Professional Documents
Culture Documents
Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan kesehatan, yaitu keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik individu maupun
keluarga itu sendiri.
Metodologi proses asuhan keperawatan keluarga merupakan metodologi penyelesaian masalah kesehatan klien
secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah serta menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan, meliputi
tahap :
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan
bahasa yang lazim digunakan, lugas dan sederhana.
Pada kegiatan pengkajian ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain :
1. Membina hubungan yang baik
Hubungan yang baik antara perawat dan keluarga merupakan modal utama pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga. Hubungan yang baik dapat terbentuk dengan menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi
perawat untuk memberikan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Untuk membina
hubungan yang baik tersebut, maka beberapa hal perlu diperhatikan perawat saat melaksanakan pengkajian seperti
berikut ini :
a. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
b. Menjelaskan tujuan kunjungan
c. Menyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada di keluarga
d. Menjelaskan secara rinci kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan
e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat
2. Pengkajian awal terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan (puskemas)
Pengumpulan data/informasi dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara, observasi fasilitas dalam rumah,
pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga yang merupakan data primer. Sedangkan data sekunder dapat berupa
hasil pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, rekam medik, dll.
Berikut ini, data-data yang perlu didapatkan perawat dalam tahap pengkajian antara lain :
1. Data umum
a. Mencakup kepala keluarga (KK), alamat lengkap, pekerjaan, pendidikan dan komposisi keluarga dan selanjutnya
komposisi keluarga dibuat genogramnya.
Hub. Status immunisasi
Jenis
No Nama Dgn Umur Pendidikan Polio DPT Hep Ket
kelamin BCG Campak
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
35
35
Pisah
Anak kandung Anak kembar Anak angkat
DM 1980
b. Tipe keluarga
c. Suku bangsa
d. Agama
e. Status sosial ekonomi keluarga penghasilan seluruh anggota keluarga
f. Aktifitas rekreasi keluarga
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, peletakan
perabot rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan mck (mandi, cuci dan kakus), sarana air bersih
dan minum yang digunakan disertai dengan denah rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya meliputi kebiasaan, nilai atau norma serta aturan/kesepakatan
penduduk setempat dan budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang menunjang
kesehatan, fasilitas fisik dan fasilitas sosial yang ada disekitar keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan upaya kesehatan
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran
b. Nilai dan norma keluarga
c. Pola komunikasi keluarga meliputi siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga
dalam menciptakan komunikasi
d. Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota
keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan serta
pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga
b. Fungsi mendapatkan status sosial
c. Fungsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan, meliputi :
1) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan, yang terdiri dari sejauhmana keluarga
mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan faktor yang
mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami keluarga
2) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, yang
terdiri dari : sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan oleh keluarga, dampak psikologis terhadap
masalah dalam keluarga, sikap negatif terhadap upaya kesehatan, kemampuan menjangkau fasilitas pelayanan
kesehatan, kepercayaan terhadap tenaga kesehatan dan informasi yang diperoleh tentang masalah kesehatan yang
dialami
3) Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji pengetahuan
keluarga tentang penyakit, perawatannya, pemanfaatan sumber pelayanan kesehatan dan sikap keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan bantuan kesehatan
4) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat, perlu dikaji
pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar rumah, keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan, sikap terhadap sanitasi lingkungan yang hygienis, pengetahuan tentang pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemeliharaan lingkungan rumah yang menunjang kesehatan keluarga
5) Mengetahui kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu dikaji :
pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau, keuntungan yang
diperoleh, tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas kesehatan, pengalaman yang kurang
menyenangkan dengan fasilitas pelayanan kesehatan
f. Fungsi religius
g. Fungsi rekreasi
h. Fungsi reproduksi
i. Fungsi afektif meliputi gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan anggota keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai
7. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga dilaksanakan tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan pada
klien di klinik (rumah sakit) yang meliputi pengkajian kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan. Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan pada setiap individu yang tinggal dalam
satu rumah keluarga.
8. Harapan keluarga
Perlu dikaji sejauhmana harapan keluarga terhadap perawat/petugas kesehatan dalam membantu keluarga
menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
Pengkajian Fokus
Setelah dilaksanakan pengkajian data dasar keluarga dengan menggunakan format pengkajian keperawatan keluarga
yang dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga (terlampir), pengkajian selanjutnya diarahkan pada
data fokus pada tiap tahap perkembangannya yang didasari bahwa dalam tiap tahap perkembangan keluarga :
1. Karakteristik keluarga akan berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang)
2. Keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus dilaksanakan
3. Kewajiban keluarga berbeda
Berikut ini akan diuraikan pengkajian data fokus keluarga pada tiap-tiap tahap perkembangannya, meliputi :
1. Keluarga yang baru menikah
Kapan pertemuan pertama pasangan?
Bagaimana hubungan sebelum menikah?
Bagaimana pasangan memutuskan untuk menikah?
Adakah halangan terhadap pernikahan mereka (sebutkan)?
Bagaimana respon anggota keluarga terhadap pernikahan?
Bagaimana kehidupan dilingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari kedua orangtua?
Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah pernikahan?
Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan hubungannya dengan orangtua setelah pernikahan?
Bagaimana rencana mempunyai anak?
Berapa lama waktu kumpul setiap hari?
Bagaimana rutinitas (secara individu) setelah pernikahan?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
8. Keluarga lansia
Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja atau ditinggal pasangan?
Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
Bagaimana kunjungan anak ke orangtua dan berapa frekwensi kunjungan anak?
Adakah orang yang menemaninya setiap hari?
Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Pengelompokan data
Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat mengelompokkan data hasil
pengkajian dalam data subjektif dan objektif, kemudian menganalisa masalah (problem) dan penyebab (etiologi)
timbulnya masalah.
Tipologi masalah
Tipologi diagnosa keperawtan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Diagnosa aktual masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat
dengan cepat.
2. Diagnosa resiko tinggi masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3. Diagnosa potensial suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
3. Potensial
Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu Ju yang sedang hamil di keluarga Bapak Man.
Potensial peningkatan status kesehatan balita di keluarga Bapak Xi.
Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak An di keluarga Bapak Im.
Berikut ini, daftar masalah keperawatan untuk keadaan wellness/sejahtera menurut Asosiasi Perawat Amerika
(NANDA) yang dapat digunakan, antara lain :
1. Gangguan proses keluarga
2. Gangguan pemeliharaan kesehatan
3. Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
4. Gangguan peran menjadi orangtua
5. Gangguan pola eliminasi
6. Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
7. Gangguan penampilan peran
8. Gangguan pola seksual
9. Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan
10. Konflik pengambilan keputusan
11. Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
12. Potensial berkembangnya koping keluarga
13. Koping keluarga tidak efektif
14. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
15. Hambatan interaksi sosial
16. Defisit pengetahuan tentang ………………….
17. Tidak diizinkannya ……………….. (contoh : anak remaja keluar rumah)
18. Konflik peran keluarga
19. Resiko perubahan peran orangtua
20. Resiko terjadi trauma
21. Resiko tinggi perilaku kekerasan
22. Ketidakberdayaan ……..
23. Terjadinya isolasi sosial, etc.
Berikut ini, scoring diagnosa keperawatan keluarga menurut Bailon dan Maglaya (1978)
No Kriteria Score Bobot
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Masalah berat harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Prioritas masalah
Penentuan prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran yang beralasan seperti berikut ini :
1. Sifat masalah
Prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari
anggota keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, perlu diperhatikan :
Pengetahuan yang ada sekaran meliputi teknologi dan tindakan untuk mengatasi masalah
Sumber daya keluarga fisik, keuangan, tenaga
Sumber daya perawat pengetahuan, ketrampilan, waktu
Sumber daya lingkungan fasilitas, organisasi dan dukungan
3. Potensial masalah untuk dicegah, perlu diperhatikan :
Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah
Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak menjadi aktual dan menjadi parah
4. Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan
tersebut.
Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skore tertinggi
dan disusun berurutan sampai ke skore terendah. Namun, perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga
terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga (family
nursing care) dalam bentuk perencanaan keperawatan keluarga (family care plan).
Berikut ini, petunjuk sederhana dalam menyusun rencana asuhan keperawatan :
o Masalah/Problem digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau jangka pendek-panjang.
o Penyebab/ Etiologi digunakan untuk merumuskan kriteria/standar yang diharapkan sebagai tolak ukur suatu
keberhasilan
o Tanda-gejala/Sign-symptom digunakan untuk mendukung perumusan rencana tindakan/intervensi keperawatan
keluarga dengan berorientasi pada kriteria dan standar.
4. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga,
dengan cara :
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan cara :
Hal yang penting diperhatikan perawat dalam menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga yaitu :
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi keluarga
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi panca indera perawat dengan objektif
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke
kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi
Berikut ini, contoh rencana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah pada lansia!
Tujuan jangka panjang : Lansia selama tinggal bersama keluarga Bapak An tidak terjatuh
Tujuan jangka pendek : Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang ke-5 melalui kunjungan kerumah,
keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
Kriteria hasil
Pengetahuan :
o Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan yang mungkin terjadi akibat lantai yang licin
o Keluarga dapat menyebutkan akibat yang dapat diderita lansia bila jatuh
o Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia jatuh akibat lantai yang licin
Sikap :
o Keluarga mengkomunikasi lingkungan yang membahayakan lansia dengan anggota keluarga lainnya
o Keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana yang aman bagi lansia
Psikomotor :
o Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
o Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah yang aman bagi lansia
Catatan :
Rencana tindakan sebaiknya diarahkan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap dan tindakan keluarga,
sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarganya dengan bantuan
minimal dari perawat. Saat menyusun rencana tindakan, sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena
keluarga mempunyai tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri dan merupakan cara untuk
menghormati dan menghargai keluarga. Efektifitas dari rencana tindakan yang akan diperoleh perawat, tergantung
kepada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak menentang karena telah dilibatkan
sebelumnya dan keluarga cenderung bertanggung jawab.
Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri,
tetapi perlu melibatkan secara terintegrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah.
Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai koordinator. Namun, bila keluarga
tidak mampu atau tidak memungkinkan, perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana asuhan
keperawatan.
Yang perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu melakukan kontrak sebelumnya (saat
mensosialisasikan diagnosa keperawatan) meliputi kapan dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan,
materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran
langsung implementasi) dan peralatan yang perlu disiapkan keluarga (bila perlu). Kegiatan ini bertujuan agar
keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan keperawatan
dilaksanakan.
Langkah kebih lanjut adalah pelaksanaan implementasi sesuai dengan rencana dengan didahului perawat
mengingatkan keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak sebelumnya. Dan implementasi
keperawatan sebaiknya dapat dilakukan oleh klien atau keluarga dengan bantuan minimal dari perawat atau anggota
tim kesehatan lainnya.
Apabila dalam perencanaan kegiatan (tahap intervensi) direncanakan untuk dilaksanakan pendidikan/penyuluhan
kesehatan, maka perawat sebaiknya sebelum melaksanakannya mempersiapkan dengan seksama sesuai dengan
prinsip belajar mengajar pada tingkat keluarga, meliputi persiapan :
1. Materi hendaknya persiapan materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Media media yang disiapkan sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga agar diperoleh
efektifitas yang maksimal, misalnya dengan menyiapkan brosur/leaflet yang dibuat sendiri oleh perawat, poster,
rekaman AVA, dsb.
Latar belakang :
Lansia yang tinggal di rumah Bapak An adalah ibu dari istrinya yang setiap hari (siang) tinggal sendiri di rumah
tanpa pengawas. Keadaan lingkungan (lantai) rumah terbuat dari keramik yang dapat membahayakan lansia terjatuh
bila lansia melakukan aktifitas (memenuhi kebutuhan personal hygiene) ke/dari kamar mandi. Peningkatan
pengetahuan keluarga merupakan kebutuhan utama sebelum keluarga menyikapi dan menyediakan sarana yang
aman bagi lansia di rumah.
Tujuan :
Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan dalam bentuk pendidikan kesehatan selama 60 menit di keluarga Bapak
An, diharapkan keluarga meningkatkan pengetahuannya dengan tolak ukur/kriteria :
1. Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. bahaya lingkungan (lantai yang licin)
2. Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. akibat yang diderita lansia bila terjatuh
3. Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. cara mencegah lansia terjatuh akibat lantai yang licin
Kegiatan :
Tahap &
Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam kepada keluarga Menjawab salam
(10 menit) Mengingatkan kontrak yang telah disepakati Memberikan respons
Menanyakan kesiapan keluarga untuk kontrak saat Menjawab tentang kesiapan
ini
Menginformasikan tujuan yang hendak dicapai memperhatikan
dalam kunjungan saat ini
Pelaksanaan menjelaskan tentang lingkungan rumah yang sehat Memperhatikan
(40 menit) dan memenuhi syarat kesehatan
menjelaskan lantai yang tidak membahayakan bagi Memperhatikan
lansia
memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap Bertanya
penjelasan yang telah diberikan perawat dan
menjawab pertanyaan
memberikan penguatan terhadap respons yang telah
dilakukan keluarga Memperhatikan
menjelaskan tentang akibat yang terjadi jika lansia
terjatuh Memperhatikan
menjelaskan cara mencegah lansia terjatuh akibat
lantai yang licin Memperhatikan
memberi kesempatan keluarga bertanya terhadap
penjelasan yang telah diberikan perawat dan Bertanya
menjawab pertanyaan
memberikan penguatan terhadap respons yang telah
dilakukan keluarga
Memperhatikan
Mengungkapkan tentang
kontrak yang akan datang dan
menyatakan kesanggupan
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang
telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila evaluasi tidak berhasil atau berhasil sebagian, perlu disusun
rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan
melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya dengan pengertian Subjektif, Objektif, Analisis
dan Planning/perencanaan selanjutnya. Pada tahap ini ada 2 (dua) evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat
meliputi :
1. Evaluasi formatif/respons bertujuan untuk menilai hasil implementasi secadra bertahap sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan berdasarkan kontrak pelaksanaan
2. Evaluasi sumatif/hasil akhir bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan,
apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan
Berikut ini contoh format evaluasi sumatif :
No.
Tanggal &
Diag. Evaluasi sumatif
Waktu
Kep
23 Mar 2005 1S : Keluarga mengatakan bahwa bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak
jam 16.00 dipahami tentang ……………………………
Keluarga mengatakan tidak mampu untuk menyediakan sarana bagi lansia
sesuai dengan saran perawat.
O : Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang ………………………….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang ………………………
Lansia yang berada di keluarga Bapak An belum mengenakan sandal karet
setiap hari selama di rumah.
Alat bantu untuk berjalan yang ditempel di dinding belum disediakan keluarga.
A : Diagnosa keperawatan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
Rujuk ke lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan dana bagi lansia.
Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari ban bekas.