalam bentuk kimia yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah yang sedikit meliputi

Cl, Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Mo. Bahan kimia selanjutnya yang bermanfaat bagi dunia

pertanian adalah pestisida. Tanaman tidak lepas dari serangan hama, untuk mencegah dan

membasmi hama tananman dibutuhkan bahan kimia yaitu pestisida. Terdapat beberapa

jenis pestisida yang disesuaikan dengan hama penyerang tanaman pertanian seperti

insektisida untuk mencegah dan membasmi serangan hama berupa wereng, ulat, dan

belalang. Rodentisida untuk mencegah dan membasmi serangan binatang pengerat

(tikus). Herbisisda untuk mencegah dan membasmi serangan tanaman pengganggu


(gulma) seperti alang-alang dan rerumputan. Fungisisda untuk mencegah dan membasmi

serangan jamur.

Alat-alat laboratorium yang sering dipakai dalam analisis kimia baik yang

bentuknya sederhana sampai yang kompleks dari tahap persiapan hingga

pengukuran sebagian besar terbuat dari gelas. Selain alat-alat yang terbuat dari

gelas, di laboratorium juga terdapat alat-alat yang terbuat dari porselin, karet,

maupun logam. Berikut ini alat-alat yang ada di laboratorium hasil praktikum

antara lain:

1. Alat-alat yang terbuat dari gelas:


a. Buret

Buret adalah pipet ukur panjang yang dilengkapi dengan kran yang

memiliki kegunaan untuk mengukur volume cairan yang akan

dikeluarkan atau dipindahkan secara akurat sesuai dengan titik

ekuivalen.. Ukuran buret bervariasi dari 10 sampai 50 mL terbagi ke

dalam skala 1/10 mL.

b. Pipet Seukuran

Pipet seukuran adalah pipet yang memiliki kegunaan untuk

memindahkan larutan atau zat cair dalam satu ukuran volume tertentu.

Besarnya volume pipet bervariasi dari 1 mL sampai 100 mL. Tingkat

kesalahannya kurang dari 0,01 mL.

c. Pipet Tetes

Pipet tetes memiliki kegunaan untuk memindahkan larutan dengan

cara meneteskan larutan atau zat cair tanpa memperhatikan volumenya.

d. Gelas Ukur
Gelas ukur adalah tabung gelas berskala yang terdapat di laboratorium

dengan merek HERMA memiliki kegunaan untuk mengukur volume

larutan atau zat cair dengan tepat. Gelas ukur bermulut lebar dan

bercucuk, lebar mulut sama dengan lebar alasnya. Standar deviasin/ya

kira-kira 1 persen dari volume yang sebenarnya.

e. Labu Erlenmeyer

Labu Erlenmeyer adalah labu gelas yang terdapat di laboratorium

dengan merek PYREX memiliki kegunaan untuk menampung larutan.

Labu erlenmeyer ada yang berskala dan ada yang tidak berskala, ada

yang tertutup dan ada yang tidak tertutup. Digunakan untuk

menampung larutan pada saat titrasi atau menampung larutan hasil

destilasi.

f. Labu Didih (Labu Kjeldahl)

Labu didih adalah labu gelas terdapat di laboratorium dengan merek

PYREX memiliki kegunaan untuk mendidihkan larutan. Biasanya

digunakan untuk destriksi jaringan.

g. Labu Destilasi

Labu destilasi yang terdapat di laboratorium dengan merek Kimax

memiliki kegunaan untuk penyulingan (destilasi), misalnya

penyulingan amoniak (NH3) pada analisis Nitrogen.

h. Kuvet (cuvet)
Kuvet adalah tabung gelas yang digunakan untuk menampung larutan

yang akan diukur dengan spektrofotometer. Kuvet mirip dengan

tabung reaksi, namun ukurannya lebih kecil.

i. Eksikator atau Desikator

Eksikator atau desikator berfungsi sebagai penyimpan bahan atau

benda supaya tetap kering, terutama untuk bahan yang higroskopis.

j. Tabung Reaksi

Tabung reaksi yang terdapat di laboratorium dengan merek PYREX

memiliki kegunaan untuk mereaksikan zat.

k. Gelas Arloji
Gelas arloji berbentuk irisan bola yang memiliki kegunaan untuk

penguapan atau pengeringan zat yang terlarut.


2. Alat-alat yang terbuat dari porselin:
a. Cawan Porselin
Cawan ini adalah cawan bercucuk yang dipakai untuk penguapan atau

pengeringan dalam bentuk tepung.


b. Mortir
Mortir adalah alat tumbuk dari porselin tebal untuk menghancurkan zat

dalam bentuk padatan.


c. Sendok Porselin atau Spatula
Sendok porselin digunakan untuk mengaduk dan mengambil bahan

kimia berbentuk tepung dan padatan.


3. Alat-alat yang terbuat dari karet:
a. Filler
Filler adalah penyedot pipet yang terdiri dari bola karet yang

dilengkapi dengan tiga cabang leher. Filler digunakan untuk menyedot

dan mengeluarkan larutan yang berbahaya.


b. Prop atau Tutup Karet
Prop adalah tutup botol yang terbuat dari karet, kadang-kadang

dilubangi untuk pipa destilasi.

4. Alat-alat yang terbuat dari logam:

a. Statif

Statif adalah tiang besi yang digunakan untuk memegang buret atau

gelas lainnya.

b. pH-meter

pH-meter digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan

larutan.

c. Kompor Listrik

Kompor listrik, fungsinya hampir sama seperti kompor pada

umumnya.

d. Deep-freezer

Deep-freezer, fungsinya sama dengan kulkas, hanya saja deep freezer

dapat mencapai suhu terendah -86°C (menjaga agar bahan yang akan

dianalisis tetap pada keadaan yang diinginkan).

e. Auto Clafe

Auto clafe Mensterilisasi alat atau bahan kimia yang akan digunakan.

Suhu = 120°C. Tekanan = ±17 atm

f. Shaker

Shaker Mengocok (3 – 10) minggu tergantung larutan. Daya pertikel

kuat akan semakin lama.

g. Timbangan Analitik
Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan yang akan

diteliti.

Bukan hanya alat-alat saja yang terdapat di laboratorium. Terdapat salah satu

komponen penting dalam laboratorium yaitu bahan-bahan kimia. Di laboratorium,

bahab-bahan kimia sebagian besar berupa zat cair, tetapi juga ada yang berupa

padatan maupun gas. Bahan-bahan kimia atau sering disebut dengan kemikalia

yang sering digunakan dalam analisis kimia tersedia dalam bentuk padat atau cair

dan dikemas dalam botol gelas atau botol plastik berwarna gelap. Bahan kimia

yang dibuat oleh pabrik umumnya mempunyai kemurnian yang berbeda-beda.

Derajat kemurnian, biasanya telah tercantum dalam label botol kemas bahan kimia

tersebut. Beberapa derajat kemurnian kemikalia yang terkenal antara lain

comercial grade atau kemikalia teknik, USP grade (United State Pharmacope),

CP grade (Chemical Pare grade), reagent grade atau analyzed grade, serta

primary standard grade atau pro analisis. Dari semua derajat kemurnian tersebut,

yang paling sering terdapat di laboratorium adalah jenis reagent grade atau

analyzed grade dan primary standard grade atau pro analisis.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Alat-alat yang terdapat di laboratorium terbuat dari bermacam-macam bahan

seperti dari gelas, porselin, karet, hingga logam.

2. Alat-alat di laboratorium yang sering dipakai dalam analisis kimia sebagian

besar terbuat dari bahan gelas diantaranya buret, pipet seukuran, pipet tetes,

labu Erlenmeyer, labu didih, labu destilasi, dan sebagainya.

3. Masing-masing alat-alat laboratorium memiliki nama, bentuk, cara kerja,

dan kegunaan yang berbeda-beda dari dari tahap persiapan hingga

pengukuran.

4. Salah satu komponen penting lain dalam laboratorium adalah bahan kimia.

Di dalam laboratorium, bahan-bahan kimia tersebut terdapat pada level

bahaya masing-masing, ada yang bersifat korosif, eksplosif, beracun, dan

lain-lain.

B. Saran

1. Sebaiknya alat dan bahan di laboratorium jumlahnya ditambah, mengingat

jumlah praktikan yang akan menggunakan alat dan bahan kimia di

laboratorium cukup banyak.

2. Praktikan hendaknya mengikuti setiap acara dalam praktikum dengan tertib,

agar ilmu yang didapatkan seutuhnya, sebab ilmu itu sesuatu yang tidak sia-

sia dan kelak bermanfaat bagi masa depan.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 1993. Penentuan Dasar Praktikum Kimia. Depdikbud ITB. Bandung.

Arisworo, D., Yusa, dan N. Sutresna. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP

Kelas VIII. Jakarta. Grafindo Media Pratama. (Bahan kimia di bid pertanian)

Christina, Maria dkk. 2006. Petunjuk praktikum Instrumentasi Kimia. Yogyakarta


STTN-BATAN.

Day, R.A. JR. dan A.L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.

Jakarta.

Departemen Agama. 2002. Panduan Teknis Pengelolaan Laboratorium

Kimia. Jakarta. Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Gunawan, B. 2012. Uji Coba Ensiklopedia Peralatan Laboratorium Kimia

SMA/MA sebagai Sumber Belajar Mandiri yang Dikembangkan oleh Sri

Nugraha SaptariawatiI S. Pd. Si. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Hardjadi, W. 2004. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia. Jakarta.

Lestari, F. 2007. Bahaya Kimia Sampling dan Pengukuran Kontaminan Kimia di

Udara. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. (prinsip kerja spektrofotometri)

Padjaatmaka A.H. 1990. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta. Erlangga.

Pusat Kurikulum. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Balitbang Depdiknas.

Jakarta.

Rahmiyati, S. 2008. The Effectiveness of Laboratory Use in Madrasah Aliyah in

Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Nomor 1, Tahun XI.


Triyati, E. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak serta

Aplikasinya dalam Oseanologi. Oseana, X (1): 39-47.

htttp://www.oseanografi.lipi.go.id diakses pada 18.57 tanggal 28 November 2015.

http://www.pintarbiologi.com diakses pada 18.30 tanggal 28 November 2015.

.
LAMPIRAN

A. Alat-Alat Laboratorium

Gambar Flame fotometer.


Gambar Sentrifuge. Gambar Biological
SafetyCabinet.

Gambar muffle furnace. Gambar Spektrofotometer


digital.

B. Bahan-Bahan Kimia
Gambar Waterbath.

Gambar Spektrofotometer
manual.

Gambar Ammoniumnitrat. Gambar Sukrosa.

Gambar Ammoniumflorida. Gambar Asam Nitrat.

You might also like