You are on page 1of 6

Hari/ Tanggal : Rabu, 12 Desember 2018

Materi : Uji kadar nitrit dalam air

Tujuan : Untuk menentukan kdar nitrit dalam sampel air.

Sampel : Air sungai

A. Dasar Teori
Dalam PP No. 82 Tahun 2001, yang dimaksud dengan pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Bila air sudah
tercemar, maka akan ada perubahan pada air tersebut dari kondisi alamiahnya ke kondisi
dimana secara fisik air tersebut akan berubah warna, berbau, dan berasa. Salah satu
parameter kimia untuk menentukan air tersebut tercemar adalah parameter nitrogen (nitrat,
nitrit dan amoniak). Baku mutu nitrogen yang dipersyaratakan di dalam PP No. 82 tahun
2001 untuk air Kelas I (kelas air yang dapat langsung dikonsumsi sebagai air minum)
adalah; Nitrit = 0,06 mg/L, Nitrat = 10 mg/L dan Amoniak = 0,5 mg/L. Di dalam Keputusan
Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 tentang persyaratan kualitas air minum, kadar
maksimum Nitrat yang diperbolehkan 50 mg/L, Nitrit 3 mg/L, dan Amoniak 1,5 mg/L.

B. Prosedur Kerja
1. Persiapan Pengujian
1.1 Pembuatan larutan induk nitrit
a. Dilarutkan 1,232 g natrium nitrit dengan aquadest 100 ml
b. Ditambah 1 ml kloroform sebagai pengawet, masukkan ke dalam labu ukur 1 L
dan ditambahkan aquadest ad tanda tera.
c. Lakukan pembakuan sbb :
- Dipipet 50 ml larutan induk nitrit, 10 ml larutan KMnO4 0,05 N, 5 ml H2SO4
pekat dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
- Dikocok, lalu dipanaskan pada suhu 70-80ºC
- Ditambah 10 ml natrium oksalat 0,005 N
- Dititrasi kelebihan natrium oksalat dengan KMnO4 0,05 N sampai terbentuk
warna merah muda pucat yang mantap
- Dilakukan titrasi blanko dengan 50 ml aquadest bebas nitrit
- Bila pembakuan dilakukan dengan ferro ammonium sulfat, maka tidak
dilakukan pemanasan tetapi cukup didiamkan selama 5 menit sebelum
dititrasi dengan KMnO4 0,05 N.
1.2 Pembuatan larutan baku nitrit
a. Dipipet 0,00; 0,02; 0,04; 0,1; dan 0,2 ml larutan induk nitrit dan masukkan
masing-masing ke dalam labu ukur 100 ml.
b. Ditambahkan air suling sampai tanda batas sehingga diperoleh kadar nitrit 0,00;
0,05; 0,1; 0,25; dan 0,50 mg/l.

1.3 Pembuatan kurva baku

a. Dipipet 50 ml larutan baku masukkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml.


b. Ditambahkan 1 ml larutan asam sulfanilat, biarkan bereaksi 2-8 menit.
c. Ditambahkan 1 ml larutan naftil etilendiamin dihidroklorida.
d. Diaduk lalu biarkan paling sedikit 10 menit tetapi tidak lebih dari 2 jam.
e. Diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 543 nm
f. Apabila perbedaan hasil pengukuran secara duplo lebih besar dari 2%, cek alat
dan ulangi pengerjaan, bila perbedaan lebih kecil dari 2%, rata-ratakan hasilnya.
g. Dibuat kurva baku dan tentukan persamaan garis lurusnya.
2. Cara Uji
a. Dipipet 50 ml larutan contoh ke dalam Erlenmeyer 100 ml
b. Ditambahkan 1 ml larutan asam sulfanilat, dibiarkan bereaksi 2-8 menit.
c. Ditambahkan 1 ml larutan naftil etilendiamin dihidroklorida.
d. Diaduk dan biarkan paling sedikit 10 menit tetapi tidak lebih dari dua jam
e. Diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 543 nm atau baca secara
visual dengan membandingkan warna contoh terhadap blanko dan standar.

C. Data
a. Pengenceran larutan standart :
Konsentrasi larutan standart induk = 10 ml
V pemipetan standart 1 = 0,0 ml
V pemipetan standart 2 = 0,25 ml
V pemipetan standart 3 = 0,5 ml
V pemipetan standart 4 = 1,25 ml
V pemipetan standart 5 = 2,5 ml
b. Pembacaan absorbansi standart & sampel :
Abs standart 1 = 0,009
Abs standart 2 = 0,135
Abs standart 3 = 0,147
Abs standart 4 = 0,418
Abs standart 5 = 0,665
Abs sampel = 0,176

D. Perhitungan
a. Kurva baku

y
0.8
y = 1.2953x + 0.0417
0.6 R² = 0.9792

0.4

0.2

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
b. Persamaan garis lurus
y= 1,2953 x + 0,0417

c. Kadar nitrit
y= 1,2953 x + 0,0417
0,176 = 1,2953 x + 0,0417
0,1343 = 1,2953 x
x = 0,104 ppm

E. Hasil
Kadar nitrit adalah 0,104 ppm

F. Nilai Normal
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 tentang persyaratan
kualitas air minum, kadar maksimum Nitrit yang diperbolehkan adalah 3 mg/L.

G. Hasil Pengamatan
( standart ) ( sampel )

H. Pembahasan
Sebelum dilakukan pengukuran transmitan larutan standart dan sampel dilakukan
dahulu pengukuran terhadap larutan blanko. Fungsi dari larutan blanko adalah sebagai
factor koreksi terhadap pelarut dan pereaksi yang digunakan. Sehingga pada pengukuran
blanko ini adalah pengukur serapan untuk pelarut dan pereaksinya.
Dari data yang didapatkan, untuk mendapatkan nilai konsentrasi nitrit dalam sampel
yang diuji, kami melakukan perhitungan berdasarkan persamaan garis linear pada grafik.
Data hasil perhitungan nilai konsentrasi nitrit dalam sampel yang didapat sebesar 0,104
ppm karena persamaan garis lurusnya adalah y= 1,2953x + 0,0417 dengan nilai regresi
sebesar 0,9792. Dari nilai persamaan garis linear diatas terbukti bahwa pada praktikum
yang kami lakukan, kesalahan yang terjadi sangat kecil.

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa
sampel air sungai yang diperiksa masih memenuhi syarat mutu menurut Keputusan Menteri
Kesehatan No. 907 tahun 2002 tentang persyaratan kualitas air minum, kadar maksimum
Nitrit yang diperbolehkan adalah 3 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Aswandi. 2006. Pemodelan Fluktuasi Nitrogen (Nitrit) pada Aliran


Sungai Palu. Palu :Universits Tadulaka

You might also like