Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui berbagai macam jenis traksi.
2. Untuk mengetahui prinsip dan mekanisme traksi.
3. Untuk mengetahui cara-cara pemasangan GIPS.
4. Untuk mengetahui kelebihan, kekurangan dan perawatan GIPS.
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui berbagai macam jenis traksi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip dan mekanisme traksi.
3. Mahasiswa mampu mengetahui cara-cara pemasangan GIPS.
4. Mahasiswa mampu mengetahui kelebihan, kekurangan dan perawatan GIPS.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.
Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh. Traksi digunakan untuk
meminimalkan spame otot, untuk mereduksi, mensjajarkan, dan mengimubilisasi fraktur;
untuk mengurangi deformitas, dan untuk menambah ruangan di antara kedua permukaan
patahan tulang. Traksi harus diberikan dengan arah dan besaran yang diinginkan untuk
mendapatkan efek terapeutik. Faktor-faktor yang mengganggu keefektifan tarikan traksi harus
dihilangkan.
Kadang, traksi harus dipasang dengan arah yang lebih dari satu untuk mendapatkan
garis tarikan yang diinginkan. Dengan cara ini, bagian garis tarikan yang pertama berkontraksi
terhadap garis tarikan lainnya. Garis-garis tarikan tersebut dikenal sebagai vektor gaya.
Resultanta gaya tarikan yang sebenarnya terletak di tempat di antar kedua garis tarikan tersebut.
Efek traksi yang dipasang harus dievaluasi dengan sinar-X, dan mungkin diperlukan
penyesuaian. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks, berat yang digunakan harus diganti
untuk memperoleh gaya tarikan yang diinginkan.
2.1.1. Jenis-jenis Traksi
Traksi lurus atau langsung memberikan gaya tarikan dalam satu garis luru dengan
bagian tubuh berbaring di tempat tidur. Traksi ekstensi Buck dan traksi pelvis merupakan
contoh traksi lurus.
Traksi suspensi seimbang (gambar 2.1.1) memberi dukungan pada ekstremitas yang sakit
di atas tempat tidur sehingga memungkinkan mobilisasi pasien sampai batas tertentu tanpa
terputusnya garis tarikan.
Traksi dapat dilakukan pada kulit (traksi kulit) atau langsung ke skelet tubuh (traksi
skelet). Cara pemasangan ditentukan oleh tujuan traksi.
Traksi dapat dipasang dengan tangan (traksi manual). Ini merupakan traksi yang sangat
sementara yang bisa digunakan pada saat pemasnagan gips, memberikan perawatan kulit
dibawa boot busa ekstensi Buck, atau saat menyesuaikan dan mengatur alat traksi.
A. Traksi kulit
Traksi kulit menggunakan plaster lebar yang direkatkan pada kulit dan diperkuat dengan
perban elastis. Berat maksimum yang dapat diberikan adalah 5 kg yang merupakan batas
toleransi kulit.
Indikasi :
Indikasi penggunaan traksi kulit adalah :
Traksi kulit merupakan terapi pilihan pada fraktur femur dan beberapa fraktur suprakondiler
humeri anak-anak.
Pada reduksi tertutup dimana manipulasi dan imobilisasi tidak dapat dilakukan.
Merupakan pengobatan sementara pada fraktur sambil menunggu terapi definitif.
Fraktur-fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil misalnya fraktur suprakondiler humeri pada
anak-anak.
Untuktraksi pada spasme otot atau pada kontraktur sendi misalnya sendi lutut dari panggul.
Untuk traksi pada kelainan-kelainan tulang belakang seperti hernia nukleus pulposus (HNP) atau
spasme otot-otot tulang belakang.
Komplikasi :
Komplikasi yang dapat terjadi pada traksi kulit.
Penyakit trombo emboli.
Abersi, infeksi serta alergi pada kulit.
2.2. GIPS
2.2.1. Pemasangan GIPS (plaster of Paris)
Gips merupakan suatu bahan kimia yang pada saat ini tersedia dalam lembaran dengan
komposisi kimia (CaSO4)2 H2O + 3 H2O = 2 (SaSO42H2O) dan bersifat anhidrasi yang dapat
mengikat air sehingga membuat kalsium sulfat hidrat menjadi solid/keras. Pada saat ini sudah
tersedia gips yang sangat ringan.
Pemasangan gips merupakan salah satu pengobatan konservatif pilihan (terutama pada
fraktur) dan dapat dipergunakan di daerah terpencil dengan hasil yang cukup baik bila cara
pemasangan, indikasi, kontraindikasi serta perawatan setelah pemasangan diketahui dengan
baik.
2.2.2. Bentuk-bentuk Pemasangan GIPS
Beberapa bentuk pemasangan gips yang dapat dilakukan adalah :
1. Bentuk lembaran sehingga gips menutup separuh atau dua pertiga lingkaran permukaan
anggota gerak.
2. Gips lembaran yang dipasang pada kedua sisi antero-posterior anggota gerak sehingga
merupakan gips yang hampir melingkar.
3. Gip sirkuler yang dipasang lengkap meliputi seluruh anggota gerak.
4. Gips yang ditopang dengan besi atau karet dan dapat dipakai untuk menumpu atau berjalan
pada patah tulang anggota gerak bawah (gambar 2.1.2).
Gambar 2.1.2. Gambar skematis gips yang dapatdipakai untuk menumpu atau berjalan
2.2.3. Indikasi
Indikasi pemasangan gips adalah :
1. Untuk pertolongan pertama pada faktur (berfungsi sebagai bidal).
2. Imobilisasi sementara untuk mengistirahatkan dan mengurangi nyeri misalnya gips korset pada
tuberkulosis tulang belakang atau pasca operasi seperti operasi pada skoliosis tulang belakang.
3. Sebagai pengobatan definitif untuk imobilisasi fraktur terutama pada anak-anak dan fraktur
tertentu pada orang dewasa.
4. Mengoreksi deformitas pada kelainan bawaan misalnya pada talipes ekuinovarus kongenital
atau pada deformitas sendi lutut oleh karena berbagai sebab.
5. Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis.
6. Imobilisasi untuk memberikan kesempatan bagi tulang untuk menyatu setelah suatu operasi
misalnya pada artrodesis.
7. Imobilisas setelah operasi pada tendo-tendo tertentu misalnya setelah operasi tendo Achilles.
8. Dapat dimanfaatkan sebagai cetakan untuk pembuatan bidai atau protesa.
2.2.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah :
1. Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan.
2. Gips patah tidak bisa digunakan.
3. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien.
4. Jangan merusak atau menekan gips.
5. Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips/ menggaruk.
6. Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama.
2.2.5. Kelebihan
Kelebihan pemakaian gips adalah :
1. Mudah didapatkan.
2. Mura dan mudah dipergunakan oleh setiap dokter.
3. Dapat diganti setiap saat.
4. Dapat dipasang dan dibuat cetakan sesuai bentuk anggota gerak.
5. Dapat dibuat jendela/lubang pada gips untuk membuka jahitan atau perawatan luka selama
imobiliasi.
6. Koreksi secara bertahap jaringan lunak dapat dilakukan membuat sudut tertentu.
7. Gips bersifat rediolusen sehingga pemeriksaan foto rontgen tetap dapat dilakukan walaupun
gips terpasang.
8. Merupakan terapi konservatif pilihan untuk menghindari operasi.
2.2.6. Kekurangan
Di samping kelebihannya, terdapat pula beberapa kekurangan pemakaian gips yang
perlu diperhatikan yaitu :
1. Pemasangan gips yang ketat akan memberikan gangguan atau tekanan pada pembuluh darah,
saraf atau tulang itu sendiri.
2. Pemasangan yang lama dapat menyebabkan kekakuan pada sendi dan mungkin dapat terjadi.
a. Disus osteoporosis dan atrofi.
b. Alergi dan gatal-gatal akibat gips.
c. Berat dan tidak nyaman dipakai oleh penderita.
2.2.7. Perawatan Gips
Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pemasangan gips adalah :
1. Gips tidak boleh basah oleh air atau bahan lain yang mengakibatkan kerusakan gips.
2. Setelah pemasangan gips harus dilakukan follow u yang teratur, tergantung dari lokalisasi
pemasangan.
3. Gips yang mengalami kerusakan atau lembek pada beberapa tempat, harus diperbaiki.
3.1. Kesimpulan
- Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan
atau gangguan pada tulang otot.
- Jenis-jeni traksi :
Traksi lurus atau langsung.
Traksi suspensi seimbang.
Traksi kulit.
Traksi tulang.
- Indikasi penggunaan traksi kulit
Terapi pilihan pada fraktur femur.
Pada reduksi tertutup dan imobilisasi tidak dilakukan.
Faktur-faktur yang sangat bengkak.
Traksi pada spasme otot.
Traksi pada kelainan-kelainan tulang belakang.
- Komplikasi
Penyakit trombo emboli.
Abderasi, infeksi serta alergi pada kulit.
- Prinsip traksi efektif
Kontraksi harus dipertahankan agar treaksi tetap efektif.
Traksi skelet tidak boleh terputus.
Pemberat tidak boleh diambi kecuali bila traksi dimaksudkan intermiten.
Tubuh pasien harus dalam keadaan sejajar.
Tali tidak boleh macet.
Pemberat harus tergantung bebas.
Simpul pada tali tidak boleh menyentuh katrol.
- Mekanisme traksi
Tahanan yang dikenal sebagai kontratraksi.
Dorongan pada arah yang berlawanan.
Diperlukan ke efektifan traksi.
Kontes traksi mencegah pasien dari jatuh.
- Pemasangan GIPS merupakan salah satu pengobatan konservatif pilihan.
3.2. Saran
Dengan adanya penjabaran tentang penggunaan traksi dan GIPS diharapkan agar kita
lebih mengerti, memahami dan mampu menerapkan serta mengaplikasikan dalam dunia
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://askep.askeb.blogspot.com.
Rasjad, Chairuddin, Prof. MD,PhD. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar : Binatang
Lamumpatue.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Jakarta :
EGC.
0
komentar:
Poskan Komentar
Daily Calendar
Amazon Deals
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Mengenai Saya
Amel_Lia
Lihat profil lengkapku
Entri Populer
Traksi dan Gips
ABORTUS INKOMPLIT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi banyak wanita, pada trimester 2
inilah banyak terjadi perubahan dalam dirinya. Mual - muntah di...
sengatan listrik
GANGGUAN KOGNITIF
ambulasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Nyeri adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringa...
askep hidronefrosis
Welcome
Pengikut
Mengenai Saya
Amel_Lia
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
2011 (59)
Entri Populer
Traksi dan Gips
ASKEP KEHAMILAN
ABORTUS INKOMPLIT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi banyak wanita, pada trimester 2
inilah banyak terjadi perubahan dalam dirinya. Mual - muntah di...
sengatan listrik
GANGGUAN KOGNITIF
ambulasi
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Mekanika tubuh merupakan usaha
koordinasi dari muskuloskeletal untuk mempertahankan keseimbangan...
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Nyeri adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringa...
askep hidronefrosis