Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses
berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung
bagaimana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat
indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berpikir
juga dapat dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam ingatan.
Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan.
Semua informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan. Akan tetapi,
tidak semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau hilang karena
ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu memperoleh suatu
informasi, secara tidak langsung otak akan memproses informasi tersebut. Apabila
dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention) pada informasi yang
diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman.
Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya
proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana,
dan suasana pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan
informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175).
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan
dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan model
pembelajara tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak
melalui beberapa indera.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?
2. Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui
dan memahami:
1. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
2. Model pembelajaran pemrosesan informasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
merupakan tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan
kita.
4. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang telah
dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; ( c) sekali informasi
disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh Sensory Memory, sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan
haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam
kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang
tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori
kerja (working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka
pendek adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan
post-it. Selanjutnya dengan rehearsal and encoding informasi yang telah dipelajari
disimpan di memori jangka panjag (Long Term Memory).
4
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal
nomor telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara,
atapun mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap melalui
pancaindra disimpan di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk
sesaat berarti kita menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara
verbal secara terus menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling)
nomor tersebut akan disimpan di memori jangka panjang (long term memory).
5
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Pembelajaran merupakan keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan
manusia.
Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar
bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai
dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang
mengikuti performa pembelajar.
2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama
pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.
6
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung terus-menerus selama
adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi
memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan
dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah.
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory. Sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan
haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke
dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi
yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori
kerja (working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek
adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it.
Selanjutnya dengan rehearsal dan encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di
memori jangka panjag (long term memory).
Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini
lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.